Aqila mendadak sakit

Langit yang sudah berwarna jingga dan merah menjelang magrib, menandai akhir dari hari yang panjang dan melelahkan. kali ini Zara telah selesai melakukan aktivitas bekerja, dan ia mulai pergi meninggalkan area Hotel dengan wajah yang lelah tapi lega. Meskipun hari ini Suasananya sangat berbeda, hanya Ibu Mitha lah yang selalu setia menemaninya selama ia bekerja.

Setibanya di rumah Dewi, Zara merasa heran, biasanya Aqila selalu datang menyambutnya, ia pun buru-buru mencari keberadaan putrinya. Sedangkan Dewi sudah berangkat tiga puluh menit yang lalu karena adanya suatu hal penting yang sangat mendesak, tadinya Dewi ingin menunggu Zara tiba di rumah, karena Dewi sangat mengkhawatirkan Aqila yang sejak dari tadi siang selalu terlihat murung.

Dan Dewi pun buru-buru menghubungi Zara yang pada saat itu posisinya masih di jalan menuju pulang dengan menggunakan ojeg online, karena di jam seperti itu, pastinya ia akan terjebak oleh arus jalan lalu lintas yang telah macet total

Saat Zara menuju kamar tidurnya, Zara terkejut melihat Aqila meringis kesakitan bahkan sampai guling-guling di atas ranjang tempat tidur. Sontak Zara menjerit histeris sambil memanggil nama Aqila.

"Lala, kamu kenapa?"

"Sakit Bun, perut Lala sakit sekali!" pekiknya dengan posisi memegang perutnya di bagian sebelah kiri.

"Kita ke dokter ya Nak, Bunda tidak tega melihatmu kesakitan seperti itu!" tanpa berfikir panjang, Zara bergegas membawa aqila ke rumah sakit dengan cara langsung menggendongnya.

Zara sempat kebingungan saat dirinya mencari kendaraan menuju Rumah Sakit.

"Loh Zara, anakmu kenapa?" tanya Mpok Surti tetangganya Dewi dan ia cukup mengenal Zara.

"Lala Mpok, perutnya sakit dan wajahnya pucat sekali!" jawab Zara sangat panik.

"Yasudah Ra, biar anak Mpok yang anter ya!" kemudian Mpok Surti buru-buru memanggil anak bujangnya.

Dengan perasaan cemas, Zara menunggu anak Mpok Surti.

Beruntungnya tidak butuh waktu lama, anak Mpok Surti datang sambil mengeluarkan motor matic miliknya.

"Bunda, sakit Bun, perutku sakit sekali!" rengek Aqila yang terus-terusan memegang perutnya.

"Ayo Mba cepetan naik, kasihan Lala, sudah kesakitan seperti itu!" ujar Dika, anak dari Mpok Surti.

Zara pun bergegas naik motor sambil menggendong Aqila.

Hampir tiga puluh menit, kini Zara dan Aqila tiba di salah satu rumah sakit yang cukup terkemuka di negeri ini, karena hanya rumah sakit itulah yang jaraknya lebih dekat, namun yang terpenting Lala bisa segera di tindak oleh Dokter

Kini Zara di temani oleh Dika, sedari tadi Dika terus saja memperhatikan Zara yang sedari radi mondar mandir di depan ruang IGD. Zara terlihat begitu cemas akan kondisi Lala.

'Yaa Rabb, tolong lindungilah selalu Aqila, angkatlah penyakitnya!' doanya dalam hati.

Sekitar hampir satu jam, akhirnya Dokter yang memeriksa Aqila memanggil Zara, ada hal penting yang ingin di bicarakannya, sedangkan Dika memilih untuk tetap setia menunggu Zara di ruang tunggu IGD, baginya bisa sedekat ini dengan Zara sungguh kesempatan yang sangat langka, siapa sangka jika Dika selama ini diam-diam telah menaruh hati terhadap Zara, namun ia tidak berani untuk mengutarakannya, hanya saja, Dika selalu bersikap baik terhadap Aqila.

Menurutnya itu adalah cara terampuh untuk menaklukan ibunya, yakni dengan cara mendekati anaknya terlebih dahulu.

"Baiklah Ibu Zara, dengan berat hati saya menyampaikan berita kurang baik ini kepada anda, dimana saat ini kondisi putri anda telah mengalami tidak berfungsinya ginjal di bagian sebelah kiri!"

