Bab 19 Dia Putraku

Alex menyerahkan hasil lab itu kepada Anna. Anna pun hanya melihatnya sekilas saja dan kemudian meletakkannya lagi di atas meja.

"Jangan berpikir yang macam-macam! Aku tidak akan menyerahkan Mickey padamu!" ujar Anna seraya kembali memeluk Michael dengan erat.

"Dia adalah putraku, Anna. Aku berhak untuk mengasuhnya."

"Tidak! Kau tidak boleh merebut Mickey dariku!"

Anna segera menggendong Michael dan berlari ke sudut ruangan untuk menjauhi Alex. Namun, Alex pun berjalan mendekatinya.

"Tidak! Pergi sana! Jangan mendekat!"

"Ibu ...," lirih Michael yang juga mulai ketakutan karena Anna terus berteriak. Anna pun mendekap erat Michael dalam pelukannya.

"Jangan takut, Sayang. Ibu ada di sini," ucap Anna menenangkan Michael.

Meski ia sendiri pun kini sedang gemetar ketakutan. Dia sangat takut Alex akan memisahkannya dari Michael. Melihat Alex yang masih bersikeras pada keinginannya, maka Anna pun memohon kepada Alex dan mulai terisak.

"Kumohon, Alex, jangan ambil dia dariku. Dia adalah hidupku. Kau tidak bisa memisahkan kami."

"Anna, tenanglah. Aku tidak akan menyakiti kalian. Mickey adalah putraku juga. Aku berhak untuk membahagiakannya. Dia harus tinggal bersamaku. Aku tidak rela dia memanggil pria lain dengan sebutan 'ayah'!"

"Apa maksudmu? Nathan memang ayahnya. Dialah yang menemani Mickey tumbuh besar selama ini dan bukan kamu!"

"Itu karena aku tidak mengetahui jika aku mempunyai seorang putra!" desis Alex kesal. Ia memang tidak mengetahui jika ternyata Anna telah mengandung anaknya.

"Tuan Muda Williams, ada begitu banyak wanita yang dengan senang hati rela menyerahkan dirinya padamu dan ingin melahirkan anakmu. Kau bisa memilih mereka semua sesuka hatimu. Tetapi, kumohon jangan ambil Mickey dariku. Jangan usik kami."

Anna masih terus memohon kepada Alex berharap agar Alex melepaskan mereka. Namun, Alex tetap pada pendiriannya. Ia menginginkan Michael, putra dari wanita yang dicintainya dan bukan yang lain.

"Aku tidak mau mereka, Anna. Aku hanya mau Mickey, putramu. Dan aku akan membawanya pulang bersamaku ke kota C secepatnya. Kau bisa ikut tinggal bersama dengan kami atau kau lupakan anakmu selamanya. Pilihan ada di tanganmu. Pikirkanlah baik-baik. Jadi serahkan dia padaku sekarang."

Alex merebut Michael dari pelukan Anna dan membuat anak kecil itu menangis karena terkejut dan ketakutan. Anna berusaha mempertahankan putranya sekuat tenaga, tetapi dia bukanlah tandingan bagi fisik besar Alex. Dalam sekejap mata Alex pun dapat merebut Michael dari Anna dan langsung membawanya pergi.

"Ibu! Tolong aku!"

"Alex, kembalikan putraku! Mickey!" Anna berlari mengejar Alex, tetapi pria itu sudah menutup pintu dan mengunci Anna di dalam kamar.

"Kunci pintunya! Tanpa seizin dariku, tidak ada yang boleh keluar masuk kamar ini!" titah Alex pada para pengawalnya untuk berjaga di depan pintu kamar Anna.

"Baik, Presdir!"

Tanpa mempedulikan teriakan Anna dari dalam kamar, Alex pun segera pergi dengan membawa Michael yang terus menangis memanggil-manggil ibunya.

"Ibu! Tolong aku, Ibu!"

"Mickey! Buka pintunya, Alex! Kumohon kembalikan putraku! Kembalikan Mickey!"

Anna berteriak dan menangis memohon agar pria itu mengembalikan Michael. Ia terus memukul-mukul pintu kamarnya dengan keras. Namun, tak ada yang menggubrisnya. Sementara, Alex telah membawa Michael ke dalam kamarnya dan mendudukkannya di sofa. Sama seperti Anna, bocah kecil itu pun terus menangis memanggil ibunya.

