Mulai siang ini Lovy mengikuti latihan musik bersama teman teman lainnya. Di antara mereka dia yang paling junior. Namun tak ada kata senior dan junior di antara mereka.
Beberapa dari mereka mengagumi cara Lovy memainkan alat musik. Terlihat sangat jelas betapa profesionalnya Lovy. Namun Lovy hanya merendah, dia tidak ingin terlihat tinggi hati dengan bakat yang dimilikinya.
"Gak salah kami memilih kamu.." ucap Mr. Hans ketika selesai latihan hari ini.
"Terima kasih sir..." sahut Lovy sambil memasukkan gitar kesayangannya ke dalam tas.
"Sebelumnya kamu udah pernah ikut tim seperti ini..?" tanya Mr. Hans lagi.
Lovy mengangguk. Sambil berjalan keluar ruang musik, Lovy bercerita tentang kecintaannya terhadap dunia musik. Juga tentang larangan ibu tirinya untuk menggeluti dunia ini.
"Terkadang banyak orang yang merendahkan para seniman, terutama musisi. Padahal dengan musik kita bisa melakukan hal yang baik. Dan tidak selamanya musisi itu punya image yang buruk.." ucap Mr. Hans
Mereka pun berpisah di halaman depan. Lovy terus berjalan sampai di depan gerbang kampus. Terlihat di seberang sana sebuah mobil yang sangat di kenalnya berhenti.
Lovy celinguk ke kanan dan kiri. Dia memastikan tidak ada yang melihat kalau di seberang sana adalah mobil Mathew. Setelah di rasa aman, dia pun menyeberang.
"Letakkan gitarmu di belakang.." ucap Mathew.
Dengan terburu buru Lovy meletakkan gitarnya. Dia pun langsung masuk dan duduk di sebelah Mathew.
"Hanny gak ikut..?" tanya Lovy.
"Dia tidur, sedangkan Nick latihan basket.." jawab Mathew.
Lovy mengangguk pelan. Dia pun menyandarkan tubuhnya. Terasa sangat lelah satu harian di kampus.
Ingin rasanya Lovy merebahkan tubuhnya di kasur. Tapi dia masih ada tanggung jawab. Setelah selesai mandi dia langsung ke dapur untuk menyiapkan makan malam.
"Kamu gak usah masak, nanti kita pesan makanan aja. Atau kita makan di luar.." ucap Mathew di pintu dapur.
"Gak usah Math.., masih sempat kok.." sahut Lovy.
"Aku tau kamu capek kan..?, gak usah di paksa Lovy..." sambung Mathew.
Lovy membalikkan badannya. Di perhatikan Mathew yang masih berdiri. Akhirnya dia menyerah.
"Ya udah, terserah kamu aja.." ucap Lovy.
Mathew pun memberikan jempolnya. Lalu dia membalikkan tubuhnya meninggalkan Lovy. Lovy pun membuat teh madu. Tak lama terdengar suara Hanny sedang berbicara dengan Mathew.
"Nanny.. Kata ayah nanti malam kita ke kedai oma.., aku mau beli keripik singkong yang banyak.." ucap Hanny
"Okayy..." sahut Lovy
"Tapi aku gak mau kasih om Nick, karena dia menghabiskan donatku.." sambung Hanny
"Nanti akan ku ambil dari kamarmu..." sahut Nick tiba tiba.
"Akan ku laporkan sama polisi di sana, bahwa kau mencuri keripikku.." sahut Hanny tak mau kalah.
Seketika Lovy tertawa mendengar jawaban Hanny. Aneh aneh aja ini bocah.., emang bisa gitu..!?!?.
"Heeii.., kalian masih tahan lapar..??, ayo kita ke kedai oma sekarang..." ucap Mathew dari dalam setengah teriak.
"Let's gooo...!!" jawab Hanny
Lovy senyum senyum melihat tingkah Hanny. Malaikat kecil tersayang. Sepanjang jalan Hanny kembali berceloteh. Hingga sampai di kedai oma.
Untung saja di kedai oma belum banyak yang datang. Kami memilih tempat di pojok agar tak menjadi pusat perhatian.
"Kalian mau pesan apa..?" tanya Lovy
"Aku seperti biasa.." jawab Mathew
"Aku juga.." sahut Nick
"Apa oma punya perkedel..?" tanya Hanny
"Hanny mau perkedel..?" tanya Lovy.
Hanny pun mengangguk.
"Ok..., kalian tunggu yaa.." sahut Lovy lalu berjalan ke belakang.
Lovy menyerahkan kertas pesanan kepada oma.
"Seperti biasa oma.." ucap Lovy.
