Kehebohan beberapa saat lalu kini sudah berakhir, walaupun menimbulkan ketidaksetujuan dari para tetua lainya, namun tetua Hu Wuo tetap pada pendiriannya dan mengangkat Kang Furu langsung sebagai murid inti di bawah bimbinganya.
Tentu saja Kang Furu menerima keputasan tetua Hu Wuo itu, tanpa pikir panjang Kang Furu langsung menerima penawaran tetua Hu Wuo sebagai muridnya saat itu juga. Dia berpikir ini kesempatan yang jarang sekali datang sewaktu-waktu.
Hu Wuo memanggil salah satu murid Sekte untuk membawa Kim Gu mengobati lukanya, tapi Kang Furu lebih dulu menawarkan diri karena sudah merasa bersalah pada Kim Gu yang hampir kehilangan nyawanya.
Dengan tatapan takut dan tubuh sedikit bergemetar Kim Gu menyeret tubuhnya mundur kebelakang menghindari Kang Furu yang berjalan ke arahnya. Kim Gu menggeleng keras melihat ke arah Kang Furu yang hampir menjadi malaikat mautnya.
"He-hei tenanglah." Kang Furu mencoba berbicara pada Kim Gu yang masih terlihat syok. Kang Furu menggaruk kepala belakangnya lalu melirik Hu Wuo dengan senyuman canggung.
Hu Wuo hanya menggeleng kepalanya pelan, lalu menyuruh kembali salah satu murid sekte Naga Terbang yang mengantar Kim Gu untuk mendapati perawatan lebih lanjut.
Kang Furu kembali ke tempat duduknya dengan wajah serba salah. Di satu sisi dia senang karena langsung diangkat menjadi murid inti oleh salah satu tetua Sekte Naga terbang, tapi di satu sisi lainya Kang Furu merasa bersalah pada Kim Gu karena membuat pemuda itu syok.
"Saudara Feng saudara Lin, apa wajahku terlihat menyeramkan?" Kang Furu bertanya pada Feng Luozhi dan Lin Houfeng setelah duduk di bangkunya kembali.
"Lebih baik kau makan mantau ini!" Lin Houfeng bukanya menjawab dan malah menawarkan mantaunya yang musih panas pada Kang Furu. sedangkan Feng Luozhi hanya menggeleng pelan tanpa melontarkan satu katapun.
Kang Furu menatap Lin Houfeng dengan heran. "Saudara Lin, dimana kau menyimpan mantau yang tidak ada habisnya ini? dan lagi ini masih panas?" Kang Furu bertanya dengan rasa penasaran yang besar, sedangkan Feng Luozhi langsung menatap Lin Houfeng begitu Kang Furu menanyakan keheranan yang sudah menganggu pikiranya sejak tadi.
"Kau tau? aku adalah jenis petarung yang mengandalkan api?!" Lin Houfeng berkata dengan mulutnya yang masih penuh, masih memegang mantau satunya yang di berikan untuk Kang Furu, namun pemuda itu masih belum mengambilnya. "Kau tidak mau?" Lin Houfeng kembali bertanya.
Kang Furu memandang Lin Hofeng dan Mantau secara bergantian, lalu dengan senyum lebar Kang Furu menerima Mantau itu. "tentu saja aku mau!" Kang Furu merebut mantau dari tangan Lin Houfeng.
Feng Luozhi menghembuskan nafas pelan, bahkan rasa penasaranya pada penyimpanan mantau Lin Houfeng masih belum terpecahkan. Riuzu yang menyadari rasa penasaran muridnya itu pun terkekeh di pikiran Feng Luozhi.
"Feng-Feng apa kau begitu penasaran?!" Riuzu bertanya di pikiran Feng Luozhi.
Feng Luozhi tidak menjawabnya karena masih ingin dianggap waras oleh orang sekitarnya. Namun dalam hatinya, Feng Luozhi menjawab keras bahwa dia begitu penasaran pada Lin Houfeng.
Pertandingan kembali di mulai, hanya dua peserta lagi yang tersisa di babak penyisihan, Yaitu Feng Luozhi dan seorang gadis dengan cadar di sebagian wajahnya. Hingga nama Feng Luozhi dan Gadis bercadar itu pun terpanggil.
"SELANJUTNYA FENG LUOZHI MELAWAN LING RUO!" pengawas berseru lantang.
Ling Ruo memasuki Arena pertandingan lebih dulu di bandingkan Feng Luozhi. Karena Ling Ruo yang memiliki wajah cantik dan tubuhnya yang indah, membuat sebagian penonton terpukau oleh kecantikan pada Ling Ruo. Banyak dari penonton yang terang-terangan memuji kecantikan Ling Ruo.
Sedangkan di sisi lain ada satu wanita yang begitu antusias dan sedari mulainya pertandingan, gadis itu selalu memperhatikan Feng Luozhi. Hanya saja pemuda itu tidak menyadari, keantusiasanya semakin bertambah saat mendengar giliran Feng Luozhi selanjutnya. Namun entah kenapa tiba-tiba tatapanya berubah sinis saat mengetahui lawan tanding pemuda itu adalah perempuan.
