"Kamu gak usah cari kost, untuk sementara tinggal di sini aja.." ucap tante Ratna istri om Burhan.
"Makasih banyak tante.., maaf kalau Lovy merepotkan.." sahutku.
Tante Ratna tersenyum, "papa kamu dulu juga banyak bantu kami kok.."
Aku tersenyum mendengarnya. Tante Ratna yang baik, om Burhan juga. Mereka dulu sering ke rumah sewaktu papa masih ada. Tapi semenjak papa meninggal tiga tahun lalu, hanya sesekali mereka mengunjungiku.
"Kak Lovy mau keluar negeri ya...?" tanya Luna
"Iyaa.. Mau lanjut kuliah di sana.." sahutku
"Kuliah musik..?" tanya Luna lagi.
Aku pun mengangguk. Usianya yang lebih muda delapan tahun dariku, namun terlihat Luna sangat pintar.
"Kak Lovy di sana sama siapa..?" tanya Luna lagi.
"Sendiri.., memang kenapa..?, Luna mau ikut..?" aku balik bertanya.
"Kak Lovy gak takut sendiri..??, nanti ada hantuu..." ucap Luna.
Aku dan tante Ratna tertawa. Ada ada saja kelakuan Luna.
"Kita siapin makan, ayo Luna, bantu mama bawa piring..." ucap tante Ratna.
Kami makan malam penuh dengan kehangatan. Om Burhan yang memimpin doa. Harmonis sekali keluarga ini. Terselip dalam hatiku rasa cemburu melihatnya.
...****************...
"Besok, om antar kamu urus paspor. Om udah telepon teman di kantor imigrasi agar di bantunya..." ucap om Burhan setelah makan malam.
"Terimakasih banyak om udah mau bantu Lovy.." sahutku.
Om Burhan banyak memberi arahan apa yang harus aku lakukan di sana. Tak pernah ku bayangkan sebelumnya, aku harus terbang jauh untuk menggapai mimpiku.
Dan aku pun tak pernah membayangkan, aku berhasil mendapat beasiswa itu. Universitas Art Musically di Greenville, salah satu kampus yang sudah di akui dunia untuk jurusan seni dan musik.
Aku akan mewujudkan mimpiku di sana. Akan ku buktikan pada mama tiriku dan Loly, bahwa musisi juga bisa hidup senang dan bergelimang harta.
...****************...
Om Burhan membantu memasukkan koper di bagasi belakang. Mereka yang akan mengantarku ke bandara. Aku akan terbang menjemput mimpi.
"Periksa lagi semuanya Lovy, jangan sampai ada yang ketinggalan.." ucap tante Ratna mengingatkan.
"Udah tante.." sahutku.
Sepanjang jalan tante Ratna menggenggam tanganku. Dia kembali memberi nasehat. Aku mendengarkannya dengan baik. Baru kali ini aku mendapat nasehat seperti ini. Dari orang lain, aku pun terharu mendengarnya.
Mungkin ini semua sudah takdir, takdir yang harus aku jalani. Dan ini semua keputusan yang aku buat. Keputusan yang di dasari akan kecintaanku yang besar terhadap musik.
"Kamu baik baik di sana ya..." ucap tante Ratna sambil memelukku.
"Baik baik ya Lovy.., hati hati nak di negeri orang. Ingat pesan om, ada apa apa segera hubungi KBRI..." pesan om Burhan.
Aku mengangguk, mataku berkaca kaca. Betapa tulusnya mereka. Aku meraih punggung tangan mereka satu persatu. Lalu meletakkan di keningku.
"Lovy pamit om.., tante.. Salam untuk Luna ya..." ucapku berusaha tersenyum.
Keduanya membalas senyumku dan mengangguk. Dengan penuh keyakinan ku langkahkan kaki menuju pintu ke pesawat yang akan membawaku terbang.
Dari balik dinding kaca, ku lihat mereka masih berdiri di sana. Aku melambaikan tangan dan mereka membalas lambaian tanganku.
Aku hanya memohon pada Tuhan agar aku mampu menjalani semua ini. Aku hanya seorang perempuan yang tak punya siapa siapa. Aku hanya makhluk yang lemah.
Di dalam pesawat aku menatap keluar jendela. Awan putih tanpa noktah. Langit biru yang terhampar sejauh mata memandang.
...****************...
"Kasihan Lovy ya mas..." ucap tante Ratna saat berjalan pulang.
"Almarhum papanya memilih pasangan yang salah. Lovy tak tau apa apa. Padahal setiap bulan ibu tirinya menerima royalty 100 juta dari semua lagu yang di ciptakan papanya..." sahut om Burhan
"Benarkah...??" tanya tante Ratna sedikit terkejut.
Om Burhan mengangguk, "tapi ibu tirinya serakah dan tamak. Lovy tak pernah merasakan hasil jerih payah papanya.."
"Tapi, dia tangguh seperti papanya.." sahut tante Ratna.
"Aku juga yakin dia bisa meraih mimpinya. Dalam segala hal dia mirip papanya. Di usia yang masih belasan, dia sudah piawai main gitar, piano, suling dan biola.." sambung om Burhan
"Mudah mudahan saja, apa yang di inginkannya tercapai.." tante Ratna menimpali.
Doa doa mereka yang menjulang tinggi, setinggi burung besi itu membelah angkasa membawa Lovy ke tempat barunya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments