9. Rumah Sakit

Lulu dan Atthara kini ada di upper ground dan sedang berada di salah satu toko kosmetik terlengkap. Atthara menyuruh Lulu memilih produk yang biasa ia gunakan. Ia juga menyuruh Lulu membeli beberapa perlengkapan makeup yang cocok untuk jenis kulitnya. Setelah berkonsultasi dengan sales yang berjaga, Lulu mendapatkan rekomendasi perlengkapan makeup dari brand local yang cocok untuknya. Atthara meminta sales tersebut menyiapkan satu set lengkap untuk Lulu.

“Kamu harus mulai terbiasa.”

“Tapi aku tidak bisa menggunakannya.”

“Kamu bisa belajar.” Lulu menyerah.

Setelah mendapatkan perlengkapan makeup, Atthara melihat sebuah outlet yang menawarkan hijab. Ia membawa Lulu ke sana dan menyuruhnya memilih hijab yang disukai.

“Kenapa harus syar’i?” tanya Atthara yang mengikuti Lulu melihat di bagian hijab syar’i.

“Aku suka hijab yang menutup dada.”

“Bagaimana jika menghadiri acara formal?”

“Apakah hijab syar’i tidak formal?”

“Orang lain tidak tahu, tapi kalau aku tidak begitu suka. Sebaiknya kamu juga memilih hijab yang biasa agar saat menghadiri acara formal bisa kamu kenakan. Ini bagus.” Atthara menarik sebuah pashmina berbahan ceruti.

Akhirnya, belanja hijab itu hanya 20% atas pilihan Lulu dan sisanya merupakan pilihan Atthara. Dari sana, barulah Atthara membawa Lulu ke ground floor di mana supermarket berada. Atthara mendorong troli mengikuti Lulu di belakang.

Lulu yang tidak pernah masuk ke supermarket, bingung mau mulai dari mana. Sedangkan Atthara yang tidak pernah berbelanja, juga tidak tahu di mana letaknya. Akhirnya ia bertanya kepada salah satu petugas di mana ia bisa menemukan empon-empon. Petugas tersebut menunjukkan Lorong menuju buah dan sayur. Setelah berterima kasih, keduanya menuju Lorong yang dimaksud.

Lulu menemukan empon-empon, daun salam dan daun jeruk di sana. Tetapi ia tidak menemukan rempah-rempah. Rempah-rempah yang dijual di sana sudah berbentuk bumbu instan.

“Apalagi?” tanya Atthara.

“Sudah, Kak. Beli rempah-rempahnya ke pasar saja besok.”

“Ya sudah. Kamu mau beli apa lagi?”

“Tidak ada, bahan masakan di kulkas masih banyak.” Atthara mengangguk dan mendorong troli menuju kasir.

Setelah membayar, mereka mengambil barang yang sebelumnya dititipkan dan keluar dari pusat perbelanjaan. Di jalan pulang, Atthara mengajak Lulu singgah di sebuah café untuk membeli minuman. Atthara meminta Lulu menunggunya di kursi saat dirinya melakukan pemesanan, tetapi saat ia kembali, ia tidak menemukan Lulu.

“ nyasar anak itu!” batin Atthara yang tidak menemukan Lulu.

Saat akan mencarinya di toilet, ponsel Atthara berdering dan memperlihatkan nama Lulu di sana.

“Kamu di mana?” tanya Atthara dengan gusar.

“Aku dalam perjalanan ke rumah sakit, Kak. Tadi saat Kakak meninggalkanku, aku melihat seorang Nenek terjatuh dan aku menolongnya. Aku sekarang sedang Bersama beliau dan sopirnya menuju rumah sakit.”

“Rumah sakit mana?”

“Rumah sakit mana, Pak?” tanya Lulu kepada Pak Sopir.

“Rumah sakit Harapan.”

Atthara menutup panggilan Lulu dan segera bergegas ke rumah sakit yang di maksud. Sesampainya di sana, Atthara bergegas ke ruang gawat darurat dan menemukan Lulu duduk di sana.

“Kenapa kamu di sini?”

“Yang bukan keluarga tidak diperbolehkan masuk.” Jawab Lulu.

“Kamu juga! Kenapa membantu orang asing?”

“Nenek itu mengingatkanku pada ibu.” Cicit Lulu.

Atthara menghela nafas dalam. Entah karena Lulu ini bodoh atau naif. Tidak semua orang bisa memperlakukan sesama dengan baik. Ia sudah sering melihat banyak orang mengabaikan Nurani mereka dan mengabaikan keluarganya demi ambisi.

“Sudahlah! Ayo pulang!” Lulu mengangguk dan mengikuti Atthara menuju parkiran.

“Atthara!” panggil seorang Perempuan paruh baya.

“Tante? Siapa yang sakit?”

“Nenek kamu!”

“Hah?” Atthara terkejut dengan penjelasan sang tante yang mengatakan jika sopir nenek menghubunginya dan mengatakan kalau nenek tiba-tiba pingsan.

