Biao duduk sambil memperhatikan camera cctv yang kini menghubungkan dirinya dengan meja kerja Sharin. Wajahnya terlihat bingung saat melihat wajah wanita yang ia cintai berubah sedih dan murung. Padahal, beberapa jam yang lalu Sharin masih memasang wajah bahagia dan ceria ciri khasnya. Satu jarinya mengetuk-ngetuk meja kerja dengan tatapan penuh tanya. Ingin sekali ia segera menemui Sharin untuk menanyakan keadaan wanita itu.
Suara pintu tiba-tiba terbuka. Walker berjalan dengan langkah cepat dan wajah panik.
“Gawat, Biao. Gawat!” ucap Walker sebelum menjatuhkan tubuhnya di atas kursi yang ada di depan meja Biao. Menatap wajah Biao dengan seksama.
“Ada apa lagi?” tanya Biao tidak terlalu peduli. Pria itu kembali melanjutkan tontonanya yang ada di layar laptop.
“Sharin sepertinya sudah mulai curiga kalau bukan aku IT Manager selama ini,” ucap Walker sebelum menutupi wajahnya dengan kedua tangan.
“Hanya itu masalahnya?” tanya Biao dengan ekspresi wajah yang cukup santai.
“Apa itu bukan masalah serius?” Walker terlihat bingung. Baginya masalah ini merupakan masalah yang cukup serius. Apa lagi ia tahu kalau saat ini Sharin telah menyimpan curiga terhadap dirinya.
“Aku sudah mengurus semuanya. Tidak akan ada yang mengatakan kau berbohong. Soal Amelia, aku juga sudah memiliki cara untuk mengatasinya. Jika sepuluh orang berkata ya, sudah bisa di pastikan Sharin akan percaya yang sepuluh dari pada satu orang yang berkata tidak.” Biao mengukir senyuman indah.
“Kau sudah tahu kalau Amelia sudah menjelaskan tentang status palsuku ini?” Walker menatap wajah Biao dengan seksama.
Biao mengangguk pelan. Sejak awal ia sudah tahu kalau masalah seperti akan segera terjadi. Untuk itu Biao memberi peringatan kepada seluruh karyawan yang ada di S.G. Group untuk memandang Walker sebagai IT Manager yang sudah bekerja cukup lama.
Walker menghela napas lega, “Syukurlah. Aku tidak perlu susah-susah memikirkan cara untuk membela diri. Mulai dari sekarang aku akan mengancam mereka jika mereka masih tidak percaya dengan jabatan palsuku ini.”
“Kau harus ingat dengan apa yang aku bilang sebelumnya,” ucap Biao yang kembali memperingati.
“Kau tidak perlu mengingatkanku seperti itu setiap kali bertemu. Aku tidak akan merebut wanitamu,” jawab Walker sebelum beranjak dari duduknya, “Saatnya memamerkan identitas baruku.”
“Apa kau tahu kenapa Sharin berubah murung seperti itu?” tanya Biao saat Walker berjalan beberapa langkah menjahui mejanya.
Walker menghentikan langkah kakinya. Entah kenapa pintu keluar terasa semakin jauh saat Biao menanyakan hal tentang Sharin. Ia kembali ingat dengan jus yang tidak sengaja ia tumpahkan hingga membuat kotor baju wanita yang di cintai oleh Biao.
“Gawat. Jika aku berbohong dia pasti akan tahu. Apa dia akan membunuhku jika tahu tadi aku menumpahkan jus di baju Sharin?” gumam Walker dalam hati. Sangat sulit bibirnya mengeluarkan kata yang seharusnya untuk di katakan.
“Apa itu berarti kau mengetahui sesuatu?” ucap Biao saat tidak mendapatkan jawaban apa-apa dari Walker, “Apa itu benar-benar ada hubungannya denganmu?”
“Maaf, maaf.” Walker memutar tubuhnya dengan kedua tangan mengatup.
“Maaf?” tanya Biao sambil mengeryitkan dahi.
“Aku menumpahkan jus di baju Sharin hingga membuat bajunya kotor. Mungkin hal itu yang membuat wajahnya terlihat murung. Maafkan aku, Biao. Aku tidak akan mengulangi hal seperti itu lagi.” Walker benar-benar takut saat itu. Sangat jauh berbeda dari karakter wajah menyeramkan yang ia miliki.
Biao mengukir senyuman kecil saat mendengar penjelasan yang di katakan oleh Walker, “Terima kasih,” ucap Biao sebelum meraih telepon yang ada di atas meja.
“Terima kasih?” celetuk Walker bingung. Pria itu tidak menyangka kalau seperti inilah respon yang diberikan oleh Biao. Sungguh menyesal bagi Walker karena sudah memasang wajah ketakutan di depan Biao seperti tadi.
“Aku ingin Sharin datang ke ruanganku sekarang,” perintah Biao singkat. Pria itu meletakkan telepon kembali pada tempatnya. Menatap wajah Walker dengan seksama, “Kenapa kau masih di sini?”
“Maaf.” Walker kembali melanjutkan langkah kakinya. Bahkan ia sendiri tidak tahu apa yang memenuhi pikiran Biao saat ini.
“Wanita benar-benar mengubah sifat seseorang menjadi sulit di kenali,” gumam Walker di dalam hati sebelum pergi meninggalkan ruangan kerja Biao.
Biao mengambil ponselnya dari dalam saku. Pria itu menghubungi pihak butik untuk mengirimkan baju ganti untuk Sharin, “Akhirnya hari ini aku memiliki alasan untuk bisa melihat wajahmu dari jarak yang cukup dekat.”
Bab selanjutnya kalau likenya banyak...💗
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 103 Episodes
Comments
Marhaban ya Nur17
paman tamfan bucinnya melebihi tuannya
2022-04-08
0
Anggie Nifmala
Seru..
Bikin penasaran
2021-03-25
0
Nurul Fajriyah
bucin nya ngalahkan daniel sama tama dan kenzo
2021-02-28
0