Rahasia Monica Debora

Ryan Gunawan baru saja menstarter motornya ketika Monica Debora tahu-tahu memanggilnya seraya melambai-lambaikan tangannya di tepi lapangan parkir dan sedang berjalan cepat ke arahnya. "Ryan! Kamu mau ke luar ya?"

Sekilas Ryan melirik ke arah Ika yang saat itu sedang berdiri di samping sepeda motornya dan langsung cemberut mengetahui siapa yang datang. "Ya?!" jawabnya ragu-ragu.

"Aku boleh numpang kan ya, gak apa-apa kan? Aku mau beli sesuatu yang penting!" Pinta Monica setengah mendesak.

Mendengar hal itu, Ika sontak melotot ke arah Monica Debora seraya bertolak pinggang, "heeeehhh... Gak liat di sini ada siapa?" Sergahnya dengan nada tinggi. "Cari tumpangan laen! Di sini udah penuh," tandasnya ketus.

"Please..." Monica memelas.

Ika melotot tak sabar. "Kaga pake," ketusnya lagi.

Membuat Ryan Gunawan merasa serba salah.

Beruntung pada saat itu Ryan melihat Reyhan Ibrahim yang kebetulan sedang berjalan menuju sepeda motornya. Dalam keadaan seperti itu Reyhan Ibrahim saja kelihatannya seperti malaikat di mata Ryan. "Re!" Ryan memanggilnya.

Reyhan Ibrahim menoleh ke arah mereka tanpa mengatakan apa-apa.

"Lu mau gua kasih cewek gak?" Ryan menawarkan.

"Heh!" Ika serentak menjambak rambutnya. "Seenaknya aja kalo ngomong. Lu kira gua cewek apakah?!"

Ryan meringis seraya terkekeh. "Monica mau ikut ke depan katanya!" Ryan berteriak ke arah Reyhan.

"Gue aja! Gue aja!" Ika dengan cepat mengajukan diri seraya melepaskan cengkeramannya dari kepala Ryan kemudian berlari menghampiri Reyhan.

"Nangis dulu atuh!" Reyhan menggodanya. Membuat Ika melotot dan akhirnya menjambak rambutnya juga.

Tak lama kemudian keempatnya sudah meninggalkan parkiran dan keluar dari area gedung. Begitu sampai di area pertokoan, Ika segera menghambur ke dalam salah satu toko ice cream langgananya sejak ia tinggal di Minority Center. Sementara itu Reyhan Ibrahim hanya menyisih ke trotoar kemudian berjalan beberapa langkah menuju warung rokok.

Monica Debora baru saja turun dari sepeda motor Ryan ketika matanya menemukan sesuatu yang menarik perhatiannya. Gadis itu mematung di sisi sepeda motor Ryan memelototi berita orang hilang yang ditempel di tiang listrik.

Ryan Gunawan tak menyadari hal itu. Ia pikir, Monica hanya sedang berusaha mencari toko yang menjual kebutuhannya. Begitu turun dari sepeda motornya, pria itu segera masuk ke dalam toko ice cream dan bergabung bersama Ika.

Monica berjalan mendekat ke arah tiang itu untuk memastikan penglihatannya tidak keliru.

Isi beritanya berbunyi:

Kami menawarkan 1 juta $

Untuk siapa pun yang berhasil membawa pulang puteri kami dengan selamat.

Nama: Monica Debora

Usia: 21 tahun

Tinggi badan: 166

Warna kulit: Putih

Warna mata: Cokelat

Warna rambut: Cokelat madu

Kemudian di bawahnya terpampang foto dirinya. Lalu di bawah fotonya, tertera nomor telepon yang dapat dihubungi.

Monica menelan ludah. Ia tahu siapa pemilik nomor telepon itu. "Aku tidak punya orangtua, keparat!" Gadis itu menggeram seraya merenggut kertas berita itu dari tiang dan merobeknya. Ketika ia memutar tubuhnya, sepintas ia melihat sosok Senja Terakhir sedang berbincang bersama Reyhan Ibrahim di depan sebuah warung rokok di seberang jalan. Ia meremas kertas berita itu di tangannya kemudian menjejalkannya ke dalam kantong celananya.

"Are you ok?"

