Tiga Pria, Ayah Anakku
"Menikahlah denganku!" pinta Andrew penuh dengan keyakinan pada kekasih kecilnya, Anna, saat mereka makan malam bersama di sebuah restoran mewah.
Dengan membawa seikat bunga mawar dan cincin indah, ia berlutut berharap Anna menerima lamarannya.
Pria ini adalah Andrew Williams, pengusaha muda tampan di kota C yang berusia 26 tahun.
Hari ini dia melamar Anna Davis, gadis manis berusia 18 tahun yang telah mengisi hari-harinya dalam beberapa bulan ini.
"Tetapi, Kak Andrew, aku ...." Anna terkejut dan ragu dengan lamaran Andrew yang tiba-tiba ini.
Andrew tahu Anna sedang ragu padanya. Karena selain usia mereka yang terpaut cukup jauh juga karena Anna masih kuliah.
Namun, Andrew tak mau menyerah, walaupun mereka belum lama saling mengenal, tetapi dia benar-benar menginginkan gadis kecil ini untuk menjadi istrinya.
Dia sangat mencintai Anna. Apalagi setiap hari dia melihat banyak pria yang mengejar dan mendambakan cinta Anna.
"Anna, aku tahu kamu ragu padaku, tetapi aku sungguh mencintaimu dan ingin menjadikanmu milikku selamanya. Walaupun kita menikah nanti, tetapi kau bisa tetap kuliah dan melakukan kegiatanmu seperti biasa.
Aku tak akan membatasimu selama itu baik untukmu dan kau menyukainya. Lagi pula banyak gadis yang menikah muda dan tetap kuliah atau bekerja."
Andrew menjelaskan panjang lebar untuk meyakinkan Anna agar mau menerima lamarannya.
"Baiklah. Kak Andrew, aku mau menikah denganmu." Anna akhirnya menyetujui lamaran Andrew.
Dia juga sangat mencintai pria ini. Andrew adalah cinta pertamanya. Dia sangat menyayangi dan menghormati Anna.
Selama mereka bersama Andrew tak pernah bertindak berlebihan dalam menunjukkan kasih sayangnya pada Anna.
Mereka hanya mengobrol dan bergandengan tangan saat berkencan. Bahkan dia tak pernah mencium Anna walaupun hanya di pipinya.
Padahal Andrew ingin sekali mencium bibir ranum gadis manisnya itu. Namun, dia menahannya dan bersabar. Dia tahu Anna masih gadis kecil dan belum siap.
Bahkan jika mereka menikah nanti, Andrew akan menghormati Anna jika dia belum mau melakukan hubungan yang lebih jauh. Andrew hanya ingin Anna di sisinya dan menjadi miliknya seorang.
"Benarkah, Anna?! Kau menerima lamaranku?!"
Andrew menggenggam tangan gadis itu, ia tidak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya tadi, bahwa Anna menerima lamarannya.
"Iya, Kak Andrew. Ayo, kita menikah." Anna tersenyum mengulang apa yang tadi diucapkannya.
"Sayang, aku senang sekali mendengarnya." Andrew pun bangkit lalu menggendong Anna dan berputar-putar.
"Ah! Kak Andrew, turunkan aku!"
Anna terkejut karena Andrew tiba-tiba saja menggendongnya dan malu karena begitu banyak orang di restoran itu yang sedang menikmati makan malam dan memperhatikan mereka.
"Aku tidak peduli, Anna! Aku sangat bahagia!" Andrew tertawa dengan gembira.
"Baiklah, semuanya, mohon perhatiannya sebentar. Sebelumnya aku meminta maaf bukan maksud untuk menyinggung anda semua, tetapi aku sangat bahagia hari ini, akhirnya kekasihku mau menikah denganku.
Maka ijinkan untuk makan malam anda semua hari ini agar aku yang membayarnya!" teriak Andrew pada para pengunjung restoran sambil mencium tangan gadis itu dan memakaikan cincin berlian yang sudah dipersiapkannya.
Seketika restoran yang tenang itu pun berubah menjadi ramai dan mereka lalu bertepuk tangan dan berterima kasih pada pria tampan itu. Ucapan selamat berbahagia pun menggema dari seluruh area restoran.
"Kak Andrew, ini terlalu berlebihan!" Anna terkejut karena Andrew mau membayar tagihan mereka semua malam ini.
"Tidak, Anna. Aku akan melakukan apapun untukmu. Ini sepadan dengan rasa bahagiaku, Sayang."
Andrew awalnya mau menyewa seluruh area restoran untuk mereka berdua saja, tetapi dia takut Anna akan menolak lamarannya dan mereka akan menjadi canggung setelahnya.
