14. Nenek Rahma Menginap

“Hebat Nona Muda!” puji Bobby.

Lulu yang kini sudah menikah memiliki batasannya, sehingga ia hanya menganggukkan kepalanya tanpa menjawab apapun.

“Selamat atas pernikahan kalian ya, Bos! Kami pamit dulu.” Kata Bobby yang berpamitan.

Lulu menangkupkan tangannya di dada, saat Bobby mengulurkan tangannya. Ia hanya menerima uluran tangan Ayah dan Ibu Bobby dengan mencium punggung tangan mereka. Bobby yang memang sudah terbiasa dengan adegan seperti itu tidak merasa tersinggung, justru mengacungkan jempolnya. Atthara juga hanya diam tidak berkomentar.

Setelah keluarga Bobby berpamitan, Lulu mengira nenek Rahma juga akan berpamitan. Tetapi di luar dugaan, Nenek Rahma mengatakan akan menginap beberapa hari di sana. Sontak saja Atthara melakukan protes.

“Tumben sekali Nenek mau menginap di sini?”

“Bukan tumben! Mungkin Nenek akan sering-sering menginap di sini ke depannya.”

“Hah? Yang benar saja!”

“Tentu saja! Nenek ingin menghabiskan banyak waktu dengan cucu menantu Nenek!” Atthara tidak bisa protes lagi.

Nenek Rahma tertawa sambil menggenggam tangan Lulu, sebagai tanda beliau mendukung Lulu sepenuhnya. Lulu sendiri hanya bisa tersenyum menanggapi Nenek Rahma, tanpa tahu maksud beliau tinggal di rumah Atthara.

“Kalian istirahatlah! Nanti sore kita belikan Lulu pakaian untuk mengisi lemari.”

“Tidak perlu, Nek! Pakaian yang dibelikan Mas Attha masih banyak.” Lulu berusaha menolak.

“Benarkah?” Lulu mengangguk.

“Ya sudah. Berarti kalian segera saja rencanakan bulan madu, biar Nenek segera menimang cucu!”

“Tidak bisa, Nek! Atthara masih banyak pekerjaan.” Tolak Atthara.

“Kamu bisa melimpahkannya ke Bobby.”

“Tidak bisa. Semua pertemuan dengan rekan kerja harus Atthara sendiri yang Atasi. Bobby hanya mengerjakan bagian data saja!”

“Yang sabar ya, Nak.” Nenek Rahma mengusap lengan Lulu.

Atthara sampai dibuat cemburu dengan perlakuan Nenek Rahma kepada Lulu.

“Kapan kamu bisa berangkat bulan madu?”

“Jadwalku kosong sekitar dua bulan lagi. Itupun hanya beberapa hari.” Nenek Rahma tampak berpikir.

“Tidak masalah! Nanti jika kamu ada keperluan keluar kota, kamu bisa membawa Lulu bersamamu.” Atthara tidak menjawab, melainkan berdiri dan menaiki tangga.

“Susul suamimu, Nak!” Lulu mengangguk dan menaiki tangga dengan perlahan karena ia masih mengenakan gaun pengantin.

Sampai di lantai atas, Lulu tidak menemukan Atthara. Ia bingung harus kemana karena ada 3 pintu disana. Lulu memutuskan untuk kembali ke bawah, bertanya kepada Nenek Rahma. Tetapi sebuah tangan menariknya. Merasa terancam, Lulu mengelak dengan memindahkan kaki kanannya secara menyilang dan memutar tubuhnya. Tetapi Ketika akan menangkis tangan yang memegangnya, Lulu menghentikan gerakannya tiba-tiba karena ternyata Atthara yang sedang memegang tangannya. Tentu saja Gerakan tiba-tibanya membuat tubuhnya oleng karena kakinya terjerat gaun yang menjuntai ke lantai. Beruntung Atthara menangkap tubuhnya tepat waktu, sehingga Lulu tidak sempat terjatuh.

“Kamu mau memukulku?” tanya Atthara yang berada dalam jarak dekat.

“Maaf, itu hanya refleks.” Cicit Lulu.

Atthara melepaskan tubuh Lulu dan menariknya masuk ke dalam kamar.

“Kamu akan menggunakan kamar ini, mulai dari sekarang. Aku ada di kamar sebelah. Sesuai kesepakatan, kita akan tidur terpisah. Jangan sampai ada yang tahu, terutama Nenek!” Lulu mengangguk.

“Kamar kita terhubung di sini.” Atthara membuka pintu wardrobe dan membuka pintu tersembunyi yang ada di belakang gantungan gamis.

Wardrobe mereka terhubung satu sama lain di sana.

“Aku membuatnya untuk emergency, kalau saja ada hal yang tidak diinginkan.” Lulu mengangguk lagi.

Ia menerima semua yang Atthara katakan semata-mata karena kepatuhannya sebagai seorang istri. Selama tidak menyalahi syariat, ia akan melakukannya. Hanya saja, untuk memenuhi kewajibannya sebagai seorang istri, Lulu belum bisa menjalankan sepenuhnya karena mereka terikat perjanjian.