"Ibu! Ibu! Aku mau ibuku! Om Alex, di mana ibuku?!"

"Diamlah dan berhenti menangis. Mulai saat ini kau akan tinggal bersama denganku!"

"Aku tidak mau! Aku mau tinggal dengan ibu!"

Michael turun dari sofa dan berlari ke arah pintu hendak mencari Anna, tetapi Alex langsung menangkap anak itu dan membawanya ke dalam kamar tidur.

"Lepaskan aku! Aku mau ibu! Om Alex jahat!"

Michael memukul dan menendang Alex. Alex pun hanya diam saja menerima perlakuan kasar putranya. Jika itu adalah musuhnya, pasti orang itu sudah dihabisi dalam sekejap olehnya. Namun, ia tidak mungkin bertindak kasar terhadap putranya. Michael masih terus memukul bahu dan dada Alex. Alex pun sekuat tenaga menahan emosinya, tetapi ia tetap saja kesal karena Michael tidak mematuhinya. Akhirnya Alex menurunkan Michael di atas tempat tidur.

"Patuhlah, Mickey! Dan jangan menangis lagi!"

Alex berbicara sedikit keras agar bocah itu segera menghentikan tangisannya dan mau menurut padanya. Namun, Michael masih terus saja menangis dan memanggil-manggil Anna. Merasa Michael tidak akan patuh jika ia memarahinya, maka Alex pun melembutkan suaranya untuk membujuknya.

"Mickey, aku sudah menyiapkan makan malam untukmu. Ayo makanlah. Atau kau ingin aku menyuapimu?"

Alex mengingat Anna sering menyuapi Michael makan. Mungkin bocah ini akan makan jika dia menyuapinya. Namun, Michael menolak untuk makan. Dia terus merajuk dan menendang ke sana kemari, membuat piring yang dipegang oleh Alex terbanting ke lantai dan semua makanannya pun jatuh berserakan.

"Mickey, kalau kau tidak patuh dan terus berbuat onar, maka kau tidak akan bisa melihat ibumu lagi untuk selamanya!" ancam Alex. Dia sangat marah dengan tingkah putranya ini.

"Om Alex jahat! Aku mau bertemu ibu."

Michael masih merajuk, membuat kepala Alex serasa mau pecah. Dia pun pergi meninggalkan Michael yang masih menangis di tempat tidur, dan segera mengunci pintunya sama seperti dia mengurung Anna di kamarnya.

'Ya, Tuhan! Ibu dan anak ini benar-benar membuatku frustasi!' gumam Alex kesal seraya mengacak kasar rambutnya.

Jerit tangis Michael terus bertahan sepanjang malam. Alex sudah membujuknya beberapa kali tadi, tetapi tetap tidak berhasil. Dia kembali menendang makanan dan minuman yang dibawa oleh Alex, dan tidak mau tidur. Hanya terus menangis memanggil ibunya dan membuat kamar Alex bagai kapal pecah, karena ia juga melempari Alex dengan barang-barang yang berada di dekatnya.

.

.

.

Pukul 02.00 Dini Hari

Alex tidak bisa tidur karena mendengar tangisan kencang putranya sepanjang malam. Namun, ketika tidak ada suara lagi dari dalam kamar itu, Alex pun bergegas masuk ke kamar untuk memeriksa keadaan Michael.

Begitu ia masuk ke kamar itu, ia melihat Michael yang sudah tertidur meringkuk di lantai karena lelah menangis. Alex tidak tega melihat keadaan Michael yang seperti ini. Ia kemudian mengangkat tubuh putranya dan membawanya ke tempat tidur. Alex pun menghela napasnya dan membelai lembut rambut putranya.

"Baiklah, kau menang, Anak Kecil. Aku menyerah. Aku akan membawa ibumu kemari," ucap Alex mengalah.

Ia mencium kening Michael dan menutupi tubuh putranya itu dengan selimut. Setelah meminta seorang pelayan untuk menjaga Michael, maka Alex pun pergi ke kamar Anna.

"Presdir," sapa para pengawal yang berjaga di depan kamar Anna saat mereka melihat kedatangan Alex.

"Bagaimana dia?!"

