11. Lahap Makan

Beberapa hari Nenek Rahma dirawat di rumah sakit, Atthara mengantar jemput Lulu untuk menemani sang nenek. Di hari keempat, Nenek Rahma sudah diperbolehkan pulang. Dan sekarang ini, Lulu sedang membantu Nenek Rahma bersiap karena Atthara sendiri yang akan mengantarkan beliau pulang.

“Apa sudah semua?” tanya Atthara saat akan mendorong kursi roda Nenek Rahma keluar.

“Sudah semua, Kak.”

“Kalian ini sebenarnya terpaut berapa tahun?” tanya Nenek Rahma yang penasaran dengan panggilan Kakak yang Lulu gunakan.

“Lulu masih 20 tahun, Nek. Jadi kami terpaut 7 tahun.”

“Panggilan itu lebih mirip kakak adik dibandingkan calon pasangan!” protes Nenek Rahma.

“Lalu panggilan apa yang cocok?”

“Mas atau panggil nama saja, bagaimana?” tanya Nenek kepada Lulu.

“Lulu pilih Mas saja ya, Nek?” Nenek Rahma mengangguk setuju.

Atthara mendorong kursi roda sang nenek, diikuti Lulu yang berjalan sambil membawa tas pakaian Nenek Rahma. Sampai di parkiran, Lulu mengembalikan kursi roda yang mereka pinjam dan masuk di kursi penumpang Bersama Nenek Rahma. Atthara sempat ingin protes, karena dirinya terlihat seperti sopir pribadi. Tetapi ia urungkan, melihat sang nenek yang memegang tangan Lulu dengan sayang.

Sampai di kediaman Papa Atthara, Lulu perlahan memapah Nenek Rahma Bersama Atthara memasuki kediaman. Papa Atthara dan istrinya sudah menunggu di ruang tamu, sehingga mereka menyambut ketiganya.

“Makan siang sudah siap, Tuan.” Kata pelayan Papa Atthara.

“Ayo kita makan Bersama, Bu!” ajak Papa Atthara.

“Kalian makanlah. Aku mau makan di kamar saja!” kata Nenek Rahma yang mengajak Lulu ke kamarnya.

Seorang pelayan datang membawakan nampan berisi makanan untuk Nenek Rahma. Lulu dengan telaten menyuapi sang nenek. Setelah selesai makan, Lulu menyiapkan obat sesuai anjuran dokter dan meminta Nenek Rahma meminumnya. Seusai meminum obat, Nenek Rahma merasakan kantuk, sehingga Lulu membantu beliau tiduran dan memasangkan selimut. Setelah menyalakan AC dengan suhu yang tidak terlalu rendah, Lulu keluar dari kamar Nenek Rahma.

“Apa kamu mau makan sekarang?” tanya Atthara yang ternyata menunggunya.

“Kak.. Mas tidak makan Bersama Papa dan Mama Mas Atthara?” Lulu meralat panggilannya mengingat permintaan Nenek Rahma.

“Aku menunggumu. Kalau tidak, kita pulang saja. Nanti kamu yang masak di rumah!”

“Aku ikut Mas saja.”

Atthara menarik tangan Lulu dan membawanya pulang tanpa berpamitan. Papa Atthara yang melihatnya, hanya bisa diam. Sementara Mama tiri Atthara memasang wajah senang karena Atthara tidak berlama-lama di kediaman mereka.

Di perjalanan pulang, Lulu melihat ada penjual sayur gerobak. Ia meminta Atthara untuk berhenti. Atthara menurutinya dan menepikan mobilnya tak jauh dari penjual sayur gerobak.

“Sebentar ya, Kak.”

Lulu keluar dari mobil dan membeli beberapa sayur, tahu, tempe dan rempah-rempah dari pedagang tersebut. Ia juga membeli pisang satu sisir dan ubi kuning. Setelah membayar belanjaannya, Lulu kembali dengan beberapa kantong plastik. Lulu meletakkan belanjaannya di kursi penumpang setelah mengikat kantong palstiknya.

“Kenapa tidak mengatakannya kalau stock sayur habis?” tanya Atthara setelah Lulu memasang seatbeltnya.

“Masih, Kak. Aku hanya menambahkan sedikit. Maaf aku membeli tahu dan tempe.”

“Tidak apa. Kamu makan sendiri.”

“Terima kasih, Mas.”

Atthara tidak menjawab. Ia melajukan mobilnya dan mereka kembali saling diam. Sampai di apartemen, ternyata sudah ada Bobby yang menunggunya. Atthara membicarakan urusan dengan Bobby di ruang tamu, sedangkan Lulu memasak di dapur. Sebelum memasak, Lulu membuat pisang goreng coklat keju lebih dulu dan menyuguhkannya untuk Atthara dan Bobby. Ia juga membuatkan es kopi untuk keduanya.

“Terima kasih, Nona Muda.” Kata Bobby.

