Bab 3 Teman Masa Kecil dan Perjalanan

Di sisi lain di waktu yang sama di taman yang besar dan luas Iris menikmati waktu minum tehnya sendirian tanpa tau jika rumor aneh telah menyebar di sekitarnya dan bahkan hingga keluar dari rumah besar yang disebut mansion. Iris menikmati waktu tehnya seraya menulis rencana kehidupan santai bergelimang hartanya untuk beberapa tahun yang akan datang. Pertama Iris merencanakan untuk tidak menemui sang pangeran dan tidak lagi mengganggunya, kemudian dia berniat mencari guild informasi terkenal dipasar gelap tempat di mana kehidupan sebelumnya dia membuat permintaan membunuh seseorang gadis suci yang sedang naik daun atas kemampuan yang dimiliki untuk membangun bisnis yang di masa yang akan datang meledak populer dikarenakan digunakan oleh seorang artis teater yang memiliki suara emas.

"Nona, maaf telah mengganggu waktu minum teh Anda,"

"Tapi, tuan Duke Beelz datang berkunjung,"

"Apa Anda ingin menemuinya?" tanya seorang pelayan dengan kepala tertunduk

"Katakan padanya untuk menemuiku langsung di taman dan sajikan teh yang baru serta jamuan kue untuk tamu penting," Jawab Iris tanpa pikir panjang setelah sekian lama tidak mendengarkan nama keluarga yang pernah menjalin hubungan baik dengan dirinya sebagai seorang sahabat dekat dimasa lalu

Tidak lama setelah pelayan itu meninggalkan Iris, sosok laki-laki tinggi berambut perak lengkap dengan sarung tangan dan seragam rapi seorang bangsawan dengan lencana lambang keluarga rubah terlihat jelas di pakaiannya. Sosok laki-laki berambut putih itu melambaikan tangan ke arah Iris dari kejauhan di sambut dengan senyuman rindu oleh Iris. Setelah tepat di hadapan Iris, sosok laki-laki itu mengambil punggung tangan Iris dan memberikan ciuman dan tatapan menggoda dengan seringai, kemudian berkata "Iris, sudah lama tidak bertemu dengan dirimu kamu jauh lebih cantik dari sebelumnya,"

"Aku dengar dari kakakmu, jika kamu baru saja sembuh dari sakit, sekarang bagaimana keadaanmu? Dan ini aku bawakan bunga yang mirip cantiknya denganmu,"

"Terima kasih atas perhatiannya Luke dan bunganya, aku sudah jauh lebih baik dari sebelumnya, hanya saja aku masih belum bisa berjalan keluar rumah," ucap Iris sambil menerima bunga Pansee coklat yang mirip dengan warna rambutnya

Iris menerima bunga itu dan menyerahkan kepada pelayan yang berada di tempat itu untuk langsung meletakkan bunga diberikan ke dalam vas bunga. Setelah Iris menyerahkan bunga kepada pelayan Iris dan Luke duduk berhadapan, Iris sesaat tenggelam ke dalam lamunannya membayangkan jika kehadiran sosok teman masa kecilnya dan keluarga yang selalu bersama di masa lalu seperti saat ini, jika dia tidak mengejar sebuah cinta bertepuk sebelah tangan pasti saat ini dia bisa sangat bahagia dengan hal sesederhana ini di taman.

"Iris, kenapa kamu melamun? Apakah ada sesuatu yang mengganggumu? Atau kamu masih merasa demam atau sakit?" tanya sosok di depannya dengan kening berkerut sambil bangkit dari kursi untuk bisa langsung memeriksa kondisi Iris

Iris yang tadinya berada di dalam lamunannya langsung tersadarkan, setelah merasakan dahinya menempel dengan dahinya Luke hingga dia bisa melihat jelas wajah tampan yang sejak kecil bersama dengan dirinya. "Syukurlah tidak demam lagi, tapi Iris apa kamu sungguh tidak merasakan sakit di suatu tempat? Katakan padaku tidak perlu menahan sakitnya,"

"Karena kamu selalu bersikap seperti orang yang kuat dan berdiam diri sejak kecil,"

"Itu membuat aku sedikit khawatir," ucap Luke dengan helaan nafas dan senyuman pahit

"HOHOHO... Luke kamu terlalu berpikir berlebihan, aku selalu menjadi diriku yang aku inginkan bukan yang kamu pikirkan," ucap Iris dengan kipas tangan yang menutupi setengah wajahnya untuk menutupi ekspresinya

Iris sendiri masih berada di bayang-bayang masa lalunya sebelum diberikan kesempatan untuk melakukan penebusan dosa. Dia merasa hal ini bukan harus dia ceritakan pada siapapun terutama sosok teman masa kecilnya yang saat ini berada di depannya.