"Sejak Anda pergi Nona Davis selalu menangis dan berteriak memanggil Tuan Muda Michael. Tetapi, kami sudah tidak mendengar suara apa pun lagi dari dalam kamarnya sejak tadi. Mungkin sekarang Nona Davis sudah tertidur," terang salah satu pengawal itu.

"Buka pintunya!" titah Alex dan mereka pun segera membuka pintunya.

Alex masuk ke kamar itu dan melihat Anna terduduk di lantai seraya menyandarkan kepala di dinding. Sama seperti Michael, dia pun tertidur setelah lelah menangis semalaman.

Alex kemudian berjongkok di samping Anna dan memperhatikan wajahnya yang kini tengah terlelap. Masih tersisa jejak air mata di pipinya. Alex pun mengelus lembut pipi Anna dan tersenyum. Tingkah wanita ini sungguh mirip dengan Michael.

Tak ingin Anna jatuh sakit nanti karena tertidur di lantai, maka Alex pun segera membawanya ke tempat tidur. Anna samar-samar merasakan jika tubuhnya itu seolah melayang. Ia pun membuka mata dan terkejut mengetahui jika Alex sedang menggendongnya.

"Alex?! Apa yang kau lakukan?! Turunkan aku!" Anna meronta dalam gendongan Alex. Namun, pria itu tak merasa kesulitan sama sekali.

"Diamlah! Atau akan kulempar kau keluar jendela!" ancam Alex.

"Dasar brengsek! Turunkan aku! Aku mau bertemu dengan putraku!" Anna masih terus meronta dan tiba-tiba ....

Bruk!

"Ah! Dasar gila!"

Anna kesal karena Alex melemparkannya ke tempat tidur begitu saja. Kemudian pria itu pun berbaring di samping Anna.

"Kau ...! Mau apa kamu?!" Anna terkejut dan dengan cepat menutupi seluruh tubuhnya itu dengan selimut.

"Tidur," jawab Alex seraya memejamkan matanya, mencoba untuk tertidur.

"Mengapa kau tidur di sini?! Pergi ke kamarmu sana!" usir Anna seraya mencoba bangkit dari tempat tidur dan berniat mencari Michael. Alex yang mengetahui hal itu pun segera menarik tangan Anna dan membuatnya kembali terjatuh ke kasur.

"Ah! Dasar brengsek, mau apa kamu? Lepaskan tanganku. Aku ingin bertemu dengan Mickey. Di mana putraku? Apa yang kau lakukan padanya?"

Anna terus meronta agar Alex melepaskan tangannya. Alex akhirnya melepaskan cengkeramannya. Anna pun segera menjauh dari Alex.

"Tenanglah, Anna. Mickey baik-baik saja. Dia baru saja tertidur. Kau tidak boleh menemuinya sekarang. Aku tidak mau membangunkannya dan membuatnya menangis lagi. Besok saja kita pergi mencarinya," ujar Alex seraya kembali menutup matanya yang terasa sangat mengantuk. Anna memegangi tangannya yang terasa sakit karena Alex mencengkeramnya dengan kencang tadi.

"Itu semua salahmu! Kau yang membuatnya menangis! Dasar kejam!"

Mendengar umpatan Anna, Alex pun membuka matanya dan menatap wanita itu.

"Sayang, aku sangat lelah dan mengantuk, tetapi jika kau masih terus bersemangat seperti ini, maka aku juga tidak keberatan jika kau ingin melakukan kegiatan lain bersamaku di sini sekarang." Alex tersenyum licik seraya menepuk-nepuk kasur di sebelahnya agar Anna mendekat.

"Dasar brengsek!"

Alex terkekeh melihat tingkah Anna yang terus mengumpatnya, tetapi dengan wajah yang tersipu merona. Tak ingin lagi menggodanya dan membuat wanita itu marah, Alex pun kembali memejamkan matanya.

"Tidurlah, Anna. Kau akan bertemu dengan Mickey besok. Tetapi, jika kau terus berulah maka aku akan membuatmu mendesah sepanjang malam!" ancam Alex yang membuat Anna kembali membungkus rapat tubuhnya dengan selimut tebal itu.

'Dasar pria gila!' gumam Anna mengumpat Alex.

