Bab 5 Dicintai

Suasana ruangan sesaat hening dikarenakan ucapan yang tidak terduga yang dilontarkan oleh Iris kepada laki-laki bertopeng kelinci yang duduk depannya. Sedangkan Iris menatap dengan tatapan penuh pengharapan dan sangat serius.

"Nona, anda tidak sedang salah bicara bukan? Atau aku yang pendengarannya buruk? Haruskah aku pergi ke dokter nanti?" tanya sosok laki-laki itu dengan terbata-bata dan kebingungan

"Aku tidak salah bicara dan aku serius," jawab Iris dengan cepat dan serius

"Tapi... Bukankah anda sangat mencintai sang pangeran bahkan ada rumor yang mengatakan jika anda rela pada saat sakit menemuinya?" ucap sang laki-laki bertopeng dengan terbata-bata lagi dengan kebingungan dengan permintaan aneh

"Oh.. Kamu tau identitasku padahal aku tidak mengatakannya baguslah, jadi aku tidak perlu memberikan alasan jelas cukup tanda tangan saja dan lakukan," ucap Iris dengan senyuman tanpa ada niat menjelaskan alasannya ingin membatalkan pertunangannya

Pada akhirnya laki-laki bertopeng kelinci itu menyetujui kontrak yang dibuat dengan tidak percaya terhadap yang telah di dengar langsung dari mulut gadis itu. Setelah kontrak selesai Iris dengan secepat kilat pergi meninggalkan ruangan, sedangkan laki-laki bertopeng kelinci itu terduduk melamun kebingungan terhadap yang telah di dengarnya beberapa menit yang lalu.

"Sudah aku katakan bukan kakak kamu akan di campakkan? Tapi kamu tidak percaya denganku," ucap sosok laki-laki berambut panjang melepaskan sihir tembus pandang sambil menahan tawa bersama dengan laki-laki berkacamata di sebelahnya

"Tapi, anda hanya menanyakan jika Lucius di campakkan atau tidak, bukan menyatakannya," koreksi sosok laki-laki berkacamata itu dengan helaan nafas panjang

Sosok laki-laki bertopeng kelinci kemudian melepaskan topengnya dengan kening berkerut kebingungan memikirkan alasan perubahan seseorang yang dengan cepat. Dia tidak menyangka jika akan ada permintaan yang harus dilakukan oleh dirinya untuk dirinya sendiri, terlebih lagi itu dari seorang wanita yang saat ini posisinya adalah sosok yang selalu mengejar cintanya dan bertunangan dengan dirinya sendiri.

"Kenapa aku tidak bisa memahami pola pikir wanita ini? Setelah sembuh dari sakit tiba-tiba saja datang dan meminta hal buruk yang menghancurkan dirinya?"

"Bukankah dia menginginkan cinta dan kasih sayang lebih dari siapapun? Tapi kenapa rasanya aku yang di campakkan dengan uang dan keuntungan?"

"Aku bisa gila dibuat tidak paham dengan pemikiran wanita dan Kael minta salah satu bawahan untuk mengerjakan pekerjaan yang di minta klien kita sekarang," Gumamnya dengan helaan nafas panjang sambil memijat pangkal hidungnya

Di sisi lain Iris pulang ke rumah tepat saat setengah jam sebelum makan malam di mulai, akan tetapi pada saat melewati lobang pertama kali dia keluar rumah tidak terduga dia akan di sambut dengan sosok yang laki-laki paruh baya dengan tatapan yang tajam dan tangan terlipat. Iris langsung paham dengan ekspresi wajah yang ditunjukkan oleh sosok laki-laki di depannya sedang menahan amarah kepadanya.

"Iris, katakan padaku kemana kamu pergi seharian ini,"

"Ayah berharap dengan jawaban kejujuranmu karena keluar rumah tanpa pengawalan ataupun izin dariku," ucap sosok laki-laki paruh baya dengan kening yang berkerut sedangkan Iris hanya diam tertunduk

Sejak dia kecil memang ayahnya atau keluarganya sama sekali tidak mempermasalahkan jika dia ingin keluar, akan tetapi tentu dengan syarat telah izin atau pengawalan dan baru kali ini Iris membuat ulah yang lebih besar setelah sembuh dari demam tingginya. Iris mendengarkan omelan ayahnya sampai sang ayah sampai sosok yang mirip dengan laki-laki paruh baya selagi masih muda datang menghampirinya dengan senyuman santai dan kemudian memeluk Iris.

