Mathew membuka matanya perlahan ketika di rasakan hembusan angin yang masuk melalui jendela. Di pandang langit langit dengan tatapan kosong.
Terdengar suara tawa Hanny yang menggambarkan kebahagiaannya. Malaikat kecilnya, apa dia tau dengan kejadian semalam...??, tanya Mathew dalam hati.
Perlahan dia mengangkat tubuhnya. Kepalanya terasa sedikit pusing. Dua botol kosong masih terlihat di atas meja. Dia pun meremas rambut pirangnya.
"Ya Tuhan.." desisnya.
Perlahan dia berjalan menuju dapur. Dia berhenti sejenak, memperhatikan bagaimana bahagia malaikat kecilnya bersama Lovy.
Entah berapa lama dia memperhatikan mereka yang sedang asik menghias donat buatan Lovy. Dia hanya bisa membayangkan, seharusnya Jenny yang bisa membuatnya tertawa bahagia.
"Ayaahh..., lihat...!!" ucap Hanny sambil memamerkan donat yang sudah di tutupi dengan toping warna warni.
Mathew tersenyum lalu berjalan mendekat. Dia pun menarik kursi di sebelah Hanny.
"Ini buatanmu..?" tanya Mathew
Hanny mengangguk, "nanny yang mengajarkan padaku.., lihaatt, cantik kan...??"
Hanny kembali memamerkan beberapa donat lainnya. Tanpa basa basi, Mathew mengambil sebuah donat dan langsung memakannya.
"Uuhhmm.. Enak..." ucapnya sambil mengambil donat yang lainnya.
"Siapa dulu dong yang buat..., Lovy nanny..." ucap Hanny dengan bangganya.
Mathew tersenyum kecil sambil melirik Lovy yang mengeluarkan seloyang donat yang sudah matang dari microwave.
"Ayaahh, temanku hari ini ulang tahun, boleh gak pergi ke pestanya..?" tanya Hanny sambil menyusun donat yang sudah di beri toping.
"Boleh.. Pergilah.." jawab Mathew yang tak henti memakan donat yang entah ke berapa.
"Horeeee....!!!" teriak Hanny dengan sangat senang.
"Biarkan dingin dulu ya, kalau udah dingin baru di kasih toping.." ucap Lovy sambil meletakkan loyang yang masih panas.
"Ok..." sahut Hanny.
Mathew memandang Lovy tak berkedip. Perlahan rasa kagumnya semakin mendalam terhadap gadis itu. Sepertinya hanya dia yang bisa membuat malaikat kecilnya sangat bahagia.
Wajah Lovy terlihat sedikit bersemu merah ketika menyadari Mathew memandangnya tak berkedip. Dia pun mengalihkan wajahnya. Mathew pun terlihat sedikit salah tingkah.
"Nick...!!, jangan ambil donatkuu...!!" teriak Hanny ketika tiba tiba Nick datang dan mencomot donat yang sudah tersusun rapi di dalam wadah plastik besar.
"Gak boleh gitu sama om Nick, gak boleh pelit.." ucao Lovy.
"Tapi om Nick gak minta, main ambil aja. Kan sama aja mencuri. Om Nick gak boleh mencuri, harus minta sama Hanny.." celoteh Hanny dengan polosnya.
"Ok..., Hanny yang cantik dan imut imut, om Nick minta satu ya..." ucap Nick sedikit merayu.
"Ok.." sahut Hanny lalu memberikan Nick sebuah donat yang masih polos.
Seketika Mathew tertawa terbahak bahak melihat tingkah Hanny yang sangat lucu. Lovy dan Nick saling pandang. Baru kali ini melihat Mathew tertawa seperti itu. Jangankan tertawa, tersenyum aja jarang. Sepertinya dia lupa dengan apa yang terjadi semalam.
...****************...
Nick memperhatikan Mathew yang sedang duduk sendiri di teras belakang. Dia pun mendekati Mathew.
"Ada apa..?" tanya Nick lalu duduk di sampingnya.
"Aku gak habis fikir sama Jenny, dia bener bener tega Nick. Di luar sana aku kerja keras, jungkir balik untuk sukses, tapi dia malah tidur sama laki laki lain di ranjang yang sama dengan ranjang kami..." jawab Mathew.
"Ucapanku benar kan...??" sahut Nick
Mathew menghela nafas. Di pejamkan matanya. Dia masih belum menerima kenyataan yang baru saja terjadi semalam.
"Kamu tau sendiri, demi dia aku ninggalin mama, demi dia aku di benci mama, dan karena dia mama gak suka dan gak nerima Hanny. Tapi apa balasannya...??" ucap Mathew penuh kecewa.
"Memang menyakitkan Math, tapi setidaknya kamu tau sendiri gimana tingkah lakunya di belakangmu. Kalau udah gitu, apa masih mau di pertahankan..?" tanya Nick.
"Aku ingin menceraikannya..." sahut Mathew
"Bagus ituuu....!!" jawab Nick penuh semangat yang membuat Mathew kaget.
"Sialaan..!!, bikin kaget..!!" sungut Mathew
Nick tertawa melihat Mathew. Keputusan untuk menceraikan Jenny membuat Nick senang. Karena Nick memang tidak suka terhadap Jenny.