Alex kemudian memiringkan tubuhnya menghadap Anna. Tak butuh waktu lama, ia pun segera terlelap dalam tidurnya, karena ia benar-benar lelah dan mengantuk akibat ulah Michael tadi. Anna mengibaskan tangannya di depan wajah Alex untuk memeriksanya. Namun, nampaknya pria itu memang telah tertidur pulas.

'Sepertinya anakku benar-benar telah menyiksanya malam ini. Heh! Rasakan itu!'

Anna tersenyum membayangkan Alex yang kerepotan mengurus Michael tadi. Ia tahu bagaimana tingkah Michael jika sedang mengamuk. Namun, ia bersyukur karena putranya itu baik-baik saja. Ia pun hanya bisa menuruti Alex sekarang untuk tidak berbuat onar agar pria itu mau mempertemukannya dengan Michael besok.

Anna melihat Alex yang telah tertidur lelap di kasurnya. Tidak mungkin dia tidur di ranjang yang sama dengan mantan kakak iparnya itu. Anna kemudian membawa selimutnya dan beranjak turun dari kasur. Ada sebuah sofa besar di ruangan itu. Anna pun memilih tertidur di sana seraya menunggu pagi untuk bertemu dengan Michael.

Tak terasa, pagi hari pun menjelang. Sinar matahari pagi yang menyeruak masuk melalui gorden kamar Anna, jatuh mengenai wajahnya. Anna pun mengucek matanya yang masih mengantuk dan menyingkirkan selimut itu dari tubuhnya. Namun, kemudian dia terkejut karena menyadari dirinya yang kini sudah berada di atas tempat tidur.

'Lho, bukannya aku semalam tidur di sofa? Mengapa bisa di sini?' gumam Anna bingung. Ia tidak menyadari jika Alex yang menggendongnya semalam setelah wanita itu terlelap. Mereka pun bertukar tempat karena Alex-lah yang kemudian melanjutkan tidurnya di sofa.

Saat Anna masih dilanda kebingungan dan menerka-nerka apa dia tertidur sambil berjalan semalam. Tiba-tiba terdengar suara seorang pria yang membuatnya terkejut.

"Kau sudah bangun?"

Alex keluar dari kamar mandi dengan hanya mengenakan handuk untuk menutupi bagian bawah tubuhnya dan handuk kecil untuk mengeringkan rambutnya.

Anna melihat tubuh polos Alex. Pria itu mempunyai tubuh yang sangat bagus. Begitu atletis dengan otot-otot yang kekar dan membuat kaum hawa menggila.

"Ah! Dasar mesum! Mengapa kamu tidak mengenakan pakaian?!"

Anna pun segera menutupi wajahnya yang memerah dengan selimut.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Siti Junaida

