Perasaan Lovy berkecamuk. Semua campur menjadi satu. Rasa kesal, marah, malu, kagum dan... Aahh...., apa ini.
Lovy kembali diam seribu bahasa semenjak meninggalkan gedung itu. Uang memang mampu mengatur segalanya. Tapi uang juga bisa menghancurkan semua.
"Hati hati Nick..." ucap salah satu tim Mathew ketika helikopter itu turun di helipad.
Nick dan Lovy melambaikan tangan. Lalu berjalan bersama menuju sebuah lift. Wajah tegang Lovy masih terlihat jelas.
"Aku yang akan menyetir.." ucap Nick
"Maaf Nick, merepotkan.." sahut Lovy
Nick tersenyum, "gak apa apa.. Santai aja.."
Lovy hanya mengikuti langkah kaki Nick. Mungkin ini hanya sebagian kecil kehidupan artis papan atas kelas dunia. Tapi ini gila..
"Nanti aku yang akan jemput Hanny. Cuma satu pesan Mathew, jangan sampai Hanny tau tentang ini.." ucap Nick saat keluar dari gedung itu
Lovy mengangguk, "akan banyak drama yang akan kita lakukan.."
"Jenny memang gila. Aku gak nyangka dia buat kayak gitu.." sahut Nick sambil menyetir
"Dia buat aku malu Nick.., kau bisa bayangkan, dia buat kayak gitu di depan orang banyak, di event besar.." sambung Lovy penuh emosi
"Dia gak terima Mathew menceraikannya. Karena selama ini Mathew santai aja. Mungkin ini batas kesabaran Mathew.." sahut Nick
"Soal perceraian itu juga aku gak tau sama sekali. Kamu gak ada cerita, apa lagi Mathew. Bisa bisanya dia bilang aku mau ngerebut Mathew dari dia. Di bilang juga, katanya aku udah tidur sama Mathew. Kan gila...!!!, gak abis fikir aku-nya.." cerocos Lovy dengan kesal
Nick tertawa kecil, "begitu lah Jenny. Makanya aku gak suka sama dia..."
"Awalnya aku takut Mathew marah sama aku.., tapi ternyata semua di luar dugaanku. Lega rasanya..." sambung Lovy
"Sebenernya kamu sadar gak sih..?" tanya Nick sambil melirik Lovy
"Sadar apa...?" Lovy balik bertanya
Sementara Nick hanya tertawa, membuat Lovy merasa heran.
"Kok ketawa sih...???, emangnya ada yang lucu..??" sungut Lovy
"Udah lah.. Gak usah di bahas. Kita udah mau sampai.." sambung Nick
Lovy melirik Nick yang masih senyum senyum. Aneh amat sih ini orang. Nick memarkirkan mobil di halaman. Lovy membuka pintu dan masuk ke dalam.
"Istirahat dulu lah.." ucap Nick
Lovy pun tersenyum. Tak lama handphone Nick berdering. Sepertinya ada pembicaraan serius. Lovy memperhatikan raut wajah Nick. Pasti ada yang gak beres...
...****************...
"Kau gilaa Mathew...!!, gimana bisaa...??" tanya Jhon
Mathew hanya mengangkat bahunya, "entah lah, yang penting aku puas.." jawab Mathew dengan santai seperti tak ada penyesalan.
"Jenny itu perempuan.." sahut Jhon lagi
"Heeii..., udah jelas Jenny salah.., ada bukti dari rekaman cctv. Kalau aku sih setuju sama Mathew, cuma caranya dia yang salah. Seharusnya gak dengan kekerasan fisik.." sambung Sam
"Udah laahh.., semua udah terjadi. Apa pun yang akan terjadi, kau harus tanggung jawab Math.." Devon mencoba menengahkan
"Aku gak perduli apa yang akan terjadi. Aku juga gak suka sama cara Jenny menuduh Lovy yang enggak bener. Sama aja fitnah kan..?, bisa di tuntut atas pencemaran nama baik tanpa ada bukti.." timpal Mathew sambil menghisap vape nya
Ketiga sahabatnya itu memandang Mathew tanpa kedip. Mereka pun melirik satu sama lain. Mathew menyadari pandangan mereka.
"Kenapa..?" tanya Mathew
Ketiga sahabatnya itu tertawa kecil. Sam berjalan mendekati Mathew yang masih menikmati vape-nya.
"Kau mulai pintar bersandiwara yaa..." ucap Sam meledek
"Maksudnya apa..?" tanya Mathew
"Saat pertama kami memuji gadis itu, kau cuek luar biasa.., ternyata kau mengenalnya.." jawab Sam
"Memangnya kenapa..?, ada yang salah...??" tanya Mathew lagi.
"Satu hal yang aku gak abis fikir, kenapa kau membela gadis itu mati matian Mathew Moffat...??" Sam menjebaknya dengan sebuah pertanyaan
"Loohh...??, memangnya aku salah kalau membela dia..??, Lovy itu gadis yang baik. Aku tau itu Sam.., dia gak kayak yang di tuduhkan Jenny.." jawab Mathew
Devon tersenyum menggoda, "ayolah Math.., bukan itu jawabannya..."
"Kau memperlakukan dia dengan sangat istimewa.. Tatap matamu gak bisa di bohongi.." sambung Jhon
"Maksud kalian apa sih...??" tanya Mathew yang terlihat sedikit salah tingkah
"Aku tau Mathew Moffat.., kau jatuh cinta padanya kan...??" goda Sam tersenyum nakal
Mathew langsung menepuk keningnya. Sementara teman temannya semakin menggoda.
"Kalian lihat, cara dia mengecup tangan gadis itu..??" ucap Devon menggoda
"So sweet..." sahut Sam
Jhon dan Devon tertawa menggoda. Namun tawa mereka berhenti ketika mendengar suara pintu di ketuk. Mereka langsung terdiam. Sam lalu berjalan menuju pintu.
"Maaf tuan Mathew Moffat, kami dari kepolisian menjemput anda. Karena ada laporan penganiayaan yang anda lakukan terhadap nyonya Jenny.." ucap petugas kepolisian sambil menunjukkan surat tugas penangkapan.
Devon langsung mendekat dan mengambil kertas itu. Di bacanya dengan seksama. Jhon pun mendekat, juga Sam. Ketiganya berpandangan. Sementara Mathew menanggapinya dengan ekspresi datar.
Mathew pun bangkit dari duduknya. Lalu berjalan ke arah petugas kepolisian itu. Dia pun tersenyum seolah tak ada rasa takut dan bersalah.
"Ok.." ucapnya pada petugas itu.
"Aku ikut..." sahut Devon
Jhon dan Sam memandang kepergian mereka. Keduanya termangu. Lalu saling pandang.
"Ini mimpi buruk bagi Mathew..." gumam Jhon
"Aku akan pasang badan untuk Mathew bila di perlukan.." sambung Sam
"Aku juga..." sahut Jhon
Keduanya pun berpandangan. Tatap mata mereka seolah merencanakan sesuatu. Dan hanya mereka yang tau apa yang akan mereka lakukan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments