7. Apartemen

Setelah subuh, Lulu sudah mandi dan bersiap-siap. Ia harus berangkat lebih pagi agar tidak terlambat. Atthara mengatakan akan menunggunya di taman kota pukul 7, jadi ia berangkat dari panti sekitar pukul 6 kurang 15 menit.

“Pakai jaket, nanti kamu kedinginan. Ini masih sangat pagi.” Kata Ibu Asih.

“Lulu tidak punya jaket, Bu.”

“Bukankah ada jaket dari kegiatan jambore kemarin?”

“Jaketnya dipakai Ningsih.”

“Ya sudah, kamu hati-hati!”

“Iya, Bu. Nanti Lulu kabari kalau sudah sampai.”

Lulu berpamitan kepada Ibu Asih. Ia juga berpamitan kepada Pak Tarno dan Bu Murni, ia menitipkan panti dan Ibu Asih kepada mereka. Jika ada masalah, Lulu meminta mereka untuk menghubunginya. Pak Tarno menyanggupinya. Beliau akan mengabdikan seluruh hidup beliau untuk panti yang sudah menampung beliau begitu juga dengan Bu Murni dan Ningsih.

Angkot yang diberhentikan Lulu masih kosong, sehingga ia bisa memilih untuk duduk di depan didekat sopir. Saat turun di taman, Lulu melihat jam tangannya yang menunjukkan pukul 6.45. ia bersyukur tidak terlambat. Tetapi ia tidak menyangka jika Atthara sudah ada disana menunggunya. Lulu mendekat dan mengucapkan salam. Atthara tidak menjawab salamnya.

“Masukkan tas itu ke dalam mobil!” perintah Athara kepada sopirnya.

“Ayo!”

“Kemana?” tanya Lulu.

“Temani aku olahraga. Ingat, kamu harus bersikap seolah kita sedang berpacaran!” Lulu mengangguk.

Atthara berlari kecil lebih dulu diikuti Lulu dibelakang. Agar tidak tertinggal, Lulu melebarkan langkahnya. Ia tidak bisa ikut berlari karena ia mengenakan sandal hak saat ini.

“Tunggu!” Atthara menghentikan larinya.

“Bisakah aku menunggumu sambil duduk? Aku tak bisa ikut berlari karena sandalku.” Lulu mengangkat sedikit roknya memperlihatkan sandal haknya.

“Baiklah!” Atthara melanjutkan larinya dan Lulu duduk di kursi taman.

Lulu melihat ada minimarket yang sudah buka di seberang taman. Ia berjalan menyeberang dan membeli air mineral dua botol dan sosis panggang. Saat ia kembali, Atthara masih berlari. Jadi ia menunggunya sambil menelepon Ibu Asih, mengabarkan kalau dirinya sudah sampai.

“Untukku?” tanya Atthara yang baru saja kembali.

“Ya.” Jawab lulu seraya menyerahkan air mineral dan sosis panggang.

“Kamu beli dimana?”

“Disana.” Lulu menunjuk minimarket yang ada di seberang jalan.

Atthara duduk, meneguk air mineralnya dan menikmati sosis panggang tersebut. Melihat ada saus tertinggal di bibir Atthara, Lulu mengeluarkan tisu dari tasnya dan memberikannya kepada Atthara.

“Kamu bersihkan!” perintah Atthara.

Lulu menurutinya. Dengan hati-hati Lulu membersihkan sisa saus di ujung bibir Atthara. Bagi yang melihat, mereka akan mengira jika Lulu dan Atthara adalah pasangan yang serasi. Tetapi mereka tidak tahu pergualatan batin keduanya saat ini. Lulu yang menahan diri untuk bersikap professional dan Atthara yang tersenyum puas mendapatkan seseorang yang bisa diandalkan.

Setelah menghabiskan sosis dan air mineral, Atthara membawa Lulu ke apartemannya. Disana, Atthara menunjukkan kamar untuk Lulu yang berseberangan dengan kamarnya. Atthara mengatakan dirinya akan mandi dan meminta Lulu menyiapkan sarapan untuknya. Lulu mengangguk. Setelah meletakkan tas di kamar, Lulu pergi kedapur dan membuka kulkas. Semua bahan tersedia disana. Mengingat sarapan yang dinikmati Atthara, Lulu membuka ponselnya dan mencari resep simple yang bisa ia buat dengan cepat.

“Sandwich sepertinya mudah.” Gumam Lulu.

Segera ia mengambil bahan-bahan yang diperlukan, seperti roti, keju, telur, timun, tomat dan selada. Selain sandwich, Lulu juga menggoreng sosis dan kentang. Semuanya siap, Lulu menyajikannya di meja bar dan menyiapkan gelas. Tetapi ia tidak tahu Atthara ingin minum apa, jadi ia menunggunya sebelum menyiapkan minum.

“Sandwich?” tanya Atthara melihat apa yang disajikan Lulu, ia tidak mengira Lulu akan membuatkannya sandwich.

