Mulutmu setajam pisau

Tepat pukul sembilan malam, Sagara telah tiba di kediaman Syailendra. Hari ini ia merasa begitu lelah karena banyaknya pekerjaan yang harus segera di selesaikan. Saat ia masuk menuju ruang tamu, ada satu pemandangan yang membuatnya cukup terkejut, yakni dimana putri kecilnya sedang mengobrol serius dengan neneknya.

"Mam, kenapa Maura belum tidur? Ini kan sudah jam sembilan malam, malah hampir mau jam sepuluh!" ucapnya sambil menatap sinis ke arah Maura.

Ditatap seperti itu, Maura langsung menundukkan kepalanya.

"Saga, biarkan saja, gak tiap hari ini kok Maura kaya gini, lagian hari ini putrimu sedang merasa bahagia, mangkanya Mamah sedari tadi mendengarkan ocehannya!" jawabnya mencoba membela cucunya.

"Saga tidak peduli Mah, di rumah ini ada aturannya, Suster cepat kau bawa Maura ke kamarnya, ganti pakaiannya dengan pakaian tidur, dan jangan lupa Maura harus meminum segelas susu!" perintahnya dengan netranya tertuju ke arah Maura, kemudian Maura memberanikan diri menatap wajah Papahnya, tatapan seorang anak yang sangat membutuhkan kasih sayangnya, berharap saat Papahnya pulang dirinya di peluk serta mendapatkan sebuah ciuman hangat yang bisa membuatnya merasa di sayangi dan di cintai, namun apa yang Maura dapat? hanya omelan lah yang ia terima, Maura pun sudah sangat jengah dengan keadaanya saat ini.

Tanpa berkomentar apapun, Maura bergegas pergi menuju kamarnya, dibantu oleh Suster Mira.

Hatinya menangis saat Papahnya menatapnya dengan tatapan dingin, sepanjang jalan menuju kamar tidurnya, Maura hanya bisa menangis, dan suster Mira telah menjadi saksi bisu kesedihan Maura.

Ketika Sagara akan melangkahkan kakinya menuju lantai dua, tiba-tiba saja Mamahnya memintanya untuk duduk di kursi sofa, tepat di sebelahnya, awalnya Sagara ingin menolaknya, namun ia urungkan.

"Iya Mah ada apa?" tanyanya sambil duduk di samping Mamahnya.

"Begini Saga, Mamah cuma mau tanya sama kamu, apakah kau sudah mendapatkan calon istri untuk menjadi ibu sambungnya Maura?" tanya Mamah Jelita.

Mendengar Mamahnya bertanya seperti itu, Sagara terlihat malas untuk menjawabnya.

"Kenapa Mamah menanyakan hal ini lagi? berapa kali Saga bilang sama Mamah, kalau Saga belum bisa melupakan Naura, Saga sangat mencintainya sampai kapanpun!" tegasnya sedikit emosi.

Namun Mamah Jelita berusaha untuk tidak menjawabnya dengan emosi, karena ia tahu jika watak putranya sangat keras kepala.

"Kau jangan egois Saga, pikirkan Maura..Ia masih membutuhkan sosok seorang ibu!" tegasnya seolah menekan putranya.

Sagara malah menghela nafas panjangnya.

"Kan ada suster Mira yang selalu ada untuk Maura, jadi untuk apa Saga menikah lagi! Saga sudah malas membahas masalah ini, Mah!" jawabnya sambil memijit pelipisnya.

"Itu beda Saga, kau itu selalu saja tidak peka dengan apa yang di butuhkan oleh Maura saat ini, kau selalu sibuk dengan pekerjaanmu sehingga kau tidak pernah ada waktu untuk anakmu, kenapa kau menjadi kejam seperti ini, setelah istrimu meninggal?" sungutnya mulai geram.

"kalau boleh Saga memilih, lebih baik Naura tidak usah memiliki seorang anak kalau ujungnya malah merenggut nyawanya."