Oma Lani langsung memasak pesanan mereka. Karena dia sudah tau apa yang biasa di pesan Mathew di sini.
"Oma punya kentang..?" tanya Lovy
"Untuk apa..?" tanya oma Lani.
"Hanny pengen makan perkedel. Karena aku latihan musik di kampus, aku gak sempat masak.." jawab Lovy.
"Ada kentang udah oma panggang. Kayaknya bisa di pakai. Coba kamu liat di kulkas.." sahut oma Lani.
Lovy pun membuka kulkas. Ada tiga kentang yang belum di kupas. Lovy pun mengeluarkan kentang itu lalu mengupas kulitnya.
Dia pun dengan cepat membuat adonan perkedel. Walau hanya beberapa buah hasilnya. Yang penting keinginan gadis kecil itu terpenuhi.
"Kamu mau makan apa..?" tanya oma sambil memasak.
"Apa aja oma.." sahut Lovy sambil memanaskan pan dan membulatkan adonan itu.
"Oma masak bubur Manado. Kalau kamu mau, ada di dapur belakang. Tapi di panaskan dulu.."
"Mauuu omaa...!!, porsi jumbo boleh kan..??" tanya Lovy.
Oma Lani mengangguk, "apa sih yang gak boleh untuk kamu.."
Oma Lani sudah selesai memasak pesanan Mathew. Beberapa perkedel pun sudah di tata di atas meja. Lovy keluar dari dapur membawa semangkuk bubur Manado.
"Sinu aku bantu. Kamu bawa makanannya, aku bawa minuman..." Rema menawarkan jasanya.
"Makasih..." sahut Lovy.
Mereka pun berjalan beriringan.
"Ini pesanannya..." ucap Lovy sambil meletakkan makanan itu di atas meja.
Mathew memperhatikan mangkuk yang terakhir di letakkan Lovy.
"Itu apa..?" tanya Mathew
"Bubur Manado.." jawab Lovy
"Menu baru..?" tanya Mathew lagi
Lovy tersenyum dan menggeleng, "bukan, oma Lani masak ini karena kepingin aja.."
Rema menyikut Lovy pelan, memberi kode. Lovy pun tersadar.
"Oia Math, temanku ingin berfoto denganmu. Boleh..?" tanya Lovy.
"Oohh.., boleh lah. Sini...!" sahut Mathew
Rema bersorak kegirangan. Dia pun langsung mendekat ke arah Mathew lalu mengambil posisi yang pas. Sementara Lovy yang mengambil foto mereka. Rema pun senang melihat hasilnya.
"Mau aku kirim ke Indo..." ucap Rema kegirangan. Berulang kali dia mengucapkan terimakasih pada Mathew. Lalu dia pun pergi meninggalkan mereka.
"Kayaknya enak..., aku mau.." ucap Hanny sambil melirik ke arah bubur Lovy.
"Ok.., sini Lovy suapin.." sahut Lovy.
"Wooww, ini enak.." sambung Hanny.
Lalu Lovy meletakkan beberapa sendok bubur itu ke atas piring kecil. Hanny pun langsung memakannya. Dia seolah melupakan perkedel kesukaannya.
"Perkedelmu untukku ya.." celetuk Nick
Hanny langsung melotot, lalu menggerakkan telunjuknya ke kanan dan kiri.
"No...!!" sahut Hanny
Lovy hanya tersenyum. Dasar Nick.., jahilnya gak lihat tempat. Kalau di rumah, Hanny pasti udah menjerit.
...****************...
"Jam berapa besok berangkat..?" tanya Mathew.
"Jam 6 kami kumpul di kampus. Mungkin malam kami berangkat.." jawab Lovy.
"Uhmm..., good luck ya.." ucap Mathew
"Thanks Math.." sahut Lovy tersenyum
"Jangan fikirkan Hanny, kamu harus fokus. Lakukan yang terbaik Lovy.." pesan Mathew
Lovy pun mengangguk. Mathew lalu membalikkan tubuhnya. Dia pun meninggalkan rumah ini untuk kembali menjalankan aktifitasnya setelah sepekan di sini.
...****************...
Lovy dan teman temannya sudah bersiap. Sebuah bus besar membawa mereka perlahan mewujudkan mimpi. Terlihat wajah wajah tegang dari teman temannya.
Perjalanan malam yang terasa sangat singkat. Penginapan sudah di siapkan oleh panitia. Mereka pun di perbolehkan melihat panggung yang super megah itu.
Lovy merasa takjub melihatnya. Sebuah event yang bukan main main. Seketika rasa tak percaya diri muncul. Namun pesan Mathew menguatkannya.
"I'll do the best Math, l'm promise you.." ucap Lovy pelan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Comments