Lulu hanya menganggukkan kepalanya dan kembali ke dapur. Ia memasak ayam bakar, tahu dan tempe goreng, sambal tomat dan lalapan seperti timun, selada, dan sayur yang dibelinya tadi seperti daun kemangi dan daun singkong rebus. Saking fokusnya Lulu dengan masakannya, ia sampai tidak tahu kalau Bobby sudah pulang dan Atthara memperhatikan pergerakannya.

“Kenapa 3 piring?” tanya Atthara.

“Bukankah tadi ada Pak Bobby?”

“Dia sudah pulang. Dan jangan panggil dia Pak! Cukup panggil Bobby saja.”

“Terdengar tidak sopan, Mas. Aku panggil Kak Bobby saja, ya?” Atthara tidak lagi berkomentar.

Lulu mengambilkan nasi dan menghidangkannya di hadapan Atthara, disusul lauk dan pelengkapnya. Selain tidak mengambil tahu dan tempe, Atthara tidak protes dan memakan makanannya dengan lahap seperti biasa. Lulu tersenyum. Ia merasa puas, masakannya cocok di lidah Atthara. Walaupun orangnya dingin dan jarang memberikan pujian, nafsu makannya tidak bisa berbohong kalau makanan Lulu enak.

Selesai makan, Lulu menyimpan lauk sisa di dalam beberapa toples karena tidak ada tudung saji. Ia membersihkan alat masaknya, juga gelas dan piring yang disajikannya di ruang tamu. Atthara sendiri sudah masuk ke kamarnya untuk berganti pakaian karena ia ada pertemuan.

“Nanti akan ada orang datang membawakan pakaian untuk pernikahan. Kamu coba, jika kekecilan atau kebesaran mereka bisa memperbaikinya. Aku mungkin akan pulang larut malam, tidak usah menungguku!”

“Iya, Mas.”

Entah mengapa, Atthara merasa Lulu semakin melembut beberapa hari ini. Biasanya Lulu akan protes atau menjawab perkataannya. Tetapi beberapa hari ini selalu mengikuti perkataannya.

“Apa mungkin karena pengaruh Nenek?” batin Atthara.

Atthara tidak tahu jika sifat Lulu yang sebenarnya memanglah lembut. Lulu bersikap berontak kepadanya adalah sebagai bentuk perlindungan diri.

Lulu yang baru saja selesai sholat, dikejutkan dengan bel pintu yang berbunyi. Segera ia melepaskan mukenanya dan mengenakan hijabnya sebelum membukakan pintu.

“Selamat siang. Kami dari Butik QL, mengantarkan pakaian pengantin.” Kata seorang Perempuan berpenampilan modis.

“Silahkan masuk.” Perempuan itu membawa dua orang yang memegang pakaian yang di tutupi dengan dust bag.

“Silahkan di coba, asisten saya akan membantu Anda berganti pakaian.” Lulu terkejut dengan kata-kata Perempuan tersebut.

“Tidak bisakah saya memakainya sendiri?” tanya Lulu.

“Tidak bisa, karena pakaian yang saya bawa rata-rata dengan bukaan belakang.”

“Tunggu sebentar!”

Lulu meninggalkan pegawai butik dan masuk ke dalam kamar. Ia mengganti gamis yang dikenakannya dengan manset dan legging, agar tidak memperlihatkan auratnya.

“Apakah Anda lebih suka hijab lebar?”

“Ya. Bisakah Anda siapkan?” tanya Lulu yang sudah mulai mengenakan pakaian pertama.

“Bisa, tetapi tidak bisa selebar yang Anda kenakan. Minimal menutup dada.”

“Ya. Tidak masalah.”

Setelah mencoba 4 gaun, pilihan Lulu jatuh pada gaun tersimpel menurutnya. Tanpa tahu, kalau yang dipilihnya adalah yang paling mahal di antara keempat gaun yang telah dicobanya. Tentu hal itu tidak lepas dari campur tangan Atthara yang sengaja meminta pihak butik untuk menyiapkan gaun yang simple tetapi terkesan mewah dan elegan.

Pihak butik mengirimkan gambar Lulu yang mengenakan gaun pilihannya beserta hijab yang menutup dada dengan tambahan veil sepanjang paha berhiaskan Mutiara dan permata.

“Di benar-benar memilihnya!”

Terpopuler

Comments

Liana CyNx Lutfi

Liana CyNx Lutfi

kasian lulu muda2hn nanti klo ibu panti tau gk marah ke lulu,sehat2 iya lulu km orang baik pasti akan bahagia suatu saat nanti

2025-02-15

1

Abd Kadir Taha

Abd Kadir Taha

lulu berkorban demi menyelamatkan panti asuhan, di mana dia di besarkan!