"Baiklah, aku mengerti,"

"Iris, aku mendengarkan rumor jika kamu sudah lama tidak berkunjung ke istana kerajaan untuk menemui pangeran,"

"Apakah kamu sudah bosan dengannya? Atau kamu bertengkar dengannya?" ucap Luke sambil menatap cangkir teh yang ada di tangannya

"Eh? Aku dan pangeran baik-baik saja hanya saja sudah aku katakan bukan aku masih di dalam masa pemulihan,"

"Keluar rumah saja tidak bisa, bagaimana bisa aku pergi ke istana kerajaan yang jaraknya jauh dari wilayah keluargaku," ucap Iris dengan senyuman yang kaku

Iris dengan cepat mengalihkan pembicaraan ke topik lain, supaya Luke tidak khawatir ataupun curiga jika dia sedang menjauhi sosok tunangannya. Pembicaraan Iris dan Luke berlangsung hingga sore hari, tanpa di sadari membuat rumor baru di antara para pelayan di kediaman tersebut mengenai cinta masa kecil lebih unggul dibandingkan dengan cinta pandangan pertama.

Keesokan harinya, Iris yang sudah merasa cukup berjalan-jalan di dalam rumah memutuskan untuk diam-diam keluar dari rumah untuk menjalankan rencana yang telah direncanakan olehnya yaitu hidup dengan harta bergelimang. Tapi, bahkan sebelum rencananya berhasil di jalankan tiba-tiba seorang pelayannya masuk mengantarkan teh dan camilan siang melihat Iris mengikat seprai di balkon kamar.

"Nona, apa yang anda lakukan? Nona jangan terburu-buru memutuskan untuk mati walaupun sangat pangeran belum juga mengunjungi anda sampai hari ini," ucap sang pelayan yang langsung meletakan baki dan berlari ke arah sang nona dengan menggenggam erat bahu Iris

"Aku sama sekali tidak berniat mati Rena,"

"Dan tolong tenangkan dirimu dengan benar," ucap Iris yang telah lemas di goyang oleh sang pelayan

"Maafkan saya  nona," ucap Rena dengan kepala yang tertunduk

"Tidak apa-apa, tapi Rena jika kamu menyumpahi aku mati bukankah kamu sangat tidak sopan pada majik-"

"Hiks... Maafkan saya nona, aku sama sekali tidak ada niat semacam itu," Sela  Rena dengan gemetaran sambil berlutut mengingat sebelum Iris sakit dia sering memukul seorang pelayan yang tidak sopan

"Akan aku maafkan kalau kamu merahasiakan aku keluar rumah  diam-diam sekarang," ucap Iris dengan seringai licik dijawab dengan anggukan oleh Rena dengan cepat tanpa pikir panjang

Iris dengan cepat langsung turun melalui seprai yang telah diikat sebelumnya, kemudian mencari celah lobang yang tidak jauh dari kamarnya dan telah ada sejak dia masih kecil untuk keluar rumah. satu langkah kecil berhasil dilakukan oleh Iris membuat Iris merasa lega, langkah selanjutnya dia pergi ikut menumpang dengan kereta kecil yang menampung orang-orang yang ingin berpindah dari kota ke ibukota yang memakan perjalanan hingga dua jam setengah di dalam perjalanan ini Iris sambil bergumam, dia membuka-buka buku catatannya.

"Setelah ini, aku hanya perlu pergi ke pasar gelap dan menemukan guild informasi itu,"

"Hanya guild itu satu-satunya yang kompeten dalam menjalankan banyak pekerjaan dan bersikap netral,"