Siti Junaida

alah anna njelehi

2022-11-22

0

Yeni Setianingsih

Yeni Setianingsih

ihhhh...jahatnya alex😤😡😭

2022-08-08

0

Aqiyu

Aqiyu

Alex sama anaknya aja jahat dibentak-bentak bahkan diancam👊

2022-04-29

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Lamaran Andrew
2 Bab 2 Pertemuan Pertama
3 Bab 3 Makan Malam Bersama
4 Bab 4 Wedding Day
5 Bab 5 Kegilaan Alex
6 Bab 6 First Time
7 Bab 7 Pamit
8 Bab 8 Jonathan Collin
9 Bab 9 Positif
10 Bab 10 Bayi
11 Bab 11 Awal yang Baru
12 Bab 12 Pertemuan Kembali
13 Bab 13 Alexander dan Michael
14 Bab 14 Permohonan Nyonya Williams
15 Bab 15 Pengakuan Anna
16 Bab 16 Test DNA
17 Bab 17 Disneyland
18 Bab 18 Hasil Lab
19 Bab 19 Dia Putraku
20 Bab 20 Kembali Pulang
21 Bab 21 Kau Lapar?
22 Bab 22 Michael atau Jonathan?
23 Bab 23 Tendangan Maut
24 Bab 24 Panggil Ayah
25 Bab 25 Hadiah Perkenalan
26 Bab 26 Di Mana Adikku
27 Bab 27 Bantu Aku
28 Bab 28 Kejutan Besar
29 Bab 29 Rujuk
30 Bab 30 Jangan Pergi
31 Bab 31 Sarapan Terakhir
32 Bab 32 Selamat Tinggal Anna
33 Bab 33 Mematahkan Dua Hati
34 Bab 34 Karena aku bukan Alex?!
35 Bab 35 Pastikan Kau Meminumnya
36 Bab 36 Cemburu
37 Bab 37 Booking Hotel
38 Bab 38 Hari Ini Libur
39 Bab 39 Aku Rindu Kalian
40 Bab 40 Ada Monster
41 Bab 41 Dilema Hati
42 Bab 42 Melamar Pekerjaan
43 Bab 43 Ayo Bertaruh
44 Bab 44 Sayang Nenek
45 Bab 45 Apa Kau Raja Iblis?
46 Bab 46 Wanita Cantik
47 Bab 47 Belanja Bersama
48 Bab 48 Menaklukan Casanova
49 Bab 49 Aku Akan Datang
50 Bab 50 Taktik Berhasil
51 Bab 51 Pria Licik
52 Bab 52 Samsak Manusia
53 Bab 53 Mari Kita Bicara
54 Bab 54 Bertahan Atau Lupakan
55 Bab 55 Bertemu Malaikat
56 Bab 56 Bahagialah Meski Tanpa Aku
57 Bab 57 Pangeran Tampan Negri Dongeng
58 Bab 58 Peringatan Pertama Dan Terakhir
59 Visual
60 Bab 59 Demon King vs Guardian Angel
61 Bab 60 Aku Mual
62 Bab 61 Kejutan Untuk Andrew
63 Bab 62 Keputusan Nyonya Besar
64 Bab 63 Membawanya Pulang
65 Bab 64 Satu Untukmu, Satu Untukku
66 Bab 65 Dia Mengetahuinya
67 Bab 66 Berusaha Meyakinkannya
68 Bab 67 Menunggu Mu, Melamar Mu
69 Bab 68 Berteman
70 Bab 69 Ingin Menjauhkannya
71 Bab 70 Sehari Bersama Mu
72 Bab 71 Salah Paham
73 Bab 72 Pencemaran Nama Baik
74 Bab 73 Pergi Secepatnya
75 Bab 74 Rencana Pelarian
76 Bab 75 Plan B
77 Bab 76 Pelukan Erat
78 Bab 77 Khawatir
79 Bab 78 Trauma
80 Bab 79 Dia Setuju
81 Bab 80 Bercerai
82 Bab 81 Hanya Kita Berdua
83 Bab 82 Cinta Sejati
84 Bab 83 Kabar Buruk
85 Bab 84 Keluarga Baru
86 Bab 85 Calon Istri Ku
87 Bab 86 Mencari Informasi
88 Bab 87 Belajar Merelakan
89 Bab 88 Secercah Harapan
90 Bab 89 Balasan Kebaikan
91 Bab 90 Kenangan Kincir Ria
92 Bab 91 Nama Yang Dirindukan
93 Bab 92 Tidak Bisa Berjalan Lagi
94 Bab 93 Hadiah Perpisahan Alex
95 Bab 94 Pulang Bersamanya
96 Bab 95 Cucu Baru
97 Bab 96 Bertengkar
98 Bab 97 Tendangan Kecil
99 Bab 98 Meminta Restu
100 Bab 99 Malam Pertama