"Wah, hebatnya adik kecilku ini sudah bangun dari sakit langsung membuat keributan,"

"Maaf kakak tidak menjenguk dirimu pada saat sakit, kakak baru saja pulang dari ekspedisi perburuan monster yang dilakukan oleh pasukan khusus kerajaan," ucap sosok laki-laki muda yang lebih tinggi dari iris

Iris yang sudah lama tidak melihat wajah saudara laki-lakinya yang tersenyum dengan bahagia seperti itu sejak terakhir kehidupan sebelumnya, membuat air matanya tiba-tiba mengalir teringat bagaimana laki-laki itu mati lebih dulu saat melawan para pasukan kerajaan yang akan menangkap dirinya atas kesalahannya dengan memintanya lari terlebih dahulu. Walaupun pada akhirnya sang kakak berhasil dibunuh ditempat, akibat melakukan perlawanan atas perintah penangkapan.

"Eh? Iris kenapa kamu menangis? Kamu begitu rindu pada kakanda ini? Atau karena ayah yang memarahi dirimu? Biar kakak ini berikan pelajaran pada ayah yang galak seperti iblis itu," tanya sosok laki-laki itu dengan tawa sambil mengelus-elus punggung sang adik yang menangis di pelukannya

"Sian, kamu sudah berani melawan pada orang tuamu yang khawatir dan membesarkan dirimu? Apakah tidak cukup ayah mengirim dirimu mengikuti ekspedisi panjang itu? Jika tidak ayah akan mengajukan pada yang mulia raja bahwa kamu akan menjaga perbatasan kerajaan yang sedang berada di dalam situasi konflik yang belum menemukan jalan tengah perdamaian," ucap sang ayah dengan tatapan tajam ke arah sosok mudanya

"Maaf, karena membuat ayah khawatir dan aku hanya menangis karena aku merindukan kakak karena sudah lama tidak bertemu," ucap Iris dengan terbata-bata karena baru selesai menangis

Sang ayah yang melihat putri kecilnya yang meminta maaf langsung membalikkan badan dan memberikan isyarat bahwa dia boleh pergi. Iris yang mendapatkan izin langsung memberikan hormat kepada sang ayah dan pergi ke kamar untuk membersihkan diri sebelum makan malam berlangsung, sedangkan sang sosok yang lebih tua tidak diizinkan pergi dengan alasan masih ada pelajaran yang harus diberikan untuk laki-laki yang berani melawan sang ayah. Sesaat Iris merasa hidup di keluarga ini sungguhlah sebuah anugerah, sebab dia selalu mendapatkan kasih sayang dan perhatian tanpa pernah diberikan syarat ataupun janji, tidak persis seperti di masa lalunya dimana dia harus mengejar orang yang dia cintai.

"Yang mulia, hari ini aku datang berkunjung,"

"Apakah ada yang bisa aku bantu? Aku adalah tunanganmu jadi aku akan membantu sebisaku untuk dirimu dan kerajaan ini," ucap sosok gadis dengan bersemangat di depan meja depannya

"Aku tidak perlu bantuanmu nona Drachenschatz, kita hanya bertunangan, kamu tidak perlu membantuku banyak hanya perlu cukup diam di sofa di sana nikmati tehmu,"

"Jika sudah habis kembalilah pulang ke rumahmu," ucap sosok laki-laki itu dengan dingin sambil mengerjakan tumpukan-tumpukan kertas yang menggunung di atas meja

"Umm baiklah aku paham, aku akan duduk dan menunggu dirimu yang sedang sibuk,"

"Katakan jika kamu memerlukan bantuanku, aku akan membantu sebisaku dan karena aku tunanganmu,"

'Walaupun kamu saat ini belum membuka hatimu padaku,'