Melihat Lulu yang menurut, Atthara menyuruhnya untuk beristirahat dan menutup pintu kembali memisahkan mereka berdua. Lulu keluar dari ruang wardrobe nya, berniat untuk mandi. Sayangnya ia lupa jika gaun pengantin yang ia kenakan memiliki bukaan belakang.

“Kenapa susah sekali!” keluh Lulu yang sedari tadi berusaha melepas kancing dipunggungnya satu- persatu sambil berkaca.

“Apakah aku harus meminta tolong kepada Mas Atthara?” gumam Lulu.

Daripada ia meminta bantuan orang lain, ia lebih baik meminta bantuan Atthara. Lulu menghubungi ponsel Atthara yang segera tersambung.

“Ada apa?”

“Tolong lepaskan kancing gaun!” kata Lulu dengan cepat membuat Atthara terkejut.

Attahra tidak menjawab Lulu, melainkan membuka pintu wardrobe. Ia menemukan Lulu masih mengenakan gaun pengantin yang baru terbuka sedikit di bagian punggung. Tanpa berkomentar, Atthara mulai membuka kancing di punggung Lulu, satu-persatu hingga batas pinggang.

“Terima kasih, Mas.”

“Hmmm.” Jawab Atthara malas dan kembali ke kamarnya.

Lulu melepaskan gaun pengantin dan menggantungnya. Segera ia masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan tubuhnya yang sudah lengket. Selesai mandi, Lulu masih mengenakan bathrobe dan mengambil pakaian yang ada di wardrobe. Pilihannya jatuh pada abaya warna hitam dengan outer lengan pendek. Untuk hijabnya, ia memilih menggunakan pashmina. Baru saja selesai mengenakan hijab, ponselnya berdering. Atthara yang menghubunginya.

“Cepat masuk ke kamarku!” perintah Atthara dengan singkat.

Segera Lulu kembali lagi ke wardrobe dan membuka pintu penghubung. Belum sempat bertanya, Atthara yang menunggunya segera menarik tangan Lulu dan menyuruhnya duduk di sofa yang ada di kamarnya. Setelah itu, Atthara membukakan pintu kamarnya.

“Ada apa?”

“Ini camilan yang Nyonya Tua minta siapkan untuk Tuan Muda dan Nona Muda.” Kata pelayan Atthara, Betty.

“Ada apa lagi?” tanya Atthara setelah menerima nampan.

“Tidak ada, Tuan Muda.” Atthara menutup pintu.

“Sepertinya kamu harus tinggal di sini selama Nenek menginap.” Lulu mengangguk.

Keduanya kembali diam. Atthara dengan pekerjaannya dan Lulu dengan ponselnya. Ia sedang mengabarkan panti asuhan lewat Ningsih. Sesekali Atthara akan menikmati kue sus yang diantarkan Betty. Atthara yang tidak lagi mendengar bunyi pesan masuk dari ponsel Lulu, melihat Lulu yang ternyata sudah meringkuk di sofa.

Setelah menyelesaikan pekerjaannya, Atthara menutup laptopnya. Ia berjalan ke sofa dan mengangkat tubuh Lulu, lalu menidurkannya di tempat tidur.

Tok.. Tok.. Tok..

“Apa lagi?” tanya Atthara tidak sabar.

“Tuan Muda, Nyonya Tua meminta saya bertanya. Apa yang ingin Tuan Muda makan untuk malam ini?”

“Terserah saja!”

“Bagaimana dengan Nona Muda?”

“Biarkan dia tidur. Dia bukan pemilih makanan.”

“Baik, Tuan Muda.” Atthara kembali menutup pintu kamarnya.

Betty yang baru saja kembali dari kamar Atthara, melaporkan kepada Nenek Rahma kalau Lulu sedang tidur saat ia bertanya.

“Tidur?”

“Iya, Nyonya Tua. Saya tidak melihat dengan jelas, hanya terlihat Nona Muda masih mengenakan hijab warna hitam.”

“Masih mengenakan hijab?” Betty mengangguk.

“Kenapa masih mengenakan hijab? Bukankah seharusnya ia sudah melepaskannya di hadapan Atthara? Apa mereka masih canggung?” batin Nenek Rahma.

“Minta Minah membuatkan makanan yang bagus untuk pengantin baru. Kalau perlu, minta dia membuatkan jamu untuk cucu menantuku.”

“Baik, Nyoya Tua.”

