Bab 18

Suara riuh rendah terdengar di ruangan itu. Terlihat Devon, Sam dan Jhon sedang menonton sebuah acara di chanel tv ternama.

"Hai Math...!!, kau harus lihat ini.." ucap Sam

Mathew cuek, dia mengambil sebotol minuman di dalam kulkas mini.

"Mathew gak akan tertarik sama acara yang kayak gini.." sahut Jhon.

"Tapi anak ini luar biasa.." puji Sam kemudian.

Mathew pun mendekat. Matanya tertuju ke layar kaca yang terpajang di dinding ruangan itu. Sorot mata tajamnya tak berkedip. Di lihat seorang reporter televisi sedang mewawancarai Lovy.

"Biasa aja.., gak ada yang istimewa.." celetuk Mathew.

"Kau bilang begitu karena gak liat gimana penampilan dia tadi. Aku berani taruhan, mereka pasti jadi pemenang di musim ini.." sanggah Sam

Mathew lalu menghisap vape-nya. Lalu menghembuskan asap beraroma itu.

"Sehebat apa dia..?" tanya Mathew

"Aku punya rekamannya, kau bisa lihat nanti.." jawab Sam lagi.

Mathew hanya memberikan ekspresi datar. Dia pun kembali menghisap vape-nya. Di sandarkan tubuhnya di sofa.

"Gimana urusan perceraianmu..?" tanya Devon yang sudah duduk di samping Mathew

"Aku sudah mengajukan ke pengadilan. Sedang dalam proses. Mungkin perceraian ini akan menyita banyak waktuku Dev..." sahut Mathew

Telepon genggam Sam berbunyi. Sam langsung menjawabnya. Dia terdiam sesaat. Terlihat wajahnya sedikit panik.

"Aku matikan sebentar Jhon, ada yang penting.." ucap Sam.

Sam langsung menyambungkan dengan beberapa titik CCTV yang ada di halaman gedung stasiun tv itu. Di satu kamera terlihat kerumunan. Dia pun memperbesar tampilannya.

"Sialaan....!!!" umpatnya.

Mathew dan Devon langsung mengalihkan pandangannya ke arah Sam. Mata mereka pun seketika memandang ke layar lebar itu.

Mata Mathew terbelalak. Dia langsung bangkit dan berjalan tergesa meninggalkan ruangan itu. Dia terus berjalan tak memperdulikan Devon yang setengah teriak memanggilnya.

"Jenny sialaaann...!!" umpat Mathew.

Devon dan Sam mencoba mengejar Mathew. Tapi terlambat. Mathew sudah menghilang di antara deru mobil sport-nya.

"Kejar Sam...!!" ucap Devon.

Sam mencoba mengejar Mathew, tapi gagal. Mathew melarikan mobilnya secepat kilat.

"Kita ke stasiun tv aja.., aku harus tau apa yang sebenarnya terjadi.." ucap Sam

Devon mengangguk. Dia hanya mengikuti apa yang di lakukan Sam

...****************...

Di sebuah halaman yang cukup luas. Lovy dan teman temannya berjalan menuju penginapan yang sudah di sediakan. Wajah mereka terlihat sangat senang karena para juri memuji penampilan mereka.

"Lovy....!!!" suara seseorang

Lovy pun menghentikan langkahnya di ikuti teman temannya. Lovy mencari arah suara tersebut. Terlihat Jenny dengan angkuhnya mendekat.

"Ya.., ada apa..?" tanya Lovy

Tatapan sinis Jenny seolah ingin menerkam Lovy. Di pandang Lovy dari ujung rambut sampai ujung kaki. Dia pun mencibir

"Kau fikir kau hebat...?!?!" ucap Jenny

"Maksudnya apa...?" tanya Lovy tak mengerti.

"Halaaahh..., gak usah pura pura bodoh..!!, aku tau kau berpura pura menjadi nanny biar bisa mencuri hati Hanny dan Mathew kan...??" jawab Jenny ketus.

"Hah...???, aku gak punya maksud begitu..!!, aku memang butuh pekerjaan..." sahut Lovy

Jenny berjalan mendekati Lovy, di tatap wajah ayu itu. Wajah mereka hanya berjarak beberapa senti. Jenny kembali mencibir, tersenyum sinis.

"Kau gadis kecil munafik..!!, jujur saja perempuan jalang...!!, sudah berapa kali kau tidur dengan Mathew...!?!?, atau dengan Nick...!?!?, jawaaaabbb....!!!!" ucap Jenny setengah teriak dengan nada emosi

Ucapan Jenny membuat semua orang menatap Lovy. Mereka saling berbisik.

"Aku tidak pernah tidur dengan laki laki mana pun. Harusnya kau yang malu...!!, kau bawa laki laki lain dan tidur di ranjang yang sama dengan Mathew..!!, kau bawa laki laki lain di rumah Mathew saat dia tak ada di rumah..!!" sahut Lovy tak mau kalah

Plaakk...!!!

Sebuah tamparan keras mendarat di pipi Lovy. Tanpa ampun Jenny menarik rambut Lovy. Membuat Lovy menjerit kesakitan.

"Aaahhhh...., aaahhhh.....!!!!" teriak Lovy.

"Ini balasan untukmu...!!, kau yang menginginkan kami bercerai kan...?!?!, biar kau bisa memiliki Mathew..!!, kau pelakoorr...!!, kau pelacuuurr...!!" ucap Jenny kesetanan

Jenny terus memukul Lovy. Teman teman Lovy mencoba melerai. Sarah yang ada di sampingnya menarik tangan Lovy agar menjauh dari Jenny.