Chasing Gold And Avoid The Prince

Episodes
1 Bab 1 Penyesalan
2 Bab 2 Sakit atau dicampakkan?
3 Bab 3 Teman Masa Kecil dan Perjalanan
4 Bab 4 La Promesse
5 Bab 5 Dicintai
6 Bab 6 Luangkan Waktumu Untuk Berdua
7 Bab 7 Izinkan Aku Bersikap Layaknya Seorang Tunangan
8 Bab 8 Tidak Bermoral dan Licik
9 Bab 9 Moment Kakak dan Adik
10 Bab 10 Tertusuk Tapi Tidak Berdarah
11 Bab 11 Identitas dan Sepotong Kue
12 Bab 12 Bermain Perasaan
13 Bab 13 Pahit
14 Bab 14 Fu Xiang
15 Bab 15 Berani Memukul?
16 Bab 16 Permintaan Maaf
17 Bab 17 Investasi
18 Bab 18 Alun-alun Kota
19 Bab 19 Pasangan Satu Hari
20 Bab 20 Percaya
21 Bab 21 Hari Yang Menyenangkan
22 Bab 22 Gadis Suci
23 Bab 23 Kamu Sudah Manis
24 Bab 24 Meminta Maaf
25 Bab 25 Maka Biarlah Aku Yang Menerimamu
26 Bab 26 Merah
27 Bab 27 Berdansa
28 Bab 28 Saling Memanggil Nama
29 Bab 29 Waktu Membuat Penyesalan
30 Bab 30 Terlihat Manis
31 Bab 31 Makan Bersama
32 Bab 32 Shareefah
33 Bab 33 Kenapa Harus Salah Paham?
34 Bab 34 Laki-laki Berkulit Eksotis
35 Bab 35 Badut Di Pesta Teh
36 Bab 36 Memangnya Kenapa?
37 Bab 37 Sapu Tangan
38 Bab 38 Apa Salahnya Egois?
39 Bab 39 Menyulut Api
40 Bab 40 Penculikan?
41 Bab 41 Menghilangkan
42 Bab 42 Naif dan Bodoh
43 Bab 43 Luka
44 Bab 44 Langkahi Mayatku
45 Bab 45 Akan Aku Pertimbangan Kembali (Tamat)
46 Pengumuman
47 Bab 46 Special chapter part 1
48 Bab 47 Special Chapter Part 2
49 Bab 48 Special Chapter Part 3 (End)
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Penyesalan
2
Bab 2 Sakit atau dicampakkan?
3
Bab 3 Teman Masa Kecil dan Perjalanan
4
Bab 4 La Promesse
5
Bab 5 Dicintai
6
Bab 6 Luangkan Waktumu Untuk Berdua
7
Bab 7 Izinkan Aku Bersikap Layaknya Seorang Tunangan
8
Bab 8 Tidak Bermoral dan Licik
9
Bab 9 Moment Kakak dan Adik
10
Bab 10 Tertusuk Tapi Tidak Berdarah
11
Bab 11 Identitas dan Sepotong Kue
12
Bab 12 Bermain Perasaan
13
Bab 13 Pahit
14
Bab 14 Fu Xiang
15
Bab 15 Berani Memukul?
16
Bab 16 Permintaan Maaf
17
Bab 17 Investasi
18
Bab 18 Alun-alun Kota
19
Bab 19 Pasangan Satu Hari
20
Bab 20 Percaya
21
Bab 21 Hari Yang Menyenangkan
22
Bab 22 Gadis Suci
23
Bab 23 Kamu Sudah Manis
24
Bab 24 Meminta Maaf
25
Bab 25 Maka Biarlah Aku Yang Menerimamu
26
Bab 26 Merah
27
Bab 27 Berdansa
28
Bab 28 Saling Memanggil Nama
29
Bab 29 Waktu Membuat Penyesalan
30
Bab 30 Terlihat Manis
31
Bab 31 Makan Bersama
32
Bab 32 Shareefah
33
Bab 33 Kenapa Harus Salah Paham?
34
Bab 34 Laki-laki Berkulit Eksotis
35
Bab 35 Badut Di Pesta Teh
36
Bab 36 Memangnya Kenapa?
37
Bab 37 Sapu Tangan
38
Bab 38 Apa Salahnya Egois?
39
Bab 39 Menyulut Api
40
Bab 40 Penculikan?
41
Bab 41 Menghilangkan
42
Bab 42 Naif dan Bodoh
43
Bab 43 Luka
44
Bab 44 Langkahi Mayatku
45
Bab 45 Akan Aku Pertimbangan Kembali (Tamat)
46
Pengumuman
47
Bab 46 Special chapter part 1
48
Bab 47 Special Chapter Part 2
49
Bab 48 Special Chapter Part 3 (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!