Alex menyerahkan hasil lab itu kepada Anna. Anna pun hanya melihatnya sekilas saja dan kemudian meletakkannya lagi di atas meja.
"Jangan berpikir yang macam-macam! Aku tidak akan menyerahkan Mickey padamu!" ujar Anna seraya kembali memeluk Michael dengan erat.
"Dia adalah putraku, Anna. Aku berhak untuk mengasuhnya."
"Tidak! Kau tidak boleh merebut Mickey dariku!"
Anna segera menggendong Michael dan berlari ke sudut ruangan untuk menjauhi Alex. Namun, Alex pun berjalan mendekatinya.
"Tidak! Pergi sana! Jangan mendekat!"
"Ibu ...," lirih Michael yang juga mulai ketakutan karena Anna terus berteriak. Anna pun mendekap erat Michael dalam pelukannya.
"Jangan takut, Sayang. Ibu ada di sini," ucap Anna menenangkan Michael.
Meski ia sendiri pun kini sedang gemetar ketakutan. Dia sangat takut Alex akan memisahkannya dari Michael. Melihat Alex yang masih bersikeras pada keinginannya, maka Anna pun memohon kepada Alex dan mulai terisak.
"Kumohon, Alex, jangan ambil dia dariku. Dia adalah hidupku. Kau tidak bisa memisahkan kami."
"Anna, tenanglah. Aku tidak akan menyakiti kalian. Mickey adalah putraku juga. Aku berhak untuk membahagiakannya. Dia harus tinggal bersamaku. Aku tidak rela dia memanggil pria lain dengan sebutan 'ayah'!"
"Apa maksudmu? Nathan memang ayahnya. Dialah yang menemani Mickey tumbuh besar selama ini dan bukan kamu!"
"Itu karena aku tidak mengetahui jika aku mempunyai seorang putra!" desis Alex kesal. Ia memang tidak mengetahui jika ternyata Anna telah mengandung anaknya.
"Tuan Muda Williams, ada begitu banyak wanita yang dengan senang hati rela menyerahkan dirinya padamu dan ingin melahirkan anakmu. Kau bisa memilih mereka semua sesuka hatimu. Tetapi, kumohon jangan ambil Mickey dariku. Jangan usik kami."
Anna masih terus memohon kepada Alex berharap agar Alex melepaskan mereka. Namun, Alex tetap pada pendiriannya. Ia menginginkan Michael, putra dari wanita yang dicintainya dan bukan yang lain.
"Aku tidak mau mereka, Anna. Aku hanya mau Mickey, putramu. Dan aku akan membawanya pulang bersamaku ke kota C secepatnya. Kau bisa ikut tinggal bersama dengan kami atau kau lupakan anakmu selamanya. Pilihan ada di tanganmu. Pikirkanlah baik-baik. Jadi serahkan dia padaku sekarang."
Alex merebut Michael dari pelukan Anna dan membuat anak kecil itu menangis karena terkejut dan ketakutan. Anna berusaha mempertahankan putranya sekuat tenaga, tetapi dia bukanlah tandingan bagi fisik besar Alex. Dalam sekejap mata Alex pun dapat merebut Michael dari Anna dan langsung membawanya pergi.
"Ibu! Tolong aku!"
"Alex, kembalikan putraku! Mickey!" Anna berlari mengejar Alex, tetapi pria itu sudah menutup pintu dan mengunci Anna di dalam kamar.
"Kunci pintunya! Tanpa seizin dariku, tidak ada yang boleh keluar masuk kamar ini!" titah Alex pada para pengawalnya untuk berjaga di depan pintu kamar Anna.
"Baik, Presdir!"
Tanpa mempedulikan teriakan Anna dari dalam kamar, Alex pun segera pergi dengan membawa Michael yang terus menangis memanggil-manggil ibunya.
"Ibu! Tolong aku, Ibu!"
