5. Tolong Rahasiakan

“Ning, tolong kamu antarkan kue ini ke tempat Kak Lila, ya? Aku ada urusan.” Kata Lulu yang baru saja menyelesaikan kuenya.

“Iya, Mbak.”

“Kamu pakai saja motornya. Aku bisa menggunakan angkot dan jangan lupa uang kue kemarin!”

“Siap!”

Lulu segera masuk ke dalam kamarnya dan mengambil pakaian. Sudah pukul 7 pagi, ia harus bergegas membersihkan diri dan pergi ke taman kota. Ia sudah berusaha secepat mungkin, tetapi ia tepat terlambat dari waktu yang ditentukan karena angkot yang sering berhenti untuk mencari penumpang.

Di taman, Lulu menengok ke kanan dan kiri mencari keberadaan Atthara, tetapi tidak menemukannya. Tiba-tiba seseorang berhenti di hadapannya.

“Maaf, saya mau lewat.” Kata Lulu menunduk tanpa melihat lawannya.

“Kalau kamu berjalan menunduk, yang ada kamu akan menabrak seseorang!”

“Suara ini..” batin Lulu yang segera mendongak.

“Kenapa terlambat? Aku sampai jamuran menunggumu!”

“Maaf, saya kemari menggunakan angkot jadi tidak bisa cepat.”

“Kalau tahu akan terlambat, kenapa tidak berangkat lebih awal?”

“Maaf, saya harus menyelesaikan kue lebih dulu.”

“Apakah kata maaf sudah menjadi kebiasaanmu?”

“Maaf.” Atthara mengusap wajahnya.

Ia menggandeng Lulu dan mengajaknya duduk di sebuah kursi taman. Lulu bagaikan patung yang diseret dan didudukkan. Atthara yang merasa aneh dengan sikap Lulu, tidak tahan untuk bertanya.

“Ada apa denganmu?”

“Tangan.” Cicit Lulu.

“Kenapa dengan tangan?”

“Tolong lepaskan!” Atthara melepaskan genggaman tangannya dan segera Lulu menggeser tubuhnya.

Keduanya kini duduk di kedua ujung kursi. Lulu tidak berani bersuara, sedangkan Atthara hanya memperhatikannya yang sedari tadi menunduk.

Atthara tumbuh di keluarga beragama Islam, tetapi hanya almarhum ibunya dan sang nenek yang taat beribadah. Ia bahkan sudah lupa bagaimana wudhu dan sholat karena ia sudah meninggalkannya sejak sang ibu meninggal dunia.

“Apakah aku menakutkan?” tanya Atthara.

“Tidak.”

“Lalu kenapa kamu menunduk?”

“Saya hanya menjaga pandangan saya.”

“Angkat kepalamu! Aku tidak bisa berbicara dengan orang yang tidak menghargaiku. Kalau kamu sedang berbicara dengan seseorang, kamu harus menatapnya! Jika tidak, kamu saja menghinanya karena kamu dianggap mengabaikannya.”

Lulu menegakkan kepalanya, pandangannya bertemu dengan Atthara yang ternyata sedari tadi menatapnya.

“Aku diajarkan untuk menundukkan pandanganku karena itu adalah tuntutan dalam agamaku untuk menjaga jiwa dan akal dari hawa nafsu. Apa yang Anda katakan hanya berlaku jika berbicara dengan sesama muhrim atau mahramku.” Kata Lulu.

“Entah itu tuntutan atau apa, aku merasa lebih baik saat kamu berbicara sambil memandangku seperti ini. Jangan mengajakku berdebat! Aku mengajakmu bertemu untuk membahas pernikahan.”

Atthara menjelaskan jika dirinya sudah mengatakan kepada sang nenek jika ia menyukai Perempuan berhijab lebar. Dengan skenario ini, Atthara akan memproses pernikahan mereka secara sederhana yang hanya dihadiri keluarga. Lulu tidak perlu memikirkan apapun karena Atthara yang akan mengurus semuanya. Setelah menikah, Lulu tidak diperbolehkan tinggal di panti melainkan tinggal di rumah yang sudah Atthara siapkan.

“Tunggu, Kak!” Lulu menyela penjelasan Atthara.

“Apa?”

“Aku punya permintaan.”

“Katakan!”

“Tolong sembunyikan pernikahan ini dari Ibu dan penghuni panti lainnya. Aku mengatakan kepada mereka kalau aku akan melamar pekerjaan di kota.”

“Kamu malu menikahiku?” tanya Atthara dengan penuh penekanan.

Ia merasa marah, Lulu ingin merahasiakan pernikahannya.

“Bukan. Aku hanya tidak ingin Ibu mengetahui kesepakatan kita. Aku takut beliau akan jatuh sakit jika terlalu memikirkanku.”

“Sesayang itu kamu dengan ibu angkatmu?”

“Tentu saja. Beliau adalah orang yang membesarkanku.”

“Apa kamu tidak ingin mencari orang tua kandungmu?”