"Tapi aku juga memikirkan Hanny. Dia butuh sosok ibu.." sambung Mathew.
Nick memandang Mathew, lalu tertawa dan geleng kepala. Mathew pun memandang Nick. Aneh, malah ketawa.
"Ya ampuunn Math, kamu sadar gak sih..??, Hanny udah dapet sosok ibu..." sahut Nick.
Mathew memandang Nick masih dengan perasaan tak mengerti. Dia yang mabuk, kenapa Nick yang oleng...!?!?
"Maksudnya...?" tanya Mathew
"Ok..., listen to me Mathew Moffat, abangku tersayang yang paling ganteng.., Hanny udah mendapatkan sosok ibu yang sempurna dari Lovy..." jawab Nick.
Mathew memandang Nick tak berkedip dengan tatapan tajam khas-nya. Dia pun terdiam, mencoba mencerna kata kata Nick.
"Mungkin kamu cuma lihat mereka beberapa saat aja. Tapi aku yang lihat mereka tiap hari. Dan aku tau Math, gimana perlakuan Lovy sama Hanny. Salah satunya, cuma kata kata Lovy aja yang di patuhi sama dia, cuma Lovy yang bisa buat Hanny ketawa bahagia.." Nick mencoba menjelaskan.
Mathew terdiam, merenungkan kata kata Nick yang terlontar.
"Lovy juga mengurus Hanny dengan sangat baik, dan pelukan hangat Lovy yang bisa membuat Hanny tenang dan nyaman..." ucap Nick kemudian.
"Tapi kan itu memang udah tugasnya..." sahut Mathew.
Nick langsung menepuk keningnya, "ya ampun Math...!!, chemistry-nya bedaaa...!!, dia bukan cuma nanny, dia sosok ibu yang memang di butuhkan Hanny.."
"Maksudnya apa sih...??, ngomong yang jelas aja Nick, to the point..!" sambung Math
Nick yang sekarang garuk kepala. Mungkin ini orang belum sadar dari mabuknya.
"Gini, tadi kan kamu bilang mau ceraikan Jenny, tapi bingung karena kasihan sama Hanny karena dia masih butuh sosok ibu. Nah, sosok ibu itu udah ada sama Lovy. Jadi kamu gak usah bingung Math..." Nick mencoba menjelaskan.
"Oohh..." sahut Mathew singkat.
"Gak cuma sama Hanny, dia juga perhatian sama aku. Dia mau dengar keluhanku. Aku gak anggap dia sebagai nanny, aku merasa punya kakak perempuan.." ucap Nick kemudian.
Mathew langsung menatap Nick tajam. Nick pun memandang Mathew. Tatapannya aneh, seolah menyiratkan rasa cemburu.
"Kenapa gitu ngeliatinnya..?" tanya Nick
"Seberapa perhatian dia sama kamu..?" tanya Mathew penuh ingin tau.
Nick merasa ada yang aneh dengan pertanyaan yang di ucapkan abangnya. Dia pun tertawa perlahan.
"Cieee..., kepo yaa...??, atau cemburu...??" goda Nick.
"Siapa yang cemburu..??, aku kan cuma tanya.." sahut Mathew mengelak.
Nick semakin tertawa keras sampai memegang perutnya. Lucu... Benar benar lucuuu...
"Ayo lah Math.., kamu naksir Lovy kan..??, jujur ajaa...!!" ucap Nick terus menggoda.
"Sialaann...!!" umpat Mathew sambil melempar gumpalan tisu ke arah Nick dan meninggalkan Nick yang masih tertawa terbahak bahak.
...****************...
Taman kota sore ini terlihat ramai. Hanny meminta kepada Lovy untuk bermain di taman kota sepulang dari pesta ulang tahun temannya.
Senang rasanya melihat Hanny yang tertawa senang. Lovy hanya berusaha agar Hanny melupakan kejadian semalam. Masih terbayang olehnya wajah polos itu ketakutan.
"Nanny.., mengapa ayah bertengkar sama mommy..?" tanya Hanny saat mereka duduk menikmati kentang goreng.
"Mungkin mommy ada buat kesalahan. Makanya ayah marah.." jawab Lovy
"Mungkin karena mommy jarang pulang ya..?" tanya Hanny lagi
Lovy hanya tersenyum, "mungkin.."
"Tapi biar aja mommy gak pulang. Aku udah punya nanny. Masakan nanny enak, nanny mau kuncir rambutku, nanny gak suka marah marah. Gak kayak mommy..." cerocos Hanny
Lovy kembali tersenyum, "Hanny gak boleh gitu. Dia tetap mommy Hanny..."
"Mommy gak sayang sama aku.." sahut Hanny
"Kenapa bilang gitu..?, mommy sayang kok sama Hanny.." sambung Lovy.
Hanny mendengus kesal, "apa buktinya sayang. Mommy jarang pulang. Gak pernah antar ke sekolah, gak pernah ajak jalan jalan, gak pernah masak, gak pernah kuncir rambutku.." sungutnya lalu memonyongkan bibirnya.
Lovy tertawa melihatnya. Sementara Hanny terus ngomel gak jelas. Lovy menarik tangannya untuk pulang. Dia membiarkan gadis kecil itu mengungkapkan semua isi hatinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments