Pergi menemui Aqila

Kini tubuh Zara telah Sagara letakan di atas tempat tidur dan ia menyuruh karyawan Hotel untuk menolongnya agar bisa segera tersadar kembali.

Beruntungnya di hotel ini memiliki tim ahli medis, karena sudah termasuk dalam fasilitas untuk para karyawan Hotel

Akhirnya Zara tersadar setelah ia mendapatkan tindakan dari tim medis. Zara sempat terkejut dan juga kaget ketika ia membuka kedua bola matanya, dimana di hadapannya kali ini ada seorang pria yang menurutnya sangat menyebalkan.

"T tuan Sagara!" ucapnya dengan mata melotot.

"Akhirnya kau sadar juga, syukurlah kau tidak jadi mati!" balasnya asal ceplos

Mendengar Sagara berkata seperti itu, lagi-lagi Zara di buat kesal olehnya.

Kemudian ia buru-buru bangkit dari atas tempat tidur, Saga sempat mencegahnya.

"Hey, mau kemana kau?"

"Saya harus ke rumah sakit Tuan, anakku sedang di rawat di sana!" jawabnya dengan wajah memelas.

Entah kenapa Sagara jadi teringat akan Maura.

"Yasudah enyahlah kau dari hadapanku, lama-lama aku bisa muak melihat tampangmu yang sangat menyebalkan itu!" Sagara malah mengusir Zara.

Dengan senang hati Zara bergegas pergi, tanpa mengucapkan kata terima kasih kepadanya.

Sedangkan Jhon sedari tadi terus memperhatikan sikap aneh dari Tuannya.

"Cih, dasar wanita tidak tahu diri! Sudah di tolongin malah main pergi begitu saja, bahkan tidak ada kata ucapan terimakasih!" keluhnya sambil melipat kedua tangannya di atas dada.

"memangnya Tuan mengharapkan ucapan terimakasih dari Nona Zara?" celetuk Jhon, malah membuat seorang Sagara Mahendra menjadi salah tingkah,sampai dirinya menggaruk kepalnya yang tidak gatal.

Kemudian Sagara memutuskan untuk pergi meninggalkan Jhon seorang diri di dalam kamar Hotel.

'cih, seharusnya tadi aku biarkan saja wanita menyebalkan itu tergeletak di jalanan, ngapain juga aku harus menolongnya, aarrkkhhhh...hari ini sungguh sial!' gerutunya dalam hati.

Rumah Sakit

Setibanya di rumah sakit, akhirnya Zara bisa kembali bertemu dengan putri kecilnya.

"Bunda!" ucap Aqila dengan mata yang berbinar karena hampir seharian tidak bertemu dengan Bundanya.

Begitu pun dengan Zara, ia buru-buru mendekat ke arah Aqila, kali ini wajah Aqila sudah tidak pucat lagi dan terlihat lebih segar.

"Akhirnya kau pulang juga Zara, aku kira kau akan lembur sampai tengah malam, kau tahu Ra, hari ini Lala makannya lahap sekali, dan kata Dokter, besok Lala sudah boleh pulang. dan juga minggu depan Lala harus kontrol dan cuci darah lagi!" cakapnya sembari berpamitan pergi, karena Dewi hampir saja telat masuk bekerja.

"Terimakasih ya Wi, sudah menjaga Lala seharian!"

"Iya Ra sama-sama, oh iya tadi aku beli nasi bungkus, kamu jangan sampai telat makan, lihat tuh wajahmu pucat begitu, jangan sampai kau sakit Ra, jaga kondisi kesehatanmu, kamu tidak usah khawatir, Lala pasti baik-baik saja!" ujarnya berusaha menyemangati Zara.

"Iya Bun, Lala sudah baikan kok, ini saja makan sudah lahap sekali, entah kenapa Lala malah lapar melulu!" jawabnya sambil tertawa cekikikan.

