15. Di Kamar Atthara

Lulu terkejut saat terbangun, mendapati dirinya sudah ada di tempat tidur. Seingatnya, ia berbalas pesan dengan Ningsih di sofa tadi.

“Sudah bangun? Ayo turun, Nenek sudah menunggu!” kata Atthara melipat lengan kemejanya.

“Tunggu sebentar, Mas. Aku ke kamar mandi dulu.”

Lulu turun dari tempat tidur dan merapikan selimut sebelum pergi ke kamar mandi. Tak lama kemudian ia keluar dari kamar mandi dalam keadaan segar. Selain mencuci muka, Lulu juga merapikan hijabnya. Atthara membuka pintu dan berjalan lebih dulu, Lulu mengikutinya di belakang. Tetapi Ketika akan menuruni tangga, Atthara menunggu Lulu dan menyamakan langkahnya agar mereka terlihat berjalan bersisihan.

“Kalian sudah datang, sini-sini!” Nenek Rahma melambaikan tangannya dan meminta Lulu duduk di sampingnya.

“3 hari lagi akan ada acara pertunangan adik Atthara. Kalian datanglah, temani Nenek menerima tamu. Sekalian Nenek mengenalkan Lulu ke keluarga besar yang tidak sempat datang hari ini.”

“Nenek memintaku bergabung, apakah sudah bertanya kepada mereka?” tanya Atthara dengan nada malas.

“Mereka tidak akan berani menentang keputusan Nenek!”

“Oke, oke.” Atthara mengalah.

Lulu tersenyum melihat Atthara yang tidak bisa berkutik di hadapan sang nenek. Setidaknya, sifat dinginnya memiliki kelemahan.

Nenek Rahma mulai bercerita mengenai masa muda beliau. Dari sana Lulu tahu jika Nenek Rahma juga berasal dari keluarga biasa saja. Pantas saja, beliau menerima Lulu apa adanya karena merasa keadaan mereka sama. Lulu menjadi merasa bersalah telah berbohong dalam pernikahan ini.

“Kenapa wajahmu murung?” bisik Atthara.

“Aku merasa bersalah.” Jawab Lulu yang juga berbisik, takut terdengar Nenek Rahma yang sedang menikmati teh.

“Kenapa?”

“Merasa bersalah karena berbohong. Pernikahan ini..” Lulu tidak menyelesaikan kalimatnya karena Nenek Rahma kembali bercerita.

Atthara tahu apa yang Lulu pikirkan. Dirinya juga merasakan hal yang sama, tetapi hanya diam tidak berkomentar. Hanya pernikahan ini yang bisa ia lakukan karena ia masih harus mengejar ambisinya untuk melebihi sang papa. Ia ingin membuktikan jika dirinya bisa berdiri sendiri dan lebih baik dari apa yang dicapai Papanya.

Sebelum makan malam dimulai, Lulu pamit ke kamar untuk melaksanakan sholat. Ia telah melewatkan sholat dzuhur sampai asar karena sungkan dengan Nenek Rahma. Sehingga ia harus segera menggantinya sebelum maghrib. Entah apa hukumnya, Lulu tidak tahu. Yang ia tahu, ia ingin menggantinya karena kelalaiannya sendiri. Bukan jamak, bukan pula qasar. Lulu melakukannya seperti biasa dengan niat mengganti.

Cukup lama Lulu melaksanakan sholatnya, membuat Nenek Rahma dan Atthara menunggunya sebelum memulai makan malam.

“Maaf membuat Nenek dan Mas Attha menunggu lama.” Kata Lulu yang bergabung ke meja makan.

“Tidak apa, ayo kita mulai!” kata Nenek.

Lulu berdiri dari duduknya dan mengambilkan nasi untuk Nenek dan Atthara. Betty yang sebelumnya ingin melakukannya, mengundurkan diri ke dapur. Setelah nasi, Lulu bertanya lauk apa yang Nenek Rahma inginkan. Setelah selesai dengan Nenek Rahma, Lulu juga melakukan hal yang sama untuk Atthara. Baru kemudian mengambil untuk dirinya sendiri. Tetapi saat akan mulai makan, Bu Minah bagian dapur mengantarkan jamu yang harus Lulu minum sebelum makan.

“Minumlah, Nak. Nenek yang meminta mereka menyiapkannya. Mulai besok, kamu harus rutin meminumnya!” Lulu tersenyum.

Mau tak mau, Lulu meminumnya. Beruntung hanya segelas kecil, sehingga ia masih sanggup menghabiskan makanannya. Setelah selesai makan, Nenek undur diri ke kamar. Atthara dan Lulu juga kembali ke kamar mereka.

“Mau ke mana?”

“Ke kamar?” jawab Lulu bingung dengan pertanyaan Atthara.

“Apa kamu mau Nenek tahu kita pisah kamar?” tanya Atthara dengan penuh penekanan.

Lulu lupa, jika Atthara menyuruhnya untuk tinggal di kamarnya saat Nenek Rahma menginap. Ia berjalan mendahului Atthara dan masuk ke dalam kamar Atthara.