Duar...

Tanpa di sadari rupanya Maura diam-diam menguping percakapan Papahnya dengan Neneknya, suster Mira yang turut menyaksikannya langsung, ia begitu tidak tega melihat seorang gadis kecil yang tidak berdosa telah tersakiti seperti ini. Maura terus saja menangis tanpa bersuara, ia menahan rasa sesak di dadanya.

Mendengar putranya berkata seperti itu, Nyonya Jelita semakin kesal dibuatnya.

"Kau jangan keterlaluan Saga, Maura tidak ada kaitannya dengan kematian istrimu, ini semua sudah menjadi suratan takdir, bukankah kau sedari dulu sangat mendambakan seorang anak, tapi setelah tuhan mengabulkan keinginanmu, kau malah menyia-nyiakannya, Mamah kecewa sama kamu!"

Sagara pun terdiam, kemudian menoleh ke arah Mamahnya yang sedari tadi terus menatap ke arahnya.

"Lantas maunya Mamah apa?"

"Jika kau tidak bisa memberikan kebahagiaan untuk Maura, setidaknya carilah seorang ibu sambung yang bisa dengan tulus menyayangi Putrimu, itu akan jauh lebih beradab ketimbang putrimu di perlakukan seperti itu oleh Papah kandungnya sendiri, dan sepertinya putrimu sudah menemukan orangnya, Saga!"

Mendengar ibunya berkata seperti itu, Sagara malah beranjak dari tempat duduknya.

"Maaf Mah, aku belum bisa menikah lagi! Sampai kapan pun tidak ada yang bisa menggantikan posisi Naura di hatiku!" tegasnya bersikukuh.

"Tapi ini semua demi Maura, tolonglah kau dengarkan ibumu ini nak?" pintanya memohon.

Namun sayangnya Sagara benar-benar tidak menghiraukannya, dan ia lebih memilih untuk meninggalkan ibunya seorang diri di ruang tamu.

......................

Pagi-pagi sekali Zara terpaksa harus sudah berada di tempat ia bekerja, beruntungnya ada Dewi yang mau menjaga Aqila di Rumah sakit.

Setibanya di tempat ia bekerja, ternyata pekerjaannya sudah sangat menumpuk, meskipun saat ini kondisinya tidak sedang baik-baik saja karena Zara mengalami kurangnya istirahat. Apalagi saat di rumah sakit menjaga Aqila, ia sangat sulit untuk memejamkan matanya.

Ketik Zara melintasi area Ballroom Hotel, para karyawan di bagian pelayan menatapnya dengan tatapan tidak sukanya.

"Akhirnya, pacarnya si Bos besar sudah kembali lagi ke kesini! Wah hebat ya kamu Zara, bagi tipsnya dong, biar si Bos tampan bisa aku taklukan juga!" ejek Lina.

Beruntungnya Zara tidak menghiraukannya, ia malah bergegas pergi ke Laundry untuk mengambil sepre serta selimut untuk kamar Hotel

"Woy, elo bisu ya? Gue ngomong sama elo!" bentak Lina sangat geram

Zara hanya bisa mengusap dadanya atas kejadian barusan, benar-benar ia harus menebalkan kupingnya atas tuduhan yang tidak-tidak.

"Zara tunggu!" panggil Dini, salah satu teman Zara yang dekat dengannya.

"Dini? Aku kira siapa?" jawabnya sambil menoleh.

 Dini adalah teman satu profesi dengan Zara

"Emangnya kamu kira siapa? Sudah Ra, kau tidak usah menghiraukan para pelayan menyebalkan itu, perasaan setiap hari hobby nya ngomongin kamu terus, gak ada topik lain apa?" sungutnya mulai kesal.

"Alhamdulillah Din, itu artinya dosa-dosa ku sebagian ditanggung oleh mereka, setidaknya ada yang mengurangi dosa-dosa ku!" ucapnya tersenyum tipis.

