Bab 13

Jalanan yang licin karena hujan membuat Mathew menjalankan mobilnya dengan sangat hati hati. Nick memberitahu bahwa dia mengunjungi ibunya akhir pekan ini. Mathew khawatir akan terjadi apa apa, karena hanya ada Lovy dan Hanny di rumah.

Jalanan masih terlihat ramai, walaupun gerimis masih turun membasahi bumi. Di jalankan mobilnya perlahan memasuki blok rumahnya.

Di lihat dari kejauhan, lampu di kamarnya menyala. Dan dia melihat mobil Jenny yang terparkir di halaman. Terdengar sayup suara musik yang mengalun.

Perlahan di buka pintu rumahnya. Sepi, pasti Hanny dan Lovy sudah tidur. Kakinya melangkah perlahan menaiki anak tangga. Jantungnya berdetak kencang ketika kakinya mendekati pintu kamarnya.

Dia berdiri sesaat di depan pintu kamarnya. Sepasang telinganya menangkap suara Jenny yang terdengar menggoda. Mathew menarik nafas panjang. Dia berusaha menahan emosinya. Di buka pintu perlahan.

Darahnya mendidih seketika, emosinya memuncak ketika melihat apa yang terjadi. Dia terdiam sesaat melihat pemandangan itu.

"Math...." ucap Jenny sambil menutup tubuhnya yang molek dengan bantal.

Nate pun tak kalah kaget. Dia langsung menjauh dari Jenny dan mencoba mencari sesuatu untuk menutup kemaluannya.

Tangan Mathew menggumpal. Giginya bergemeretak. Dia pun langsung mengejar Nate.

Buugghh....!!!

"Bajingan kau....!!!" ucapnya penuh emosi.

Mathew membabi buta memberi pukulan bertubi tubi pada Nate. Seperti kerasukan setan, Mathew meluapkan kemarahannya.

"Maatthh..., sudaahh...!!!" teriak Jenny mencoba melerai.

Teriakan Jenny tak di gubris Mathew. Dia terus menghajar Nate tanpa ampun. Jenny menarik baju Mathew. Dengan reflek Mathew mendorong tubuh Jenny sampai terhempas ke dinding.

"Aaahhh....!!" teriak Jenny.

"Bajingan kau...!!!!, apa yang kau lakukan dengan istrikuuuu....!!!" teriak Mathew

"Dia yang mengajakkuu...!!" ucap Nate berusaha melawan.

Buugghh...!!! Buuugghhh...!!!

Tendangan kaki Mathew tepat di perut Nate. Membuat Nate mengerang kesakitan. Wajahnya terlihat lebam. Bibirnya mengalir darah.

Belum cukup puas dengan apa yang di lakukan, Mathew mengambil botol kaca minuman yang terletak di meja kecil samping tempat tidur.

Praang...!!!

Botol itu pecah tepat di kepala Nate. Darah pun mengalir deras. Mathew menyodorkan sisa botol yang di pegangnya ke arah wajah Nate.

"Pergi kau bajingan...!!, atau ku habisi kau di sini..!!" ucap Mathew penuh emosi.

Praaang...!!

Sisa botol kaca yang di pegangnya di banting ke lantai hingga hancur berkeping keping. Lalu Mathew melirik ke arah Jenny. Tatapan matanya penuh kebencian. Dia mendekat ke arahnya.

"Dan kau, aku akan menceraikanmu secepatnya. Sekarang, bawa laki lakimu pergi dari rumahku..!!, dan jangan harap kau bisa menemui Hanny. Dia tak pantas mempunyai ibu sepertimu..."

Jenny membalas tatap mata Mathew yang penuh dengan emosi. Dia tersenyum sinis melihat Mathew.

"Kau miskin Mathew Moffat, tak ada yang bisa ku harapkan dari laki laki sepertimu. Kau fikir kau hebat...!?!?" ucap Jenny sinis.

"Terserah...!!!, aku muak denganmu. Pergi kau sekarang...!!!, pergiiii....!!!" teriak Mathew

Jenny bangkit perlahan. Dia segera memakai pakaian dan membantu Nate yang masih tergeletak. Benar benar menyakitkan hati Mathew.

