Feng Luozhi berdiri memperhatikan sekitarnya yang terlihat ramai. Para murid baru dan murid lama saling berdesakan untuk menyaksikan pertandingan antar murid baru yang ingin menjadi murid inti di perguruan Naga Terbang. Pertandingan ini sudah menjadi tradisi bagi Sekte Naga Terbang saat penerimaan murid baru. Dengan tujuan mencari pendekar berbakat.
"Guru, apa aku harus melakukan ini? menjadi murid inti?" Feng Luozhi bertanya pada Riuzu yang sedang mengambang memperhatikan sekitarnya.
Namun bukan Riuzu yang menjawab. "Apa kau barusan memanggilku guru?" seorang bocah gendut dengan mantau di tanganya menanyakan kepastian kalimat yang di dengar dari Feng Luozhi di sampingnya. Sambil mengunyah mantau, bocah gendut itu tampak keheranan melihat Feng Luozhi yang tiba-tiba bertanya dan menyebutnya sebagai 'guru'.
Sedangkan Riuzu sedang tertawa puas melihat kekonyolan Feng Luozhi.
Feng Luozhi terdiam, kemudian dengan gerakan kaku Feng Luozhi membungkukaan setengah badannya dengan canggung. Bocah gendut itu semakin keheranan mendapati Feng Luozhi yang membungkukkan badannya. Menurutnya Feng Luozhi terkesan sedikit aneh.
Bocah gendut itu menaikan kedua bahunya acuh, kemudian memakan mantaunya kembali dengan lahap. "Apakah kau berniat ikut seleksi murid inti?" Dengan mulut masih penuh makanan, bocah gendut itu menanyakan tentang keikut sertaan Feng Luozhi pada seleksi yang di adakan Sekte Naga terbang.
Feng Luozhi menganggukan kepalanya pelan namun masih bisa di lihat oleh bocah gendut itu. "Oh, kuharap kita tidak jadi lawan nantinya." Bocah gendut itu berseru pelan. "namaku Lin Houfeng." Bocah gendut itu mengulurkan tangannya saat selesai menghabiskan mantaunya.
"Feng-feng terima saja, kalau tidak mau di anggap semakin aneh!" Riuzu berkata dengan kekehanya, seolah mengejek.
Feng Luozhi pun menerima uluran tangan Lin Houfeng. "Feng Luozhi." jawab Feng Luozhi.
Keduanya sedikit berbincang singkat, Lin houfeng berkata bahwa seleksi ini dilakukan dengan tujuan mencari pemuda berbakat dari murid pendatang baru untuk di jadikan murid inti sekte Naga Terbang ini. Tentu saja Feng Luozhi sudah mengetahui kebenaran itu, hanya saja Feng Luozhi membiarkan Lin Houfeng menceritakanya kembali dengan semangatnya.
"Kau tau! sebenarnya aku tidak terlalu peduli dengan menjadi murid inti ini!" Lin Houfeng berkata dengan pasrah. "Hanya saja keadaan keluargaku memaksa ku harus melakukannya." Lin Houfeng berkata sedikit geram, mengingat keluarganya yang selalu meremehkan dirinya.
Setelah mengenal Lin Houfeng, Feng Luozhi bisa menyimpulkan bahwa Lin Houfeng adalah tipe seseorang yang banyak bicara.
"Saudara Feng!! Saudara Feng!!" tiba-tiba dari kejauhan terdengar teriakan seseorang yang terdengar tidak asing di pendengaran Feng Luozhi.
Itu adalah Kang Furu, pria berambut merah yang baru dikenalnya beberapa hari lalu. "Saudara Feng! akhirnya aku bisa menemukanmu!" setelah sampai, Kang Furu menepuk pundak Feng Luozhi pelan.