Namun, karena Anna telah menerimanya, dia pun tidak masalah jika harus mentraktir mereka semua malam ini.
Dia adalah Tuan Muda Kedua Williams, Wakil Direktur perusahaan One Sky Group salah satu perusahaan elit terbesar di kota C.
"Baiklah, Sayang, karena kamu telah menyetujuinya maka aku akan membawamu ke rumahku besok," ujar Andrew setelah mereka melanjutkan lagi makan malam yang tertunda tadi.
"Uhuk ... uhuk ...." Anna tersedak mendengar bahwa besok Andrew akan membawanya menemui orang tuanya.
"Kenapa, Sayang?" Andrew panik dan dengan cepat memberikan segelas air pada Anna dan menepuk lembut punggung gadis itu.
"Tetapi, Kak Andrew, apa tidak terlalu cepat? Bagaimana jika mereka tidak menyukaiku?"
Anna khawatir orang tua kekasihnya itu tidak menerimanya. Karena Anna tahu mereka tidak sederajat. Anna hanyalah putri seorang pengusaha restoran kecil di kota itu.
"Tidak, Anna. Mereka semua orang baik. Terutama ayah dan ibuku, mereka pasti senang mendengar kabar ini." Andrew meyakinkan Anna kalau semuanya akan baik-baik saja.
"Baiklah, Kak Andrew. Jika Kakak berkata demikian, aku akan ikut denganmu besok untuk menemui mereka," jawab Anna sambil menggenggam tangan pria itu.
"Terima kasih, Sayang. Besok aku akan menjemputmu untuk makan malam dengan mereka," ujar Andrew dengan senyum cerah yang menghiasi wajahnya sejak tadi.
Setelah makan malam Andrew pun mengantar Anna pulang.
"Malam, Tante Maria," ujar Andrew begitu melihat ibu Anna yaitu Maria Davis membukakan pintu untuk mereka.
"Malam, Andrew. Mari masuk." Maria pun mempersilahkan mereka berdua masuk dan duduk di ruang tamu.
"Baik, Tante, terima kasih." Andrew pun duduk dan menyapa ayah Anna yang sedang duduk di sofa seraya menikmati kopinya.
"Malam, Om Henry," sapa Andrew yang diikuti senyuman oleh Henry Davis.
"Malam, Andrew. Apa kabar?"
"Saya baik, Om. Oh iya, Om, saya mau memberitahu Om dan Tante bahwa saya sudah melamar Anna dan Anna pun menerimanya. Rencananya besok saya akan membawa Anna pulang untuk bertemu dengan orang tua saya, Om," ujar Andrew menjelaskan.
"Anna, buatkan minuman untuk Andrew." Maria meminta Anna agar gadis itu membuat minuman.
"Mau minum apa, Kak?" tanya Anna.
"Kopi saja, Sayang."
"Baik. Tunggu sebentar yah." Anna pun bergegas ke dapur.
"Terima kasih, Sayang."
Andrew tersenyum melihat kepergian gadis itu menuju dapur. Andrew tahu Maria sengaja mengusir Anna agar suaminya itu dapat berbicara secara pribadi dengannya.
"Nak Andrew, Om tahu kamu mencintai Anna, tetapi Anna masih kecil dan masih kuliah. Lagi pula keluarga kami hanya pengusaha restoran kecil tidak sebanding denganmu."
Henry pun melontarkan kegelisahannya pada pemuda itu.
"Saya tahu apa yang Om dan Tante khawatirkan. Namun, saya jamin jika saya tidak akan membatasi kegiatan Anna.
Dan mengenai orang tua saya, saya yakin kalau mereka pasti akan bahagia mendengar kabar ini dan menerima Anna," terang Andrew menjawab kekhawatiran calon mertuanya itu.
"Sayang, Andrew pemuda yang baik dan mereka saling mencintai. Tidak baik jika kita menghalangi niat baik mereka, berikan mereka kesempatan untuk membuktikannya," ucap Maria ikut meyakinkan suaminya.
"Baiklah jika memang demikian maka kami setuju kamu menikah dengan Anna."
Henry pun merestui putri semata wayangnya dengan pemuda ini.
"Terima kasih, Om. Saya tidak akan mengecewakan Anna dan akan menyayanginya sepanjang hidup saya."
Janji Andrew pada kedua orang tua kekasihnya itu.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Khaanza
. ...
2023-06-18
0
Rayzell mikhailla alifian
salut jadi nya
2022-05-09
0
Rayzell mikhailla alifian
bagus banget deh
2022-05-09
0