Talent Cengeng Rekomendasi

Ryan baru terlelap satu jam ketika telepon selulernya berdering. Ia meraba-raba meja kecil di samping tempat tidurnya tanpa membuka mata. Setelah tangannya berhasil menemukan telepon selulernya, telepon selulernya berhenti berdering. Akhirnya Ryan hanya memindahkannya saja dari meja ke tempat tidur. Tak jauh dari kupingnya. Lalu kembali mendengkur.

Telepon selulernya berdering lagi. Kali ini membuatnya terperanjat karena letaknya yang berada tepat di sisi kupingnya. Damn, umpatnya. Lalu membuka matanya dengan terpaksa. Ia memeriksa telepon selulernya dan menggerutu.

Waktu pada layar ponselnya menunjukkan pukul 08:20 pagi. Baginya pukul sepuluh saja bahkan masih terlalu pagi untuk ia bangun. Terutama karena ia baru tidur pukul 07:15 tadi pagi. Tapi kemudian ingat hari ini ia ada janji dengan seseorang. Ia membuka panggilan masuk di ponselnya dan menerimanya.

"Bangun, Setan!" Suara di seberang telepon itu membuat Ryan mengerang.

"Oh, yang benar saja?! Aku baru pulang dua jam yang lalu. Dan kau sudah rindu?" Godanya dalam bahasa baku.

"Oh, yang benar saja?! Aku baru saja dapat pacar, dan aku rindu padamu?!" Balas suara di seberang.

Ryan tergelak. Dalam kesehariannya, Ryan nyaris tidak pernah menggunakan bahasa baku untuk berbincang-bincang. Itu sebabnya bahasa baku sering kali dijadikannya sebagai bahan lelucon. Selesai berkelakar, ia menutup panggilan. Lalu menutup matanya lagi. Sesaat kemudian ia sudah kembali mendengkur.

Tak sampai sepuluh menit, telepon selulernya kembali berdering. Ryan membuka matanya sebentar. Lalu kembali mendengkur.

Satu jam kemudian pintu kamarnya digedor. Ryan melonjak dari tempat tidurnya, memeriksa layar ponselnya kemudian menghambur ke arah pintu.

Seorang gadis menyeruak masuk begitu pintunya dibuka. "Bagus!" Semprot gadis itu seraya melotot ke arah Ryan.

Ryan menguap lebar kemudian menggaruk-garuk bagian belakang kepalanya. Bukan karena gatal. Tapi karena belum apa-apa dia sudah pusing duluan menghadapi sosok di depannya. Ia tahu gadis itu takkan berhenti mengoceh karena Ryan terlambat menjemputnya terutama pada akhirnya dia sendiri yang harus menjemput Ryan.

"Udah bosen idup lu, ya?!" gerutu gadis itu seraya menjambak rambut Ryan.

Ryan mengernyit tanpa mengatakan apa-apa.

"Mau mandi gak lu, hah?!" Perintah gadis itu seraya mengacungkan telunjuknya ke arah pintu kamar mandi. "Sekarang!"

"Ssssttt...." Ryan menempelkan telunjuk di bibirnya. "Berisik. Anak setan lain masih pada tidur!"

Tanggapan itu jelas membuat gadis di depannya mulai naik pitam. "Mandiiii....!" Gadis itu menggeram seraya mencopot sepatu kets di kakinya.

Ryan tergelak seraya berlari menjauhi gadis itu sebelum sepatu gadis itu melayang, kemudian mendarat di dahinya. Ia merenggut handuk di gantungan seraya melirik wajah gadis itu sekilas.

Gadis itu sudah mau menangis karena kesal.

Ryan menjulurkan lidah ke arah gadis itu ketika gadis itu memergokinya sedang memperhatikannya. Setelah itu buru-buru masuk kamar mandi dan menutupnya. Dalam hati ia menyesal karena terlambat bangun dan menjemputnya. Ryan tahu hari ini gadis itu harus menghadiri pertemuan penting.

Ryan baru mengenal gadis itu beberapa hari. Tapi karena sifatnya yang lumayan usil, dalam waktu singkat ia sudah berhasil menjadi sosok kakak untuk gadis cengeng seperti Ika Apriani. Sifat cengeng seperti Ika, cenderung mudah dibuat kesal sekaligus manja setiap kali sifat usil Ryan muncul. Sementara sifat usil seperti Ryan, cenderung spontan dan mudah merasa bersalah. Tak butuh waktu lama, kedua sifat ini secara otomatis biasanya akan saling bergantung satu sama lain.

Ika Apriani adalah seorang musisi jalanan yang biasa beroperasi di salah satu pusat kuliner bersama teman perempuannya yang mirip anak laki-laki, Luciana Adam. Mereka berdua biasa keluar lebih malam dibanding pengamen lain yang rata-rata anak laki-laki.