"Oia..., berapa kau bayar perempuan itu untuk menjadi penggantiku..??, pengasuh anakmu yang mungkin sudah pernah kau tiduri...??" tanya Jenny dengan sinis.

Plaaaakk....!!!

Sebuah tamparan keras mengenai pipi Jenny. Jenny pun terkejut. Karena baru ini pertama kali Mathew menamparnya.

"Kau jaga mulutmu pelacur...!!!, dia tidak sepertimu..!!" sahut Mathew

Jenny tertawa sinis, seolah senang melihat Mathew semakin marah.

"Berarti benar kan..??, dia pelacur berkedok sebagai nanny..." ucap Jenny mengejek

Mathew semakin marah. Dia menjambak rambut Jenny dan menariknya dengan paksa keluar kamarnya. Suara jeritan Jenny memecah heningnya malam itu.

Mathew pun mendorong tubuh Nate keluar dari kamarnya. Hampir saja tubuh itu tersungkur jatuh ke tangga. Namun Jenny berhasil menahannya.

Mathew yang masih emosi mendorong keduanya hingga terjatuh sampai ke bawah melalui anak tangga.

"Kalian dengar..!!, kalau sampai kalian berani ke sini lagi, akan ku bunuh kalian..!!, dan kau Jenny, kau dengar baik baik, Lovy bukan pelacur..!!" ucap Mathew lugas.

Dengan tergopoh, Jenny dan Nate meninggalkan rumah itu. Mathew tidak dapat berkata apa apa lagi. Dia pun duduk di anak tangga. Di remas rambutnya. Dalam hati dia merutuk apa yang baru saja terjadi.

Dengan langkah gontai di turuni anak tangga satu persatu. Temaram lampu menyinari wajahnya. Rasa sedih dan kecewa berbaur menjadi satu.

Entah mengapa, dia tidak bisa menerima ucapan Jenny yang menganggap Lovy sama sepertinya. Jangankan tidur dengannya, menyentuhnya saja tidak pernah.

Mathew memejamkan matanya. Kepalanya pusing. Di ambilnya sebotol minuman. Di teguknya sampai habis setengah. Tak lama di teguknya lagi sampai habis.

Seolah tak puas, dia pun mengambil botol yang kedua. Di teguknya lagi sampai habis tak tersisa. Kepalanya terasa berat.

Dia mulai meracau. Kepalanya terasa semakin berat. Ucapannya semakin tak terkendali. Perlahan matanya tertutup, dan dia tak sadarkan diri.

...****************...

Lovy tersentak dari tidurnya ketika mendengar suara gaduh dari lantai atas. Jantungnya berdetak seperti kaki kuda yang berlari kencang. Di pasang telinga baik baik. Itu suara Mathew dan Jenny. Dia pun mengatur nafasnya.

Tok.. Tok...

Suara pintu di ketuk pelan. Lovy langsung bangkit dari kasurnya. Di buka pintu perlahan. Gadis kecil itu berdiri dengan mata berkaca kaca.

Lovy langsung menarik tangan Hanny. Dia juga meletakkan telunjuk di bibirnya sebagai isyarat kepada Hanny untuk diam. Hanny pun mengangguk.

Praang...!!

Terdengar sesuatu yang pecah. Hanny ketakutan. Di benamkan kepalanya di dada Lovy. Lovy pun langsung memeluknya.

"Aku takut..." ucap Hanny lirih.

"Tenang sayang, ada nanny di sini.." sahut Lovy setengah berbisik di telinganya.

Hanny memeluk Lovy sangat erat. Air matanya menetes. Lovy mengelus punggung gadis kecil itu. Bahu Hanny sedikit terguncang. Pasti sangat sakit dalam hati gadis kecil itu.

Suara Mathew terdengar sampai di kamar Lovy. Entah apa yang terjatuh, namun terdengar sangat keras. Jantung Hanny dan Lovy saling berlomba berdetak cepat. Tak lama terdengar suara pintu di tutup.

Suasana hening. Hanny pun merenggangkan pelukannya. Masih terlihat sisa air mata di pipi gadis kecil itu. Lovy mengusapnya dengan lembut.

"Udah aman sayang, kamu mau balik ke kamarmu?" tanya Lovy.

Hanny menggeleng, "aku mau tidur sama nanny, aku takut..."