2025-03-24

1

lihat semua
Episodes
1 1. Digusur
2 2. Bernegosiasi
3 3. Syarat
4 4. Latar Belakang
5 5. Tolong Rahasiakan
6 6. Ayam Katsu
7 7. Apartemen
8 8. Buku
9 9. Rumah Sakit
10 10. Di Sini Saja
11 11. Lahap Makan
12 12. Sup Ayam
13 13. Sah
14 14. Nenek Rahma Menginap
15 15. Di Kamar Atthara
16 16. Acara Pertunangan
17 17. Istriku
18 18. Lelang
19 19. Kalung
20 20. Olahraga
21 21. Pantai
22 22. Pingsan
23 23. Berangkat
24 24. Pusaka
25 25. Kantor
26 26. Meminta Izin
27 27. Penyerangan
28 28. Tidak Boleh Melakukan Apa-apa
29 29. Hukuman
30 30. Operasi
31 31. Tidak Akan Melebihi Batas Kemampuan
32 32. Ke Panti Asuhan
33 33. Merasa Marah
34 34. Tidur Bersama
35 35. Apa Mas Attha Cemburu?
36 36. Anda Siapa?
37 37. Percaya Diri Sekali
38 38. Satu Tahun
39 39. Marah
40 40. Jujur
41 41. Ikut Menginap
42 42. Mencari Tahu
43 43. Menyadari
44 44. Kecewa
45 45. Dua Pukulan
46 46. Kejutan
47 47. Doa
48 48. Mendaki
49 49. Mengikuti Lulu
50 50. Tidak Bisa Berhenti
51 51. Pesan Rega
52 52. Nenek!
53 53. Kenapa Kamu Melakukannya?
54 54. Bersikap Dingin
55 55. Berpisah
56 56. Matikan Lokasi dan Ponsel
57 57. Mencari Lulu
58 58. Bersisihan
59 59. Kembar Identik
60 60. Jangan Bodoh
61 61. Memperbaiki
62 62. Masa Lalu
63 63. Bangkrut
64 64. Rega dan Atthara
65 65. Berkelahi
66 66. Butuh Waktu
67 67. Omong Kosong
68 68. 7 Bulan
69 69. Musibah
70 70. Tidak Ada Kata Jika
71 71. Syukuran
72 72. Bantuan Rega
73 73. Peran Lulu
74 74. 2 Tahun
75 75. Sulit Membedakan
76 76. Vaksinasi
77 77. Mengincar Lulu
78 78. Rezeki Keturunan
79 79. Percobaan Pertama
80 80. Gudang Tua
81 81. Menurunkan Ego
82 82. Pangestu Membawa Lulu
83 83. Melunak
84 84. DNA Tidak Cocok
85 85. Meminta Maaf
Episodes

Updated 85 Episodes

1
1. Digusur
2
2. Bernegosiasi
3
3. Syarat
4
4. Latar Belakang
5
5. Tolong Rahasiakan
6
6. Ayam Katsu
7
7. Apartemen
8
8. Buku
9
9. Rumah Sakit
10
10. Di Sini Saja
11
11. Lahap Makan
12
12. Sup Ayam
13
13. Sah
14
14. Nenek Rahma Menginap
15
15. Di Kamar Atthara
16
16. Acara Pertunangan
17
17. Istriku
18
18. Lelang
19
19. Kalung
20
20. Olahraga
21
21. Pantai
22
22. Pingsan
23
23. Berangkat
24
24. Pusaka
25
25. Kantor
26
26. Meminta Izin
27
27. Penyerangan
28
28. Tidak Boleh Melakukan Apa-apa
29
29. Hukuman
30
30. Operasi
31
31. Tidak Akan Melebihi Batas Kemampuan
32
32. Ke Panti Asuhan
33
33. Merasa Marah
34
34. Tidur Bersama
35
35. Apa Mas Attha Cemburu?
36
36. Anda Siapa?
37
37. Percaya Diri Sekali
38
38. Satu Tahun
39
39. Marah
40
40. Jujur
41
41. Ikut Menginap
42
42. Mencari Tahu
43
43. Menyadari
44
44. Kecewa
45
45. Dua Pukulan
46
46. Kejutan
47
47. Doa
48
48. Mendaki
49
49. Mengikuti Lulu
50
50. Tidak Bisa Berhenti
51
51. Pesan Rega
52
52. Nenek!
53
53. Kenapa Kamu Melakukannya?
54
54. Bersikap Dingin
55
55. Berpisah
56
56. Matikan Lokasi dan Ponsel
57
57. Mencari Lulu
58
58. Bersisihan
59
59. Kembar Identik
60
60. Jangan Bodoh
61
61. Memperbaiki
62
62. Masa Lalu
63
63. Bangkrut
64
64. Rega dan Atthara
65
65. Berkelahi
66
66. Butuh Waktu
67
67. Omong Kosong
68
68. 7 Bulan
69
69. Musibah
70
70. Tidak Ada Kata Jika
71
71. Syukuran
72
72. Bantuan Rega
73
73. Peran Lulu
74
74. 2 Tahun
75
75. Sulit Membedakan
76
76. Vaksinasi
77
77. Mengincar Lulu
78
78. Rezeki Keturunan
79
79. Percobaan Pertama
80
80. Gudang Tua
81
81. Menurunkan Ego
82
82. Pangestu Membawa Lulu
83
83. Melunak
84
84. DNA Tidak Cocok
85
85. Meminta Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!