Monica memekik begitu menyadari Senja Terakhir tahu-tahu sudah berdiri di depannya. Apakah tadi aku salah lihat, Ia bertanya di dalam hatinya. Sesaat ia melayangkan pandangannya ke seberang jalan dan melihat Reyhan Ibrahim sedang tercengang menatap ke arahnya dengan tampang yang tampak sama bingungnya seperti dirinya. Bulu kuduknya seketika meremang. Aku melihatnya masih di seberang jalan beberapa detik yang lalu, batinnya. "I'm ok," desis Monica serak dan sedikit bergetar.

Senja tersenyum tipis seraya mengawasi tangan Monica yang bergerak gugup memegangi saku celananya.

Tiba-tiba seorang pengendara sepeda motor memperlambat laju sepeda motornya kemudian mengamat-amati Monica Debora. Tak lama kemudian orang itu menepikan sepeda motornya dan berhenti tak jauh dari tempat mereka berdiri.

Senja mengawasinya sesaat dan segera menyadarinya. Buru-buru Ia melepaskan helm dari kepalanya kemudian memakaikannya di kepala Monica.

Monica tersentak dan memekik tertahan ketika Senja tiba-tiba menjejalkan helm itu di kepalanya.

Senja menyambar tangan gadis itu dan menghela tubuhnya menyeberangi jalan.

"Kita harus kembali ke asrama," Senja memberitahu Reyhan.

Reyhan tergagap kebingungan.

"Sekarang!" Senja menambahkan. Tak lama kemudian ia sudah memacu sepeda motornya dalam kecepatan tinggi dengan membonceng Monica Debora di belakangnya.

Reyhan Ibrahim masih mematung di tempatnya, masih tampak kebingungan. Bahkan setelah ia kembali ke asrama bersama Ika dan juga Ryan, ia masih saja kebingungan. Terutama ketika mereka baru saja sampai di asrama, dua pucuk senjata menyambut mereka di pintu gerbang. Dan hal itu tentu saja membuat Reyhan semakin kebingungan.

Ryan Gunawan melepaskan helm dari kepalanya, sepasang senjata itu serentak diturunkan. Kemudian dipersilahkan masuk.

"Mulai sekarang Anak Aset tidak diijinkan keluar gedung!" Guardian itu memberitahu Ryan ketika motornya sudah memasuki pelataran. "Ini peraturan baru!"

Apa-apaan ini? Ryan membatin kesal.

Para Guardian baru itu menjaga ketat semua tempat di dalam gedung. Bahkan di setiap pintu ruangan di seluruh gedung, termasuk pintu kamar setiap Talent. Setiap pintu dijaga oleh dua orang Guardian.

"Asrama ini sudah seperti barak tentara," gerutu Ester pada Ika ketika mereka berjalan menuju kamarnya.

Ika baru mulai lega melihat temannya sudah mau bicara lagi ketika Guardian baru mereka menghardik mereka. "Tidak boleh mengobrol!"

Kedua gadis itu serentak tertunduk dengan wajah masam. Kemudian mereka berpencar menuju kamarnya masing-masing tanpa saling berpamitan.

Ini bukan barak tentara, pikir Ika. Tapi neraka!

"Kamu nomor 13," kata seorang Guardian kepada Naomi sebelum mereka memulai program lari pagi. Mereka mengalungkan semacam ID Card yang hanya berisi foto yang diberi nomor kepada semua Talent. "Mulai sekarang Para Guardian akan memanggil kalian dengan nomor!" Ia mengumumkan.

Semua Talent mengerang bersamaan.

"Tidak boleh bersuara!" Guardian tadi menghadik mereka.

Peraturan gila, Ika membatin.

Senja merogoh saku celananya kemudian mengeluarkan secarik kertas yang sudah diremas menjadi gumpalan. Ia membuka gumpalan itu dan menghela napas berat.

Monica Debora menggeram begitu menyadari kertas iklan yang ia jejalkan ke dalam sakunya tadi malam sudah hilang. Apa aku menjatuhkannya? Ia bertanya-tanya. Tidak, katanya dalam hati. Aku ingat tanganku masih memeganginya setelah kertas itu sudah di dalam saku.

1 juta $ bisa menggaji satu divisi, pikir Senja. Ia menekan nomor yang tertera pada kertas berita orang hilang itu dan mencoba menghubunginya untuk mencari tahu siapa dalang di balik tawaran 1 juta $.

"Halo?!" Suara di line telepon itu mengingatkan Senja pada seseorang.