Melihat kondisi Lala seperti itu, Zara malah semakin bersemangat. Kebetulan besok adalah jadwalnya libur bekerja.

Keesokan harinya

Akhirnya Aqila sudah di perbolehkan pulang oleh Dokter rumah sakit, dengan satu syarat yakni Aqila tidak boleh banyak melakukan aktivitas yang menguras banyak tenaganya.

Kediaman Syailendra

"Nek, beneran ya mau bantuin aku!" rengek Maura.

"Iya Cucu Nenek yang paling cantik, apapun yang Maura mau, pasti nenek kabulkan! Nah sekarang apa yang bisa Nenek bantu?"

Kemudian Maura membisikan sesuatu di telinga Neneknya, Nyonya Jelita sempat tertawa terbahak-bahak dengan apa yang di katakan oleh cucunya.

"Ide yang bagus Maura, Nenek setuju! Tapi boleh ya Nenek ikut kamu untuk bertemu dengan temanmu itu? Setelah itu nenek pulang lebih dulu, bagaimana?"

Mendengar Neneknya berkata seperti itu, Maura pun senang bukan kepayang.

Akhirnya sang Nenek menyuruh anak buahnya untuk mencari tahu informasi mengenai Aqila, dan memerintahkan agar pihak Rumah Sakit mau memberikan alamat rumahnya.

Dan tidak butuh waktu yang lama, akhirnya semua informasi yang diminta oleh Nyonya Jelita berhasil ia dapatkan.

"Cucuku, rupanya hari ini temanmu yang bernama Aqila sudah di perbolehkan pulang oleh pihak rumah sakit!" ucapnya sambil melempar senyum.

Mendengar hal itu Maura pun senang bukan kepayang.

"Yasudah Nek, gimana kalau kita jemput Aqila di rumah sakit, dan kita antar sampai ke rumahnya?" pinta Maura memohon.

Kemudian Nyonya Jelita malah memeluk Cucunya."Maura cucu Nenek yang paling Nenek sayangi, apapun yang kamu minta pasti akan Nenek kabulkan, yasudah ayo kita bergegas kesana, suster Mira kau juga ikut ya!" ajak Nyonya Jelita.

"Baik Nyonya!" jawabnya sambil membungkukkan punggungnya.

Saat Zara dan Aqila berada di depan pintu keluar lobby Rumah sakit, ia cukup terkejut saat mendapati mobil mewah berwarna putih berhenti di hadapannya. Kemudian kaca mobil tersebut terbuka.

"Lala!" teriak seorang gadis kecil dari dalam mobil tersebut.

Baik Aqila dan juga Zara merasa tidak asing dengan suara tersebut apalagi dengan wajah seorang gadis kecil yang ia jumpai dua hari yang lalu.

"Maura, kau kah itu?" sahut Aqila dengan matanya yang berbinar.

Kemudian pintu mobil pun di buka, dan Zara sangat terkejut ketika melihat wanita paruh baya dan memiliki paras yang cantik datang menghampirinya.

"Pasti anda yang bernama Zara, dan ini adalah Aqila, betul?" tanya Nyonya Jelita sambil menunjuk ke arah Zara dan Aqila dengan jari telunjuknya.

Zara pun mengangguk lalu mencium punggung tangan kanan Nyonya Jelita secara takzim, di perlakukan seperti itu Nyonya Jelita tampak terkejut sekaligus kagum akan sikap sopan dan santun yang telah Zara tunjukan padanya.

"Benar sekali Nyonya, nama saya adalah Zara Hafizah, dan ini adalah putriku namanya Aqila Fauziah." jawabnya sambil memperkenalkan diri

Kemudian Nyonya Jelita malah mengulurkan tangannya untuk berjabat tangan dengan Zara."Perkenalkan, Saya adalah Neneknya Maura, sudah dua hari ini Maura selalu bercerita tentangmu dan juga Aqila, dan kedatangan saya kemari bersama Maura, karena ingin menjemput Aqila, dan mengantar kalian sampai rumah, jangan pernah kau menolaknya ya, karena ini adalah permintaan dari cucuku!" cakapnya seolah memaksa Zara untuk tidak menolak permintaannya.