"Mickey! Buka pintunya, Alex! Kumohon kembalikan putraku! Kembalikan Mickey!"
Anna berteriak dan menangis memohon agar pria itu mengembalikan Michael. Ia terus memukul-mukul pintu kamarnya dengan keras. Namun, tak ada yang menggubrisnya. Sementara, Alex telah membawa Michael ke dalam kamarnya dan mendudukkannya di sofa. Sama seperti Anna, bocah kecil itu pun terus menangis memanggil ibunya.
"Ibu! Ibu! Aku mau ibuku! Om Alex, di mana ibuku?!"
"Diamlah dan berhenti menangis. Mulai saat ini kau akan tinggal bersama denganku!"
"Aku tidak mau! Aku mau tinggal dengan ibu!"
Michael turun dari sofa dan berlari ke arah pintu hendak mencari Anna, tetapi Alex langsung menangkap anak itu dan membawanya ke dalam kamar tidur.
"Lepaskan aku! Aku mau ibu! Om Alex jahat!"
Michael memukul dan menendang Alex. Alex pun hanya diam saja menerima perlakuan kasar putranya. Jika itu adalah musuhnya, pasti orang itu sudah dihabisi dalam sekejap olehnya. Namun, ia tidak mungkin bertindak kasar terhadap putranya. Michael masih terus memukul bahu dan dada Alex. Alex pun sekuat tenaga menahan emosinya, tetapi ia tetap saja kesal karena Michael tidak mematuhinya. Akhirnya Alex menurunkan Michael di atas tempat tidur.
"Patuhlah, Mickey! Dan jangan menangis lagi!"
Alex berbicara sedikit keras agar bocah itu segera menghentikan tangisannya dan mau menurut padanya. Namun, Michael masih terus saja menangis dan memanggil-manggil Anna. Merasa Michael tidak akan patuh jika ia memarahinya, maka Alex pun melembutkan suaranya untuk membujuknya.
"Mickey, aku sudah menyiapkan makan malam untukmu. Ayo makanlah. Atau kau ingin aku menyuapimu?"
Alex mengingat Anna sering menyuapi Michael makan. Mungkin bocah ini akan makan jika dia menyuapinya. Namun, Michael menolak untuk makan. Dia terus merajuk dan menendang ke sana kemari, membuat piring yang dipegang oleh Alex terbanting ke lantai dan semua makanannya pun jatuh berserakan.
"Mickey, kalau kau tidak patuh dan terus berbuat onar, maka kau tidak akan bisa melihat ibumu lagi untuk selamanya!" ancam Alex. Dia sangat marah dengan tingkah putranya ini.
"Om Alex jahat! Aku mau bertemu ibu."
Michael masih merajuk, membuat kepala Alex serasa mau pecah. Dia pun pergi meninggalkan Michael yang masih menangis di tempat tidur, dan segera mengunci pintunya sama seperti dia mengurung Anna di kamarnya.
'Ya, Tuhan! Ibu dan anak ini benar-benar membuatku frustasi!' gumam Alex kesal seraya mengacak kasar rambutnya.
Jerit tangis Michael terus bertahan sepanjang malam. Alex sudah membujuknya beberapa kali tadi, tetapi tetap tidak berhasil. Dia kembali menendang makanan dan minuman yang dibawa oleh Alex, dan tidak mau tidur. Hanya terus menangis memanggil ibunya dan membuat kamar Alex bagai kapal pecah, karena ia juga melempari Alex dengan barang-barang yang berada di dekatnya.
.
.
.
Pukul 02.00 Dini Hari
Alex tidak bisa tidur karena mendengar tangisan kencang putranya sepanjang malam. Namun, ketika tidak ada suara lagi dari dalam kamar itu, Alex pun bergegas masuk ke kamar untuk memeriksa keadaan Michael.