Tanpa pikir panjang Senja serentak menutup panggilan. Dasar bodoh, gerutunya seraya menepuk dahi memarahi dirinya sendiri. Jika dugaannya benar, nomor yang dihubunginya milik seseorang yang ia kenal, bisa saja orang tadi memiliki kontaknya. Dan itu artinya sekarang pemilik nomor ini sudah mengetahui identitas Si Penelepon. Kenapa aku begitu gegabah, sesalnya.

"Anda betul-betul berantakan," komentar Ardian Kusuma saat menemui Senja di Coffee Shop, tempat di mana Ester pernah bekerja.

Senja diam saja. Ia masih belum bisa menentukan sikap mengingat perlakuan pria itu pekan lalu. "Saya telah melakukan kesalahan," ungkapnya ragu-ragu.

Ardian Kusuma mematung sesaat sebelum akhirnya menarik bangku lalu duduk berseberangan dengan Senja.

Senja menghela napas berat berulang-ulang berusaha mengurangi ketidaknyamanan di dalam dirinya.

Tak lama Evan Jeremiah juga muncul di Coffee Shop itu disusul Gilang Wibisana di belakangnya.

Setelah program diambil alih, Paravisi tidak diijinkan lagi berada di asrama sekalipun hanya berkunjung, kecuali Agung Tirtayasa. Dan hari ini merupakan pertama kalinya mereka bertemu lagi setelah meninggalkan asrama.

Tapi sepertinya kejadian ini setidaknya telah memberikan sedikit perubahan pada kondisi emosional Ardian Kusuma. Pria itu sudah terlihat jauh lebih baik hari ini.

Dan sebaliknya Evan Jeremiah Dan Senja Terakhir terlihat berantakan akhir-akhir ini. Kehilangan seseorang yang berarti ternyata berpengaruh cukup besar pada emosional seseorang.

Senja berdeham setelah Evan Jeremiah dan Gilang Wibisana bergabung di meja, bersiap untuk angkat bicara. Tapi ia mengurungkan niatnya ketika ekor matanya menangkap sosok seseorang yang sepertinya sudah tidak asing baginya.

Seorang pria 40 tahun berbadan bulat, mengenakan kemeja pantai, sedang berjalan ke arah meja mereka dikawal dua pelayan Coffee Shop.

Ketiga rekannya mengikuti arah pandang Senja dan tercengang bersamaan.

Pria itu menghentikan langkahnya di dekat meja mereka kemudian menepuk-nepukkan kedua tangannya, "luar biasa," katanya. "Saya tidak mengira hari ini akan kedatangan tamu istimewa!"

Keempat Paravisi itu melengak.

"Lain kali kabari saya lebih dulu kalau mau berkunjung. Supaya saya punya persiapan khusus untuk menjamu saudara-saudara!" Ungkap pria itu dengan sikap ramah yang dibuat-buat.

Keempat pria di seputar meja itu mendengus sebal menyaksikan tingkah lakunya.

Aku tak mengira keparat ini pemilik Coffee Shop ini, rutuk Ardian Kusuma dalam hati.

Pria itu baru saja menerima gelar Raja Bisnis Asia setahun yang lalu, setelah bertahun-tahun merampok semua perusahan di hampir seluruh Asia dengan cara licik. Termasuk perusahaan keempat pria di meja itu dan juga Athena.

Suara ini, Senja menyadari. Suara yang sama dengan pemilik nomor yang tertera pada kertas berita hilangnya Monica Debora. Tak heran jika dalang di belakang tawaran harga 1 juta $ adalah Oscar Tjang. Ia pasti sudah menyiapkan segudang siasat untuk mengelabui supaya keparat mana pun yang berhasil membawa Monica Debora padanya, tetap tidak mendapatkan uangnya. Tapi Oscar Tjang tidak memiliki seorang putri. Ia bahkan tidak memiliki anak. Jadi apa sebenarnya hubungan pria ini dengan Monica Debora?

Terpopuler

Comments

Natalie Griffin

Natalie Griffin

wow mahal syekaleee Monica Debora 😱

2021-09-04

0

Gwenn

Gwenn

mau dongs jadi tokoh di sini ✌

2020-09-14

0

Neng ickha

Neng ickha

ini baru seruuu ...
😍👏🏼👏🏼👏🏼

2020-09-14

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!