Bab 17: Cari Masalah

Han Ziqing sedang berjemur di taman Istana Ningxi. Karena Wei Shiqi menghukum para selir untuk merenung di kediamannya dan dilarang keluar tanpa perintah, Han Ziqing jadi punya banyak waktu luang. Dia tidak perlu pura-pura tidak enak badan untuk menghindari salam pagi atau menyuruh Meixiang mengungkapkan banyak alasan agar para selir bubar.

Ibu Suri Agung juga sedang pergi berdoa. Wei Shiqi juga pasti sibuk dengan urusan pengadilan dan tidak ada waktu untuk mengusiknya lagi.

Kali ini, Han Ziqing benar-benar merasa bebas sejak dia datang kemari. Tidak ada yang akan membuatnya kelelahan atau marah hari ini.

Tapi, ketenangannya terganggu saat Jin Bao datang. Raut wajah Han Ziqing seketika berubah. “Untuk apa kau kemari?”

Kalau Jin Bao datang, sudah pasti Wei Shiqi yang memerintahkannya. Tidak ada hal baik yang terjadi kalau pria itu ada di dekatnya.

“Yang Mulia, Kaisar meminta Yang Mulia menemuinya di Aula Yongqian.”

“Tidak mau. Bilang pada Kaisar aku sedang sibuk.”

“Kaisar berpesan kalau Yang Mulia Permaisuri tidak pergi, dia akan menyuruh Xiao Hui dan Xiao Cui menyeret Yang Mulia ke sana.”

Xiao Hui? Xiao Cui? Bukankah itu adalah sepasang pemuda kembar yang menjadi komandan pasukan bayangan Wei Shiqi?

“Baiklah, aku akan menurut kali ini.”

Han Ziqing tidak mau berurusan dengan dua pengawal itu. Dalam ingatan asli pemilik tubuh, Han Ziqing sering diseret dan diusir dari Istana Yongqian karena dianggap mengganggu. Orang yang paling sering ditugaskan mengusirnya adalah Xiao Hui dan Xiao Cui yang tidak pernah bisa dilobi olehnya.

Han Ziqing ikut dengan patuh ke Istana Yongqian. Di dalam aula, Wei Shiqi sedang bermain catur dengan seorang pemuda yang selama sepuluh tahun tidak pernah mengganti warna bajunya. Begitu melihat Han Ziqing datang, mereka hanya menatapnya sekilas dan lanjut bermain.

Han Ziqing berdecih. Pemuda berbaju hitam itu pasti Fu Dou, yang dibawa Wei Shiqi ke istana sepuluh tahun lalu.

Han Ziqing tidak tahu identitas asli Fu Dou, sehingga dia beranggapan pria itu hanya seorang ahli medis biasa. Selain itu, Fu Dou di masa lalu tidak pernah berinteraksi dengan Han Ziqing sehingga Han Ziqing tidak punya kesan terhadapnya.

“Aiya, kedatangan Permaisuri membuatku terpesona. Yang Mulia Kaisar, aku kalah,” ucap Fu Dou kepada Wei Shiqi.

“Pura-pura misterius untuk menyalahkanku. Kemampuan caturmu saja yang buruk,” Han Ziqing bergumam.

Fu Dou diam-diam menyunggingkan senyumnya. Setelah melihat Permaisuri secara langsung, Fu Dou akhirnya tahu mengapa Wei Shiqi juga ikut mengubah cara pandangnya. Sosok Permaisuri Han Ziqing yang sekarang jauh berbeda dengan sosoknya yang terdahulu.

Dulu, Permaisuri selalu memakai riasan tebal agar terlihat cantik. Aksesoris dan pakaiannya selalu mewah, dengan tujuan tampil menarik di hadapan Wei Shiqi. Dia juga suka memakai wewangian yang membuat hidung bersin. Setiap bertemu Wei Shiqi, Permaisuri pasti seperti kesetanan.

Sekarang, yang berdiri di depannya seperti orang lain. Pakaiannya tidak mencolok seperti sebelumnya. Riasan di wajahnya tipis, aksesoris di kepalanya juga dipakaikan seperlunya. Bahkan, ini lebih sederhana jika dibandingan dengan penampilan Selir Agung Yun.

Tutur kata Permaisuri Han Ziqing juga berubah. Dia cenderung kasar dan terbuka, tidak bertele-tele seperti dahulu. Kemampuannya dalam mengendalikan emosi juga lumayan hebat.