“Ini siapa?” tanya tante Atthara yang menyadari keberadaan Lulu di belakang Atthara.

“Nanti aku jelaskan! Dimana Nenek sekarang?”

Tante Atthara membawa Atthara ke ruang perawatan sang nenek. Lulu mengikuti di belakang karena Atthara menggandeng tangannya seolah takut dirinya tidak bisa mengikutinya.

Sesampainya di ruang perawatan, sopir yang menunggu di depan kamar menyambut mereka dan membukakan pintu. Nenek Atthara masih memejamkan mata dengan selang infus dan oksigen terpasang.

“Kata dokter, Nyonya Tua tidak tahan dengan panas matahari.” Kata sopir.

“Bagaimana bisa?” tanya Atthara dengan tidak sabar.

“Nyonya Tua mengatakan akan bertemu dengan kawan lamanya dan meminta saya menunggu di mobil. Jadi, saya tidak tahu apa yang terjadi selanjut. Tahu-tahu sudah ada Perempuan yang berteriak meminta tolong. Karena banyak yang berkerumun, saya pergi melihat dan ternyata Perempuan itu sedang memangku kepala Nyonya Tua.” Jelas sopir.

“Di mana Perempuan itu sekarang?” tanya Tante Atthara.

“Tadi dia menunggu di UGD, Nyonya kedua.”

“UGD?” tanya Atthara.

“Ya, Tuan Muda. Katanya dia akan menunggu kenalannya karena dia tidak hafal jalan.”

“Apakah perempuan ini yang kamu maksud?” Atthara menggeser Lulu yang sedari dari tadi ada di belakang.

“Ya. Dari mana Tuan Muda, tahu?”

Atthara tidak menjawab. Ia menyuruh Lulu untuk duduk dan menyuruh sopir sang nenek untuk membelikan mereka minum.

“Siapa dia?” Tante Atthara yang memperhatikan sedari tadi, tidak bisa menahan diri untuk tidak bertanya.

“Lulu.” Jawab Atthara singkat.

“Lulu? Ada hubungan apa kalian?”

“Calon keponakan tante.”

“Apa?” suara Tante Atthara segera memenuhi ruangan.

Ketika sadar jika mereka sedang ada di rumah sakit, beliau segera mengatur suaranya.

“Kamu yakin?”

“Kenapa tidak?”

Tante Atthara melihat penampilan Lulu dari atas ke bawah. Pakaian yang dikenakannya memang terlihat berkelas, dari segi paras juga tidak mengecewakan. Tetapi dengan hijab lebar yang dikenakannya, Tante Atthara masih tidak percaya dengan jawaban Atthara.

Bukan karena apa, Atthara yang tidak pernah mau melaksanakan kewajibannya sebagai muslim kini mengenalkan Perempuan berhijab lebar sebagai calon istri membuatnya tidak masuk akal. Bagaimana bisa ia mempercayainya begitu saja?

“Katakan pada tante. Apakah kamu diancam Atthara?” Lulu terkejut dengan pertanyaan Tante Atthara.

“Tidak, tante.” Jawab Lulu yang mengingat kesepakatannya dengan Atthara.

“Lalu, apakah kamu punya hutang dengannya?” Lulu menggeleng.

“Sudahlah tante! Jangan membuatnya takut!”

“Memangnya tante mau memakannya apa?” kesal Tante Atthara.

“Kamu bisa memanggilku Tante Lyra, aku adik dari Papa Atthara.”

“Salam kenal Tante Lyra. Tante bisa memanggilku Lulu atau Uli.

“Apa yang kamu lihat dari Atthara?”

“Baik.” Jawab Lulu singkat.

Tetapi jawabannya justru membuat Tante Lyra tertawa. Atthara yang melihatnya hanya memberikan tatapan malas, sedangkan Lulu merasa bingung.

Menurut Lulu, ia sudah menjawab dengan jujur. Walaupun sikap Atthara sangat dingin dan seenaknya, Atthara tetap baik kepadanya. Buktinya, Atthara menghormati privasinya dan tidak memperlakukannya dengan buruk. Bahkan Atthara bisa saja langsung mengusirnya saat negosiasi yang diajukannya tidak menguntungkan. Atthara justru memberikannya kesempatan untuk mempertahankan panti asuhan dan memberikannya tunjangan. Walaupun harga yang harus ia bayar sangatlah mahal.

