19. Kalung

“Anak muda, bisakah mengalah dengan Pak Tua ini?” tanya seorang kakek-kakek yang rambutnya sudah memutih semua.

“Kenapa? Tawaran belum sampai 50 juta Anda sudah tidak sanggup menawarnya?” tanya Atthara dengan arogan.

“Bukan masalah harganya. Dimata kalian mungkin kalung ini tidak berharga. Tetapi bagi Pak Tua ini, kalung itu adalah harta yang paling berharga.”

“Oh! Aku semakin menginginkannya.”

“Pak Tua ini akan memberikan kompensasi yang sepadan dengan nilai yang telah kamu tawar.”

“Istriku menginginkannya. Aku tidak bisa membuatnya kecewa!”

“Mas..” Lulu menarik lengan Atthara.

“Kenapa?” tanya Atthara mengalihkan perhatiannya ke arah Lulu.

“Biarkan saja! Aku tidak mau kamu mendapatkan musuh.”

“Apa kamu meremehkan aku?” Lulu menggeleng.

“Aku hanya mengkhawatirkanmu.” Atthara tanpa sadar mengusap puncak kepala Lulu, membuat si empunya tersipu.

“Karena kamu menginginkannya, serahkan padaku!” Atthara kembali mengarahkan perhatiannya kepada Pria Tua yang masih berdiri menunggunya.

“Kalau Anda menginginkannya, mengapa tidak mengambilnya dengan cara menawar?”

“Anak Muda, aku tahu kamu bisa mendapatkannya. Makanya aku meminta pengertianmu. Katakan, mengapa istrimu menginginkannya? Bukankah ada barang yang lebih bagus sebelumnya?”

“Apakah aku harus mengatakannya?”

Pak Tua itu akhirnya mengalah. Atthara sebagai penawar tertinggi mendapatkan liontin tersebut. Setelah lelang berakhir, semua tamu yang telah mendapatkan barang lelang, menunggu di ruangan yang disediakan untuk mendapatkan barang lelang mereka dan melakukan pembayaran.

Atthara membawa Lulu ke ruangan mereka dan menunggu di sana. Tidak disangka, Pria Tua yang sebelumnya mengalah ikut masuk ke dalam ruangan Bersama penyelenggara.

“Silahkan kalian diskusikan sebelum melakukan pembayaran!” kata pihak penyelenggara.

“Tuan Atthara, saya tidak menyangka Anda adalah orang yang menawar liontin keluargaku.” Kata Pria Tua tersebut.

“Bukankah Anda..”

“Ya. Saya Atmadja dan liontin itu adalah milik anak saya. Ada kesalahan saat mengambilnya dari ruang penyimpanan. Maka dari itu, saya ingin mengambilnya kembali. Silahkan Tuan Atthara sebutkan nominalnya!”

“Aku hanya menawar, istrikulah pemiliknya.” Atthara menatap Lulu.

Kakek Atmadja melihat ke arah Lulu. Sebelumnya, mereka mengenakan topeng dalam pelelangan dan Lulu mengenakan cadar sebagai gantinya. Setelah melihat Lulu dengan jelas, Kakek Atmadja seperti melihat orang lain pada Lulu.

“Siapa namamu, Nak?”

“Lulu.”

“Nak Lulu, bolehkah aku tahu alasanmu menginginkan liontin itu?” Lulu menatap Atthara dan suaminya mengangguk.

“Saya merasa familiar dengan liontin itu.” Jawab Lulu yang mengejutkan Atthara dan Kakek Atmadja.

“Apakah kamu pernah melihatnya, sebelumnya?” Lulu mengangguk.

“Di mana?”

Lulu mengerakkan tangannya di bawah hijab, kemudian mengeluarkan sebuah liontin yang sama persis tetapi dengan tali yang berbeda.

“Bolehkah aku melihatnya?” tanya Kakek Atmadja.

Lulu mengangguk dan menyerahkan kalung tersebut kepada Kakek Atmadja. Kecurigaan Atthara menjadi semakin dalam setelah melihatnya. Jika tebakannya benar, Lulu bisa jadi adalah keturunan keluarga Atmadja. Dan untuk alasan kenapa Lulu bisa berakhir di panti asuhan, ia belum tahu pasti karena ia sendiri tidak bisa menemukan apapun.

“Baiklah! Karena kamu menginginkannya, aku akan memberikannya kepadamu sebagai hadiah. Tuan Atthara tidak perlu membayar nominal yang telah Anda tawar sebelumnya.” Kata Kakek Atmadja seraya mengembalikan liontin milik Lulu.

“Bagaimana, Mas?” tanya Lulu.

Atthara merasa harga dirinya tercoreng dengan kata-kata Kakek Atmadja, tetapi ia berhasil menahan diri demi Lulu. Ia menganggukkan kepalanya tanda setuju. Lulu menerima kotak perhiasan berisi liontin yang di lelang dan mengucapkan terima kasih. Kakek Atmadja tersenyum dan pergi Bersama pihak penyelenggara.

