Bab 6 Luangkan Waktumu Untuk Berdua

Keesokan hari setelah Iris keluar rumah diam-diam rumor tentang dirinya yang memiliki kekasih gelap benar-benar tersebar sesuai dengan keinginannya. Akan tetapi yang tidak terduga di saat yang sama, kereta kuda dengan lambang keluarga kerajaan datang ke mansion keluarganya. Iris yang melihat dari jendela kamar merasa kebingungan dan penasaran sekaligus tidak percaya secepat itu dia akan bisa membatalkan pertunangannya dengan sang pangeran. Dengan langkah kaki yang cepat Iris keluar dari kamar tidurnya dan berjalan menuju aula pintu masuk yang ternyata di depan pintu masuk telah ada sang kakak laki-lakinya yang menggantikan sang kepala keluarga sedang tidak berada di tempat untuk menyambut tamu yang datang jauh-jauh.

Dari dalam kereta keluar sosok laki-laki berambut emas dan bermata biru dengan senyuman lembut. Sian dan Iris langsung membungkuk hormat kepada sosok laki-laki itu dengan berkata "Kami memberikan hormat kepada pangeran pertama, semoga anda diberikan kesehatan selalu,"

"Maafkan aku datang tanpa pemberitahuan dan terima kasih telah menyambut kedatanganku, tapi kali ini aku kemari untuk menemui Sian membahas ekspedisi dan latihan para kesatria magang," ucap sang pangeran dengan sesaat melirik ke arah Iris kemudian fokus ke Sian

"Tidak masalah, lagipula aku adalah pemimpin ekspedisi selanjutnya menggantikan ayahku yang sibuk, jadi bagaimana jika kita membahasnya di ruangan kerjaku yang mulia?" tanya Sian yang dengan cepat melangkah maju beberapa langkah menutupi tubuh Iris

Sian merasa jika Iris mungkin akan sakit hati mendengarkan alasan kedatangan sang tunangan yang dicintainya datang untuk pekerjaan dengannya, bukan untuk menemui tunangan yang sudah lama tidak ditemui olehnya selama beberapa hari. Oleh sebab itu, Sian dengan cepat mengambil langkah dengan langsung membawa sang pangeran menuju ke ruangan kerjanya sebelum Iris lengket atau menempel pada sang pangeran. Namun, sebelum berjalan menuju ke ruangan kerja Sian pangeran berbalik sesaat dan tersenyum dan berkata kepada Iris "Lady Drachenschatz, setelah aku selesai membicarakan pekerjaan bisakah kita bicara berdua di taman jika memiliki waktu?"

Iris terdiam sesaat mengedipkan matanya beberapa kali untuk memproses yang di dengarnya dari pangeran yang berbicara supaya tidak salah mendengarkan. Walaupun yang di dengar olehnya adalah benar permintaan bertemu tetap saja untuk Iris ini adalah hal aneh, sebab tidak pernah sekalipun pangeran ingin bertemu dengannya atau bahkan ingin berbicara dengan dirinya lebih dulu.

"Ummm... Aku mengerti yang mulia, saya akan meluangkan waktu untuk ke taman," jawab Iris dengan anggukan dan tunduk hormat kepada pangeran yang berbalik dan berjalan menjauh menuju ke ruangan kerja Sian

Di lorong-lorong mansion yang sepi, Sian pertama kali memulai pembicaraan dengan tatapan dingin kepada sosok yang terhormat di sebelahnya.

"Yang mulia, jika anda benar-benar ingin mempermainkan hati seorang gadis terutama adik perempuanku lebih baik anda hentikan ini,"

"Katakan dan batalkan pertunangan ini, daripada memberikan harapan tanpa ada niat untuk membalasnya," ucap Sian dengan serius

Sian sejak dulu tidak tega sama sekali menyaksikan adik perempuannya di jadikan sebagai tujuan keuntungan untuk kerjaan dengan keluarganya, walaupun dikarenakan adiknya sendiri yang mulai lebih dulu jatuh cinta pada laki-laki ini hingga saat ini. Sakit rasanya melihat adik perempuannya begitu cinta hingga buta mempersembahkan segalanya demi cinta yang sama sekali tidak pernah di dapatkan bersamaan juga dengan tawaan orang-orang yang menganggapnya seperti orang bodoh dan gangguan jiwa tidak layak menjadi seorang ratu.