101 Bab 100 Diagnosis Dokter
102 Bab 101 Tetap Bersamanya
103 Bab 102 Jangan Menyerah
104 Bab 103 Hari H
105 Bab 104 Kejutan Di Hari Pernikahan
106 Bab 105 Boy Band
107 Bab 106 Malam Yang Sempurna
108 Bab 107 Resep Penghilang Kantuk
109 Bab 108 Masih Merindukannya
110 Bab 109 Mengejar Cintanya
111 Bab 110 Konsultan Percintaan
112 Bab 111 Jebakan Marcel
113 Bab 112 Cemburu Buta
114 Bab 113 Mabuk
115 Bab 114 Arti Natal
116 Bab 115 Bujukan Alex
117 Bab 116 Oleh-Oleh
118 Bab 117 Perjamuan Malam Natal
119 Bab 118 Truth Or Dare
120 Bab 119 Doa Yang Terkabulkan
121 Bab 120 Pencuri Malam Hari
122 Bab 121 Lagi
123 Bab 122 Menggodanya
124 Bab 123 Hanya Kamu
125 Bab 124 Tuan Muda Membantu
126 Bab 125 Ungkapan Hatimu, Penyesalanku
127 Bab 126 Berjuang Mendapatkannya
128 Bab 127 Hotel Emperor
129 Bab 128 Pria Menyebalkan
130 Bab 129 Hadiah Natal Dariku
131 Bab 130 Sepenggal Kisah Lama
132 Bab 131 Masa Lalu Yang Suram
133 Bab 132 Pengabdian Leo
134 Bab 133 Kunjungan Pertama
135 Bab 134 Pengawal Bayangan
136 Bab 135 Pria Cacat
137 Bab 136 Cem Bu Ru
138 Bab 137 Paman Tampan
139 Bab 138 Damai
140 Bab 139 Pergi Mencarinya
141 Bab 140 Amarah Terpendam
142 Bab 141 Penyelamatan
143 Bab 142 Malaikat Kecilku, Eve
144 Bab 143 Bantu Aku Atau Menjadi Musuhku
145 Bab 144 Permintaan Ayah
146 Bab 145 Mencari Jesica
147 Bab 146 Suami Takut Istri
148 Bab 147 Nyaman Di Rumah
149 Bab 148 Perjodohan
150 Bab 149 Jerit Malam
151 Bab 150 Memuaskanmu
152 Bab 151 Obat Kuat
153 Bab 152 Satu Minggu
154 Bab 153 Rahasia Lama
155 Bab 154 Efek Menikah
156 Bab 155 Istri Ketiga
157 Bab 156 Mempelai Pria Datang
158 Bab 157 Wanita Pertama Dan Terakhir
159 Bab 158 Masalah Terselesaikan
160 Bab 159 Kekuatan Anna
161 Bab 160 Wanita Williams
162 Bab 161 Asisten Baru
163 Bab 162 Presdir Masa Depan
164 Bab 163 UFO
165 Bab 164 Target Terkunci
166 Bab 165 Kejadian Tak Terduga
167 Bab 166 Memulai Rencana Pertahanan
168 Bab 167 Adu Strategi
169 Bab 168 Kau Milikku
170 Bab 169 Serangan Telak
171 Bab 170 Kartu AS Alex
172 Maaf dan Terima Kasih
173 Bab 171 Menepati Janji
174 Bab 172 Pengakuan Cinta
175 Bab 173 Bermanja Denganmu
176 Bab 174 Sahabat Selamanya
177 Bab 175 Terkecoh
178 Bab 176 Perintah Eksekusi
179 Bab 177 Terus Mencarinya
180 Bab 178 Terlambat
181 Bab 179 Memori Masa Lalu
182 Bab 180 Si Jenius Leo
183 Bab 181 Bertemu Tuan
184 Bab 182 Sister Complex
185 Bab 183 Mirip Dengannya
186 Bab 184 Sakit
187 Bab 185 Kasih Sayang Michael
188 Bab 186 Inggris
189 Bab 187 Kabar Dari Ibu
190 Bab 188 Susu Hamil
191 Bab 189 Tidak Mau Adik
192 Bab 190 Ingin Memilikinya
193 Bab 191 Ninja
194 Bab 192 Hukuman Nicholas
195 Bab 193 Iblis Yang Terluka
196 Bab 194 Berserah Kepada-Nya
197 Bab 195 Tertidur Nyenyak
198 Bab 196 Rindu Ayah
199 Bab 197 Karena Kau Bukan Dia
200 Bab 198 Perhatian Alex
201 Bab 199 Lotus
202 Bab 200 Welcome My Baby
203 Terima Kasih Semuanya
Episodes