Sebenarnya Zara merasa sungkan atas kebaikan yang telah Maura dan Neneknya berikan padanya dan juga Aqila, namun ia juga tidak ingin mengecewakan Maura yang sudah berbaik hati melakukan hal ini, Zara pun sempat terharu begitu pun dengan Aqila.

Akhirnya Zara dan Aqila di antar oleh mobil mewah milik Maura.

Setibanya di depan gang sempit, lagi-lagi Zara merasa malu, mengingat kondisi lingkungan sekitarnya yang terkesan kumuh.

"Maaf ya Maura, kamu harus datang ke tempat seperti ini!" ucapnya tertunduk malu.

Lalu Maura malah mencoba mendekat ke arah Zara yang sedang berdiri mematung dengan kursi rodanya dan kemudian di bantu oleh Suster Mira.

"hati-hati Non Maura!" ucap suster Mira

Kemudian Maura mencoba ingin memeluk Zara, dan Zara pun menyadari hal itu, kini ia yang lebih dulu memeluk Maura.

"Terimakasih Bunda Zara, karena mau memelukku, kau tahu jika sudah dua hari ini aku sangat merindukan pelukan darimu dan aku pun sangat merindukan Lala, ingin rasnya aku seharian bermain dengan Lala dan di peluk oleh Bunda Zara!" cakapnya yang semakin mengeratkan pelukannya.

Nyonya Jelita yang menyaksikan langsung cucunya begitu dekat dengan Zara, merasa sangat terharu, memang benar jika Maura saat ini sangat butuh sosok seorang ibu yang bisa menyayangi dirinya dengan tulus, dan Nyonya Jelita melihat ketulusan dari seorang Zara Hafizah terhadap cucunya, ia pun sempat meneteskan air matanya.

'Sepertinya aku harus turut andil agar Zara bisa menjadi ibu sambungnya Maura, aku yang baru pertama kali bertemu dengan Zara, sudah menyukainya, pantas saja cucuku merasakan hal yang sama!' ungkapnya dalam hati.

Menjelang malam, rupanya Sagara memutuskan untuk pulang lebih awal, biasanya ia selalu tiba di rumahnya pukul sepuluh malam, namun kali ini tepatnya jam tujuh malam ia sudah berada di rumahnya.

Setibanya di rumah, ia mencari keberadaan Maura, entah ada angin apa ia menjadi teringat akan putri kecilnya yang selalu ia abaikan selama ini, ia pun kembali teringat akan kejadian kemarin malam, dimana Zara menatap wajahnya sambil berkata jika putrinya di rawat di rumah sakit, terlihat jelas jika wanita itu begitu mengkhawatirkan putrinya, dari situlah terbesit rasa bersalah dirinya terhadap Maura.

kemudian Sagara mencari keberadaan Mamahnya yang saat ini sedang duduk manis di atas ranjang kamar tidurnya.

"Mam, Maura dimana? Kenapa aku tidak menemukannya didalam kamarnya?" tanya Sagara cukup panik, namun dengan santainya Nyonya Jelita mengatakan sesuatu yang membuat Sagara menjadi murka.

"Mamah kira kamu sudah tidak peduli lagi dengan Maura!" jawabnya dengan enteng.

"Mam, kenapa Mamah menjawabnya seperti itu? Aku tidak ingin berdebat lagi denganmu!" cetusnya kesal.

"Baiklah Sagara, saat ini putrimu sedang berada di rumah temannya, katanya ia ingin menginap di sana, dan tidak mau pulang! Sepertinya Maura lebih nyaman di rumah temannya ketimbang di sini!" jawabnya dengan sengaja.

Mendengar Mamahnya berkata seperti itu, Sagara pun menjadi naik pitan di buatnya.

