Serikat Tengkorak Hitam merupakan sebuah organisasi aliran hitam yang sudah cukup terkenal. Serikat ini di kenal dengan keahliannya dalam menyembunyikan identitas mereka saat misi dan juga membunuh lawannya dengan begitu sadis.
Banyak serikat ataupun sekte-sekte besar dari aliran hitam ingin menjalin hubungan dengan Serikat Tengkorak Hitam. Namun karena letak lokasi Tengkorak Hitam yang yang tidak di ketahui dan sulit di jangkau, membuat sebagian dari mereka menyerah dan memilih mundur.
Jin Tian merupakan Patriak dari Serikat tengkorak hitam yang dikenal sebagai seseorang yang keji dan berdarah dingin. Pria ini tidak akan pernah berbelas kasih pada musuhnya dan membunuh mereka dengan sangat keji, layaknya mereka seperti binatang.
Jin Tian menatap ke luar jendela dari ruangannya, seketika Hamparan hutan yang begitu luas mengelilingi serikatnya dari segala sisi dan juga awan hitam yang selalu mendominasi di atas Serikat.
Senyum tipis di bibirnya tercetak dengan tatapan dingin Jin Tian bergumam pelan. "Sekte Naga Terbang!" gumamnya pelan.
Tidak beberapa lama seorang pria memasuki ruangannya sambil memberi hormat tanpa berani melirik Jin Tian. Tidak ada satupun kata yang terlontar dari bibirnya, sampai Jin Tian yang membuka suaranya terlebih dahulu.
"Katakan!" Jin Tian membuka suara yang terkesan mengintimidasi.
"Lapor Ketua, anak yang kita cari mungkin ada di Sekte Naga terbang! setelah pembantaian besar-besaran sebulan yang lalu dan melemahkan sekte Naga terbang." Pria itu jeda sebentar, lalu melanjutkan ucapanya. "Aku berhasil menyelinap masuk karena penjagaan Sekte Naga Terbang yang melemah, Dan menemukan salah seorang bocah yang kita cari selama ini dengan ciri khas yang sama. Dan di balik sosok pahlawan penyelamat Sekte Naga Terbang adalah bocah yang dimaksud Patriak Jin." Pemuda itu menjelaskan semua yang dia ketahui.
Jin Tian menghela nafas pelan, akhirnya setelah beberapa tahun terakhir mencari keberadaan bocah itu, "Pergi!" Jin Tian berucap tanpa menoleh sedikitpun.
"Baik Patriak." Pria itu pun beranjak dari tempatnya dan meninggalkan ruangan Jin Tian.
Sebelum pria itu sepenuhnya keluar dari ruangan, suara tawa yang yang menurutnya mengerikan terdengar dari arah ketua serikat, membuat tubuhnya merinding dan segera pergi dari ruangan tersebut secepat mungkin.
Jin Tian mengelus dagunya, senyum tipis lagi-lagi tercetak di bibirnya, "tunggulah bocah!" ucapnya pelan.
°°
"Feng-Feng ayo kejar pusaka itu!" Riuzu berseru lantang saat melihat sekelabat cahaya melintas dihadapan mereka, membuat Feng Luozhi terheran-heran saat Riuzu menyebutnya Pusaka.
"Dimana Guru?!" Feng Luozhi mengedarkan pandangannya, namun tiba-tiba sekelabat cahaya menuju ke arahnya membuat Feng Luozhi dengan cepat melompat kebelakang.
"Itu!" Riuzu menunjuk ketempat Feng Luozhi sebelumnya.
Ternyata yang menyerang Feng Luozhi adalah sebuah tombak berwarna putih yang terlihat cantik. Hamparan es yang berisi api biru keputihan terlihat di sekitar tombak.
"Guru apa ini yang kau maksud?" Feng luozhi bertanya sambil memandang tombak tidak jauh dari tempatnya dengan tatapan takjub.
"Tentu saja." Riuzu menanggapi muridnya, "Pusaka ini termasuk pusaka tingkat tinggi, dibandingkan benda-benda pusaka yang ada di cincin." tambah Riuzu.
Mendengar ucapan Riuzu membuat Feng Luozhi semakin antusias untuk memiliki benda pusaka tersebut. Feng Luozhi mulai mengeluarkan pedang naga Emas dari ruang hampa.
"Feng-Feng, pedang Naga Emas masih kalah melawan Tombak pusaka itu." Riuzu menguap setelah berkata.
Feng Luozhi mengeryit heran, dia pikir selama ini Pedang Naga Emas adalah yang terbaik, Tapi ternyata tidak. "Tapi tidak ada Senjata yang terbaik selain pedang Naga Emas guru didalam." Sahut Feng Luozhi.
"Bukan, maksudku bukan pedang Naga Emas yang tidak bagus. Tapi kaulah yang belum sepenuhnya menguasai Pedang Naga Emas, membuat pusaka itu terlihat lemah ditanganmu." Jelas Riuzu namun sedikit ada nada menyindir, Membuat Feng Luozhi mendecih.
