Akhirnya hari yang dinantikan pun tiba. Hari ini Anna dan Andrew menikah. Pernikahan megah ini dihadiri para kerabat dari kedua mempelai. Ada juga rekan-rekan bisnis mereka yang memang menjadi ajang untuk bertemu satu sama lain.
"Anna, kau sangat cantik, Sayang," puji Maria pada putri kesayangannya itu.
Ya, putri yang telah dibesarkannya selama ini akan segera menjadi milik orang lain. Dia merasa bersedih karena akan berpisah dengan Anna dan juga bersyukur karena Anna menemukan pendamping hidup yang baik yang akan membahagiakannya.
"Sayang, Ayah sangat berbahagia untukmu. Andrew adalah pria yang baik. Jadilah istri yang baik bagi suamimu."
"Iya, Ayah, Anna mengerti," sahut Anna patuh mendengarkan nasehat orang tuanya.
"Maaf, Nona Anna, apakah anda sudah siap? Waktunya sudah tiba," ujar salah seorang pelayan memberitahu Anna.
"Baiklah, saya tahu. Terima kasih," ucap Anna.
Dia sangat gugup sekali hari ini. Ini lebih menegangkan daripada naik roller coaster dan ikut pelajaran Mr. Stanley si dosen killer.
"Jangan gugup, Sayang. Ayah akan mendampingimu."
"Terima kasih, Ayah," jawab Anna dengan air mata mengalir di pipinya.
"Gadis Bodoh, apa yang kau tangisi? Lihat, riasanmu luntur nanti. Ayah dan Ibu akan selalu ada di sisimu, Sayang. Jangan takut. Ayo, kita keluar. Mereka sudah lama menunggumu," ujar Maria seraya menghapus air mata putrinya.
"Baik, Bu." Anna tersenyum dan segera mengapit lengan Ayahnya untuk berjalan bersama menuju altar pernikahan.
Suara musik mengalun indah mengiringi kedatangan Anna menuju altar. Di sana sudah menunggu kekasih hatinya, Andrew. Pria tampan itu terlihat gagah dengan balutan jas pengantinnya. Senyum sumringah selalu menghiasi wajahnya.
Para tamu yang hadir berdecak kagum dengan kecantikan Anna termasuk Alex yang baru saja tiba kemarin dari Jepang. Sudah beberapa minggu ini ia tidak bertemu dengan Anna. Alex sudah agak melupakan perasaannya terhadap gadis ini, karena kesibukannya di sana yang tak membiarkannya memikirkan yang lain selain pekerjaannya.
Namun, kini mereka bertemu lagi. Gadis itu terlihat menawan bak peri cantik dalam balutan gaun pengantinnya. Perasaan Alex kembali berkecamuk. Setelah selesai upacara pernikahan, kini tiba saatnya jamuan bagi para tamu undangan. Acara diadakan di sebuah hotel mewah.
Mereka menghampiri dan menyapa para tamu yang hadir dan mendapatkan ucapan selamat bahagia dari mereka semuanya. Tidak banyak yang Anna kenal di sini karena sebagian besar adalah undangan dari pihak Andrew karena memang mereka adalah keluarga terpandang di kota C ini.
Mereka semua adalah para pengusaha elit rekanan bisnis dari One Sky Group. Banyak gadis cantik yang hadir di sana. Salah satunya adalah Wilona Jackson dan temannya, Jesica Louis. Wilona adalah mantan pacar Andrew sedangkan, Jesica sudah lama mengagumi Alex. Kedua gadis ini berbincang dan menatap iri pada Anna.
"Tidak kusangka semudah ini memasuki keluarga Williams. Lihat gadis kampung bodoh itu, dia sama sekali tak pantas berdampingan dengan Tuan Muda Andrew. Seharusnya yang berada di sana sekarang adalah kamu, Wilona. Kaulah yang pantas bersama dengan Andrew."
"Sudahlah, Jessie, sekarang Andrew sudah menikah dan sepertinya dia sangat mencintai istrinya itu."
"Kau yang bodoh. Mengapa kau memutuskan Andrew?! Apa kau tahu betapa berharganya pria itu?!"
"Aku dan Andrew memang tidak berjodoh. Aku tak mau membebaninya seumur hidup dengan penyakitku ini." Wilona terlihat pasrah dengan cintanya pada Andrew.
"Dasar, Gadis Bodoh! Bukankah kalian sudah lama bersama? Jika dia memang mencintaimu maka dia akan terus bersamamu."
"Baiklah, aku memang bodoh. Sudah jangan mengejekku lagi semua sudah terjadi. Katakan padaku, bagaimana hubunganmu dengan pangeran tampanmu itu? Heh?!"
Wilona mengalihkan pembicaraannya karena dia pusing Jesica mengomelinya terus.