Dia adalah Yin Hua, perempuan yang beberapa hari lalu telah salah paham pada Feng Luozhi. Saat ini yang ada di pikiran Yin Hua adalah, bahwa Feng Luozhi pasti akan bersikap lembut saat mengetahui lawan tandingnya adalah wanita, apalagi perempuan itu sangat cantik. Walau hanya melihat setengah bagian wajahnya, tapi Yin Hua menyimpulkan bahwa perempuan itu memiliki kecantikan yang luar biasa.
Feng Luozhi berjalan mendekat ke arena pertandingan. Sebelumnya Riuzu gurunya menaruh curiga pada Ling Ruo yang menurutnya sangat mencurigakan. Riuzu berkata bahwa Feng Luozhi harus berhati-hati, karena Riuzu dapat merasakan nafsu membunuh dari Ling Ruo.
Feng Luozhi sebenarnya ingin menolak perkataan Riuzu, namun dia sadar bahwa firasat gurunya selalu benar sejak dia bertemu Riuzu hingga saat ini. Feng Luozhi mengangguk pelan mengiyakan perintah gurunya.
Bunyi lonceng pertandingan segera terdengar, Feng Luozhi dan Ling Ruo mengambil jarak di posisi mereka masing-masing. Baik Feng Luozhi maupun Ling Ruo, keduanya tidak ada yang mengeluarkan senjata, namun semua orang dapat melihat seruling hitam yang ada di sisi pinggang Ling Ruo. Membuat sebagian orang bertanya-tanya, apa itu senjata milik Ling Ruo? kenapa tidak di gunakan.
Lirikan Feng Luozhi mengarah pada seruling yang ada di pinggang Ling Ruo, Feng Luozhi dapat merasakan aura kematian dari seruling itu begitu juga Riuzu yang merasakanya dan selalu memperingatkan kembali Feng Luozhi untuk berhati-hati.
Ling Ruo yang menyadari lirikan Feng Luozhi pada serulingnya tersenyum tipis di balik cadarnya. Dengan gerakan secepat kilat Ling Ruo meleset cepat ke belakang Feng Luozhi, dan berniat memberikan serangan tiba-tiba.
Namun karena reflek dan fisik Feng Luozhi yang begitu kuat, membuat serangan tiba-tiba Ling Ruo tidak berarti apa-apa. Feng Luozhi melompat dengan cepat menghindari serangan Ling Ruo.
tidak sampai di situ, Ling Ruo kembali melancarkan aksinya menyerang secara langsung menuju Feng Luozhi.
"Hindari bersentuhan dengan tanganya!" Riuzu kembali mengiterupsi Feng Luozhi.
Feng Luozhi tidak menjawab sama sekali, dan melakukan arahan dari gurunya, dia sangat yakin dengan gurunya dan tindakanya ini lagi-lagi membuat dia harus menghindari serangan gadis itu seperti seorang pengecut.
"Feng-Feng hati-hati denganya, gadis itu seorang ahli racun dan ilusi!" Riuzu menasihati Feng Luozhi. "dan ku yakin kau bisa merasakan aura kematian dari seruling hitam itu!" Riuzu kembali berkata di pikiran Feng Luozhi.
Riuzu dan Feng Luozhi sama-sama berpikir, kenapa Seruling itu bisa memiliki aura kematian yang begitu pekat. Dan lagi entah darimana Ling Ruo mendapatkan seruling mengerikan itu.
Dalam beberapa menit Feng Luozhi dan Ling Ruo sudah bertukar puluhan jurus satu sama lain mengandalkan kekuatan fisik dan tenaga dalam mereka. Pertarungan semakin sengit, tetapi keduanya tidak ada yang mengalami cidera sama sekali.
Banyak penonton dan para tetua yang merasa kagum dengan kehebatan dua murid baru tersebut. Decakan kagum untuk keduanya mengisi suasana pertandingan yang menjadi lebih antusias.
Sedangkan di satu sisi para tetua memang mengagumi kekuatan Ling Ruo dan Feng Luozhi. Selain keduanya memiliki paras di atas rata-rata keduanya juga memiliki kekuatan yang luar biasa. Dan sama seperti Riuzu dan Feng Luozhi, beberapa tetua merasakan sedikit kejanggalan pada senjata Ling Ruo.
Feng Luozhi dan Ling Ruo mengambil jarak satu sama lain setelah melakukan pertukaran beberapa jurus. Tatapan Ling Ruo begitu tajam terhadap Feng Luozhi.
"ini sulit!" Ling Ruo bergumam.