Pertama kali bertemu mereka, Ryan sudah bisa menebak mental kedua perempuan itu di atas rata-rata karena sanggup menyaingi keberanian laki-laki. Ryan mengerti bagaimana kerasnya kehidupan jalanan karena dia sendiri dilahirkan dari takdir yang sama meski ia berkiprah pada bidang yang berbeda. Bagaimana pun bentuknya, kehidupan jalanan tetap tak mudah untuk dijalani mengingat realita bertahan hidup di jalanan hanya berlaku satu hukum.

Yaitu: Hukum Rimba!

Memangsa atau dimangsa?

Demikian kehidupan jalanan telah mengajarkan kepadanya bahwa hidup bukan tentang kalah atau menang. Tapi tentang pertahanan dan juga peluang.

Kedua gadis itu tidak pernah menunggu peluang. Mereka membuat peluang. Dengan begitu mereka sudah memiliki pertahanan.

Meski demikian, setiap orang berhak mendapatkan peluang. Dan mereka berdua layak menerima yang lebih baik.

Berangkat dari poin itu Ryan kemudian berpikir untuk mengajukan keduanya sebagai Talent rekomendasi. Tapi sepertinya keberuntungan tidak berpihak pada Luciana. Ketika akhirnya Ryan menerima kepercayaan sebagai Agen Pencari Bakat, Luciana sudah jarang terlihat.

"Udah siap?" Goda Ryan setelah rapi dan siap berangkat.

Ika memelototinya dengan tampang kesal, "kapan meninggal dunia, Ryan Gunawan?"

Ryan cengengesan.

Begitu keluar dari apartemen, Ika mulai mengoceh hampir sepanjang jalan.

Sementara Ryan mengangguk-angguk, mendengarkan musik melalui perangkat headset-nya.

Lima belas menit kemudian, Ryan memarkir mobilnya di depan sebuah gedung raksasa bertulisan: MINORITY CENTER

Ika terpukau sesaat mengagumi bangunan besar itu sebelum akhirnya turun dari mobil, setelah Ryan membukakan pintu untuknya. "Gue udah kayak Yuna Ito belon, Gun?" Ika meminta pendapat Ryan seraya berpose menirukan gaya peragawati.

Ryan mengerutkan dahinya seraya mengetuk-ngetuk dagunya berpura-pura sedang menilai. "Yuna Ito siapa?" Ia bertanya.

Membuat sosok di depannya kembali menggeram. "Diva asal Jepang, T.O.L.O.L!"

Ryan mengangguk-nganggukkan kepalanya, pura-pura mengerti. "Gak tau gue," katanya menyebalkan.

"Norak luh, gak tau Yuna Ito," gerutu Ika seraya mulai berjalan beriringan.

"Lu mau tau nggak, siapa artis yang paling mirip sama lu?" Ryan balas bertanya.

"Siapa?" Tanya Ika penasaran.

"Luciana Adam!" Ryan tergelak.

Mendengar nama Luciana disebut, Ika sontak mendelik, "Siapa tuh Luciana Adam?" Sindir Ika, sebal mengingat temannya hilang kabar selama berhari-hari.

"Diva Pasar Kuliner," jawab Ryan sekenanya. "Norak luh, kagak tau Luciana Adam!"

Ika mengangkat sebelah kakinya, bersiap mencopot sebelah sepatunya.

Ryan tergelak sambil lari menjauhinya.

"Kau terlambat 20 menit 19 detik," sambut Athena di depan pintu sebuah ruangan bertulisan: Personality Class.

"Rekor luar biasa!" Ryan menanggapinya dengan tepuk tangan.

Athena mendelik ke arah Ryan, kemudian mengamati Ika beberapa saat sebelum akhirnya membukakan pintu dan mempersilahkan keduanya masuk.

Ika menghela napas dan berdoa dalam hati, berusaha menenangkan diri. Lalu melangkah memasuki ruangan dan tercengang begitu melihat seisi ruangan.

Lebih dari seratus orang sudah berkumpul di dalam ruangan yang tak diduganya ternyata lebih luas dari aula sebuah kampus.

Tenggorokannya mendadak serasa tercekik ketika semua mata dalam ruangan itu menoleh dan menatapnya. Ia berusaha menelan ludah dengan susah payah, ketika didapatinya sosok Luciana juga ternyata sudah berada di antara orang-orang itu. Cacat, gerutu Ika di dalam hatinya.

Ryan juga melihatnya. Lalu menghela napas lega mengetahui Luciana sudah bergabung. Ia mengalihkan perhatiannya ke barisan orang yang berdiri di depan ruangan, meneliti wajah-wajah itu dengan seksama, mencoba mengira-ngira siapa yang merekomendasikan Luciana.

Ada delapan orang Agen Pencari Bakat selain dirinya yang berbaris di depan ruangan di samping Athena.

Terpopuler

Comments

Dedih Hamdani

Dedih Hamdani

Akhirnya semua tokoh terkumpul 😎

2021-10-13

1

Radja Pahlevi

Radja Pahlevi

talent yang begini nih biasanya yang jadi tokoh utama. Betul apa betul 😆

2021-08-11

0

tondi hasian siagian

tondi hasian siagian

Indonesian banget nih 👍

2021-07-23

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!