Terpopuler

Comments

Liana CyNx Lutfi

Liana CyNx Lutfi

tanpa disNgka bertemu dngn sndrinya dngn sinenek lulu

2025-02-14

1

indy

indy

langsung ketemu nenek tanpa Athara

2025-02-14

1

lihat semua
Episodes
1 1. Digusur
2 2. Bernegosiasi
3 3. Syarat
4 4. Latar Belakang
5 5. Tolong Rahasiakan
6 6. Ayam Katsu
7 7. Apartemen
8 8. Buku
9 9. Rumah Sakit
10 10. Di Sini Saja
11 11. Lahap Makan
12 12. Sup Ayam
13 13. Sah
14 14. Nenek Rahma Menginap
15 15. Di Kamar Atthara
16 16. Acara Pertunangan
17 17. Istriku
18 18. Lelang
19 19. Kalung
20 20. Olahraga
21 21. Pantai
22 22. Pingsan
23 23. Berangkat
24 24. Pusaka
25 25. Kantor
26 26. Meminta Izin
27 27. Penyerangan
28 28. Tidak Boleh Melakukan Apa-apa
29 29. Hukuman
30 30. Operasi
31 31. Tidak Akan Melebihi Batas Kemampuan
32 32. Ke Panti Asuhan
33 33. Merasa Marah
34 34. Tidur Bersama
35 35. Apa Mas Attha Cemburu?
36 36. Anda Siapa?
37 37. Percaya Diri Sekali
38 38. Satu Tahun
39 39. Marah
40 40. Jujur
41 41. Ikut Menginap
42 42. Mencari Tahu
43 43. Menyadari
44 44. Kecewa
45 45. Dua Pukulan
46 46. Kejutan
47 47. Doa
48 48. Mendaki
49 49. Mengikuti Lulu
50 50. Tidak Bisa Berhenti
51 51. Pesan Rega
52 52. Nenek!
53 53. Kenapa Kamu Melakukannya?
54 54. Bersikap Dingin
55 55. Berpisah
56 56. Matikan Lokasi dan Ponsel
57 57. Mencari Lulu
58 58. Bersisihan
59 59. Kembar Identik
60 60. Jangan Bodoh
61 61. Memperbaiki
62 62. Masa Lalu
63 63. Bangkrut
64 64. Rega dan Atthara
65 65. Berkelahi
66 66. Butuh Waktu
67 67. Omong Kosong
68 68. 7 Bulan
69 69. Musibah
70 70. Tidak Ada Kata Jika
71 71. Syukuran
72 72. Bantuan Rega
73 73. Peran Lulu
74 74. 2 Tahun
75 75. Sulit Membedakan
76 76. Vaksinasi
77 77. Mengincar Lulu
78 78. Rezeki Keturunan
79 79. Percobaan Pertama
80 80. Gudang Tua
81 81. Menurunkan Ego
82 82. Pangestu Membawa Lulu
83 83. Melunak
84 84. DNA Tidak Cocok
85 85. Meminta Maaf
Episodes

Updated 85 Episodes

1
1. Digusur
2
2. Bernegosiasi
3
3. Syarat
4
4. Latar Belakang
5
5. Tolong Rahasiakan
6
6. Ayam Katsu
7
7. Apartemen
8
8. Buku
9
9. Rumah Sakit
10
10. Di Sini Saja
11
11. Lahap Makan
12
12. Sup Ayam
13
13. Sah
14
14. Nenek Rahma Menginap
15
15. Di Kamar Atthara
16
16. Acara Pertunangan
17
17. Istriku
18
18. Lelang
19
19. Kalung
20
20. Olahraga
21
21. Pantai
22
22. Pingsan
23
23. Berangkat
24
24. Pusaka
25
25. Kantor
26
26. Meminta Izin
27
27. Penyerangan
28
28. Tidak Boleh Melakukan Apa-apa
29
29. Hukuman
30
30. Operasi
31
31. Tidak Akan Melebihi Batas Kemampuan
32
32. Ke Panti Asuhan
33
33. Merasa Marah
34
34. Tidur Bersama
35
35. Apa Mas Attha Cemburu?
36
36. Anda Siapa?
37
37. Percaya Diri Sekali
38
38. Satu Tahun
39
39. Marah
40
40. Jujur
41
41. Ikut Menginap
42
42. Mencari Tahu
43
43. Menyadari
44
44. Kecewa
45
45. Dua Pukulan
46
46. Kejutan
47
47. Doa
48
48. Mendaki
49
49. Mengikuti Lulu
50
50. Tidak Bisa Berhenti
51
51. Pesan Rega
52
52. Nenek!
53
53. Kenapa Kamu Melakukannya?
54
54. Bersikap Dingin
55
55. Berpisah
56
56. Matikan Lokasi dan Ponsel
57
57. Mencari Lulu
58
58. Bersisihan
59
59. Kembar Identik
60
60. Jangan Bodoh
61
61. Memperbaiki
62
62. Masa Lalu
63
63. Bangkrut
64
64. Rega dan Atthara
65
65. Berkelahi
66
66. Butuh Waktu
67
67. Omong Kosong
68
68. 7 Bulan
69
69. Musibah
70
70. Tidak Ada Kata Jika
71
71. Syukuran
72
72. Bantuan Rega
73
73. Peran Lulu
74
74. 2 Tahun
75
75. Sulit Membedakan
76
76. Vaksinasi
77
77. Mengincar Lulu
78
78. Rezeki Keturunan
79
79. Percobaan Pertama
80
80. Gudang Tua
81
81. Menurunkan Ego
82
82. Pangestu Membawa Lulu
83
83. Melunak
84
84. DNA Tidak Cocok
85
85. Meminta Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!