"Masih ada apalagi yang harus dikatakan? Setiap hari dia selalu bersikap dingin padaku. Aku sudah meneleponnya, mengajaknya makan siang dan mencarinya ke kantornya, tetapi dia tak menganggapku sama sekali.
Terakhir kemarin dia pergi ke Jepang dan tidak kembali selama hampir sebulan membuatku rindu setengah mati dengannya. Namun, setelah pulang, lihat dia malah sibuk dengan rekan bisnisnya."
Jesica mengungkapkan kekecewaannya karena Alex selalu bersikap acuh tak acuh padanya.
"Hahaha! Alex memang seperti itu. Dia sangat dingin pada wanita. Selama aku bersama dengan Andrew, aku tak pernah melihatnya bersama dengan seorang wanita pun.
Bahkan kami hanya sekedar bertegur sapa saat bertemu. Itu pun bisa dihitung dengan jari. Ehm, mungkinkah Alex seperti yang digosipkan itu bahwa dia ...." Wilona tak meneruskan kata-katanya.
"Gay maksudmu?!" tukas Jesica.
"Sstt! Jangan keras-keras. Nanti mereka mendengarnya."
Wilona langsung menutup mulut sahabatnya itu, khawatir ada yang mendengarnya.
"Haish! Lepaskan tanganmu. Tak peduli dia itu gay atau bukan, dia harus menjadi milikku malam ini."
"Apa yang akan kau lakukan?! Jangan berbuat yang aneh-aneh! Jika ketahuan bisa-bisa kau menghilang dari kota C ini."
"Tenang saja, aku sudah mengatur semuanya."
Jesica tersenyum licik membayangkan rencananya pada Alex malam ini.
"Huh! Terserah padamu. Aku hanya mengingatkan saja jangan sampai kau menyesal. Baiklah, aku akan menyapa Andrew dulu. Kau berhati-hatilah."
Wilona tak berdaya terhadap Jesica karena jika dia menginginkan sesuatu maka dia pasti akan melakukan apapun untuk mendapatkannya.
"Iya, aku tahu. Pergilah mencari pangeran impianmu itu dan aku akan mencari Alex. Tunggu saja, sebentar lagi kau harus memanggilku Nyonya Muda Pertama Williams," ucap Jesica seraya tersenyum lebar membayangkan apa yang akan dilakukannya dengan pria tampan itu malam ini.
Di sisi lain, Alex sedang minum-minum bersama dengan para sahabatnya.
"Alex, lihat adikmu. Sekarang dia sudah menikah, kau tak mau menyusulnya?" tanya Jason yang merupakan salah satu sahabat baik Alex.
"Benar, Alex, usiamu sudah tidak muda lagi. Kau juga mapan plus tampan apalagi yang kau tunggu? Lihatlah, para wanita di sini semuanya menatapmu. Pilihlah salah satu yang kau suka, mereka pasti tak akan menolakmu." Christian menimpali ucapan Jason.
Alex melihat sekelilingnya, memang banyak para wanita itu yang sedang menatapnya, tetapi dia tidak peduli. Sejak tadi dia hanya menatap gadis bergaun putih itu. Senyumnya sangat manis.
"Hey, Tuan Muda, siapa yang kau lihat? Katakan padaku, aku akan membawanya langsung kepadamu dan kau bisa memilikinya," ujar Jason.
'Benarkah?! Andai memang benar bisa seperti itu. Namun, sayangnya itu tak mungkin.' gumam Alex.
Gadis yang sedari tadi ditatap Alex kini sedang berbahagia bersama dengan suaminya. Dia sudah berkeliling menyapa para tamu sedari tadi dan sekarang terlihat bosan dan lelah.
"Sayang, apa kau lelah? Pergilah ke kamar dulu untuk beristirahat. Aku akan menyusulmu nanti setelah menemani para tamu," ucap Andrew lembut. Dia tahu Anna sudah lelah karena acara pernikahannya ini.
"Apa tidak apa-apa, Kak, kalau aku pergi lebih dulu? Di sini masih banyak para tamu yang hadir."
"Tidak apa-apa, ini juga sudah malam. Beristirahatlah dulu nanti aku akan menyusulmu."
"Baiklah, Kak, aku akan pergi dulu."
Anna pun menuruti ucapan suaminya. Ia pergi ke kamar hotel di lantai atas yang memang telah disiapkan untuk mereka dan para keluarga malam ini.
Dia juga tidak sabar untuk mandi dan beristirahat karena sejak pagi tadi sudah disibukkan oleh acara ini.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Aqiyu
kok jadi mikir malam pertamanya sama Alex bukan Andrew
2022-04-29
0
Eli Lahat
sabar ya Andrew
2022-04-28
0
Sriyanti Anjar
jd was was pkiranku thur
2021-10-01
0