Begitu ia masuk ke kamar itu, ia melihat Michael yang sudah tertidur meringkuk di lantai karena lelah menangis. Alex tidak tega melihat keadaan Michael yang seperti ini. Ia kemudian mengangkat tubuh putranya dan membawanya ke tempat tidur. Alex pun menghela napasnya dan membelai lembut rambut putranya.
"Baiklah, kau menang, Anak Kecil. Aku menyerah. Aku akan membawa ibumu kemari," ucap Alex mengalah.
Ia mencium kening Michael dan menutupi tubuh putranya itu dengan selimut. Setelah meminta seorang pelayan untuk menjaga Michael, maka Alex pun pergi ke kamar Anna.
"Presdir," sapa para pengawal yang berjaga di depan kamar Anna saat mereka melihat kedatangan Alex.
"Bagaimana dia?!"
"Sejak Anda pergi Nona Davis selalu menangis dan berteriak memanggil Tuan Muda Michael. Tetapi, kami sudah tidak mendengar suara apa pun lagi dari dalam kamarnya sejak tadi. Mungkin sekarang Nona Davis sudah tertidur," terang salah satu pengawal itu.
"Buka pintunya!" titah Alex dan mereka pun segera membuka pintunya.
Alex masuk ke kamar itu dan melihat Anna terduduk di lantai seraya menyandarkan kepala di dinding. Sama seperti Michael, dia pun tertidur setelah lelah menangis semalaman.
Alex kemudian berjongkok di samping Anna dan memperhatikan wajahnya yang kini tengah terlelap. Masih tersisa jejak air mata di pipinya. Alex pun mengelus lembut pipi Anna dan tersenyum. Tingkah wanita ini sungguh mirip dengan Michael.
Tak ingin Anna jatuh sakit nanti karena tertidur di lantai, maka Alex pun segera membawanya ke tempat tidur. Anna samar-samar merasakan jika tubuhnya itu seolah melayang. Ia pun membuka mata dan terkejut mengetahui jika Alex sedang menggendongnya.
"Alex?! Apa yang kau lakukan?! Turunkan aku!" Anna meronta dalam gendongan Alex. Namun, pria itu tak merasa kesulitan sama sekali.
"Diamlah! Atau akan kulempar kau keluar jendela!" ancam Alex.
"Dasar brengsek! Turunkan aku! Aku mau bertemu dengan putraku!" Anna masih terus meronta dan tiba-tiba ....
Bruk!
"Ah! Dasar gila!"
Anna kesal karena Alex melemparkannya ke tempat tidur begitu saja. Kemudian pria itu pun berbaring di samping Anna.
"Kau ...! Mau apa kamu?!" Anna terkejut dan dengan cepat menutupi seluruh tubuhnya itu dengan selimut.
"Tidur," jawab Alex seraya memejamkan matanya, mencoba untuk tertidur.
"Mengapa kau tidur di sini?! Pergi ke kamarmu sana!" usir Anna seraya mencoba bangkit dari tempat tidur dan berniat mencari Michael. Alex yang mengetahui hal itu pun segera menarik tangan Anna dan membuatnya kembali terjatuh ke kasur.
"Ah! Dasar brengsek, mau apa kamu? Lepaskan tanganku. Aku ingin bertemu dengan Mickey. Di mana putraku? Apa yang kau lakukan padanya?"
Anna terus meronta agar Alex melepaskan tangannya. Alex akhirnya melepaskan cengkeramannya. Anna pun segera menjauh dari Alex.
"Tenanglah, Anna. Mickey baik-baik saja. Dia baru saja tertidur. Kau tidak boleh menemuinya sekarang. Aku tidak mau membangunkannya dan membuatnya menangis lagi. Besok saja kita pergi mencarinya," ujar Alex seraya kembali menutup matanya yang terasa sangat mengantuk. Anna memegangi tangannya yang terasa sakit karena Alex mencengkeramnya dengan kencang tadi.
"Itu semua salahmu! Kau yang membuatnya menangis! Dasar kejam!"