Barang sudah ada di tangan, Atthara membawa Lulu keluar ruangan dan menuju restoran karena ia sudah merasa lapar. Atthara memesan makanan dan menunggu pesanannya.

“Sejak kapan kamu memiliki kalung itu?”

“Kata Ibu, sejak aku ditemukan.”

“Mengapa itu tidak dituliskan di laporan polisi. Jika dituliskan, mungkin kamu bisa menemukan orang tuamu.”

“Mas, benar. Tetapi saat itu, Ibu mengatakan memilih menyembunyikannya karena melihat kalung itu sangat berharga. Beliau takut jika kalung itu diketahui orang, akan ada orang yang mengaku-ngaku sebagai orang tuaku. Ibu tidak ingin aku jatuh di tangan orang yang salah.”

“Di mataku, itu terlihat tidak berharga.”

“Kalung ini dulunya emas murni. Tetapi aku menjualnya untuk kebutuhan panti dan menggantinya dengan tali giok.”

Atthara terdiam. Sesusah itu kehidupan Lulu di panti asuhan. Tetapi mengapa Lulu bisa tumbuh menjadi gadis yang tegar? Bukankah jika manusia selalu mendapat kesulitan akan mengeluh? Atthara penasaran apa isi otak dan hati Lulu, bisa bertahan sampai sekarang. Bahkan tanpa menggadaikan imannya.

Pesanan mereka datang, sehingga Atthara mengurungkan niatnya untuk bertanya lebih lanjut. Biarkan saja semuanya mengalir apa adanya. Sepertinya ia perlu menyiapkan sopir pribadi untuk Lulu ke depannya.

Selesai makan, Atthara membawa Lulu pulang. Mereka bertemu dengan Papa dan Mama Atthara di parkiran mobil. Lulu mengulurkan tangannya dan berpamitan sebelum masuk ke dalam mobil Atthara, sedangkan suaminya bahkan tidak menyapa kedua orang tuanya langsung masuk ke dalam mobil.

“Apakah harus kamu menyalami mereka?” tanya Atthara di perjalanan pulang.

“Bagaimanapun mereka itu orang tua Mas Attha, jadi sudah seharusnya aku menghormati mereka.”

“Tetapi mereka mengabaikanmu!”

“Tidak masalah, Mas. Sekeras-kerasnya batu bila tertimpa hujan akan retak juga.”

“Hal itu juga berlaku untuk kamu, Mas.” Batin Lulu yang tersenyum menatap Atthara.

“Aneh!” hanya itu yang Atthara ucapkan.

Mereka kembali saling diam, sampai mobil Atthara memasuki pekarangan rumahnya. Betty dan Rudi menyambut mereka.

Atthara dan Lulu naik ke kamar. Tetapi Atthara mengikuti Lulu masuk ke dalam kamarnya. Lulu tidak bertanya apapun karena hak Atthara untuk masuk ke dalam kamarnya. Ia masuk ke dalam wardrobe untuk mengambil pakaian ganti dan saat akan masuk ke dalam kamar mandi, Lulu ingat jika ia kesulitan dengan resleting.

“Mas, bisa minta tolong?” tanya Lulu mendekati Atthara yang duduk di sofa.

Tanpa menjawab, Atthara berdiri dan memasukkan ponselnya ke dalam saku. Ia berjalan ke punggung Lulu dan melepaskan resleting. Setelah selesai, Atthara keluar dari kamar Lulu dan menutup pintu.

“Dia mengingat resleting ku, makanya menunggu meminta tolong?”

“Kenapa tidak mengatakan apapun?”

“Sikap perhatiannya membuatku salah paham!” Lulu bermonolog.

Sementara itu, Atthara sedang merasa bingung dengan sikapnya. Kenapa juga ia menunggu di kamar Lulu sampai Lulu meminta tolong? Padahal tidak ada yang bisa ia lihat karena Lulu memakai lapisan di bawah gamis yang dikenakannya.

“Apa yang aku pikirkan?” Atthara mengacak rambutnya dan segera masuk ke dalam kamar mandi.