"Aish, terserah kau saja lah Ra, tapi aku salut sama kamu, kamu tidak mudah terpancing oleh mulut busuknya si Lina, kalau aku jadi kamu, sudah habis aku cakar dan aku jambak rambutnya!" geram Dini sembari melotot ke arah Zara.

"Sudahlah Din, ngapain juga meladeni mereka!"

"Betul sih Ra, oh iya ngomong-ngomong gimana keadaan putrimu Ra?"

"Alhamdulillah sudah mendingan Din, yasudah ayo kita segera bekerja, biar pekerjaan kita bisa cepat selesai." ajaknya bergegas pergi menuju laundry.

hari ini Zara terpaksa lembur karena pekerjaanya yang cukup banyak, bahkan tadi ia sempat keteteran, akibat banyaknya tamu yang check out hari ini.

Sekitar pukul delapan malam, akhirnya semua tugasnya telah selesai, ia pun buru-buru pergi menuju rumah sakit.

 Perusahaan Syailendra Group

"Tuan, semua berkas untuk bahan meeting besok sudah selesai semua, dan ruang meeting yang anda minta di hotel Raflesia sudah seratus persen siap untuk di gunakan besok!" ucapnya yang kemudian mengasongkan beberapa file dalam sebuah map berwarna coklat.

"Syukurlah kalau begitu Jhon, aku suka cara kerjamu yang cekatan, oh iya setelah ini aku ingin meninjau langsung tempat untuk meeting besok." pintanya dan langsung bersiap-siap pergi menuju hotel Raflesia.

Jhon pun merasa ada sesuatu yang janggal dengan Tuannya.

'Sejak kapan Tuan mau meninjau langsung tempat meeting untuk besok? Biasanya juga Tuan tinggal terima beres? Hemmm...ini sangat mencurigakan, sepertinya bukan karena ruang meeting? Akan tetapi ada hal lain, ck..ck! Tuan..Tuan, anda akan kena batunya sendiri!' gumamnya, yang kemudian pergi menyusul Sagara yang sudah berada jauh darinya.

Setibanya di Hotel Raflesia, saat menuju area parkir, tanpa di sengaja Zara melintas di samping mobil Sagara, namun kali ini Zara terlihat berjalan sempoyongan sambil memijit pelipisnya, wajahnya sudah terlihat pucat.

Melihat kondisi Zara seperti itu, entah kenapa Sagara meminta Jhon untuk menghentikan laju mobilnya, dan dengan segera Sagara membuka pintu mobil.

Kini netranya fokus ke arah Zara, sedangkan Zara tidak tahu jika dibelakangnya ada Bosnya yang sangat menyebalkan itu.

"Ya Rabb, kenapa kepalaku mendadak menjadi pusing begini!" keluhnya yang secara tiba-tiba menghentikan langkah kedua kakinya, lalu pandangannya telah berubah menjadi kabur hingga akhirnya Zara tumbang dan tidak sadarkan diri.

Beruntungnya Sagara buru-buru mendekat ke arahnya, dan kini tubuh Zara telah jatuh kedalam pelukannya.

"Hey wanita menyebalkan, kenapa kau pingsan di sini sih? cih merepotkan sekali!" keluhnya sembari mendengus kesal.

Jhon sedari tadi memperhatikan tingkah laku Tuannya yang ternyata niatnya datang ke hotel Raflesia bukan sekedar untuk melihat kondisi ruangan meeting untuk acara penting besok, rupanya kedatangannya ketempat ini mempunyai maksud lain, yakni agar bisa bertemu dengan Zara, dan itu tidak bisa di pungkiri lagi.

Akhirnya Sagara membopong tubuh Zara dan membawanya masuk ke dalam Hotel, lagi dan lagi gosip miring tentang hubungan spesial antara Zara dan Sagara kembali mencuat dan semakin memanas terutama Lina dan juga kawan-kawannya, mereka tampak syok, bahkan sampai kebakaran jenggot saat melihat Tuan Sagara membopong tubuh Zara.