Mendengar umpatan Anna, Alex pun membuka matanya dan menatap wanita itu.
"Sayang, aku sangat lelah dan mengantuk, tetapi jika kau masih terus bersemangat seperti ini, maka aku juga tidak keberatan jika kau ingin melakukan kegiatan lain bersamaku di sini sekarang." Alex tersenyum licik seraya menepuk-nepuk kasur di sebelahnya agar Anna mendekat.
"Dasar brengsek!"
Alex terkekeh melihat tingkah Anna yang terus mengumpatnya, tetapi dengan wajah yang tersipu merona. Tak ingin lagi menggodanya dan membuat wanita itu marah, Alex pun kembali memejamkan matanya.
"Tidurlah, Anna. Kau akan bertemu dengan Mickey besok. Tetapi, jika kau terus berulah maka aku akan membuatmu mendesah sepanjang malam!" ancam Alex yang membuat Anna kembali membungkus rapat tubuhnya dengan selimut tebal itu.
'Dasar pria gila!' gumam Anna mengumpat Alex.
Alex kemudian memiringkan tubuhnya menghadap Anna. Tak butuh waktu lama, ia pun segera terlelap dalam tidurnya, karena ia benar-benar lelah dan mengantuk akibat ulah Michael tadi. Anna mengibaskan tangannya di depan wajah Alex untuk memeriksanya. Namun, nampaknya pria itu memang telah tertidur pulas.
'Sepertinya anakku benar-benar telah menyiksanya malam ini. Heh! Rasakan itu!'
Anna tersenyum membayangkan Alex yang kerepotan mengurus Michael tadi. Ia tahu bagaimana tingkah Michael jika sedang mengamuk. Namun, ia bersyukur karena putranya itu baik-baik saja. Ia pun hanya bisa menuruti Alex sekarang untuk tidak berbuat onar agar pria itu mau mempertemukannya dengan Michael besok.
Anna melihat Alex yang telah tertidur lelap di kasurnya. Tidak mungkin dia tidur di ranjang yang sama dengan mantan kakak iparnya itu. Anna kemudian membawa selimutnya dan beranjak turun dari kasur. Ada sebuah sofa besar di ruangan itu. Anna pun memilih tertidur di sana seraya menunggu pagi untuk bertemu dengan Michael.
Tak terasa, pagi hari pun menjelang. Sinar matahari pagi yang menyeruak masuk melalui gorden kamar Anna, jatuh mengenai wajahnya. Anna pun mengucek matanya yang masih mengantuk dan menyingkirkan selimut itu dari tubuhnya. Namun, kemudian dia terkejut karena menyadari dirinya yang kini sudah berada di atas tempat tidur.
'Lho, bukannya aku semalam tidur di sofa? Mengapa bisa di sini?' gumam Anna bingung. Ia tidak menyadari jika Alex yang menggendongnya semalam setelah wanita itu terlelap. Mereka pun bertukar tempat karena Alex-lah yang kemudian melanjutkan tidurnya di sofa.
Saat Anna masih dilanda kebingungan dan menerka-nerka apa dia tertidur sambil berjalan semalam. Tiba-tiba terdengar suara seorang pria yang membuatnya terkejut.
"Kau sudah bangun?"
Alex keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhnya dan handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya.
Anna melihat tubuh polos Alex. Pria itu mempunyai tubuh yang sangat bagus. Begitu atletis dengan otot-otot yang kekar dan membuat kaum hawa menggila.
"Ah! Dasar mesum! Mengapa kamu tidak mengenakan pakaian?!"
Anna pun segera menutupi wajahnya yang memerah dengan selimut.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Siti Junaida
alah anna njelehi
2022-11-22
0
Yeni Setianingsih
ihhhh...jahatnya alex😤😡😭
2022-08-08
0
Aqiyu
Alex sama anaknya aja jahat dibentak-bentak bahkan diancam👊
2022-04-29
0