Dia tidak menampilkan emosinya di wajahnya dengan jelas dan cenderung santai. Pantas saja Wei Shiqi goyah, Fu Dou sendiri juga tidak percaya dengan penampilan Permaisuri Han sekarang.

“Untuk apa kau memanggilku?”

“Fu Dou, satu babak lagi,” ucap Wei Shiqi mengabaikan pertanyaan Han Ziqing.

Han Ziqing jengah. Dia kemudian berbalik, bersiap untuk pergi lagi sebelum akhirnya Wei Shiqi berkata, “Orang yang menyamar sebagai pedagang untuk memberimu racun sudah mati.”

“Kau membunuhnya?”

“Tidak.”

“Kalau begitu baguslah.”

“Kau tidak marah?”

“Orangnya sudah mati, apakah marah masih berguna dan bisa menghidupkannya lagi? Aku hanya menyayangkan dia mati begitu cepat.”

Wei Shiqi menggelengkan kepalanya heran. Meski begitu, dia juga tidak akan membiarkan masalah ini berlalu begitu saja. Kasusnya sekarang jadi besar dan rumit. Harus ditemukan kunci untuk menguraikannya agar menjadi jelas, siapa dalang yang sebenarnya.

“Yang Mulia Permaisuri, bagaimana caramu mendeteksi tubuhmu diracun sebelumnya?” tanya Fu Dou pada Han Ziqing.

“Aliran tenaga dalam di tubuhku tidak lancar. Fisikku begitu sehat, jadi mudah bagiku mendeteksi racun dalam tubuhku,” Han Ziqing menjawabnya dengan nada yang ringan.

“Lalu mengapa Yang Mulia Permaisuri menyerahkan darahmu pada Yang Mulia Kaisar jika tahu diracuni?”

“Aku tidak boleh menyia-nyiakan sumber daya. Kau adalah peliharaan Kaisar, jadi tidak masalah membuatmu bekerja ekstra.”

Fu Dou hampir tersedak ludahnya atas kata-kata Han Ziqing. Dia mengalihkan pandangan untuk menatap Wei Shiqi. Ekspresi di wajah Wei Shiqi seolah mengatakan: sudah tahu rasa?

“Lalu, Yang Mulia Permaisuri, bagaimana pendapatmu soal kematian pedagang palsu itu?” tanya Fu Dou.

“Kau bertanya padaku, aku bertanya pada siapa?” ucap Han Ziqing. Wei Shiqi kemudian menyelanya, “Han Ziqing, kau punya pendapat.”

Han Ziqing akhirnya tidak bisa menghindari kenyataan kalau dirinya sedang berbohong. Dia berpikir kalau dalang yang sebenarnya meracuninya pasti orang dari Kekaisaran Wei Agung sendiri.

Pedagang palsu itu adalah anggota pasukan elit dari negara asing, meski hebat, dia tidak akan punya keberanian sebesar itu untuk meracuni permaisuri sebuah negeri.

Pasti ada orang dari Kekaisaran Wei Agung yang memberinya jalan, dan orang itu mungkin orang besar di Kekaisaran Wei Agung ini. Siapa yang dapat mempekerjakan seorang tabib untuk menjembatani rencananya? Sudah pasti dia adalah orang yang sudah familier dengan kehidupan istana ini.

“Lalu siapakah yang menurutmu adalah dalangnya?” tanya Wei Shiqi.

“Mana aku tahu. Yang Mulia, kau seharusnya yang tahu lebih jelas dariku.”

Wei Shiqi tentu sudah punya jawaban dalam hatinya. Namun, masih belum ada cukup bukti untuk mendakwa orang itu. Semua orang di pengadilan ingin Han Ziqing digulingkan, mereka menempuh banyak cara kotor untuk membuat Han Ziqing terlihat bersalah di mata orang lain.

“Menuduh seseorang tanpa bukti adalah pelanggaran serius,” ujar Wei Shiqi.

“Membunuh orang tanpa alasan yang jelas juga sebuah pelanggaran serius. Yang Mulia, kaulah yang membawaku menemui pedagang gadungan itu, dan di bawah pengawasanmu pula dia mati. Jadi, aku rasa orang yang dapat mengendalikan sesuatu di bawah pengawasan Kaisar dan Permaisuri pasti bukan orang biasa.”