Chasing Gold And Avoid The Prince

Terpopuler

Comments

Retno Isma

Retno Isma

🌹🌹🌹🌹

2025-01-16

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1 Penyesalan
2 Bab 2 Sakit atau dicampakkan?
3 Bab 3 Teman Masa Kecil dan Perjalanan
4 Bab 4 La Promesse
5 Bab 5 Dicintai
6 Bab 6 Luangkan Waktumu Untuk Berdua
7 Bab 7 Izinkan Aku Bersikap Layaknya Seorang Tunangan
8 Bab 8 Tidak Bermoral dan Licik
9 Bab 9 Moment Kakak dan Adik
10 Bab 10 Tertusuk Tapi Tidak Berdarah
11 Bab 11 Identitas dan Sepotong Kue
12 Bab 12 Bermain Perasaan
13 Bab 13 Pahit
14 Bab 14 Fu Xiang
15 Bab 15 Berani Memukul?
16 Bab 16 Permintaan Maaf
17 Bab 17 Investasi
18 Bab 18 Alun-alun Kota
19 Bab 19 Pasangan Satu Hari
20 Bab 20 Percaya
21 Bab 21 Hari Yang Menyenangkan
22 Bab 22 Gadis Suci
23 Bab 23 Kamu Sudah Manis
24 Bab 24 Meminta Maaf
25 Bab 25 Maka Biarlah Aku Yang Menerimamu
26 Bab 26 Merah
27 Bab 27 Berdansa
28 Bab 28 Saling Memanggil Nama
29 Bab 29 Waktu Membuat Penyesalan
30 Bab 30 Terlihat Manis
31 Bab 31 Makan Bersama
32 Bab 32 Shareefah
33 Bab 33 Kenapa Harus Salah Paham?
34 Bab 34 Laki-laki Berkulit Eksotis
35 Bab 35 Badut Di Pesta Teh
36 Bab 36 Memangnya Kenapa?
37 Bab 37 Sapu Tangan
38 Bab 38 Apa Salahnya Egois?
39 Bab 39 Menyulut Api
40 Bab 40 Penculikan?
41 Bab 41 Menghilangkan
42 Bab 42 Naif dan Bodoh
43 Bab 43 Luka
44 Bab 44 Langkahi Mayatku
45 Bab 45 Akan Aku Pertimbangan Kembali (Tamat)
46 Pengumuman
47 Bab 46 Special chapter part 1
48 Bab 47 Special Chapter Part 2
49 Bab 48 Special Chapter Part 3 (End)
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Penyesalan
2
Bab 2 Sakit atau dicampakkan?
3
Bab 3 Teman Masa Kecil dan Perjalanan
4
Bab 4 La Promesse
5
Bab 5 Dicintai
6
Bab 6 Luangkan Waktumu Untuk Berdua
7
Bab 7 Izinkan Aku Bersikap Layaknya Seorang Tunangan
8
Bab 8 Tidak Bermoral dan Licik
9
Bab 9 Moment Kakak dan Adik
10
Bab 10 Tertusuk Tapi Tidak Berdarah
11
Bab 11 Identitas dan Sepotong Kue
12
Bab 12 Bermain Perasaan
13
Bab 13 Pahit
14
Bab 14 Fu Xiang
15
Bab 15 Berani Memukul?
16
Bab 16 Permintaan Maaf
17
Bab 17 Investasi
18
Bab 18 Alun-alun Kota
19
Bab 19 Pasangan Satu Hari
20
Bab 20 Percaya
21
Bab 21 Hari Yang Menyenangkan
22
Bab 22 Gadis Suci
23
Bab 23 Kamu Sudah Manis
24
Bab 24 Meminta Maaf
25
Bab 25 Maka Biarlah Aku Yang Menerimamu
26
Bab 26 Merah
27
Bab 27 Berdansa
28
Bab 28 Saling Memanggil Nama
29
Bab 29 Waktu Membuat Penyesalan
30
Bab 30 Terlihat Manis
31
Bab 31 Makan Bersama
32
Bab 32 Shareefah
33
Bab 33 Kenapa Harus Salah Paham?
34
Bab 34 Laki-laki Berkulit Eksotis
35
Bab 35 Badut Di Pesta Teh
36
Bab 36 Memangnya Kenapa?
37
Bab 37 Sapu Tangan
38
Bab 38 Apa Salahnya Egois?
39
Bab 39 Menyulut Api
40
Bab 40 Penculikan?
41
Bab 41 Menghilangkan
42
Bab 42 Naif dan Bodoh
43
Bab 43 Luka
44
Bab 44 Langkahi Mayatku
45
Bab 45 Akan Aku Pertimbangan Kembali (Tamat)
46
Pengumuman
47
Bab 46 Special chapter part 1
48
Bab 47 Special Chapter Part 2
49
Bab 48 Special Chapter Part 3 (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!