Feng Luozhi hanya tersenyum tipis menanggapinya. Kang Furu mengalihkan perhatianya pada pria gendut di samping Feng Luozhi yang saat ini sedang memakan mantau. Feng Luozhi dan Kang Furu merasa terheran dengan alasan yang berbeda.
Feng Luozhi berpikir bahwa mantau Lin Houfeng sudah habis tapi ternyata tidak. sedangkan Kang Furu hanya berpikir, siapa dia dan bagaimana bisa mengenal Feng Luozhi? karena setahunya Feng Luozhi memilki sifat dingin dan tidak perduli dengan sekitarnya.
"Siapa bocah gendut ini?" Kang Furu berbisik pada Feng Luozhi sambil melirik Lin Houfeng yang berada tak jauh dari keduanya.
"Hei! jangan panggil aku bocah gendut!" Lin Houfeng yang memiliki pendengaran tajam, merasa tidak terima dengan sebutan nyeleneh tersebut, yah walaupun kenyataan nya memang iya.
Kang Furu memandang takjub Lin Houfeng. "Woah!! kau bisa mendengar bisikanku?" Kang Furu bertanya kagum.
"Apa kau gila?! bagaimana aku tidak bisa mendengar bisikan yang bahkan bisaku dengan radius sepuluh kilo meterpun tetap mendengarnya?!" Lin Houfeng berkata tidak percaya dengan Kang Furu, pria ini sangat aneh menurutnya.
Menurut Feng Luozhi, Lin Houfeng berkata jujur, yang di bisikan Kang Furu padanya tidak bisa dikatakan bisikan biasa melainkan bisikan yang mengandung tenaga falam. Feng Luozhi sendiri bukan merasa di bisiki oleh Kang Furu, tetapi seolah pria itu baru meneriakinya tepat di telinganya.
"Luar biasa! luar biasa! bahkan hanya berbisik saja, bocah ini seperti berteriak!? Feng-Feng dia memiliki tenaga dalam tidak kalah jauh darimu, hanya saja dia belum bisa mengendakikanya! haha" Riuzu berkata sambil terkekeh pelan, membuat Feng Luozhi terheran, jika begitu Kang Furu akan menjadi lawan seimbang bagi Feng Luozhi jika saja keduanya bertarung.
"Tenang saja Feng-feng, dibandingkan dengan kau, kekuatan dan latihanya masih jauh di bawahmu. Namun kau harus hati-hati jika berhadapan denganya, karena bocah ini lebih mengandalkan kekuatan dan pertahanan ketimabang taktik." Riuzu tersenyum tipis yang mengarah pada Kang Furu.
Feng Luozhi tidak berkomentar lebih, sampai suara yang mengandung tenaga dalam dari seorang pengawas pertandingan terdengar di segala penjuru. "Feng-feng, bagaimana pun kau harus mendapat tetua terbaik di sini sebagai gurumu!" Riuzu berpesan, yang dibalas dengan anggukan singkat Feng Luozhi.
"PARA MURID YANG SUDAH MENDAFTAR SEBAGAI MURID INTI PERGURUAN NAGA TERBANG SEGERA BERADA DI TEMPAT SEHARUSNYA, DAN PARA PENONTON HARAP DENGAN RAPI MENGISI TEMPAT DUDUK DENGAN TENANG DAN TIDAK BERISIK! AGAR ACARA SEGERA DIMULAI." Sang penjaga berkata tegas.
Mendengar pengumuman itu, Feng Luozhi, Kang Furu dan Lin Houfeng pun segera beranjak ke barisan murid baru yang mengikuti seleksi murid inti. Sedangkan para murid yang menjadi penonton segera menyusun barisan dengan rapi, walaupun desakan semakin bertambah namun suara mereka tidak keluar. Itu dilakukan agar acara segera dimulai.
Tidak banyak yang mengikuti seleksi murid inti. Mereka hanya berjumlah 26 termasuk mereka bertiga didalamnya.
"Haha!! aku sudah tidak sabar meregangkan ototku!!" Kang Furu tertawa dengan semangat!.