Terpopuler

Comments

indy

indy

Lulu dari keluarga kaya

2025-02-20

2

Liana CyNx Lutfi

Liana CyNx Lutfi

lanjut

2025-02-19

1

lihat semua
Episodes
1 1. Digusur
2 2. Bernegosiasi
3 3. Syarat
4 4. Latar Belakang
5 5. Tolong Rahasiakan
6 6. Ayam Katsu
7 7. Apartemen
8 8. Buku
9 9. Rumah Sakit
10 10. Di Sini Saja
11 11. Lahap Makan
12 12. Sup Ayam
13 13. Sah
14 14. Nenek Rahma Menginap
15 15. Di Kamar Atthara
16 16. Acara Pertunangan
17 17. Istriku
18 18. Lelang
19 19. Kalung
20 20. Olahraga
21 21. Pantai
22 22. Pingsan
23 23. Berangkat
24 24. Pusaka
25 25. Kantor
26 26. Meminta Izin
27 27. Penyerangan
28 28. Tidak Boleh Melakukan Apa-apa
29 29. Hukuman
30 30. Operasi
31 31. Tidak Akan Melebihi Batas Kemampuan
32 32. Ke Panti Asuhan
33 33. Merasa Marah
34 34. Tidur Bersama
35 35. Apa Mas Attha Cemburu?
36 36. Anda Siapa?
37 37. Percaya Diri Sekali
38 38. Satu Tahun
39 39. Marah
40 40. Jujur
41 41. Ikut Menginap
42 42. Mencari Tahu
43 43. Menyadari
44 44. Kecewa
45 45. Dua Pukulan
46 46. Kejutan
47 47. Doa
48 48. Mendaki
49 49. Mengikuti Lulu
50 50. Tidak Bisa Berhenti
51 51. Pesan Rega
52 52. Nenek!
53 53. Kenapa Kamu Melakukannya?
54 54. Bersikap Dingin
55 55. Berpisah
56 56. Matikan Lokasi dan Ponsel
57 57. Mencari Lulu
58 58. Bersisihan
59 59. Kembar Identik
60 60. Jangan Bodoh
61 61. Memperbaiki
62 62. Masa Lalu
63 63. Bangkrut
64 64. Rega dan Atthara
65 65. Berkelahi
66 66. Butuh Waktu
67 67. Omong Kosong
68 68. 7 Bulan
69 69. Musibah
70 70. Tidak Ada Kata Jika
71 71. Syukuran
72 72. Bantuan Rega
73 73. Peran Lulu
74 74. 2 Tahun
75 75. Sulit Membedakan
76 76. Vaksinasi
77 77. Mengincar Lulu
78 78. Rezeki Keturunan
79 79. Percobaan Pertama
80 80. Gudang Tua
81 81. Menurunkan Ego
82 82. Pangestu Membawa Lulu
83 83. Melunak
84 84. DNA Tidak Cocok
85 85. Meminta Maaf
Episodes

Updated 85 Episodes

1
1. Digusur
2
2. Bernegosiasi
3
3. Syarat
4
4. Latar Belakang
5
5. Tolong Rahasiakan
6
6. Ayam Katsu
7
7. Apartemen
8
8. Buku
9
9. Rumah Sakit
10
10. Di Sini Saja
11
11. Lahap Makan
12
12. Sup Ayam
13
13. Sah
14
14. Nenek Rahma Menginap
15
15. Di Kamar Atthara
16
16. Acara Pertunangan
17
17. Istriku
18
18. Lelang
19
19. Kalung
20
20. Olahraga
21
21. Pantai
22
22. Pingsan
23
23. Berangkat
24
24. Pusaka
25
25. Kantor
26
26. Meminta Izin
27
27. Penyerangan
28
28. Tidak Boleh Melakukan Apa-apa
29
29. Hukuman
30
30. Operasi
31
31. Tidak Akan Melebihi Batas Kemampuan
32
32. Ke Panti Asuhan
33
33. Merasa Marah
34
34. Tidur Bersama
35
35. Apa Mas Attha Cemburu?
36
36. Anda Siapa?
37
37. Percaya Diri Sekali
38
38. Satu Tahun
39
39. Marah
40
40. Jujur
41
41. Ikut Menginap
42
42. Mencari Tahu
43
43. Menyadari
44
44. Kecewa
45
45. Dua Pukulan
46
46. Kejutan
47
47. Doa
48
48. Mendaki
49
49. Mengikuti Lulu
50
50. Tidak Bisa Berhenti
51
51. Pesan Rega
52
52. Nenek!
53
53. Kenapa Kamu Melakukannya?
54
54. Bersikap Dingin
55
55. Berpisah
56
56. Matikan Lokasi dan Ponsel
57
57. Mencari Lulu
58
58. Bersisihan
59
59. Kembar Identik
60
60. Jangan Bodoh
61
61. Memperbaiki
62
62. Masa Lalu
63
63. Bangkrut
64
64. Rega dan Atthara
65
65. Berkelahi
66
66. Butuh Waktu
67
67. Omong Kosong
68
68. 7 Bulan
69
69. Musibah
70
70. Tidak Ada Kata Jika
71
71. Syukuran
72
72. Bantuan Rega
73
73. Peran Lulu
74
74. 2 Tahun
75
75. Sulit Membedakan
76
76. Vaksinasi
77
77. Mengincar Lulu
78
78. Rezeki Keturunan
79
79. Percobaan Pertama
80
80. Gudang Tua
81
81. Menurunkan Ego
82
82. Pangestu Membawa Lulu
83
83. Melunak
84
84. DNA Tidak Cocok
85
85. Meminta Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!