Kata-kata yang di lontarkan oleh sang dokter, sudah seperti sebuah petir yang menghantam hatinya. Aqila adalah satu-satunya keluarga yang Zara miliki, yang selalu menjadi sumber kebahagiaannya, kini saat Aqila di diagnosa memiliki penyakit seperti itu. Zara merasa seperti sedang berada di dalam sebuah keadaan yang tidak nyata, di mana segalanya menjadi gelap dan tidak berarti untuknya.

Zara hanya bisa menangis menahan rasa sakit di dadanya, baginya mengapa cobaan hidupnya tidak pernah ada habisnya?

"tapi Dok, kenapa putriku bisa terkena penyakit seperti itu? Padahal Aqila jarang sekali jajan sembarangan, dan aku pun selalu menjaga pola makannya." ucapnya masih tidak percaya.

"Sebenarnya ini, Bukanlah dari faktor makanan, Bu! Tapi ada faktor lainnya, dulu saat pasien di lahirkan, usia kandungan ibu sudah berapa bulan?" tanya sang Dokter.

Zara pun kembali mengingat momen dimana pada saat itu Kakanya melahirkan Aqila karena kondisi dan keadaan, ketika itu Kak Nabila jatuh ke dalam parit di belakang rumah, sehingga mengalami pecah ketuban, dan pada saat itu usia kandungannya masih genap tujuh bulan.

"Waktu itu usia kandunganku tujuh bulan Dok, dan Putriku lahir karena keadaan yang memaksanya untuk segera di lahirkan, memangnya dari situ bisa berpengaruh dok?" tanyanya berbohong soal dirinya yang telah melahirkan Zara.

Kemudian Dokter pun mulai menjelaskan semuanya kepada Zara.

"Jadi begini Ibu Zara, pada saat ibu melahirkan pasien dalam keadaan prematur, ada salah satu organ di dalam tubuhnya belum bisa berfungsi secara maksimal, dan sepertinya ada kelainan terhadap salah satu ginjal putri anda, dan baru terasanya saat ini!"

Mendengar perkataan dari Dokter, Zara hanya bisa terduduk lemas.

"Lantas apakah putriku bisa di sembuhkan Dok?" tanya kembali Zara yang tetap berusaha tegar.

"50:50 jawabannya Bu, dan hanya dengan melakukan operasi transplantasi ginjal yang bisa menyelamatkan hidupnya." cakapnya membuat Zara masih tidak percaya dengan keadaan ini, rasanya cobaan ini begitu berat untuknya dan juga Aqila.

"Lantas berapa biaya untuk transplantasi ginjal Dok?"tanyanya kembali, sambil meremas kedua tangannya karena jujur saja saat ini seluruh tubuhnya tengah gemetar

"Kurang lebih tiga sampai empat ratus juta, dan rumah sakit ini tidak bisa mengcover biaya transplantasi ginjal dengan asuransi swasta maupun pemerintah, hanya saja yang bisa di cover oleh pihak asuransi adalah saat pasien harus melakukan cuci darah, empat kali dalam satu bulan.

"Empat ratus juta Dok? Dan barusan Dokter bilang bahwa putriku harus melakukan tindakan cuci darah?" Zara benar-benar serasa kembali di sambar petir mendengar penjelasan dari sang Dokter.

"Betul sekali Bu, agar ginjal putri ibu bisa berfungsi dengan baik karena pada dasarnya, tubuh manusia itu membutuhkan dua ginjal, mengapa putri ibu harus melakukan cuci darah? Yang pertama adalah untuk mengeluarkan limbah beracun dalam darah, yang kedua untuk mengurangi gejala gagal ginjal seperti sesak, mual dan juga muntah, dan yang ketiga untuk mengatur keseimbangan elektrolit dan cairan dalam tubuh pasien."

Penjelasan dari Dokter yang menangani Aqila cukup bisa di mengerti oleh Zara, ia pun akan berusaha mati-matian mencari dana untuk biaya transplantasi ginjal putri tercintanya.

Saat Dewi mendapatkan berita tentang sakitnya Aqila yang secara tiba-tiba, ia benar-benar merasa sangat syok di buatnya, ia pun bergegas langsung pergi ke rumah sakit setelah dirinya pulang dari tempatnya bekerja.

Sedangkan Dika yang tadinya berniat untuk menemani Zara, kini kandas setelah Zara memintanya untuk segera pulang, mengingat besok Dika harus kembali bekerja, dan Zara tidak mau sampai Dika tidak masuk bekerja gara-gara dirinya, tidak lupa Zara mengucapkan banyak terimakasih kepada Dika karena sudah menolongnya.

Setelah kepergian Dika tidak lama kemudian Dewi tiba di rumah sakit,sambil membawa makanan di dalam kantong kresek.