"Kenapa Mamah memberikan ijin Maura menginap? Aarrkkkhhhh aku harus membawa Maura pulang ke rumah ini, tolong Mamah berikan alamat temannya Maura!" pintanya memaksa.

"Loh, kamu yakin mau jemput Maura di rumah temannya? Mamah kira kau tidak akan memperdulikannya!" sindirnya tersenyum puas.

"Stop Mam, lama-lama Mamah sangat menyebalkan!" keluhnya sembari menjambak rambutnya sendiri.

Akhirnya Nyonya Jelita memberikan alamat Rumah Aqila, dan Sagara pun bergegas pergi kesana seorang diri untuk menjemput Maura.

Bersambung...

🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

Nar Sih

Nar Sih

pasti bakal ada perang dingin lgi antara mereka ,bila sagara dtg ke tmpt zara dan pasti nya bkln rame lanjutt kakk👍🥰

2025-02-18

2

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

hadeh orang yang sengaja mau dihindari malah yang membuat nyaman putrinya tuh,,,

2025-02-18

1

💠🇩𝗘𝗪𝗜ˢᵃʳᵃˢʷᵃᵗᶦ🌀🖌:

💠🇩𝗘𝗪𝗜ˢᵃʳᵃˢʷᵃᵗᶦ🌀🖌:

