Bab 12

Tak menunggu lama, sampai di rumah Lovy langsung memasak. Dia tau, Hanny sudah kelaparan. Hanny duduk dengan tenang di meja makan. Dia memperhatikan Lovy yang sedang memasak.

Sementara Nick mengambil kain pel. Terlihat dengan jelas raut wajah kesalnya. Sampah bungkus makanan di kumpulkan dalam sebuah plastik besar. Lalu di buangnya ke tempat sampah di depan rumah.

Setelah selesai dia pun mandi. Lovy berusaha secepat mungkin memasak. Dia juga merasa sudah sangat lapar. Dia juga memasak agak banyak dari biasanya.

Perkedel kentang, telur dadar gulung isi sosis, dan kentang panggang keju.

"Aromanya membuatku lapar..." ucap Hanny yang sudah berdiri di sisi Lovy.

"Makan aja kalau udah lapar.." sahut Lovy.

Hanny menggeleng, "aku mau makan bersama kalian.."

"Tunggu ya, kentangnya sebentar lg matang.." sambung Lovy.

Hanny pun mengangguk. Dia pun kembali duduk di meja. Suara microwave menandakan kentang yang di panggang sudah matang. Lovy langsung mengeluarkan dari dalam microwave.

Dengan cepat di letakkan di atas piring, dan membelahnya agar cepat dingin. Perkedel kentang di letakkan di samping kentang itu, dan telur dadar isi sosis di sampingnya.

"Nick.. Ayo kita makaann...!!" ucap Hanny setengah teriak.

Lovy meletakkan kentang panggang di atas piring Hanny dan Nick. Nick pun muncul setelah dia mandi. Dia pun duduk di sebelah Hanny.

Kentang yang masih sedikit berasap itu perlahan masuk ke mulut Hanny. Di susul telur dadar dan perkedel. Kelihatan sekali dia sangat lapar. Sebuah kentang yang cukup besar, empat perkedel dan tiga potong telur dadar habis di lahapnya.

"Untung aja penjajah udah pergi, kalo masih di sini pasti kita gak kebagian lagi.." celetuk Hanny sambil memegang perutnya.

Lovy tertawa kecil mendengarnya. Sementara Nick hanya melengus kesal. Dia lebih banyak diam.

"Nick..." ucap Lovy.

"Geram sekali melihatnya.." sahut Nick.

"Kenapa gak bilang aja sama Mathew...?" tanya Lovy.

Nick tertawa kecil, terlihat sangat sinis. Lalu dia memandang Lovy.

"Mathew gak pernah percaya sama yang aku bilang Lovy.., kan udah pernah aku bilang sama kamu, Mathew di butakan oleh cintanya pada Jenny.." jawab Nick.

"Atau mungkin Mathew gak mau ambil pusing. Mungkin juga karena dia masih mau fokus sama karirnya.." sahut Lovy.

"Aahh.. Entah lah.., terkadang aku gak ngerti sama Mathew.." sambung Nick.

Keduanya terdiam. Masing masing sibuk dengan isi fikirannya.

"Mungkin akhir pekan ini aku mau ke rumah ibu. Gak lama kok, cuma nginap satu malam aja di sana.." Nick buka suara.

"Gak apa apa Nick, Hanny bisa sama aku.." sahut Lovy.

"Masalah Jenny, kamu jangan bahas sama Mathew ya, dia gak suka kalau ada orang lain yang ikut campur urusan pribadinya.." Nick mewanti wanti Lovy.

Lovy pun mengangguk, "sebenernya aku kasihan aja sama Hanny. Di usianya yang masih sangat kecil, gak pantes sih liat kelakuan ibunya. Takut nanti dia jadi trauma.."

"Sebenernya itu juga yang aku khawatirkan. Tapi gimana lagi, semua keputusan ada di tangan Mathew. Aku juga gak bisa berbuat apa apa.." sahut Nick.

"Tapi aku yakin, suatu hari nanti hati Mathew akan berubah, dia akan bisa menerima kenyataan, matanya akan terbuka lebar dan menyadari kalau Jenny bukan perempuan yang baik.." sambung Lovy.

"Yes, aku juga selalu berdoa begitu, dan aku juga berharap suatu hari nanti dia bisa menemukan perempuan yang benar benar tulus mencintai Mathew, juga menyayangi Hanny.."

Lovy pun mengiyakan dengan anggukan. Nick pun bangkit. Meninggalkan Lovy di dapur sendiri. Masalah yang sangat rumit. Tapi, apa yang di katakan Nick memang benar, semua kembali pada Mathew.

...****************...

Nick sedang bersiap untuk menjenguk ibunya. Lovy sudah menyiapkan makanan untuk di bawa oleh Nick.

"Kabari kalau sudah sampai ya..." ucap Lovy.

Nick mengangguk, "kalian jadi ke kedai oma..?"

"Iya, sesekali boleh kan..?" tanya Lovy.

"Boleh lah, Hanny juga butuh hiburan. Tapi jangan pulang terlalu malam.." pesan Nick.

Lovy membantu membawa beberapa bingkisan untuk ibu Nick. Cukup banyak juga ternyata. Perlahan Nick menjalankan mobilnya. Dia melambaikan tangan. Kami pun membalasnya.

"Nanny.. Kita jadi ke kedai oma kan..?" tanya Hanny.