"Dasar brengsek kau Zara, aku yang sedari dulu mengincar Tuan Sagara, tapi kenapa justru dengan mudahnya kamu bisa sedekat itu dengannya? awas saja kamu, aku akan membuat perhitungan denganmu Zara!" ucapnya sangat geram, kedua tangannya sampai ia kepalkan.

Bersambung...

🍁🍁🍁🍁🍁🍁🍁

Terpopuler

Comments

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

꧁♥𝑨𝒇𝒚𝒂~𝑻𝒂𝒏™✯꧂

kasihan dgn Maura anak kecil yg ngga tau apa apaan sudah di abaikan oleh ayahnya

2025-02-18

1

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

memangnya kalo ga ada si Zara sekarang, kamu bisa menarik bos besar kamu tuk melihat ke arah kamu Lina,,,

2025-02-18

2

Nar Sih

Nar Sih

awal nya mungkin kmu benci dgn zara ya sagara tpi...awas aja pasti lama,,benci mu jdi cinta ,lanjuutt kakk👍🥰

2025-02-18

2

lihat semua
Episodes
1 Di ceraikan
2 Bertemu dengan Dewi
3 Pekerjaan untuk Zara
4 Menjadi seorang pegawai Hotel
5 Murkanya Sagara
6 Surat peringatan untuk Zara
7 Aqila mendadak sakit
8 Bertemu dengan Maura
9 Mulutmu setajam pisau
10 Pergi menemui Aqila
11 Sagara VS Zara
12 Jadi bahan gosip
13 Maafkan Papah, Maura.
14 Senjata makan tuan
15 Mencelakai Zara
16 Mencari pelaku
17 Sulit di percaya
18 Posisi baru untuk Zara
19 Cemburu
20 Bekerja di tempat baru
21 Permintaan Maura
22 Keputusan yang terpaksa
23 Ada apa dengan Sagara?
24 Kabar baik untuk Maura dan Aqila
25 Operasi transplantasi Aqila
26 Kejutan Untuk Zara
27 Bertemu dengan mantan
28 Surat perjanjian
29 Sah menjadi pasangan Suami dan istri
30 Zara oh Zara
31 Tinggal di rumah baru
32 Balada jamu kuat
33 Merubah penampilan Zara
34 Zara VS Laura
35 Menguak siapa pelakunya
36 Musuh dalam selimut
37 Masalalu Zara yang kelam
38 Menyatakan Cinta part 1
39 Menyatakan Cinta Part 2
40 Rencana Felix
41 Merenggutnya secara paksa
42 Akhirnya di temukan
43 Trauma
44 Menjelaskan semuanya kepada Zara
45 Tanda lahir
46 Sagara Sakit
47 Makan malam yang dramatis
48 Rencana Saga
49 Kepergok
50 perang Dingin
51 Menggodanya
52 Misteri yang mulai terkuak
53 Tes DNA
54 Siapakah Rey Senja?
55 Kejutan besar untuk Zara
56 Peluk Ibu, Nak
57 Mengantar Maura dan Aqila
58 Merayu Laura
59 Pengakuan Rey
60 Zara di culik
61 Menyelamatkan Zara
62 Rencana Saga dan Nyonya Kinan
63 Pengumuman yang menegangkan
64 Rahasia yang mulai terungkap
65 Setelah badai, terbitlah pelangi
66 Pergi liburan ke Bali
67 Kehilangan itu sangat menyakitkan
68 Rey yang berulah
69 Berkata jujur
70 Sikap Zara yang aneh
71 Apa itu ketoprak?
72 Sikap manja Zara terhadap Sagara
73 Tak bisa jauh darimu
74 Sabotase
75 Zara Hamil
76 Mencari identitas si pelaku
77 Pertemuan yang tidak terduga
78 Musuh dalam selimut
79 Mulai menyerang