"Aku tau mungkin saat ini aku tidak bisa menjawab dengan langsung kepada Iris tentang yang aku rasakan, tapi mulai saat ini aku ingin menjadi lebih baik untuk dirinya," ucap pangeran dengan dingin membuat Sian langsung mencekam kerah baju sang pangeran

Sian tidak merasa takut sama sekali dengan sosok yang di sebelahnya dia merasa emosinya tidak lagi dapat untuk di bedung dikarenakan ucapan dari sosok laki-laki di sebelahnya ini. Adiknya telah melakukan pertunangan dengan laki-laki itu selama empat tahun lamanya, dan selama itu adiknya berjuang menarik hati dan meminta perhatian menghabiskan banyak waktunya, akan tetapi baru saat ini laki-laki sialan ini akan bersikap serius kepada adiknya.

"Walaupun anda adalah seorang pangeran dan memiliki kekuasaan di atas keluarga kami, apakah anda tau betapa brengs*knya anda? Adik perempuanku bukan mainan untuk menyenangkan hatimu selama ini,"

"Semua waktu, cinta dan bahkan material diberikan kepadamu untuk mendapatkan satu kata perhatian, tapi baru saat ini ingin membalas segalanya? Apakah anda bosan karena dia tidak datang ke rumah anda akibat tidak di kunjungi hingga anda datang ke sini untuk bermain-main dengan hatinya?" Ucap Sian dengan nada tinggi dengan cengkraman kuat tapi tidak ada perlawanan atau pun niat untuk menggunakan kekuasaannya berbicara dengan angkuh

"Lucius Precian, aku akan memberikanmu kesempatan terakhir memperlakukan adikku dengan baik mengingat adikku masih cinta padamu dan niatmu yang berkeinginan berubah menjadi sosok yang lebih baik,"

"Akan tetapi, jika Iris memiliki perasaan kepada laki-laki lain atau bahkan tidak mencintai dirimu lagi, aku harap kamu benar-benar melepaskannya dan biarkan dia bahagia,"

"Karena prioritas jika kamu mencintai dirinya maka kamu harus rela mengorbankan segalanya termasuk hal yang benar-benar masih kamu cintai," ucap Sian sambil melepaskan cengkramannya di kerah sang pangeran kemudian berjalan sampai menuju ke pintu besar tempat ruangan kerja Sian

Di sisi lain Iris duduk termenung memandangi ke arah luar jendela. Dia penasaran kenapa sosok laki-laki yang tidak pernah mengajaknya berbicara lebih dahulu berbicara terlebih dahulu kepada dirinya dengan ajakan berbicara berdua. Iris mengingat di kehidupan sebelumnya dia sama sekali tidak pernah ada ajakan semacam itu kepadanya bahkan kebanyakan Iris dengan inisiatif mengajak kencan, minum teh, pergi jalan-jalan di taman, makan malam bersama dan lain-lain yang dilakukan oleh pasangan pada umumnya. Iris memikirkan masa lalunya yang begitu menyeramkan hingga membuatnya merinding sesaat.

"Kali ini, kenapa berbeda? Apakah karena aku setelah sembuh tidak pergi ke istana kerajaan jadinya membuatnya datang penasaran dengan yang aku lakukan?"

"Atau karena dia peduli dengan rumor yang menyebar hingga dia ingin melihat dengan siapa kekasih gelapku?"

"Yah, tapi bukankah dia tidak peduli dengan siapa aku bersama? Ditambah lagi beberapa tahun dari saat ini nanti dia akan menemukan sosok yang pantas dari duniaku di dua kehidupan sebelumnya sebagai calon istrinya dan posisi kursi ratu,"

"Sosok baik hati, dicintai dewa dan suka menolong banyak orang tanpa pandang bulu,"

"Dibandingkan dengan diriku ini yang egois, boros dan kejam, aku sama sekali tidak cocok dengan posisi itu bukan?"