"Ya udah.." sahut Lovy

Hanny pun naik ke atas ranjang. Lovy pun mengatur posisi bantal agar bisa di pakai berdua. Untung saja bantalnya cukup besar. Lovy memeluk Hanny agar dia merasa nyaman.

Sesekali masih terlihat air mata mengalir di pipinya. Lovy pun mengelus punggung dan puncak kepala gadis kecil itu yang terlihat nyaman dalam pelukannya.

Perlahan senggukan sedihnya tak terlihat lagi. Lovy pun merasa sedikit lega. Perlahan di lepaskan pelukannya. Dia mengirim pesan kepada Nick apa yang baru saja terjadi.

Di tatap wajah polos itu, mata Lovy berkaca kaca. Malang benar nasibmu. Di usia yang masih sangat kecil, dia harus menghadapi sesuatu yang tidak pantas di terimanya.

"Be strong Hanny, l know you can.." bisik Lovy lalu mengecup kepalanya. Dia pun kembali memeluk tubuh itu. Dan terlelap dalam heningnya malam.

...****************...

Lovy membuka matanya perlahan. Di lihat jam di dinding. Dia pun tersentak. Sudah jam delapan. Dia bangun kesiangan.

Tergopoh gopoh Lovy bangkit dan keluar kamar. Di buka pintu perlahan agar Hanny tidak bangun. Gadis kecil itu masih terlelap.

Di lihatnya Mathew terbaring di sofa dengan dua botol minuman yang sudah kosong di atas meja. Mungkin itu cara dia melampiaskan kemarahannya. Lovy pun berjalan perlahan ke dapur.

Dia membuka kaca jendela, dan membuka pintu. Udara segar sehabis hujan semalam perlahan memenuhi ruangan itu. Dia pun mengambil air dan meneguknya perlahan.

Dia ingin membuka jendela di depan, tapi di urungkan. Namun suara deru mobil memaksanya untuk melangkahkan kaki melewati Mathew yang masih terbaring.

Di buka gorden jendela dengan sangat hati hati nyaris tanpa suara. Perlahan di buka kunci jendela dengan sangat pelan. Ternyata Nick sudah sampai. Di lihat Nick berjalan ke samping menuju pintu dapur. Lovy pun bergerak cepat.

"Apa yang terjadi..?" tanya Nick pelan.

"Mathew memergoki Jenny bersama Nate di kamar. Dan mereka bertengkar hebat.." jawab Lovy.

"Ya Tuhaann..., dimana Mathew...?" tanya Nick kemudian.

"Sepertinya dia mabuk, dia ada di sofa.." jawab Lovy.

"Hanny...?" tanya Nick lagi.

"Dia tidur di kamarku. Semalam dia ketakutan.." sahut Lovy.

Nick menghela nafasnya, "ini yang aku takutkan.."

Keduanya terdiam. Lovy pun bingung apa yang akan di lakukan.

"Lovy.. Pura pura aja gak tau ya.., cuma aku bingung, gimana kalau Hanny bertanya tentang kejadian semalam.." ucap Nick.

Lovy tersenyum, "mudah mudahan aku bisa menjelaskan padanya..."

Nick pun mengangkat bahunya, "gimana baiknya aja. Aku masuk dulu.., aku mohon bersikap biasa aja yaa..".

Lovy pun mengangguk. Dia pun mulai melakukan aktifitas seperti biasa. Dia memasak sambil mencuci pakaian. Hari ini dia ingin membuat donat untuk cemilan.

Dia juga membuat sup macaroni juga roti isi panggang untuk mengganjal perutnya yang lapar.

"Kamu mau sarapan Nick..?" tanya Lovy sambil mengadon donat.

"Aku makan sereal aja.." sahut Nick.

"Roti panggang sudah matang.." ucap Lovy sambil memotongnya menjadi beberapa bagian kecil.

Nick melirik roti yang masih mengeluarkan asap itu. Dia pun tak tahan melihatnya.

"Kayaknya roti panggang lebih enak dari sereal.." celetuknya.

Lovy pun tertawa melihat Nick, "huuu..., dasaaarr..."

Lovy membuat dua gelas susu. Lalu menikmatinya bersama Nick. Terlihat obrolan serius di antara mereka. Tentang apa yang akan di lakukan selanjutnya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!