“Apakah tidak gerah?” tanya Atthara yang melihat Lulu dengan hijabnya bersiap untuk tidur.

“Tidak. Apakah kamu menginginku untuk membuka hijabku?” tanya Lulu dengan sedikit ragu.

Bagaimanapun, pernikahan mereka sah secara agama dan negara. Sudah kewajiban Lulu untuk memperlihatkannya kepada Atthara. Tetapi karena keadaan keduanya, Lulu meminta persetujuan Atthara lebih dulu dibandingkan berinisiatif sendiri.

“Lakukan sesukamu!” Atthara kembali fokus dengan laptopnya.

Ada sedikit rasa penasaran, bagaimana Lulu tanpa hijabnya. Tetapi Atthara memilih untuk mengubur rasa penasarannya yang menurutnya tidak penting. Lulu sendiri merasakan sedikit kecewa. Kecewa karena laki-laki yang menikahinya tidak menginginkan keindahannya di balik hijab. Lulu kembali mengingatkan dirinya, jika semua ini hanya perjanjian yang akan berakhir dalam 2 tahun. Dengan begitu, rasa kecewanya segera hilang dan ia merebahkan tubuhnya di tempat tidur.

Sekitar pukul 2 malam, Lulu terbangun dan menemukan Atthara yang tidur di sofa tanpa selimut. Lulu berjalan perlahan dan mengambil selimut yang ia lihat di wardrobe. Dengan sangat perlahan Lulu memasangkan selimut untuk Atthara agar si empunya tidak bangun. Setelah berhasil, Lulu masuk ke dalam kamar mandi untuk mengambil wudhu.

Di sholat malamnya, Lulu memohon ampunan atas keputusannya. Ia juga memohon ampunan atas pernikahannya. Entah sudah berapa kali ia meminta pengampunan, Lulu sudah melakukannya sejak membuat keputusan. Ia hanya berharap, Allah mengampuninya. Entah itu keputusannya, pernikahannya, ataupun kebohongannya.

“Kamu mau ke mana?” tanya Atthara saat Lulu akan membuka pintu setelah melaksanakan sholat subuh.

“Mau ke dapur, Kak.”

“Untuk apa?”

“Membuat sarapan?”

“Tidak perlu, ada Bu Minah. Sebaiknya kamu tetap di kamar sampai ada yang memanggil untuk sarapan.”

“Kenap..” Atthara membekap mulut Lulu.

“Jangan terlalu banyak bertanya. Ikuti saja apa kataku!” Lulu mengangguk, barulah Atthara melepaskan bekapannya.

Lulu merasa ngeri dengan perlakuan Atthara. Biasanya mereka tidak pernah melakukan kontak fisik. Saat mereka selesai akad, Atthara hanya mencium keningnya secara sekilas. Ia bahkan tidak merasakan apapun karena rasa gugupnya yang mendominasi.

“Bisakah lain kali Mas katakan sesuatu sebelum menyentuhku?” cicit Lulu.

“Kenapa?”

“A-Aku terkejut.”

“Apa kamu akan memukulku seperti kemarin?”

“Tentu saja tidak!” Jawab Lulu dengan cepat.

“Dosa bagiku menyakiti suamiku!” gumam Lulu.

“Apa?”

“Tidak apa-apa, Kak.”

Atthara bergerak tiba-tiba memegang kedua bahu Lulu, membuat si empunya terkejut dan mengelak dengan memasang kuda-kuda.

“Lumayan juga refleksmu! Apa kamu pernah belajar bela diri?” tanya Atthara.

“Sedikit.”

“Pertahankan! Aku tidak bisa senantiasa menjagamu. Kamu harus bisa menjaga dirimu sendiri saat diperlukan. Aku memiliki banyak musuh.”

“Apa kamu melakukan kejahatan, Mas?” tanya Lulu penasaran.

“Bisa dibilang seperti itu.”

“Apa sampai membunuh?” tanya Lulu dengan ragu-ragu.

Tak!

“Jangan berpikiran yang macam-macam!”

Atthara menyentil kening Lulu, membuat si empunya mengusap keningnya yang terasa sedikit nyeri.

“Kalau bukan membunuh, katakan alasannya kenapa Mas Attha memiliki banyak musuh!” Lulu mengumpulkan keberaniannya.

“Banyak alasan untuk memiliki musuh. Apa kamu tidak?” Lulu menggeleng.

“Saingan bisnis.” Jawab Atthara singkat sebelum meninggalkan Lulu untuk pergi ke kamar mandi.