nanti terkejut Sagara, siapa teman anak nya

2025-02-21

1

lihat semua
Episodes
1 Di ceraikan
2 Bertemu dengan Dewi
3 Pekerjaan untuk Zara
4 Menjadi seorang pegawai Hotel
5 Murkanya Sagara
6 Surat peringatan untuk Zara
7 Aqila mendadak sakit
8 Bertemu dengan Maura
9 Mulutmu setajam pisau
10 Pergi menemui Aqila
11 Sagara VS Zara
12 Jadi bahan gosip
13 Maafkan Papah, Maura.
14 Senjata makan tuan
15 Mencelakai Zara
16 Mencari pelaku
17 Sulit di percaya
18 Posisi baru untuk Zara
19 Cemburu
20 Bekerja di tempat baru
21 Permintaan Maura
22 Keputusan yang terpaksa
23 Ada apa dengan Sagara?
24 Kabar baik untuk Maura dan Aqila
25 Operasi transplantasi Aqila
26 Kejutan Untuk Zara
27 Bertemu dengan mantan
28 Surat perjanjian
29 Sah menjadi pasangan Suami dan istri
30 Zara oh Zara
31 Tinggal di rumah baru
32 Balada jamu kuat
33 Merubah penampilan Zara
34 Zara VS Laura
35 Menguak siapa pelakunya
36 Musuh dalam selimut
37 Masalalu Zara yang kelam
38 Menyatakan Cinta part 1
39 Menyatakan Cinta Part 2
40 Rencana Felix
41 Merenggutnya secara paksa
42 Akhirnya di temukan
43 Trauma
44 Menjelaskan semuanya kepada Zara
45 Tanda lahir
46 Sagara Sakit
47 Makan malam yang dramatis
48 Rencana Saga
49 Kepergok
50 perang Dingin
51 Menggodanya
52 Misteri yang mulai terkuak
53 Tes DNA
54 Siapakah Rey Senja?
55 Kejutan besar untuk Zara
56 Peluk Ibu, Nak
57 Mengantar Maura dan Aqila
58 Merayu Laura
59 Pengakuan Rey
60 Zara di culik
61 Menyelamatkan Zara
62 Rencana Saga dan Nyonya Kinan
63 Pengumuman yang menegangkan
64 Rahasia yang mulai terungkap
65 Setelah badai, terbitlah pelangi
66 Pergi liburan ke Bali
67 Kehilangan itu sangat menyakitkan
68 Rey yang berulah
69 Berkata jujur
70 Sikap Zara yang aneh
71 Apa itu ketoprak?
72 Sikap manja Zara terhadap Sagara
73 Tak bisa jauh darimu
74 Sabotase
75 Zara Hamil
76 Mencari identitas si pelaku
77 Pertemuan yang tidak terduga
78 Musuh dalam selimut
79 Mulai menyerang
80 Kepergok Rey
81 Dendam dimasa lalu
82 Ditumbangkan
83 Mengatakan yang sebenarnya
84 Akal bulus Sagara
85 Mengapa kau nekat?
86 Jangan pernah kau mengulanginya kembali
87 Jebakan
88 Akhir dari segalanya
89 periksa kandungan
90 Pergi ke acara reuni
91 Pernyataan yang mengejutkan
92 Zara mulai curiga
93 Sikap dingin Zara
94 Menerima kenyataan pahit
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Di ceraikan
2
Bertemu dengan Dewi
3
Pekerjaan untuk Zara
4
Menjadi seorang pegawai Hotel
5
Murkanya Sagara
6
Surat peringatan untuk Zara
7
Aqila mendadak sakit
8
Bertemu dengan Maura
9
Mulutmu setajam pisau
10
Pergi menemui Aqila
11
Sagara VS Zara
12
Jadi bahan gosip
13
Maafkan Papah, Maura.
14
Senjata makan tuan
15
Mencelakai Zara
16
Mencari pelaku
17
Sulit di percaya
18
Posisi baru untuk Zara
19
Cemburu
20
Bekerja di tempat baru
21
Permintaan Maura
22
Keputusan yang terpaksa
23
Ada apa dengan Sagara?
24
Kabar baik untuk Maura dan Aqila
25
Operasi transplantasi Aqila
26
Kejutan Untuk Zara
27
Bertemu dengan mantan
28
Surat perjanjian
29
Sah menjadi pasangan Suami dan istri
30
Zara oh Zara
31
Tinggal di rumah baru
32
Balada jamu kuat
33
Merubah penampilan Zara
34
Zara VS Laura
35
Menguak siapa pelakunya
36
Musuh dalam selimut
37
Masalalu Zara yang kelam
38
Menyatakan Cinta part 1
39
Menyatakan Cinta Part 2
40
Rencana Felix
41
Merenggutnya secara paksa
42
Akhirnya di temukan
43
Trauma
44
Menjelaskan semuanya kepada Zara
45
Tanda lahir
46
Sagara Sakit
47
Makan malam yang dramatis
48
Rencana Saga
49
Kepergok
50
perang Dingin
51
Menggodanya
52
Misteri yang mulai terkuak
53
Tes DNA
54
Siapakah Rey Senja?
55
Kejutan besar untuk Zara
56
Peluk Ibu, Nak
57
Mengantar Maura dan Aqila
58
Merayu Laura
59
Pengakuan Rey
60
Zara di culik
61
Menyelamatkan Zara
62
Rencana Saga dan Nyonya Kinan
63
Pengumuman yang menegangkan
64
Rahasia yang mulai terungkap
65
Setelah badai, terbitlah pelangi
66
Pergi liburan ke Bali
67
Kehilangan itu sangat menyakitkan
68
Rey yang berulah
69
Berkata jujur
70
Sikap Zara yang aneh
71
Apa itu ketoprak?
72
Sikap manja Zara terhadap Sagara
73
Tak bisa jauh darimu
74
Sabotase
75
Zara Hamil
76
Mencari identitas si pelaku
77
Pertemuan yang tidak terduga
78
Musuh dalam selimut
79
Mulai menyerang
80
Kepergok Rey
81
Dendam dimasa lalu
82
Ditumbangkan
83
Mengatakan yang sebenarnya
84
Akal bulus Sagara
85
Mengapa kau nekat?
86
Jangan pernah kau mengulanginya kembali
87
Jebakan
88
Akhir dari segalanya
89
periksa kandungan
90
Pergi ke acara reuni
91
Pernyataan yang mengejutkan
92
Zara mulai curiga
93
Sikap dingin Zara
94
Menerima kenyataan pahit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!