Xiao Cui dan Xiao Hui kemudian datang memasuki aula. Ada banyak luka di tubuh mereka. Setelah memberi hormat pada Han Ziqing dan Wei Shiqi, sepasang pengawal kembar itu langsung melapor kalau pembunuh yang menyerang restoran Tongxiu dan melenyapkan orang Beiqi itu adalah orang dari Kekaisaran Wei Agung.

Mereka pasukan berani mati dan sangat terlatih. Pasukan bayangan yang dikirim untuk mengejar mereka kembali dengan luka serius di tubuh, termasuk Xiao Hui dan Xiao Cui. Para pembunuh itu kemudian bunuh diri dalam perjalanan menuju penjara hingga tak ada satu pun yang hidup.

Jika begini, maka petunjuknya terputus lagi. Mereka tidak akan tahu siapakah yang telah mempekerjakan para pembunuh itu.

Wei Shiqi menenangkan dirinya, berusaha terlihat tenang meski dia sangat marah dalam hatinya. Sial, ternyata ada yang begitu berani melawan dan bermain di belakangnya di dunia ini!

Han Ziqing setelah mendengar laporan pengawal kembar itu tidak bisa berhenti berpikir. Dugaannya mungkin benar bahwa dalang sebenarnya dari kematiannya ada di istana ini. Dia orang besar yang bisa bertindak bebas dan bisa mengendalikan orang tanpa ketahuan.

Ia tahu ini sulit, tapi tidak ada yang mustahil. Selalu ada celah dalam setiap kejahatan.

Dia, Han Ziqing, sangat ingin tahu siapakah orang yang begitu menginginkan kematiannya dan rela menghancurkan Kekaisaran Wei Agung dari dalam untuk mencapai tujuannya. Dia tidak merasa dirinya sangat berharga di mata orang lain.

“Heh, cari masalah. Mau sembunyi sebaik apapun, pelaku kejahatan tetap tidak akan bisa lari,” cibir Han Ziqing.

Wei Shiqi yang masih fokus ke papan caturnya meliriknya sejenak. Han Ziqing mungkin sekarang bisa jadi lebih gila daripada sebelumnya.

Kegilaannya itu bukan lagi tentang cara mendapatkan cinta dan perhatiannya, tapi tentang bagaimana cara dia memuaskan dendamnya pada orang yang telah membunuhnya.

“Yang Mulia Permaisuri, kau benar-benar terlihat menakutkan jika seperti ini,” seloroh Fu Dou. “Sepertinya kematian benar-benar membuat Yang Mulia Permaisuri tercerahkan. Anda bahkan mengabaikan orang di depan Anda sekarang.”

“Begitukah? Mungkin aku sangat bodoh di masa lalu. Yah, kau tahu beberapa orang meninggalkan kehidupan lama mereka setelah mengalami situasi kematian yang mengerikan,” Han Ziqing berucap ringan. “Yang Mulia, jika tidak ada yang ingin kau bicarakan lagi, aku akan pergi.”

Sebenarnya Han Ziqing heran mengapa Wei Shiqi memanggilnya langsung kemari. Kalau ini hanya tentang kematian si pedagang gadungan dari Beiqi itu, Wei Shiqi bisa menyuruh Jin Bao untuk memberitahu secara langsung, tidak perlu sampai memanggilnya ke Istana Yongqian. Pria itu juga lebih asyik dengan permainan caturnya bersama Fu Dou dan lebih banyak mengabaikannya.

Para pria memang brengsek. Han Ziqing sungguh ingin mengumpati sosok pemilik tubuh ini di masa lalu yang begitu jatuh cinta pada Wei Shiqi hingga membuat dirinya menjadi konyol di mata orang lain.

Sudahlah, lagipula itu sudah berlalu. Han Ziqing juga tidak punya kewajiban memperbaiki masalahnya, dia hanya perlu menjalani hidup sesuai dengan keinginannya sendiri di masa ini.

“Ya, kau boleh pergi.”

