"Ya, aku ingat. Kau adalah teman sekolah Andrew dulu. Apa kabar?" Alex menjabat tangan Jonathan.
"Kabarku baik. Kudengar kau akan merayakan ulang tahun besok malam?"
"Ya, hanya formalitas untuk bertemu dengan para kolega saja. Aku sudah terlalu tua untuk perayaan ulang tahun."
Alex tersenyum tipis mengingat acara ulang tahun yang direncanakan oleh ibunya itu dan dia yakin jika dia akan dijodohkan lagi dengan putri dari teman-temannya itu.
"Hey, Nathan. Apa kau akan tinggal lama di Jepang? Datanglah ke pesta Kak Alex, sudah lama kita tidak berkumpul."
Andrew merangkul bahu Jonathan berharap sahabat lamanya ini datang menemaninya.
"Aku mau, tetapi sayangnya aku tidak bisa. Putraku juga akan berulang tahun besok jadi aku berjanji akan merayakannya."
Jonathan tersenyum membayangkan besok mereka akan menghabiskan waktu menyenangkan bertiga.
"Apa?! Kau sudah punya Anak?!"
Rose terkejut dan sedikit kecewa. Margareth sudah punya cicit sekarang sedangkan dia tak ada satu pun putranya yang membawakannya menantu apalagi seorang cucu.
Alex memang workaholic sedangkan Andrew ....
Rose hanya bisa menghela nafasnya mengingat keadaan kedua putranya itu. Mereka tampan dan sukses, tetapi belum mempunyai pendamping hidup.
"Iya, dia sudah berumur empat tahun sekarang," ucap Jonathan bangga.
"Ayah!"
Tiba-tiba seorang anak kecil datang menghampiri mereka. Jonathan pun langsung menggendong Michael.
"Ini putraku, Michael. Sayang, ini teman Ayah. Om Andrew dan Om Alex juga Kakek dan Nenek Williams." Jonathan memperkenalkan Michael kepada keluarga Williams.
Begitu mereka melihat jelas bocah kecil yang berada di gendongan Jonathan itu mereka semua pun terkejut. Wajah Michael begitu mirip dengan Alex terutama mata mereka yang sama-sama berwarna biru pekat.
Begitupun dengan Jonathan, dia sangat terkejut dengan kemiripan mereka. Selama ini dia merasa seperti pernah bertemu dengan Michael sebelumnya. Sekarang setelah melihat kedua orang ini, dia sadar bahwa ternyata wajah Michael adalah wajah kecil Alex.
Michael dan Alex Kecil
'Pantas saja aku selalu merasa wajah Mickey mirip dengan seseorang yang kukenal, ternyata Mickey mirip dengan Alex. Apakah Alex adalah ...?'
"Sayang, siapa namamu?" tanya Rose lembut dan mulai mendekati Michael. Ia melihat dengan seksama wajah pria kecil itu dan membelai pipi tembamnya.
"Namaku Michael, Nek. Tetapi, Nenek bisa memanggilku Mickey karena aku suka Mickey Mouse."
Michael menjawab dengan riang seraya melihat ke arah ayahnya yang sejak tadi terdiam. Rose tersenyum mendengar jawaban Michael.
"Nathan, siapa ibu dari anak ini?"
Rose mulai penasaran dengan ibu dari Michael, karena sepengetahuannya Alex sudah lama tidak memiliki kekasih, tetapi anak ini terlalu mirip dengan Alex.
Matanya. Matanya sama persis dengan mata Alex dan Daniel suaminya. Konon, hanya anak laki-laki pertama dari keluarga Williams yang akan mewarisi warna mata seperti ini.
Bahkan saudara Daniel yang lain juga tidak memilikinya, begitupun dengan Andrew yang merupakan adik kandung Alex.
Alex juga bertanya-tanya dalam hatinya. Sudah lama dia tak pernah dekat dengan wanita. Kesibukannya membuatnya malas mengurusi wanita-wanita yang berisik dan merepotkan itu. Kecuali malam 5 tahun lalu itu saat dirinya mabuk.
'Apakah mungkin dia adalah anak wanita itu? Tetapi, Jonathan bilang ini adalah anaknya!'
Andrew juga sibuk tenggelam dalam pikirannya. Jika dia dan Anna dulu masih bersama, mungkin mereka akan mempunyai anak sebesar Michael.
Namun, anak ini terlalu mirip dengan Alex saat kecil, apa mungkin kakaknya itu sudah mempunyai kekasih, tetapi tak pernah memberitahukan kepada keluarganya.
"Hey, Kak. Kau lihat anak ini sangat mirip denganmu? Apakah kau diam-diam mempunyai anak di luar sana dan tidak mengakuinya, sehingga sekarang menjadi anak Nathan?" bisik Andrew seraya menggoda Alex.
"Diam kamu!" Alex menatap tajam kepada adiknya ini.
"Nathan, siapa sebenarnya ibu anak ini? Apakah benar ini adalah anakmu?" desak Rose yang semakin penasaran tentang identitas Michael.