Nafas gadis itu mulai tidak teratur karena sudah melakukan penyerangan yang menguras tenaga dalam saat melawan Feng Luozhi, namun karena cadar yang menutupi sebagian wajahnya, membuat pernapasan tidak teratur itu tidak disadari banyak orang. Keduanya tidak ada yang mendapatkan cidera sama sekali, baik Feng Luozhi maupun Ling Ruo.
Walaupun Ling Ruo tidak memiliki cidera sama sekali, tapi kondisinya sekarang sudah berbeda dari kondisinya beberapa saat lalu. Dan lagi kini dia sudah kehilangan sebagian tenaga dalamnya.
Feng Luozhi sendiri masih dalam kondisi stabil, pernapasan pemuda itu masih terlihat normal seperti orang kebanyakan. Tentu saja Ling Ruo dapat melihat kestabilan nafas Feng Luozhi dari tempatnya. Ling Ruo megertakaan giginya di balik cadarnya.
Tiba-tiba secara perlahan tubuh Ling Ruo mulai limbung ke udara, membuat seluruh penonton terpana karena mengetahui Ling Ruo sudah berada di tingkat Pendekar Langit. Ling Ruo melihat kebawah Arena di tempat Feng Luozhi berada dan para penonton serta petinggi-petinggi sekte Naga Terbang.
Ling Ruo tersenyum tipis dari atas sana, membuat Feng Luozhi merasa semakin curiga pada gadis itu. Apalagi saat Ling Ruo mengeluarkan Serulingnya dan menaruh bibir seruling ke bibir gadis itu yang tertutupi cadar.
"Feng-Feng! lindungi telingamu dengan tenaga dalam!" Riuzu setengah berteriak di pikiran Feng Luozhi, membuat pemuda itu terkejut.
Feng Luozhi segera menuruti kemauan Riuzu dan menutupi telinganya dengan tenaga dalam miliknya.
Ling Ruo mulai meniupkan serulingnya dengan anggun di udara. Decakan penonton mulai terdengar riuh saat melihat keanggunan Ling Ruo memainkan serulingnya. Namun kekaguman itu kini tergantikan dengan keterkejutan mereka, saat melihat perisai pelindung arena mulai retak dan berakhir pecah berkeping-keping.
Tidak sampai di sana, alunan seruling dari Ling Ruo mulai mengisi area sekitar. Awalnya alunan tersebut membuat mereka begitu tenang, namun lama-kelamaan alunan merdu tersebut berganti dengan suara yang begitu memilukan dan menyayat hati.
Para Murid yang berada di bawah tingkat langit, dan tidak memiliki tenaga dalam yang cukup pun mulai bereaksi mengerikan. Tubuh mereka mulai kejang-kejang, lalu secara tiba-tiba bereaksi saling membunuh satu sama lain.
Tidak terkecuali para murid yang sudah mencapai pendekar langit mulai menjerit histeris menyaksikan teman-teman mereka saling membunuh. Karena terlalu terkejut dan hilang kendali, beberapa murid yang mencapai pendekar langit mulai terbius oleh alunan seruling yang menyayat hati tersebut.
Bersamaan dengan itu, ratusan orang dengan baju hitam yang hanya memperlihatkan matanya mulai bermunculan dan membantai murid Sekte Naga Terbang yang mereka temui.
Dalam sekejap Sekte Naga terbang menjadi medan pertempuran. Para petinggi Sekte yang menyaksikan kejadian mengerikan tersebut pun sangat marah, dan memandang Ling Ruo yang dengan masih santai memainkan Serulingnya di atas sana.
Para tetua mulai terbang menuju Ling Ruo untuk menghentikan gadis itu memainkan serulingnya, namun mereka terhalang oleh orang lainya yang melindungi Ling Ruo.
Feng Luozhi terpatung melihat ke sekelilingnya. Ini pertama kalinya, dia melihat pembantaian massal di depan matanya.
Lututnya serasa lemas, melihat begitu banyak korban berjatuhan. Dan seseorang yang membunuh dengan nafsu yang begitu besar. Seolah tidak ada penyesalan dari mereka.
Pandangan Feng Luozhi mulai dibayang-bayangi oleh kejadian yang menimpa kampung halamannya. Walaupun dia tidak melihatnya langsung, tapi dia berpikir pasti itu sangat mengerikan.
Feng Luozhi masih mematung, dan tidak menyadari seseorang sedang mengincar nyawanya dari arah belakang.
"FENG-FENG SADARLAH!!!" Riuzu muncul tiba-tiba dan berteriak Keras di samping Feng Luozhi.
bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 172 Episodes
Comments
S P Lani
ahh ini MC nya bener bener goblog masa cuman terbengong ka re Ema kaget waduh terlalu tolol MC nya mening end aj deh biar tidak membuat yg bikin novel meragu dan pembaca menyesal membaca
2025-02-04
0
Yanka Raga
wow🤔
2022-03-20
1
A.0122
kaget nie liat pembunuhan yg lbh tepatnya pembantaian didepan mata sendiri tuk oertama kali
2022-03-02
1