Terpopuler

Comments

Abel_alone

Abel_alone

diiih cuek" ntar bucin sm permaisuri baru tau rasa

2025-01-18

4

zansen

zansen

aiya..... lemes nya tuh mulut 🤣🤣🤣

2025-01-18

4

ika yanti naibaho

ika yanti naibaho

thank you kak utk up nya/Pray//Pray/

2025-01-18

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Peti Mati Permaisuri
2 Bab 2: Berkelahi
3 Bab 3: Ibu Suri Agung
4 Bab 4: Orang yang Tercerahkan
5 Bab 5: Ada Orang yang Meracunimu!
6 Bab 6: Wangchuan dan Lanyin
7 Bab 7: Anggur
8 Bab 8: Kunjungan Para Selir
9 Bab 9: Tertangkap Basah
10 Bab 10: Mengintai Target
11 Bab 11: Diam-Diam
12 Bab 12: Menolong Orang
13 Bab 13: Melabrak Permaisuri
14 Bab 14: Citra Diri
15 Bab 15: Pertimbangan
16 Bab 16: Kematian Pedagang Gadungan
17 Bab 17: Cari Masalah
18 Bab 18: Keterlibatan Selir Mu
19 Bab 19: Kaki Tangan
20 Bab 20: Melepaskan Satu Orang
21 Bab 21: Lepas Satu Lagi
22 Bab 22: Ruang Rahasia
23 Bab 23: Hadiah Pertama
24 Bab 24: Fragmen Sejarah
25 Bab 25: Memainkan Peran
26 Bab 26: Memancing Kemarahan
27 Bab 27: Reuni Keluarga
28 Bab 28: Malam
29 Bab 29: Berkas Pengakuan
30 Bab 30: Berita Baru
31 Bab 31: Menjadi Orang Sibuk
32 Bab 32: Menanyakan Pendapat
33 Bab 33: Terkejut
34 Bab 34: Mencari Tahu
35 Bab 35: Arsip Kekaisaran
36 Bab 36: Ada yang Terbakar
37 Bab 37: Marah Besar
38 Bab 38: Melanjutkan Tugas
39 Bab 39: Cara Membujuk Orang
40 Bab 40: Mengorek Informasi
41 Bab 41: Hidangan dan Bujukan
42 Bab 42: Kedatangan Utusan
43 Bab 43: Malam Perjamuan
44 Bab 44: Terpukau
45 Bab 45: Pengacau
46 Bab 46: Bantu Aku!
47 Bab 47: Bantuan Darurat
48 Bab 48: Rencana Kerja Sama
49 Bab 49: Imbalan Jasa
50 Bab 50: Mengajari
51 Bab 51: Wajah Damai
52 Bab 52: Merasa Tidak Adil
53 Bab 53: Mengapa Permaisuri Datang dari Luar?
54 Bab 54: Jangan Terlalu Dekat
55 Bab 55: Menunggu Orang
56 Bab 56: Orang yang Iri Hati
57 Bab 57: Setelah Urusan Resmi
58 Bab 58: Tak Tahu Diri
59 Bab 59: Tenang
60 Bab 60: Memikirkan Hal yang Sama
61 Bab 61: Memberikan Petunjuk
62 Bab 62: Putusan
63 Bab 63: Memulai dari Awal
64 Bab 64: Saling Memiliki
65 Bab 65: Mengganggu Orang
66 Bab 66: Menemui Mata-Mata
67 Bab 67: Motif
68 Bab 68: Ingin Istirahat
69 Bab 69: Mencari Perhatian
70 Bab 70: Mengusir Pengganggu
71 Bab 71: Tidak Fokus
72 Bab 72: Mengubah Tradisi
73 Bab 73: Menarik Diri
74 Bab 74: Orang yang Tidak Sopan
75 Bab 75: Kehilangan Martabat
76 Bab 76: Panen Besar
77 Bab 77: Menyerah
78 Bab 78: Kenalan Lama
79 Bab 79: Melihat Orang
80 Bab 80: Masa Lalu Selir Rou
81 Bab 81: Para Cinta Pertama
82 Bab 82: Dua Kendi Cuka
83 Bab 83: Memberikan Anugerah
84 Bab 84: Kelinci Liar, Tak Bisa Lari!
85 Bab 85: Tidak Beres
86 Bab 86: Memberi Mandat
87 Bab 87: Percaya Saja
88 Bab 88: Akulah Ratumu!
89 Bab 89: Bagian yang Hilang
90 Bab 90: Mulai Curiga
91 Bab 91: Membuat Rencana
92 Bab 92: Mengapa Tidak Mungkin?
93 Bab 93: Dia Mengandung Keturunan Kekaisaran
94 Bab 94: Manja
95 Bab 95: Berbagi Kebahagiaan