“Kenapa sandwich?” tanyanya lagi.

“Karena terakhir kali Kakak menikmati sarapan ala western.” Cicit Lulu mengira Atthara tidak suka sandwich.

“Kamu bisa memasak apapun, aku bukan pemilih. Hanya saja hindari penggunaan kacang kacangan, aku alergi.”

“Baik, Kak. Kakak mau minum apa?”

“Kopi, tapi jangan terlalu manis.” Lulu mengangguk.

Atthara menikmati sandwichnya sambil memperhatikan Lulu yang membuat kopi. Untuk ukuran orang desa seperti Lulu, bisa mengetahui makanan western dan membuat sandwich dengan benar, membuatnya mengacungkan jempol. Ia menghabiskan satu slice sandwichnya dan memakan sosis cooktail yang Lulu goreng dengan mentega.

“Ini, Kak.” Lulu menyuguhkan kopi.

“Kamu tidak makan?”

“Aku sudah sarapan di rumah tadi, Kak. Ditambah sosis panggang tadi, jadi masih kenyang.” Atthara mengangguk, lalu menghabiskan makanannya dan menikmati kopi.

“Pas! Tidak rugi aku memilihnya!” batin Atthara yang cocok dengan rasa kopi buatan Lulu.

Setelah selesai, Atthara mengatakan jika dirinya akan berangkat ke kantor. Sebelum pergi, Atthara memberikan kartu kepada Lulu dan mengatakan ia bisa menggunakannya untuk mengirimkan uang ke panti asuhan. Lulu tersenyum dan berterima kasih. Sejenak Atthara tersihir oleh senyum Lulu.

“Kamu tinggal disini sementara. Aku akan kemari sesekali, kamu tidak perlu menungguku. Kalau kamu butuh sesuatu, kamu bisa mengatakannya kepadaku.”

“Apa aku boleh keluar?”

“Terserah! Yang penting saat kamu keluar, kamu harus ingat jika kamu adalah calon istriku. Jangan bertindak bodoh!” Lulu mengangguk.

Sebenarnya ia hanya bertanya karena ia takut Atthara mengurungnya. Setelah mendengar jawaban Atthara ia justru tidak ada keinginan untuk keluar.

Sebelum pergi, Atthara berpesan untuk selalu mengunci pintu dan jangan membiarkan orang lain masuk. Lulu dengan patuh menganggukkan kepalanya dan mengatakan agar Atthara berhati-hati di jalan.

Setelah Atthara pergi, Lulu mengunci pintu dan membersihkan alat masak. Selesai membersihkannya, Lulu masuk ke dalam kamarnya. Ia mengeluarkan isi tasnya dan bermaksud menatanya di lemari, akan tetapi ia tidak menemukan lemari. Di kamar hanya ada tempat tidur, nakas di kanan kirinya, meja rias dan sofa. Setelah melihat sekeliling, Lulu menemukan pintu geser di sebelah kamar mandi. Ia menggeser pintu tersebut dan menemukan wardrobe yang sudah dipenuhi dengan pakaian disana.

Lulu melihat pakaian yang tergantung dan tersusun disana merupakan ukurannya. Sampai underware juga sesuai dengan ukurannya. Pikirannya menjadi parno saat ini. Lulu memutuskan untuk menghubungi Atthara.

“Ada apa?” tanya Atthara.

“Apakah pakaian yang ada di wardrobe ini untukku?”

“Ya. Kamu harus memakainya setiap hari dan saat ada acara.”

“Termasuk..” Lulu menggantung kalimatnya karena malu.

“Ya. Semuanya sudah disiapkan sesuai ukuranmu!” Atthara jelas bisa menebaknya.

“Eh!” Lulu terkejut dengan jawaban Atthara yang seolah bisa membaca pikirannya.

“Jangan berpikiran macam-macam! Aku meminta butik kemarin menyiapkannya mengikuti ukuranmu.”

“Oh!”

“Ya sudah! Aku banyak pekerjaan!” Atthara memutuskan sambungan begitu saja.

Lulu bisa bernafas lega karena bukan Atthara yang menyiapkannya. Ia pun melanjutkan niatnya untuk merapikan pakaian yang ia bawa.

Terpopuler

Comments

erinatan

erinatan

horang kayah emang beda

2025-03-27

1

Liana CyNx Lutfi

Liana CyNx Lutfi

lanjut

2025-02-13

1

indy

indy

lanjut...