“Tidak. Jikalau mereka masih hidup, mereka bisa saja mencariku dan menemuiku di panti karena panti itu tidak ke mana-mana. Kenyataan selama 20 tahun ini tidak ada satupun yang mencariku.”

“Kamu yang mencari mereka?”

“Bagaimana caranya? Polisi saja tidak bisa menemukan mereka, apalagi aku yang tidak memiliki apa-apa ini. Ibu Asih bahkan tidak memiliki petunjuk apa-apa. Hanya..”

“tanda lahir yang ada di lengan dan pinggangku.” Batin Lulu.

Tidak mungkin ia mengatakannya kepada Atthara masalah ini. Karena tanda lahir itu juga tidak akan terlihat olehnya nanti.

“Lupakan! Kamu bisa menggunakan wali nikah hakim. Biarkan asistenku yang mengurusnya. Kalau kamu sudah mengatakan akan bekerja di kota, maka mulai besok kamu tinggalkan panti dan tinggal sementara di apartemen milikku.” Lulu hanya mengangguk lemah.

Sudah nasibnya, maka ia tidak akan mengeluh. Ia sudah membulatkan tekad sejak menandatangani perjanjian dengan Atthara. Sebisa mungkin ia akan menyembunyikannya dari Ibu Asih. Jikalau suatu hari ia ketahuan, semoga kontrak dengan Atthara telah selesai sehingga ia bisa kembali ke panti asuhan dan hidup dengan Ibu Asih dan yang lainnya.

Setelah sepakat, Atthara membawa Lulu makan di sebuah restoran. Ia melewatkan sarapannya pagi ini karena malas melihat wajah sang papa. Lulu yang juga melewatkan sarapan, tidak menolak ajakan Atthara. Tetapi ia tidak terbiasa dengan makanan yang Atthara pesankan untuknya.

Roti, kentang goreng, sosis goreng, telur orak-arik dengan keju dan acar, sungguh terasa aneh di mulutnya. Tetapi Lulu tetap memakannya karena tidak ingin mubadzir makanan. Setelah selesai makan, pelayan datang dan menyajikan pancake. Untuk pancake Lulu tidak ada masalah, hanya saja ia tidak yakin bisa menghabiskannya.

“Bisakah aku membungkusnya?” bisik Lulu.

“Makan saja!”

“Aku takut tidak bisa menghabiskannya.” Jujur Lulu.

“Berapa yang bisa kamu habiskan?”

“Dua.” Atthara mengambil 2 pancake dari piring Lulu dan memakannya.

Melihat perlakuan Atthara, hati Lulu seperti berdesir karena terharu. Ia akhirnya menghabiskan pancake yang tersisa dan minum secukupnya. Ketika mereka keluar dari restoran, seseorang yang mengenal Atthara menghampiri mereka.

“Apakah perempuan ini yang bisa menaklukkan mu?” tanya teman Atthara.

“Bukan urusanmu!”

“Wajahnya boleh juga. Tetapi kenapa penampilannya seperti ini?”

“Urus saja urusanmu sendiri!” Atthara menarik tangan Lulu dan membawanya masuk ke dalam mobiln, meninggalkan temannya yang merasa kesal karena diabaikan.

Mobil kini berhenti di salah satu butik. Atthara membawa Lulu masuk dan meminta pelayan toko untuk mencarikan pakaian yang cocok. Pelayan toko membawakan beberapa pakaian gamis mulai dari yang kasual sampai yang formal. Atthara mengambil beberapa dan meminta Lulu untuk mencobanya. Lulu menuruti Atthara dengan setengah hati.

“Aku ambil semua yang dicobanya!” kata Atthara seraya menyerahkan sebuah kartu kepada pelayan toko.

Segera pelayan toko itu memprosesnya dan membungkus rapi pakaian yang dibeli. Saat keluar dari butik, Atthara menyerahkan paperbag berisi pakaian kepada Lulu.

“Pakailah pakaian seperti ini mulai besok.”

“Memangnya kenapa dengan pakaianku saat ini?”

“Tidak cocok dengan statusku!” jawab Atthara singkat.

Walapun singkat sangat berimbas kepada Lulu. Kembali ia diingatkan jika dirinya adalah istri kontrak yang harus mendengarkan Atthara.