"Hei bocah! apa kau menghayal?" Seorang remaja seusianya, yang memiliki tubuh lumayan gempal berkata dengan nada mengejek.
Kang Furu menggaruk kepala belakangnya. "hahaha... saudara! maaf jika aku menyinggungmu!" Kang Furu menjawab dengan tawanya kembali. Namun karena suaranya yang tidak bisa di kontrol, Kang Furu mendapat peringatan dari sang pengawas karena menganggu suasana.
Feng Luozhi hanya menggelengkan kepalanya pelan. Menurut Feng Luozhi, Kang Furu ini sungguh luar biasa, bisa mengendalikan amarah dan sifatnya namun tidak bisa mengendalikan tenaga dalam yang melimpah dalam tubuhnya. Sedangkan Lin Houfeng, Feng Luozhi tidak yakin, karena melihat Lin Houfeng hanya makan mantaunya yang tidak ada habisnya.
Dia juga heran dimana Lin Houfeng menyimpan mantaunya, bahkan mantau yang tiap kali di makan Lin Houfeng masih terlihat panas. Itu menambah keheranan di mata Feng Luozhi.
Riuzu yang menyadari keheranan muridnya pun terkekeh pelan dengan kipas yang biasa dipakainya. "Feng-Feng tidak perlu heran, karena bocah gendut itu adalah tipe api. tapi kelihatannya peliharaannya masih kecil dan terlihat aneh!" Riuzu menjelaskan menambah kerutan di jidat Feng Luozhi semakin bertambah. tipe api? peliharaan kecil? apa maksudnya?.
Namun Riuzu terkekeh kembali di pikiran Feng Luozhi. "Kau akan segera tahu!" Riuzu berkata singkat, sebelum akhirnya meninggalkan pikiran Feng Luozhi.
Hingga beberapa pertandingan pun berlalu, menyisakan 18 peserta yang tersisa. Namun hingga saat ini Feng Luozhi, Kang Furu dan Lin Houfeng masih belum mendapat giliran. Hingga panggilan nama selanjutnya memecah keheningan ketiganya.
"SELANJUTNYA WEN YONGI MELAWAN LIN HOUFENG!" Pengawas menyebutkan nama peserta yang akan bertanding selanjutnya.
Terlihat remaja dari belakang peserta melompat ke arena dengan percaya dirinya, menimbulkan berbagai argumen dari para murid yang menjadi penonton.
"kau tau? kudengar dia adalah tuan muda dari Keluarga Wen."
"Kurasa dia terlihat kuat!"
"Apa dia tidak terlalu percaya diri?! bagaimana jika lawanya lebih kuat darinya?!"
"Kudengar dia adalah salah satu jenius di keluarganya."
"Ini akan menarik!"
Berbagai argumen penonton mulai terlontar satu sama lain. Lin Houfeng hanya melirik sekitarnya dengan malas. Lin Houfeng masih menghabiskan sisa mantaunya dengan santai, menghiraukan mereka yang mencari lawan dari Wen Yongi.
"Haha... aku tau tidak akan ada yang berani melawanku!" Wen Yongi berseru lantang di atas Arena dengan tawanya.
Lin Houfeng yang menyaksikan itu sekali lagi hanya memandang malas. "Dasar naif!" Lin Houfeng bergumam pelan.
Gumaman pelan itu dapat di dengan Feng Luozhi, Kang Furu, dan Riuzu. Ketiganya saling tersenyum tipis melihat Lin Houfeng yang terlihat tidak peduli.
"Ini akan menarik!" ketiganya memiliki pemikiran yang sama.
"JIKA LAWAN TIDAK SEGERA MEMASUKI ARENA, MAKA DI NYATAKAN GUGUR!" pengawas kembali mengiterupsi, karena Lin Houfeng yang tidak memasuki Arena.