"Jadi dong, mandi yuukk, biar cepat ke sana.." ajak Lovy.

Hanny pun kegirangan. Dia langsung masuk kamarnya dengan setengah berlari. Lovy pun bersiap.

Hanny terlihat menggemaskan dengan dress bunga bunga berwarna merah muda. Rambutnya di ikat kecil di belakang.

"Kita naik train aja ya..." ajak Lovy.

"Okaayy...!!" sahut Hanny senang.

Udara sejuk membuat perjalanan menjadi menyenangkan. Hanny terlihat senang ketika melihat beberapa pemain musik di jalanan. Terkadang dia ikut bersenandung.

Hanny menjadi tamu istimewa di kedai oma Lani. Dia bagaikan putri raja yang di jamu dengan sangat istimewa. Oma Lani dan Rema senang menggoda Hanny. Terkadang tingkah lucunya membuat kami tertawa.

Rinduku pada mereka sejenak terobati. Tapi rindu pada masakan oma Lani gak akan terganti. Masakan oma Lani memang terbaik.

"Kayaknya mau hujan, lebih baik kalian cepat pulang.." ucap oma Lani.

"Iya oma.., lagian ini juga udah sore. Makasih ya oma.." ucap Lovy sambil memeluk perempuan itu.

"Hanny..., kita pulang yuukk.." panggil Lovy.

Hanny pun mendekat. Lovy pun pamit, lalu mencium punggung tangan oma Lani dan menempelkan di keningnya. Hanny merasa heran dengan apa yang di lakukan Lovy.

"Kenapa harus begitu..?" tanya Hanny.

"Itu sebagai tanda hormat kepada orang yang lebih tua. Kami di Indonesia biasa seperti itu.." Lovy menjelaskan kepada Hanny.

"Oohh... Ok..." sahut Hanny.

Dia pun mendekati oma Lani dan melakukan hal yang sama. Begitu juga kepada Rema. Lovy dan oma Lani saling pandang. Mereka terkejut melihat apa yang di lakukan Hanny.

"May I huge you oma..?" tanya Hanny.

Oma Lani pun sedikit berjongkok lalu melebarkan tangannya. Hanny pun memeluknya.

"I love you oma.." ucap Hanny ketika memeluknya.

"I love you too Hanny.." sahut oma Lani.

Hanny pun memeluk Rema, "I love you aunty Rema.."

"I love you too Hanny..." sahut Rema.

Hanny pun tersenyum, lalu melambaikan tangannya. Betapa senangnya dia membawa sekantong keripik singkong pemberian oma Lani.

Oma Lani memandang kepergian mereka. Ada rasa kagum dalam hatinya. Bagaimana bisa seorang Lovy membuat Hanny seperti itu.

"Kayaknya Lovy lebih pantas jadi ibunya ya oma.." celetuk Rema.

Oma Lani hanya tersenyum. Lalu kembali ke dapur untuk memasak pesanan pelanggan. Langit semakin gelap, angin pun mulai berhembus kencang menerbangkan daun daun kering ke udara.

...****************...

Hujan turun sangat deras saat mereka masih setengah perjalanan.

"Cepat ganti bajumu.., nanti kamu demam.." ucap Lovy pada Hanny.

Hanny pun segera masuk ke kamarnya. Lovy pun langsung mandi dan memakai piyamanya. Udara sangat dingin walaupun di dalam rumah.

"Nanny..." suara gadis kecil itu.

"Ya Hanny..." sahut Lovy saat membuat susu coklat.

Di lihatnya Hanny berjalan menuju ke arah Lovy.

"Mau susu hangat...?" tanya Lovy.

Hanny mengangguk lalu duduk di meja makan. Segelas susu coklat hangat di letakkan di depan Hanny.

"Minum obat ya.., kan tadi Hanny kena hujan. Takutnya kamu demam.." ucap Lovy

Hanny kembali mengangguk. Sesendok obat cair dengan cepat masuk ke mulut Hanny. Lovy pun mengoleskan tubuh kecil itu dengan minyak kayu putih agar tubuhnya hangat.

"Kakimu dingin, pakai kaos kaki ya..." sahut Lovy kemudian.

Dan Hanny kembali mengangguk. Dia meneguk susu coklatnya. Dalam sekejap sudah tak tersisa. Tak berapa lama dia pun menguap.

"Aku ngantuk..." ucap Hanny.

Lovy tersenyum, "tidur lah.., tapi pakai kaos kakimu.."

Hanny pun turun dari kursi dan menuju kamarnya. Lovy mengikuti langkahnya dari belakang. Di rumah ini hanya mereka berdua saja. Terasa berbeda dari biasanya.

Hanny keluar dari kamarnya. Dia mendekati Lovy yang sedang duduk di sofa.

"Aku ingin tidur di sini.." ucap Hanny sambil merebahkan tubuhnya.

"Sini..." sahut Lovy seraya meletakkan bantal di atas pahanya dan meletakkan kepala Hanny di atas bantal.

"Love you Nanny..." ucap Hanny

"Love you too Hanny..." jawab Lovy.

Belaian lembut di puncak kepala gadis itu membuatnya terlelap. Wajah polos sang malaikat kecil, wajah yang nyaris tanpa dosa.

Tapi malang nasibmu. Rasa rindu akan belaian kasih sayang ibu tak kau dapatkan di usiamu yang saat ini. Keep strong Hanny...

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!