Terpopuler

Comments

Liana CyNx Lutfi

Liana CyNx Lutfi

semangat lulu mudah2n nanti km dpt suami yg bnr2 mncintai dirimu

2025-02-12

1

indy

indy

semangat Lulu, semoga athara juga orang baik

2025-02-12

1

lihat semua
Episodes
1 1. Digusur
2 2. Bernegosiasi
3 3. Syarat
4 4. Latar Belakang
5 5. Tolong Rahasiakan
6 6. Ayam Katsu
7 7. Apartemen
8 8. Buku
9 9. Rumah Sakit
10 10. Di Sini Saja
11 11. Lahap Makan
12 12. Sup Ayam
13 13. Sah
14 14. Nenek Rahma Menginap
15 15. Di Kamar Atthara
16 16. Acara Pertunangan
17 17. Istriku
18 18. Lelang
19 19. Kalung
20 20. Olahraga
21 21. Pantai
22 22. Pingsan
23 23. Berangkat
24 24. Pusaka
25 25. Kantor
26 26. Meminta Izin
27 27. Penyerangan
28 28. Tidak Boleh Melakukan Apa-apa
29 29. Hukuman
30 30. Operasi
31 31. Tidak Akan Melebihi Batas Kemampuan
32 32. Ke Panti Asuhan
33 33. Merasa Marah
34 34. Tidur Bersama
35 35. Apa Mas Attha Cemburu?
36 36. Anda Siapa?
37 37. Percaya Diri Sekali
38 38. Satu Tahun
39 39. Marah
40 40. Jujur
41 41. Ikut Menginap
42 42. Mencari Tahu
43 43. Menyadari
44 44. Kecewa
45 45. Dua Pukulan
46 46. Kejutan
47 47. Doa
48 48. Mendaki
49 49. Mengikuti Lulu
50 50. Tidak Bisa Berhenti
51 51. Pesan Rega
52 52. Nenek!
53 53. Kenapa Kamu Melakukannya?
54 54. Bersikap Dingin
55 55. Berpisah
56 56. Matikan Lokasi dan Ponsel
57 57. Mencari Lulu
58 58. Bersisihan
59 59. Kembar Identik
60 60. Jangan Bodoh
61 61. Memperbaiki
62 62. Masa Lalu
63 63. Bangkrut
64 64. Rega dan Atthara
65 65. Berkelahi
66 66. Butuh Waktu
67 67. Omong Kosong
68 68. 7 Bulan
69 69. Musibah
70 70. Tidak Ada Kata Jika
71 71. Syukuran
72 72. Bantuan Rega
73 73. Peran Lulu
74 74. 2 Tahun
75 75. Sulit Membedakan
76 76. Vaksinasi
77 77. Mengincar Lulu
78 78. Rezeki Keturunan
79 79. Percobaan Pertama
80 80. Gudang Tua
81 81. Menurunkan Ego
82 82. Pangestu Membawa Lulu
83 83. Melunak
84 84. DNA Tidak Cocok
85 85. Meminta Maaf
Episodes

Updated 85 Episodes

1
1. Digusur
2
2. Bernegosiasi
3
3. Syarat
4
4. Latar Belakang
5
5. Tolong Rahasiakan
6
6. Ayam Katsu
7
7. Apartemen
8
8. Buku
9
9. Rumah Sakit
10
10. Di Sini Saja
11
11. Lahap Makan
12
12. Sup Ayam
13
13. Sah
14
14. Nenek Rahma Menginap
15
15. Di Kamar Atthara
16
16. Acara Pertunangan
17
17. Istriku
18
18. Lelang
19
19. Kalung
20
20. Olahraga
21
21. Pantai
22
22. Pingsan
23
23. Berangkat
24
24. Pusaka
25
25. Kantor
26
26. Meminta Izin
27
27. Penyerangan
28
28. Tidak Boleh Melakukan Apa-apa
29
29. Hukuman
30
30. Operasi
31
31. Tidak Akan Melebihi Batas Kemampuan
32
32. Ke Panti Asuhan
33
33. Merasa Marah
34
34. Tidur Bersama
35
35. Apa Mas Attha Cemburu?
36
36. Anda Siapa?
37
37. Percaya Diri Sekali
38
38. Satu Tahun
39
39. Marah
40
40. Jujur
41
41. Ikut Menginap
42
42. Mencari Tahu
43
43. Menyadari
44
44. Kecewa
45
45. Dua Pukulan
46
46. Kejutan
47
47. Doa
48
48. Mendaki
49
49. Mengikuti Lulu
50
50. Tidak Bisa Berhenti
51
51. Pesan Rega
52
52. Nenek!
53
53. Kenapa Kamu Melakukannya?
54
54. Bersikap Dingin
55
55. Berpisah
56
56. Matikan Lokasi dan Ponsel
57
57. Mencari Lulu
58
58. Bersisihan
59
59. Kembar Identik
60
60. Jangan Bodoh
61
61. Memperbaiki
62
62. Masa Lalu
63
63. Bangkrut
64
64. Rega dan Atthara
65
65. Berkelahi
66
66. Butuh Waktu
67
67. Omong Kosong
68
68. 7 Bulan
69
69. Musibah
70
70. Tidak Ada Kata Jika
71
71. Syukuran
72
72. Bantuan Rega
73
73. Peran Lulu
74
74. 2 Tahun
75
75. Sulit Membedakan
76
76. Vaksinasi
77
77. Mengincar Lulu
78
78. Rezeki Keturunan
79
79. Percobaan Pertama
80
80. Gudang Tua
81
81. Menurunkan Ego
82
82. Pangestu Membawa Lulu
83
83. Melunak
84
84. DNA Tidak Cocok
85
85. Meminta Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!