Episodes
1 1. Digusur
2 2. Bernegosiasi
3 3. Syarat
4 4. Latar Belakang
5 5. Tolong Rahasiakan
6 6. Ayam Katsu
7 7. Apartemen
8 8. Buku
9 9. Rumah Sakit
10 10. Di Sini Saja
11 11. Lahap Makan
12 12. Sup Ayam
13 13. Sah
14 14. Nenek Rahma Menginap
15 15. Di Kamar Atthara
16 16. Acara Pertunangan
17 17. Istriku
18 18. Lelang
19 19. Kalung
20 20. Olahraga
21 21. Pantai
22 22. Pingsan
23 23. Berangkat
24 24. Pusaka
25 25. Kantor
26 26. Meminta Izin
27 27. Penyerangan
28 28. Tidak Boleh Melakukan Apa-apa
29 29. Hukuman
30 30. Operasi
31 31. Tidak Akan Melebihi Batas Kemampuan
32 32. Ke Panti Asuhan
33 33. Merasa Marah
34 34. Tidur Bersama
35 35. Apa Mas Attha Cemburu?
36 36. Anda Siapa?
37 37. Percaya Diri Sekali
38 38. Satu Tahun
39 39. Marah
40 40. Jujur
41 41. Ikut Menginap
42 42. Mencari Tahu
43 43. Menyadari
44 44. Kecewa
45 45. Dua Pukulan
46 46. Kejutan
47 47. Doa
48 48. Mendaki
49 49. Mengikuti Lulu
50 50. Tidak Bisa Berhenti
51 51. Pesan Rega
52 52. Nenek!
53 53. Kenapa Kamu Melakukannya?
54 54. Bersikap Dingin
55 55. Berpisah
56 56. Matikan Lokasi dan Ponsel
57 57. Mencari Lulu
58 58. Bersisihan
59 59. Kembar Identik
60 60. Jangan Bodoh
61 61. Memperbaiki
62 62. Masa Lalu
63 63. Bangkrut
64 64. Rega dan Atthara
65 65. Berkelahi
66 66. Butuh Waktu
67 67. Omong Kosong
68 68. 7 Bulan
69 69. Musibah
70 70. Tidak Ada Kata Jika
71 71. Syukuran
72 72. Bantuan Rega
73 73. Peran Lulu
74 74. 2 Tahun
75 75. Sulit Membedakan
76 76. Vaksinasi
77 77. Mengincar Lulu
78 78. Rezeki Keturunan
79 79. Percobaan Pertama
80 80. Gudang Tua
81 81. Menurunkan Ego
82 82. Pangestu Membawa Lulu
83 83. Melunak
84 84. DNA Tidak Cocok
85 85. Meminta Maaf
Episodes

Updated 85 Episodes

1
1. Digusur
2
2. Bernegosiasi
3
3. Syarat
4
4. Latar Belakang
5
5. Tolong Rahasiakan
6
6. Ayam Katsu
7
7. Apartemen
8
8. Buku
9
9. Rumah Sakit
10
10. Di Sini Saja
11
11. Lahap Makan
12
12. Sup Ayam
13
13. Sah
14
14. Nenek Rahma Menginap
15
15. Di Kamar Atthara
16
16. Acara Pertunangan
17
17. Istriku
18
18. Lelang
19
19. Kalung
20
20. Olahraga
21
21. Pantai
22
22. Pingsan
23
23. Berangkat
24
24. Pusaka
25
25. Kantor
26
26. Meminta Izin
27
27. Penyerangan
28
28. Tidak Boleh Melakukan Apa-apa
29
29. Hukuman
30
30. Operasi
31
31. Tidak Akan Melebihi Batas Kemampuan
32
32. Ke Panti Asuhan
33
33. Merasa Marah
34
34. Tidur Bersama
35
35. Apa Mas Attha Cemburu?
36
36. Anda Siapa?
37
37. Percaya Diri Sekali
38
38. Satu Tahun
39
39. Marah
40
40. Jujur
41
41. Ikut Menginap
42
42. Mencari Tahu
43
43. Menyadari
44
44. Kecewa
45
45. Dua Pukulan
46
46. Kejutan
47
47. Doa
48
48. Mendaki
49
49. Mengikuti Lulu
50
50. Tidak Bisa Berhenti
51
51. Pesan Rega
52
52. Nenek!
53
53. Kenapa Kamu Melakukannya?
54
54. Bersikap Dingin
55
55. Berpisah
56
56. Matikan Lokasi dan Ponsel
57
57. Mencari Lulu
58
58. Bersisihan
59
59. Kembar Identik
60
60. Jangan Bodoh
61
61. Memperbaiki
62
62. Masa Lalu
63
63. Bangkrut
64
64. Rega dan Atthara
65
65. Berkelahi
66
66. Butuh Waktu
67
67. Omong Kosong
68
68. 7 Bulan
69
69. Musibah
70
70. Tidak Ada Kata Jika
71
71. Syukuran
72
72. Bantuan Rega
73
73. Peran Lulu
74
74. 2 Tahun
75
75. Sulit Membedakan
76
76. Vaksinasi
77
77. Mengincar Lulu
78
78. Rezeki Keturunan
79
79. Percobaan Pertama
80
80. Gudang Tua
81
81. Menurunkan Ego
82
82. Pangestu Membawa Lulu
83
83. Melunak
84
84. DNA Tidak Cocok
85
85. Meminta Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!