Ia bergegas menuju kamar rawat inap pasien khusus anak-anak.

Dan akhirnya Dewi menemukan kamar yang ia cari, di lihatnya Zara sedang duduk termenung sambil menatap putrinya yang sedang tertidur pulas di atas ranjang tempat tidur pasien.

"Ra!" ucap Dewi dan langsung memeluk Zara.

"Wi, Lala Wi..!" tiba-tiba Zara menghentikan perkataannya.

"Lala kenapa Ra? Ayo ceritakan lah padaku!"

Akhirnya Zara menceritakan apa yang telah terjadi terhadap Aqila.

"Apa? Pasti ada kesalahan Ra, tidak mungkin Lala mengalami sakit ginjal, usianya masih kecil!" jawabnya tidak percaya.

"Tapi ini nyata Wi, ternyata Aqila sudah memiliki kelainan ginjal sejak ia baru lahir, hanya saja pada saat Aqila lahir secara prematur, tidak menunjukan gejala apapun Wi semuanya terlihat normal saja, dan menurut Dokter, memang akan terasa dampaknya setelah beberapa tahun kemudian!"

"Lantas berapa biaya untuk transplantasi ginjalnya Aqila Ra?"

Zara langsung terdiam, ia malah kembali menangis sampai terisak, bibirnya gemetar saat ia harus menyebutkan angka yang sangat fantastis.

"Tiga sampai empat ratus juta Wi!"

Mendengar perkataan dari Zara, sontak Dewi tercekat, ia benar-benar sangat terkejut dengan apa yang telah di katakan oleh Zara barusan.

"Darimana kau mendapatkan uang sebanyak itu Ra?"tanya Dewi sambil memijit pelipis kepalanya.

"Entahlah Wi, aku bingung harus mencarinya kemana!" jawabnya sembari menghela nafas panjangnya.

Bersambung...

Terpopuler

Comments

Nar Sih

Nar Sih

sabarr dan harus kuat ya zara ujian mu bnr,,berat sekali ,tpi yakin lah dgn semua jln hidup mu pasti alloh telah siaap kan rencana yg indah di ahir nya nanti ,semagatt ya zara moga lala cpt sembuh💪

2025-02-17

2

Sugiharti Rusli

Sugiharti Rusli

nah benar mirip nasib si Hana dulu yang putranya kena sakit kanker darah, kalo Aqila yang notabene sebetulnya anak keponakan Zara kena ginjal😔😔😔

2025-02-17

2

Ana

Ana

kasihan zara 🥺🥺semoga ada jalan keluar nya ya, semoga Aqila juga bisa sembuh Aamiin🤲

2025-02-17

2

lihat semua
Episodes
1 Di ceraikan
2 Bertemu dengan Dewi
3 Pekerjaan untuk Zara
4 Menjadi seorang pegawai Hotel
5 Murkanya Sagara
6 Surat peringatan untuk Zara
7 Aqila mendadak sakit
8 Bertemu dengan Maura
9 Mulutmu setajam pisau
10 Pergi menemui Aqila
11 Sagara VS Zara
12 Jadi bahan gosip
13 Maafkan Papah, Maura.
14 Senjata makan tuan
15 Mencelakai Zara
16 Mencari pelaku
17 Sulit di percaya
18 Posisi baru untuk Zara
19 Cemburu
20 Bekerja di tempat baru
21 Permintaan Maura
22 Keputusan yang terpaksa
23 Ada apa dengan Sagara?
24 Kabar baik untuk Maura dan Aqila
25 Operasi transplantasi Aqila
26 Kejutan Untuk Zara
27 Bertemu dengan mantan
28 Surat perjanjian
29 Sah menjadi pasangan Suami dan istri
30 Zara oh Zara
31 Tinggal di rumah baru
32 Balada jamu kuat
33 Merubah penampilan Zara
34 Zara VS Laura
35 Menguak siapa pelakunya
36 Musuh dalam selimut
37 Masalalu Zara yang kelam
38 Menyatakan Cinta part 1
39 Menyatakan Cinta Part 2
40 Rencana Felix
41 Merenggutnya secara paksa
42 Akhirnya di temukan
43 Trauma
44 Menjelaskan semuanya kepada Zara
45 Tanda lahir
46 Sagara Sakit
47 Makan malam yang dramatis
48 Rencana Saga
49 Kepergok
50 perang Dingin
51 Menggodanya
52 Misteri yang mulai terkuak
53 Tes DNA
54 Siapakah Rey Senja?
55 Kejutan besar untuk Zara
56 Peluk Ibu, Nak
57 Mengantar Maura dan Aqila
58 Merayu Laura
59 Pengakuan Rey
60 Zara di culik
61 Menyelamatkan Zara
62 Rencana Saga dan Nyonya Kinan
63 Pengumuman yang menegangkan
64 Rahasia yang mulai terungkap
65 Setelah badai, terbitlah pelangi
66 Pergi liburan ke Bali
67 Kehilangan itu sangat menyakitkan
68 Rey yang berulah
69 Berkata jujur
70 Sikap Zara yang aneh
71 Apa itu ketoprak?
72 Sikap manja Zara terhadap Sagara
73 Tak bisa jauh darimu
74 Sabotase
75 Zara Hamil
76 Mencari identitas si pelaku
77 Pertemuan yang tidak terduga
78 Musuh dalam selimut
79 Mulai menyerang
80 Kepergok Rey
81 Dendam dimasa lalu
82 Ditumbangkan
83 Mengatakan yang sebenarnya
84 Akal bulus Sagara
85 Mengapa kau nekat?
86 Jangan pernah kau mengulanginya kembali
87 Jebakan
88 Akhir dari segalanya
89 periksa kandungan
90 Pergi ke acara reuni
91 Pernyataan yang mengejutkan
92 Zara mulai curiga
93 Sikap dingin Zara
94 Menerima kenyataan pahit
Episodes