Terpopuler

Comments

Liana CyNx Lutfi

Liana CyNx Lutfi

2 tahun iku lama ,muda2hn lulu kuat menjalani

2025-02-17

1

lihat semua
Episodes
1 1. Digusur
2 2. Bernegosiasi
3 3. Syarat
4 4. Latar Belakang
5 5. Tolong Rahasiakan
6 6. Ayam Katsu
7 7. Apartemen
8 8. Buku
9 9. Rumah Sakit
10 10. Di Sini Saja
11 11. Lahap Makan
12 12. Sup Ayam
13 13. Sah
14 14. Nenek Rahma Menginap
15 15. Di Kamar Atthara
16 16. Acara Pertunangan
17 17. Istriku
18 18. Lelang
19 19. Kalung
20 20. Olahraga
21 21. Pantai
22 22. Pingsan
23 23. Berangkat
24 24. Pusaka
25 25. Kantor
26 26. Meminta Izin
27 27. Penyerangan
28 28. Tidak Boleh Melakukan Apa-apa
29 29. Hukuman
30 30. Operasi
31 31. Tidak Akan Melebihi Batas Kemampuan
32 32. Ke Panti Asuhan
33 33. Merasa Marah
34 34. Tidur Bersama
35 35. Apa Mas Attha Cemburu?
36 36. Anda Siapa?
37 37. Percaya Diri Sekali
38 38. Satu Tahun
39 39. Marah
40 40. Jujur
41 41. Ikut Menginap
42 42. Mencari Tahu
43 43. Menyadari
44 44. Kecewa
45 45. Dua Pukulan
46 46. Kejutan
47 47. Doa
48 48. Mendaki
49 49. Mengikuti Lulu
50 50. Tidak Bisa Berhenti
51 51. Pesan Rega
52 52. Nenek!
53 53. Kenapa Kamu Melakukannya?
54 54. Bersikap Dingin
55 55. Berpisah
56 56. Matikan Lokasi dan Ponsel
57 57. Mencari Lulu
58 58. Bersisihan
59 59. Kembar Identik
60 60. Jangan Bodoh
61 61. Memperbaiki
62 62. Masa Lalu
63 63. Bangkrut
64 64. Rega dan Atthara
65 65. Berkelahi
66 66. Butuh Waktu
67 67. Omong Kosong
68 68. 7 Bulan
69 69. Musibah
70 70. Tidak Ada Kata Jika
71 71. Syukuran
72 72. Bantuan Rega
73 73. Peran Lulu
74 74. 2 Tahun
75 75. Sulit Membedakan
76 76. Vaksinasi
77 77. Mengincar Lulu
78 78. Rezeki Keturunan
79 79. Percobaan Pertama
80 80. Gudang Tua
81 81. Menurunkan Ego
82 82. Pangestu Membawa Lulu
83 83. Melunak
84 84. DNA Tidak Cocok
85 85. Meminta Maaf
Episodes

Updated 85 Episodes

1
1. Digusur
2
2. Bernegosiasi
3
3. Syarat
4
4. Latar Belakang
5
5. Tolong Rahasiakan
6
6. Ayam Katsu
7
7. Apartemen
8
8. Buku
9
9. Rumah Sakit
10
10. Di Sini Saja
11
11. Lahap Makan
12
12. Sup Ayam
13
13. Sah
14
14. Nenek Rahma Menginap
15
15. Di Kamar Atthara
16
16. Acara Pertunangan
17
17. Istriku
18
18. Lelang
19
19. Kalung
20
20. Olahraga
21
21. Pantai
22
22. Pingsan
23
23. Berangkat
24
24. Pusaka
25
25. Kantor
26
26. Meminta Izin
27
27. Penyerangan
28
28. Tidak Boleh Melakukan Apa-apa
29
29. Hukuman
30
30. Operasi
31
31. Tidak Akan Melebihi Batas Kemampuan
32
32. Ke Panti Asuhan
33
33. Merasa Marah
34
34. Tidur Bersama
35
35. Apa Mas Attha Cemburu?
36
36. Anda Siapa?
37
37. Percaya Diri Sekali
38
38. Satu Tahun
39
39. Marah
40
40. Jujur
41
41. Ikut Menginap
42
42. Mencari Tahu
43
43. Menyadari
44
44. Kecewa
45
45. Dua Pukulan
46
46. Kejutan
47
47. Doa
48
48. Mendaki
49
49. Mengikuti Lulu
50
50. Tidak Bisa Berhenti
51
51. Pesan Rega
52
52. Nenek!
53
53. Kenapa Kamu Melakukannya?
54
54. Bersikap Dingin
55
55. Berpisah
56
56. Matikan Lokasi dan Ponsel
57
57. Mencari Lulu
58
58. Bersisihan
59
59. Kembar Identik
60
60. Jangan Bodoh
61
61. Memperbaiki
62
62. Masa Lalu
63
63. Bangkrut
64
64. Rega dan Atthara
65
65. Berkelahi
66
66. Butuh Waktu
67
67. Omong Kosong
68
68. 7 Bulan
69
69. Musibah
70
70. Tidak Ada Kata Jika
71
71. Syukuran
72
72. Bantuan Rega
73
73. Peran Lulu
74
74. 2 Tahun
75
75. Sulit Membedakan
76
76. Vaksinasi
77
77. Mengincar Lulu
78
78. Rezeki Keturunan
79
79. Percobaan Pertama
80
80. Gudang Tua
81
81. Menurunkan Ego
82
82. Pangestu Membawa Lulu
83
83. Melunak
84
84. DNA Tidak Cocok
85
85. Meminta Maaf

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!