80 Kepergok Rey
81 Dendam dimasa lalu
82 Ditumbangkan
83 Mengatakan yang sebenarnya
84 Akal bulus Sagara
85 Mengapa kau nekat?
86 Jangan pernah kau mengulanginya kembali
87 Jebakan
88 Akhir dari segalanya
89 periksa kandungan
90 Pergi ke acara reuni
91 Pernyataan yang mengejutkan
92 Zara mulai curiga
93 Sikap dingin Zara
94 Menerima kenyataan pahit
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Di ceraikan
2
Bertemu dengan Dewi
3
Pekerjaan untuk Zara
4
Menjadi seorang pegawai Hotel
5
Murkanya Sagara
6
Surat peringatan untuk Zara
7
Aqila mendadak sakit
8
Bertemu dengan Maura
9
Mulutmu setajam pisau
10
Pergi menemui Aqila
11
Sagara VS Zara
12
Jadi bahan gosip
13
Maafkan Papah, Maura.
14
Senjata makan tuan
15
Mencelakai Zara
16
Mencari pelaku
17
Sulit di percaya
18
Posisi baru untuk Zara
19
Cemburu
20
Bekerja di tempat baru
21
Permintaan Maura
22
Keputusan yang terpaksa
23
Ada apa dengan Sagara?
24
Kabar baik untuk Maura dan Aqila
25
Operasi transplantasi Aqila
26
Kejutan Untuk Zara
27
Bertemu dengan mantan
28
Surat perjanjian
29
Sah menjadi pasangan Suami dan istri
30
Zara oh Zara
31
Tinggal di rumah baru
32
Balada jamu kuat
33
Merubah penampilan Zara
34
Zara VS Laura
35
Menguak siapa pelakunya
36
Musuh dalam selimut
37
Masalalu Zara yang kelam
38
Menyatakan Cinta part 1
39
Menyatakan Cinta Part 2
40
Rencana Felix
41
Merenggutnya secara paksa
42
Akhirnya di temukan
43
Trauma
44
Menjelaskan semuanya kepada Zara
45
Tanda lahir
46
Sagara Sakit
47
Makan malam yang dramatis
48
Rencana Saga
49
Kepergok
50
perang Dingin
51
Menggodanya
52
Misteri yang mulai terkuak
53
Tes DNA
54
Siapakah Rey Senja?
55
Kejutan besar untuk Zara
56
Peluk Ibu, Nak
57
Mengantar Maura dan Aqila
58
Merayu Laura
59
Pengakuan Rey
60
Zara di culik
61
Menyelamatkan Zara
62
Rencana Saga dan Nyonya Kinan
63
Pengumuman yang menegangkan
64
Rahasia yang mulai terungkap
65
Setelah badai, terbitlah pelangi
66
Pergi liburan ke Bali
67
Kehilangan itu sangat menyakitkan
68
Rey yang berulah
69
Berkata jujur
70
Sikap Zara yang aneh
71
Apa itu ketoprak?
72
Sikap manja Zara terhadap Sagara
73
Tak bisa jauh darimu
74
Sabotase
75
Zara Hamil
76
Mencari identitas si pelaku
77
Pertemuan yang tidak terduga
78
Musuh dalam selimut
79
Mulai menyerang
80
Kepergok Rey
81
Dendam dimasa lalu
82
Ditumbangkan
83
Mengatakan yang sebenarnya
84
Akal bulus Sagara
85
Mengapa kau nekat?
86
Jangan pernah kau mengulanginya kembali
87
Jebakan
88
Akhir dari segalanya
89
periksa kandungan
90
Pergi ke acara reuni
91
Pernyataan yang mengejutkan
92
Zara mulai curiga
93
Sikap dingin Zara
94
Menerima kenyataan pahit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!