Petugas keamanan datang dengan setengah berlari. Mereka menarik Jenny yang masih terus mengumpat, mengucapkan sumpah serapah. Sementara teman teman Lovy melindunginya dan membawanya sampai ke penginapan.

Keributan ini menjadi pusat perhatian di tengah megahnya acara ini. Beberapa pasang mata bertanya tanya apa yang terjadi. Mereka memandang Lovy yang berjalan di rangkul Sarah.

"Rapikan rambutmu Lovy.." ucap Robin sang kepala tim.

Lovy pun mengikat rambutnya agar terlihat rapi. Lobi hotel yang tidak terlalu ramai membuat mereka tidak terlalu menjadi pusat perhatian. Robin memberi isyarat pada Sarah agar mereka segera masuk ke kamar.

"Sabar Lovy.." bisik Sarah saat di dalam lift.

Untung saja koridor kamar ini sepi. Mereka pun bergegas masuk ke kamar.

"Duduklah.. Aku ambilkan air untukmu.." ucap Sarah.

Lovy pun duduk di sofa dan menjatuhkan tubuhnya di sandaran sofa yang empuk. Dia menarik nafas panjang. Di pejamkan matanya..

"Sebenarnya ada apa sih..?" tanya Sarah sambil menyodorkan air kepada Lovy.

Lovy meneguk air itu perlahan. Di tariknya nafas panjang. Di coba menenangkan diri.

"Sumpah.. Aku gak tau apa apa Sarah. Dia perempuan gila..." sahut Lovy.

"Apa hubungannya sama Mathew..?, Mathew itu siapa sih..?" tanya Sarah

Lovy memandang Sarah, "aku takut kamu akan terkejut kalau tau siapa Mathew.."

Lovy mengambil tasnya, lalu mencari sesuatu. Dia pun memainkan jarinya di atas layar handphone. Dan menunjukkan layar handphone-nya kepada Sarah.

Sarah terkejut melihat apa yang di lihatnya. Dia memandang Lovy tak percaya.

"Ini beneran...!?!?, Mathew Moffat....???" tanya Sarah.

Lovy mengangguk., "aku kerja sama dia. Aku mengasuh anaknya. Dan soal perceraiannya dengan Jenny aku gak tau sama sekali. Mathew gak ada cerita apa apa sama aku.."

"Sumpaahh.. Aku gak percaya Lovy..." ucap Sarah

"Aku juga sangat merahasiakan tentang ini, tapi gara gara perempuan itu semua orang jadi tau. Aku malu Sar.., semua orang menatap aku..., gimana kalau nanti Mathew tau.., aku takut..." sahut Lovy dengan suara parau.

Sarah memeluk Lovy, tangis Lovy pun pecah. Bahunya terguncang.

Tookk.. Tookk...

Suara pintu di ketuk. Sarah merenggangkan pelukannya. Lovy pun menghapus air matanya. Sarah lalu berjalan menuju pintu. Dia menoleh ke arah Lovy. Lalu dua orang laki laki masuk. Lovy pun terkejut melihat siapa mereka.

"Hai..." sapa Devon.

Lovy mencoba tersenyum. Sam tersenyum kepada Lovy.

"Boleh kami duduk..?" tanya Devon

Lovy mengangguk, "ya..."

"Apa yang terjadi..?" tanya Devon

Lovy menggeleng, "aku gak tau apa apa. Tiba tiba Jenny datang lalu menuduhku yang enggak enggak. Demi Tuhan, aku gak tau tentang perceraian dia sama Mathew. Tapi dia menuduh aku mau merebut Mathew..." suara Lovy tercekat.

Bahunya kembali terguncang, "aku malu sekali. Semua orang menatapku.." ucap Lovy di sela tangisnya.

Devon menarik nafas mendengarnya, "it's ok Lovy.. Semua akan baik baik aja.."

Lovy menggeleng, "aku takut Mathew akan marah.."

Devon memeluknya dan mengusap punggung Lovy. Tangisnya tak dapat di bendung lagi.

"Tenang aja Lovy, aku yakin Mathew gak akan marah. Aku jamin.." sahut Sam dengan santainya.

Lovy mengangkat wajahnya memandang Sam, "gak mungkin. Aku takut dia marah.."

Sam tertawa mendengarnya, "tenang aja Lovy, dia udah aku jinakkan..."

Lovy memandang Sam keheranan. Dia pun berganti memandang Devon yang duduk di depannya. Devon pun mengangguk.

"Kenapa gitu..?" tanya Lovy tak percaya.

Tiba tiba handphone Lovy berdering. Panggilan video dari Nick. Lovy menghapus airmatanya. Lalu menjawab panggilan itu. Terlihat wajah Nick di sana

"Kamu gak apa apa...?" tanya Nick

Lovy hanya mengangguk, "Hanny mana..?" tanya Lovy

"Dia sudah tidur. Aku gak bisa menghubungi Math.." ucap Nick khawatir.

Lovy kembali diam. Fikirannnya kacau. Otaknya seolah tak mampu berfikir apa apa.

"Kamu dimana...?" tanya Nick lagi

"Aku di kamar, sama Sarah dan..., dua laki laki yang aku gak kenal.." jawab Lovy.

"Coba arahkan kameramu pada mereka.." sahut Nick

Lovy pun mengarahkan kameranya pada Sarah, lalu Sam dan terakhir Devon.

"Haaii Sam.. Hai Dev...!!" sapa Nick

Lovy kembali terkejut. Kok Nick kenal sama mereka...!?!?. Sebenarnya siapa mereka ini..??. Lovy memandang dua laki laki itu bergantian. Dia tersadar, ternyata merekaaa....

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!