"SENIOR! SAUDARA LIN AKAN SEGERA MEMASUKI ARENA!" Kang Furu berteriak lantang memastikan keadaan Lin Houfeng.
Lin Houfeng melirik Kang Furu. "terima kasih saudara Kang!" Lin Houfeng tersenyum tipis, kemudian mulai melangkah menuju arena.
Lin Houfeng tidak melompat ke Arena seperti yang di lakukan Wen Yongi tadi. Melainkan memanjat Arena dengan sedikit kesusaan bahkan Lin Hofeng hampir tiga kali terpeleset saat mencoba menaiki Arena.
Argumen dari para penonton kembali terdengar riuh, mereka saling melontarkan argumen masing-masing. Bahkan tak banyak dari mereka yang tertawa terang-terangan melihat tingkah konyol Lin Houfeng.
"Dasar gendut!"
"Dari mana bocah gendut itu berasal?"
"Bukankah pemenangnya sudah terlihat jelas?"
"Dasar Naif!"
"Dia kelihatan payah!"
Wen Yongi yang mendengar cemohan penonton pun semakin yakin dengan kekuatanya. "Saudara Lin, apa kau butuh bantuan?!"Wen Yongi bertanya dengan suara sumbang.
"ah dasar perut sialan, knapa kau gendut sekali?! dan tidak pernah kenyang?!" Lin Houfeng berkata dalam hati.
Lin Houfeng melirik uluran tangan Wen Yongi padanya. Dengan sunggingan tipis Lin Houfeng menerima uluran tangan tersebut, "Tentu saudara Wen." Lin Houfeng menjawab.
Wen Yongi tertawa garing, setelah membantu Lin Houfeng menaiki Arena pertandingan. "haha... tidak masalah saudara Lin!" jeda sebentar, "tapi saudara Lin, apa kau tidak sebaiknya menyerah?!" Wen Yongi menyeringai ke arah Lin Houfeng.
Lin Houfeng menaikan alisnya, dengan seringaian kecil. "kenapa? itu bukan karena kau takut kalah bukan?" Lin Houfeng tersenyum kecil.
Tawa Wen Yongi kembali terdengar. "Hahaha... kau sungguh menarik saudara Lin!" Wen Yongi mengibaskan tangannya beberapa kali. "Baiklah, kuharap kau tidak akan mnyesalinya." Wen Yongi tersenyum tipis.
"Kuharap sebaliknya!" Lin Houfeng menyeringai.
Hingga lonceng mulainya pertandingan pun terdengar. Keduanya mengambil jarak, dengan posisi siap bertarung. "Saudara Lin, kau masih ku beri waktu untuk menyerah."
"Terima kasih, tapi maaf." Lin Houfeng terkekeh.
"Baiklah!" Wen Yongi mulai mengeluarkan pedang andalanya dari sarung miliknya. sedangkan Lin Houfeng, tidak mengeluarkan benda apapun untuk di pakai melawan Wen Yongi.
Lin Houfeng memasukan kelingkingnya ke lubang hidungnya, dengan tatapan malas memandang Wen Yongi yang terlihat terlaku percaya diri. Wen Yongi yang melihat Lin Houfeng yang tampak meremehkanya merasa terhina. tanpa berpikir panjang, Wen Yongi melepaskan tebasan pedang pertamanya ke arah Lin Houfeng.
Namun yang terjadi selanjutnya membuat Wen Yongi sulit percaya dan sebagian penonton berdecak kagum. Lin Houfeng menerima tebasan pedang Wen Yongi dengan tangan kosong, dan tanpa luka sedikitpun.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Elmo Damarkaca
lin houpeng pake Ajian Tameng Waja...
2022-06-29
1
Mr. P
kang furu... ada hubungan apa dia sama kang Mus dn kang bahar??
2022-05-25
1
Bunk Frans Toto Trihartoko
Generasi berbakat baik
2022-05-01
0