Updated 203 Episodes

1
Bab 1 Lamaran Andrew
2
Bab 2 Pertemuan Pertama
3
Bab 3 Makan Malam Bersama
4
Bab 4 Wedding Day
5
Bab 5 Kegilaan Alex
6
Bab 6 First Time
7
Bab 7 Pamit
8
Bab 8 Jonathan Collin
9
Bab 9 Positif
10
Bab 10 Bayi
11
Bab 11 Awal yang Baru
12
Bab 12 Pertemuan Kembali
13
Bab 13 Alexander dan Michael
14
Bab 14 Permohonan Nyonya Williams
15
Bab 15 Pengakuan Anna
16
Bab 16 Test DNA
17
Bab 17 Disneyland
18
Bab 18 Hasil Lab
19
Bab 19 Dia Putraku
20
Bab 20 Kembali Pulang
21
Bab 21 Kau Lapar?
22
Bab 22 Michael atau Jonathan?
23
Bab 23 Tendangan Maut
24
Bab 24 Panggil Ayah
25
Bab 25 Hadiah Perkenalan
26
Bab 26 Di Mana Adikku
27
Bab 27 Bantu Aku
28
Bab 28 Kejutan Besar
29
Bab 29 Rujuk
30
Bab 30 Jangan Pergi
31
Bab 31 Sarapan Terakhir
32
Bab 32 Selamat Tinggal Anna
33
Bab 33 Mematahkan Dua Hati
34
Bab 34 Karena aku bukan Alex?!
35
Bab 35 Pastikan Kau Meminumnya
36
Bab 36 Cemburu
37
Bab 37 Booking Hotel
38
Bab 38 Hari Ini Libur
39
Bab 39 Aku Rindu Kalian
40
Bab 40 Ada Monster
41
Bab 41 Dilema Hati
42
Bab 42 Melamar Pekerjaan
43
Bab 43 Ayo Bertaruh
44
Bab 44 Sayang Nenek
45
Bab 45 Apa Kau Raja Iblis?
46
Bab 46 Wanita Cantik
47
Bab 47 Belanja Bersama
48
Bab 48 Menaklukan Casanova
49
Bab 49 Aku Akan Datang
50
Bab 50 Taktik Berhasil
51
Bab 51 Pria Licik
52
Bab 52 Samsak Manusia
53
Bab 53 Mari Kita Bicara
54
Bab 54 Bertahan Atau Lupakan
55
Bab 55 Bertemu Malaikat
56
Bab 56 Bahagialah Meski Tanpa Aku
57
Bab 57 Pangeran Tampan Negri Dongeng
58
Bab 58 Peringatan Pertama Dan Terakhir
59
Visual
60
Bab 59 Demon King vs Guardian Angel
61
Bab 60 Aku Mual
62
Bab 61 Kejutan Untuk Andrew
63
Bab 62 Keputusan Nyonya Besar
64
Bab 63 Membawanya Pulang
65
Bab 64 Satu Untukmu, Satu Untukku
66
Bab 65 Dia Mengetahuinya
67
Bab 66 Berusaha Meyakinkannya
68
Bab 67 Menunggu Mu, Melamar Mu
69
Bab 68 Berteman
70
Bab 69 Ingin Menjauhkannya
71
Bab 70 Sehari Bersama Mu
72
Bab 71 Salah Paham
73
Bab 72 Pencemaran Nama Baik
74
Bab 73 Pergi Secepatnya
75
Bab 74 Rencana Pelarian
76
Bab 75 Plan B
77
Bab 76 Pelukan Erat
78
Bab 77 Khawatir
79
Bab 78 Trauma
80
Bab 79 Dia Setuju
81
Bab 80 Bercerai
82
Bab 81 Hanya Kita Berdua
83
Bab 82 Cinta Sejati
84
Bab 83 Kabar Buruk
85
Bab 84 Keluarga Baru
86
Bab 85 Calon Istri Ku
87
Bab 86 Mencari Informasi
88
Bab 87 Belajar Merelakan
89
Bab 88 Secercah Harapan
90
Bab 89 Balasan Kebaikan
91
Bab 90 Kenangan Kincir Ria
92
Bab 91 Nama Yang Dirindukan
93
Bab 92 Tidak Bisa Berjalan Lagi
94
Bab 93 Hadiah Perpisahan Alex
95
Bab 94 Pulang Bersamanya
96
Bab 95 Cucu Baru
97
Bab 96 Bertengkar
98
Bab 97 Tendangan Kecil
99
Bab 98 Meminta Restu
100
Bab 99 Malam Pertama
101
Bab 100 Diagnosis Dokter
102
Bab 101 Tetap Bersamanya
103
Bab 102 Jangan Menyerah
104
Bab 103 Hari H
105
Bab 104 Kejutan Di Hari Pernikahan
106