Feng Luozhi ingin membalas ucapan Riuzu, namun tombak Api Es abadi kembali menyerangnya. Membuat Feng Luozhi mau tidak mau menahanya menggunakan pedang naga Emas, membuat Remaja itu terpental kebelakang karena kurang persiapan.
Riuzu membuat pose tidur menyamping di udara kosong, sambil melihat Feng Luozhi yang terus bertukar jurus dengan Tombak Api Es Abadi menggunakan Pedang Naga Emas.
Riuzu kembali menguap sambil melihat Feng Luozhi yang masih bertukar jurus. "Membosankan!" ucapnya, membuat Feng Luozhi yang mendengar mendesis sinis melihat ke arah Riuzu.
Feng Luozhi sudah banyak bertukar Jurus dengan Tombak Api Es Abadi di depannya. dan menguras banyak tenaga dalam dari dirinya. Nafasnya mulai tidak teratur karena terlalu banyak mengeluarkan Tenaga dalam.
Tapi, Tombak Api Es Abadi terlihat kembali menyerangnya membuat Feng Luozhi segera menghindar sedikit kesusahan. Riuzu benar, saat berkata Feng Luozhi belum terlalu menguasai pedang Naga Emas dan membuat kelemahan tersendiri dalam dirinya.
"Dasar murid bodoh!" gumam Riuzu berkomentar malas.
"Feng-Feng usahakan kau bisa merelakan ujung tombak itu melukaimu." Seru Riuzu dari tempatnya, membuat Feng Luozhi kaget. Membiarkan tomabak itu menyentuhnya sama saja membiarkan dirinya mati, apakah Riuzu ingin Feng Luozhi mati?.
"Hentikan pikiran bodohmu itu wahai muridku." Riuzu terkekeh pelan.
"Guru apa kau tidak begitu senang padaku? hingga menyarankanku bunuh diri menggunakan tombak itu?" Feng Luozhi balik bertanya.
"Yaya, kau benar sekali! sekarang lakukanlah! Huahaha" Riuzu tertawa keras.
Feng Luozhi melirik sinis Riuzu, entah kenapa dipandanganya Riuzu terlihat seperti Roh yang tidak waras. Tapi Feng Luozhi yakin Riuzu tidak mungkin membahayakan nyawanya kalau tidak ada maksud tertentu, hanya saja caranya kali ini sungguh sulit dipercaya.
Dengan berat hati akhirnya Feng Luozhi berdiri tepat di depan tombak pusaka itu sambil menatap nyalang ke arah Riuzu, tapi justrh pria itu malah tersenyum bangga, membuat Feng Luozhi bahwa gurunya benar-benar ingin dia mati.
"Tombak itu baru saja terbentuk dan belum memiliki tuanya!!" Riuzu berseru keras ke arah Feng Luozhi.
Tombak pusaka meleset cepat ke arah Feng Luozhi, dan kali ini Remaja itu tidak melakukan perlawanan sama sekali. seperti yang dilakukan sebelum-sebelumnya, seolah merelakan nyawanya pada pusaka itu dengan suka rela.
Tombak pusaka itu seketika meleset menembus jantung Feng Luozhi, membuatnya mengeluarkan dara segar dari mulutnya. Riuzu hanya memandang biasa saja terhadap Reaksi Feng Luozhi, membuat Feng Luozhi sedikit tidak percaya.
"G-guru, kurasa kau sangat membenciku!?" Feng Luozhi berkata dengan sisa kekuatannya, namun Riuzu hanya terkekeh pelan menanggapi ucapan Feng Luozhi.
Riuzu melayang mendekat ke arah Feng Luozhi, "Feng-Feng ini adalah salah satu syaratnya, untuk kau memiliki Tombak Api Es Abadi!" Ucap Riuzu.
"Dasar gila!" desis Feng Luozhi memandang Riuzu yang ada di depanya.
"Astaga, kau jadi menganggapku guru yang gila dan tidak berbelas kasih." Riuzu membuat wajahnya seolah frustasi dan kecewa.
Feng Luozhi hanya memandang dingin Riuzu, tanpa berniat membalasnya karena nayawanya yang sudah berada di ujung tanduk. Yang benar saja, pikir Feng Luozhi. syarat? bagaimana jika Feng Luozhi benar-benar mati?.
bersambung...
Like! Vote! rate 5 :)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
Foedz Lyant
murid macam apa....koq suka membantah gurunya......spertnya pemeran tokoh utamanya orang yg g' punya akhlak ya Thor......
2022-08-08
1
Dedden Mardjan Jr.
kayak taik komunikasix guru dan murid..guru kok direndahin,payah thorx nih 😋
2022-05-23
0
A.0122
pasti yg di maksud syarat itu kontrak darah
2022-03-02
1