Chasing Gold And Avoid The Prince

Episodes
1 Bab 1 Penyesalan
2 Bab 2 Sakit atau dicampakkan?
3 Bab 3 Teman Masa Kecil dan Perjalanan
4 Bab 4 La Promesse
5 Bab 5 Dicintai
6 Bab 6 Luangkan Waktumu Untuk Berdua
7 Bab 7 Izinkan Aku Bersikap Layaknya Seorang Tunangan
8 Bab 8 Tidak Bermoral dan Licik
9 Bab 9 Moment Kakak dan Adik
10 Bab 10 Tertusuk Tapi Tidak Berdarah
11 Bab 11 Identitas dan Sepotong Kue
12 Bab 12 Bermain Perasaan
13 Bab 13 Pahit
14 Bab 14 Fu Xiang
15 Bab 15 Berani Memukul?
16 Bab 16 Permintaan Maaf
17 Bab 17 Investasi
18 Bab 18 Alun-alun Kota
19 Bab 19 Pasangan Satu Hari
20 Bab 20 Percaya
21 Bab 21 Hari Yang Menyenangkan
22 Bab 22 Gadis Suci
23 Bab 23 Kamu Sudah Manis
24 Bab 24 Meminta Maaf
25 Bab 25 Maka Biarlah Aku Yang Menerimamu
26 Bab 26 Merah
27 Bab 27 Berdansa
28 Bab 28 Saling Memanggil Nama
29 Bab 29 Waktu Membuat Penyesalan
30 Bab 30 Terlihat Manis
31 Bab 31 Makan Bersama
32 Bab 32 Shareefah
33 Bab 33 Kenapa Harus Salah Paham?
34 Bab 34 Laki-laki Berkulit Eksotis
35 Bab 35 Badut Di Pesta Teh
36 Bab 36 Memangnya Kenapa?
37 Bab 37 Sapu Tangan
38 Bab 38 Apa Salahnya Egois?
39 Bab 39 Menyulut Api
40 Bab 40 Penculikan?
41 Bab 41 Menghilangkan
42 Bab 42 Naif dan Bodoh
43 Bab 43 Luka
44 Bab 44 Langkahi Mayatku
45 Bab 45 Akan Aku Pertimbangan Kembali (Tamat)
46 Pengumuman
47 Bab 46 Special chapter part 1
48 Bab 47 Special Chapter Part 2
49 Bab 48 Special Chapter Part 3 (End)
Episodes

Updated 49 Episodes

1
Bab 1 Penyesalan
2
Bab 2 Sakit atau dicampakkan?
3
Bab 3 Teman Masa Kecil dan Perjalanan
4
Bab 4 La Promesse
5
Bab 5 Dicintai
6
Bab 6 Luangkan Waktumu Untuk Berdua
7
Bab 7 Izinkan Aku Bersikap Layaknya Seorang Tunangan
8
Bab 8 Tidak Bermoral dan Licik
9
Bab 9 Moment Kakak dan Adik
10
Bab 10 Tertusuk Tapi Tidak Berdarah
11
Bab 11 Identitas dan Sepotong Kue
12
Bab 12 Bermain Perasaan
13
Bab 13 Pahit
14
Bab 14 Fu Xiang
15
Bab 15 Berani Memukul?
16
Bab 16 Permintaan Maaf
17
Bab 17 Investasi
18
Bab 18 Alun-alun Kota
19
Bab 19 Pasangan Satu Hari
20
Bab 20 Percaya
21
Bab 21 Hari Yang Menyenangkan
22
Bab 22 Gadis Suci
23
Bab 23 Kamu Sudah Manis
24
Bab 24 Meminta Maaf
25
Bab 25 Maka Biarlah Aku Yang Menerimamu
26
Bab 26 Merah
27
Bab 27 Berdansa
28
Bab 28 Saling Memanggil Nama
29
Bab 29 Waktu Membuat Penyesalan
30
Bab 30 Terlihat Manis
31
Bab 31 Makan Bersama
32
Bab 32 Shareefah
33
Bab 33 Kenapa Harus Salah Paham?
34
Bab 34 Laki-laki Berkulit Eksotis
35
Bab 35 Badut Di Pesta Teh
36
Bab 36 Memangnya Kenapa?
37
Bab 37 Sapu Tangan
38
Bab 38 Apa Salahnya Egois?
39
Bab 39 Menyulut Api
40
Bab 40 Penculikan?
41
Bab 41 Menghilangkan
42
Bab 42 Naif dan Bodoh
43
Bab 43 Luka
44
Bab 44 Langkahi Mayatku
45
Bab 45 Akan Aku Pertimbangan Kembali (Tamat)
46
Pengumuman
47
Bab 46 Special chapter part 1
48
Bab 47 Special Chapter Part 2
49
Bab 48 Special Chapter Part 3 (End)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!