Bab 105 Boy Band
107
Bab 106 Malam Yang Sempurna
108
Bab 107 Resep Penghilang Kantuk
109
Bab 108 Masih Merindukannya
110
Bab 109 Mengejar Cintanya
111
Bab 110 Konsultan Percintaan
112
Bab 111 Jebakan Marcel
113
Bab 112 Cemburu Buta
114
Bab 113 Mabuk
115
Bab 114 Arti Natal
116
Bab 115 Bujukan Alex
117
Bab 116 Oleh-Oleh
118
Bab 117 Perjamuan Malam Natal
119
Bab 118 Truth Or Dare
120
Bab 119 Doa Yang Terkabulkan
121
Bab 120 Pencuri Malam Hari
122
Bab 121 Lagi
123
Bab 122 Menggodanya
124
Bab 123 Hanya Kamu
125
Bab 124 Tuan Muda Membantu
126
Bab 125 Ungkapan Hatimu, Penyesalanku
127
Bab 126 Berjuang Mendapatkannya
128
Bab 127 Hotel Emperor
129
Bab 128 Pria Menyebalkan
130
Bab 129 Hadiah Natal Dariku
131
Bab 130 Sepenggal Kisah Lama
132
Bab 131 Masa Lalu Yang Suram
133
Bab 132 Pengabdian Leo
134
Bab 133 Kunjungan Pertama
135
Bab 134 Pengawal Bayangan
136
Bab 135 Pria Cacat
137
Bab 136 Cem Bu Ru
138
Bab 137 Paman Tampan
139
Bab 138 Damai
140
Bab 139 Pergi Mencarinya
141
Bab 140 Amarah Terpendam
142
Bab 141 Penyelamatan
143
Bab 142 Malaikat Kecilku, Eve
144
Bab 143 Bantu Aku Atau Menjadi Musuhku
145
Bab 144 Permintaan Ayah
146
Bab 145 Mencari Jesica
147
Bab 146 Suami Takut Istri
148
Bab 147 Nyaman Di Rumah
149
Bab 148 Perjodohan
150
Bab 149 Jerit Malam
151
Bab 150 Memuaskanmu
152
Bab 151 Obat Kuat
153
Bab 152 Satu Minggu
154
Bab 153 Rahasia Lama
155
Bab 154 Efek Menikah
156
Bab 155 Istri Ketiga
157
Bab 156 Mempelai Pria Datang
158
Bab 157 Wanita Pertama Dan Terakhir
159
Bab 158 Masalah Terselesaikan
160
Bab 159 Kekuatan Anna
161
Bab 160 Wanita Williams
162
Bab 161 Asisten Baru
163
Bab 162 Presdir Masa Depan
164
Bab 163 UFO
165
Bab 164 Target Terkunci
166
Bab 165 Kejadian Tak Terduga
167
Bab 166 Memulai Rencana Pertahanan
168
Bab 167 Adu Strategi
169
Bab 168 Kau Milikku
170
Bab 169 Serangan Telak
171
Bab 170 Kartu AS Alex
172
Maaf dan Terima Kasih
173
Bab 171 Menepati Janji
174
Bab 172 Pengakuan Cinta
175
Bab 173 Bermanja Denganmu
176
Bab 174 Sahabat Selamanya
177
Bab 175 Terkecoh
178
Bab 176 Perintah Eksekusi
179
Bab 177 Terus Mencarinya
180
Bab 178 Terlambat
181
Bab 179 Memori Masa Lalu
182
Bab 180 Si Jenius Leo
183
Bab 181 Bertemu Tuan
184
Bab 182 Sister Complex
185
Bab 183 Mirip Dengannya
186
Bab 184 Sakit
187
Bab 185 Kasih Sayang Michael
188
Bab 186 Inggris
189
Bab 187 Kabar Dari Ibu
190
Bab 188 Susu Hamil
191
Bab 189 Tidak Mau Adik
192
Bab 190 Ingin Memilikinya
193
Bab 191 Ninja
194
Bab 192 Hukuman Nicholas
195
Bab 193 Iblis Yang Terluka
196
Bab 194 Berserah Kepada-Nya
197
Bab 195 Tertidur Nyenyak
198
Bab 196 Rindu Ayah
199
Bab 197 Karena Kau Bukan Dia
200
Bab 198 Perhatian Alex
201
Bab 199 Lotus
202
Bab 200 Welcome My Baby
203
Terima Kasih Semuanya

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!