"Apa maksud Tante?"
"Bukan, bukan begitu. Aku tidak ada maksud buruk. Aku hanya penasaran saja." Rose tersenyum canggung pada Jonathan.
"Bisakah kau mengatakannya padaku siapa ibu anak ini?" tanyanya lagi.
"Ehm, dia adalah ...."
"Ibu!" Michael tiba-tiba berteriak memanggil ibunya dan memotong perkataan Jonathan.
"Ibu!" teriaknya lagi sembari turun dari gendongan Jonathan dan menghampiri ibunya.
"Maaf yah membuatmu lama menunggu. Tadi nenek besarmu menelepon ibu," ucap Anna seraya mengelus rambut hitam anaknya itu.
"Anna?!" teriak mereka serentak dan terkejut melihat bahwa wanita yang dipanggil ibu oleh Michael itu adalah Anna.
Begitupun dengan Anna, dia tidak menyangka bahwa hari ini dia akan bertemu dengan semua keluarga Williams.
Anna pun semakin terkejut setelah melihat dengan jelas wajah Alex yang sangat mirip dengan putranya itu. Selama ini dia hanya bertemu 2 kali dengan Alex dan tidak berani menatap langsung wajahnya.
'Mengapa Kak Alex mirip sekali dengan Mickey?! Tidak mungkin 'kan kalau pria malam itu adalah Kak Alex?!'
Tidak hanya Anna, tetapi mereka semua pun tenggelam dalam pikiran masing-masing.
'Anna? Dia ibu Michael? Apa jangan-jangan pria yang bersama Anna adalah Kak Alex? Tetapi, Nathan bilang bahwa anak kecil ini adalah putranya. Ada apa ini?'
Andrew bingung dengan situasi ini, dia pun berjalan mendekati Anna.
"Anna, ada apa ini?! Apa dia anakmu?! Anak harammu?!" Andrew memegang kencang bahu Anna.
"Argh! Sakit!" Anna terkejut dengan perlakuan Andrew.
"Hentikan, Andy! Apa yang kau lakukan?!" Jonathan menepis tangan Andrew dan memeluk Anna, sedangkan Michael hanya kebingungan dengan apa yang terjadi pada ibunya.
"Anna, maafkan Andrew. Dia tidak bermaksud kasar. Kami hanya ingin tahu mengenai Michael. Apakah dia ...."
"Cukup!" tukas Jonathan.
"Maaf, Tante. Jika tak ada urusan lain, kami pamit dulu. Permisi." Jonathan langsung membawa pergi Anna dan Michael dari restoran itu.
.
.
.
"Anna, duduklah dulu. Apa kau tidak apa-apa?" tanya Jonathan kepada Anna saat mereka tiba di kamar hotel Anna.
"Aku tidak apa-apa, Nathan." Anna tersenyum dan menggenggam tangan Jonathan.
"Kau pergilah untuk bekerja. Bukankah kamu ada jadwal meeting hari ini? Pergilah dulu, aku baik-baik saja," ucap Anna menenangkan Jonathan yang khawatir padanya.
"Tetapi, kalau aku pergi, bagaimana dengan kalian?"
"Nathan, sungguh, aku baik-baik saja."
Jonathan terdiam sejenak. Ia memang mempunyai jadwal meeting penting dengan kliennya hari ini, tetapi dia juga sangat mengkhawatirkan Anna.
"Baiklah. Aku akan usahakan untuk kembali secepatnya. Dan ingat, segera hubungi aku jika terjadi sesuatu."
"Siap, Boss!" ucap Anna seraya mengangkat tangannya seperti sedang memberi hormat pada Jonathan.
Jonathan hanya bisa tersenyum dan menggelengkan kepalanya melihat tingkah Anna.
"Ingat telepon aku dan jangan nakal! Aku pergi dulu!"
Jonathan pun dengan enggan pergi meninggalkan Anna. Banyak sekali pertanyaan di benaknya saat ini. Apakah Anna mengenal keluarga Williams dan terlebih lagi apa hubungan Anna dan Alex, mengapa Michael terlihat sangat mirip dengan pria itu.
Namun, Jonathan menahan dirinya dengan semua pertanyaan itu. Jika Anna mau memberitahukannya maka dia akan mendengarkannya, tetapi jika Anna tidak ingin mengatakannya maka biar dia tidak tahu selamanya.
Dia hanya menginginkan Anna dan Michael bahagia dan akan melindungi mereka tanpa syarat.
.
.
.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 203 Episodes
Comments
Alya Yuni
Nathan baik bngat kenapa dng si Anna nunggu ap lgi mantanmu blng ank hram dsar prmpuan membodohkn dri
2022-11-29
0
Yeni Setianingsih
torrr minta satu yg kaya nathan donk😁
2022-08-08
0
Aqiyu
ya ampu Jonathan ❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤❤ malaikat tak bersayap aku padamu
2022-04-29
0