Updated 94 Episodes

1
Di ceraikan
2
Bertemu dengan Dewi
3
Pekerjaan untuk Zara
4
Menjadi seorang pegawai Hotel
5
Murkanya Sagara
6
Surat peringatan untuk Zara
7
Aqila mendadak sakit
8
Bertemu dengan Maura
9
Mulutmu setajam pisau
10
Pergi menemui Aqila
11
Sagara VS Zara
12
Jadi bahan gosip
13
Maafkan Papah, Maura.
14
Senjata makan tuan
15
Mencelakai Zara
16
Mencari pelaku
17
Sulit di percaya
18
Posisi baru untuk Zara
19
Cemburu
20
Bekerja di tempat baru
21
Permintaan Maura
22
Keputusan yang terpaksa
23
Ada apa dengan Sagara?
24
Kabar baik untuk Maura dan Aqila
25
Operasi transplantasi Aqila
26
Kejutan Untuk Zara
27
Bertemu dengan mantan
28
Surat perjanjian
29
Sah menjadi pasangan Suami dan istri
30
Zara oh Zara
31
Tinggal di rumah baru
32
Balada jamu kuat
33
Merubah penampilan Zara
34
Zara VS Laura
35
Menguak siapa pelakunya
36
Musuh dalam selimut
37
Masalalu Zara yang kelam
38
Menyatakan Cinta part 1
39
Menyatakan Cinta Part 2
40
Rencana Felix
41
Merenggutnya secara paksa
42
Akhirnya di temukan
43
Trauma
44
Menjelaskan semuanya kepada Zara
45
Tanda lahir
46
Sagara Sakit
47
Makan malam yang dramatis
48
Rencana Saga
49
Kepergok
50
perang Dingin
51
Menggodanya
52
Misteri yang mulai terkuak
53
Tes DNA
54
Siapakah Rey Senja?
55
Kejutan besar untuk Zara
56
Peluk Ibu, Nak
57
Mengantar Maura dan Aqila
58
Merayu Laura
59
Pengakuan Rey
60
Zara di culik
61
Menyelamatkan Zara
62
Rencana Saga dan Nyonya Kinan
63
Pengumuman yang menegangkan
64
Rahasia yang mulai terungkap
65
Setelah badai, terbitlah pelangi
66
Pergi liburan ke Bali
67
Kehilangan itu sangat menyakitkan
68
Rey yang berulah
69
Berkata jujur
70
Sikap Zara yang aneh
71
Apa itu ketoprak?
72
Sikap manja Zara terhadap Sagara
73
Tak bisa jauh darimu
74
Sabotase
75
Zara Hamil
76
Mencari identitas si pelaku
77
Pertemuan yang tidak terduga
78
Musuh dalam selimut
79
Mulai menyerang
80
Kepergok Rey
81
Dendam dimasa lalu
82
Ditumbangkan
83
Mengatakan yang sebenarnya
84
Akal bulus Sagara
85
Mengapa kau nekat?
86
Jangan pernah kau mengulanginya kembali
87
Jebakan
88
Akhir dari segalanya
89
periksa kandungan
90
Pergi ke acara reuni
91
Pernyataan yang mengejutkan
92
Zara mulai curiga
93
Sikap dingin Zara
94
Menerima kenyataan pahit

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!