2025-02-13

1

lihat semua
Episodes
1 1. Digusur
2 2. Bernegosiasi
3 3. Syarat
4 4. Latar Belakang
5 5. Tolong Rahasiakan
6 6. Ayam Katsu
7 7. Apartemen
8 8. Buku
9 9. Rumah Sakit
10 10. Di Sini Saja
11 11. Lahap Makan
12 12. Sup Ayam
13 13. Sah
14 14. Nenek Rahma Menginap
15 15. Di Kamar Atthara
16 16. Acara Pertunangan
17 17. Istriku
18 18. Lelang
19 19. Kalung
20 20. Olahraga
21 21. Pantai
22 22. Pingsan
23 23. Berangkat
24 24. Pusaka
25 25. Kantor
26 26. Meminta Izin
27 27. Penyerangan
28 28. Tidak Boleh Melakukan Apa-apa
29 29. Hukuman
30 30. Operasi
31 31. Tidak Akan Melebihi Batas Kemampuan
32 32. Ke Panti Asuhan
33 33. Merasa Marah
34 34. Tidur Bersama
35 35. Apa Mas Attha Cemburu?
36 36. Anda Siapa?
37 37. Percaya Diri Sekali
38 38. Satu Tahun
39 39. Marah
40 40. Jujur
41 41. Ikut Menginap
42 42. Mencari Tahu
43 43. Menyadari
44 44. Kecewa
45 45. Dua Pukulan
46 46. Kejutan
47 47. Doa
48 48. Mendaki
49 49. Mengikuti Lulu
50 50. Tidak Bisa Berhenti
51 51. Pesan Rega
52 52. Nenek!
53 53. Kenapa Kamu Melakukannya?
54 54. Bersikap Dingin
55 55. Berpisah
56 56. Matikan Lokasi dan Ponsel
57 57. Mencari Lulu
58 58. Bersisihan
59 59. Kembar Identik
60 60. Jangan Bodoh
61 61. Memperbaiki
62 62. Masa Lalu
63 63. Bangkrut
64 64. Rega dan Atthara
65 65. Berkelahi
66 66. Butuh Waktu
67 67. Omong Kosong
68 68. 7 Bulan
69 69. Musibah
70 70. Tidak Ada Kata Jika
71 71. Syukuran
72 72. Bantuan Rega
73 73. Peran Lulu
74 74. 2 Tahun
75 75. Sulit Membedakan
76 76. Vaksinasi
77 77. Mengincar Lulu
78 78. Rezeki Keturunan
79 79. Percobaan Pertama
80 80. Gudang Tua
81 81. Menurunkan Ego
82 82. Pangestu Membawa Lulu
83 83. Melunak
84 84. DNA Tidak Cocok
85 85. Meminta Maaf
Episodes

Updated 85 Episodes

1
1. Digusur
2
2. Bernegosiasi
3
3. Syarat
4
4. Latar Belakang
5
5. Tolong Rahasiakan
6
6. Ayam Katsu
7
7. Apartemen
8
8. Buku
9
9. Rumah Sakit
10
10. Di Sini Saja
11
11. Lahap Makan
12
12. Sup Ayam
13
13. Sah
14
14. Nenek Rahma Menginap
15
15. Di Kamar Atthara
16
16. Acara Pertunangan
17
17. Istriku
18
18. Lelang
19
19. Kalung
20
20. Olahraga
21
21. Pantai
22
22. Pingsan
23
23. Berangkat
24
24. Pusaka
25
25. Kantor
26
26. Meminta Izin
27
27. Penyerangan
28
28. Tidak Boleh Melakukan Apa-apa
29
29. Hukuman
30
30. Operasi
31
31. Tidak Akan Melebihi Batas Kemampuan
32
32. Ke Panti Asuhan
33
33. Merasa Marah
34
34. Tidur Bersama
35
35. Apa Mas Attha Cemburu?
36
36. Anda Siapa?
37
37. Percaya Diri Sekali
38
38. Satu Tahun
39
39. Marah
40
40. Jujur
41
41. Ikut Menginap
42
42. Mencari Tahu
43
43. Menyadari
44
44. Kecewa
45
45. Dua Pukulan
46
46. Kejutan
47
47. Doa
48
48. Mendaki
49
49. Mengikuti Lulu
50
50. Tidak Bisa Berhenti
51
51. Pesan Rega
52
52. Nenek!
53
53. Kenapa Kamu Melakukannya?
54
54. Bersikap Dingin
55
55. Berpisah
56
56. Matikan Lokasi dan Ponsel
57
57. Mencari Lulu
58
58. Bersisihan
59
59. Kembar Identik
60
60. Jangan Bodoh
61
61. Memperbaiki
62
62. Masa Lalu
63
63. Bangkrut
64
64. Rega dan Atthara
65
65. Berkelahi
66
66. Butuh Waktu
67
67. Omong Kosong
68
68. 7 Bulan
69
69. Musibah
70
70. Tidak Ada Kata Jika
71
71. Syukuran
72
72. Bantuan Rega
73
73. Peran Lulu
74
74. 2 Tahun
75
75. Sulit Membedakan
76
76. Vaksinasi
77
77. Mengincar Lulu
78
78. Rezeki Keturunan
79
79. Percobaan Pertama
80
80. Gudang Tua
81
81. Menurunkan Ego
82
82. Pangestu Membawa Lulu
83
83. Melunak
84
84. DNA Tidak Cocok
85
85. Meminta Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!