96 Bab 96: Petunjuk Penting
97 Bab 97: Teguran Halus
98 Bab 98: Minta Orang
99 Bab 99: Rencana Fu Dou
100 Bab 100: Mengikuti Kata Hati
101 Bab 101: Niat Jahat
102 Bab 102: Membebaskan Orang
103 Bab 103: Gelagat Aneh
104 Bab 104: Menyimpan Rencana
105 Bab 105: Menerima Gugatan
106 Bab 106: Bau Konspirasi
107 Bab 107: Aku Tidak Akan Membiarkan Mereka Menahanmu!
108 Bab 108: Orang Lama
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1: Peti Mati Permaisuri
2
Bab 2: Berkelahi
3
Bab 3: Ibu Suri Agung
4
Bab 4: Orang yang Tercerahkan
5
Bab 5: Ada Orang yang Meracunimu!
6
Bab 6: Wangchuan dan Lanyin
7
Bab 7: Anggur
8
Bab 8: Kunjungan Para Selir
9
Bab 9: Tertangkap Basah
10
Bab 10: Mengintai Target
11
Bab 11: Diam-Diam
12
Bab 12: Menolong Orang
13
Bab 13: Melabrak Permaisuri
14
Bab 14: Citra Diri
15
Bab 15: Pertimbangan
16
Bab 16: Kematian Pedagang Gadungan
17
Bab 17: Cari Masalah
18
Bab 18: Keterlibatan Selir Mu
19
Bab 19: Kaki Tangan
20
Bab 20: Melepaskan Satu Orang
21
Bab 21: Lepas Satu Lagi
22
Bab 22: Ruang Rahasia
23
Bab 23: Hadiah Pertama
24
Bab 24: Fragmen Sejarah
25
Bab 25: Memainkan Peran
26
Bab 26: Memancing Kemarahan
27
Bab 27: Reuni Keluarga
28
Bab 28: Malam
29
Bab 29: Berkas Pengakuan
30
Bab 30: Berita Baru
31
Bab 31: Menjadi Orang Sibuk
32
Bab 32: Menanyakan Pendapat
33
Bab 33: Terkejut
34
Bab 34: Mencari Tahu
35
Bab 35: Arsip Kekaisaran
36
Bab 36: Ada yang Terbakar
37
Bab 37: Marah Besar
38
Bab 38: Melanjutkan Tugas
39
Bab 39: Cara Membujuk Orang
40
Bab 40: Mengorek Informasi
41
Bab 41: Hidangan dan Bujukan
42
Bab 42: Kedatangan Utusan
43
Bab 43: Malam Perjamuan
44
Bab 44: Terpukau
45
Bab 45: Pengacau
46
Bab 46: Bantu Aku!
47
Bab 47: Bantuan Darurat
48
Bab 48: Rencana Kerja Sama
49
Bab 49: Imbalan Jasa
50
Bab 50: Mengajari
51
Bab 51: Wajah Damai
52
Bab 52: Merasa Tidak Adil
53
Bab 53: Mengapa Permaisuri Datang dari Luar?
54
Bab 54: Jangan Terlalu Dekat
55
Bab 55: Menunggu Orang
56
Bab 56: Orang yang Iri Hati
57
Bab 57: Setelah Urusan Resmi
58
Bab 58: Tak Tahu Diri
59
Bab 59: Tenang
60
Bab 60: Memikirkan Hal yang Sama
61
Bab 61: Memberikan Petunjuk
62
Bab 62: Putusan
63
Bab 63: Memulai dari Awal
64
Bab 64: Saling Memiliki
65
Bab 65: Mengganggu Orang
66
Bab 66: Menemui Mata-Mata
67
Bab 67: Motif
68
Bab 68: Ingin Istirahat
69
Bab 69: Mencari Perhatian
70
Bab 70: Mengusir Pengganggu
71
Bab 71: Tidak Fokus
72
Bab 72: Mengubah Tradisi
73
Bab 73: Menarik Diri
74
Bab 74: Orang yang Tidak Sopan
75
Bab 75: Kehilangan Martabat
76
Bab 76: Panen Besar
77
Bab 77: Menyerah
78
Bab 78: Kenalan Lama
79
Bab 79: Melihat Orang
80
Bab 80: Masa Lalu Selir Rou
81
Bab 81: Para Cinta Pertama
82
Bab 82: Dua Kendi Cuka
83
Bab 83: Memberikan Anugerah
84
Bab 84: Kelinci Liar, Tak Bisa Lari!
85
Bab 85: Tidak Beres
86
Bab 86: Memberi Mandat
87
Bab 87: Percaya Saja
88
Bab 88: Akulah Ratumu!
89
Bab 89: Bagian yang Hilang
90
Bab 90: Mulai Curiga
91
Bab 91: Membuat Rencana
92
Bab 92: Mengapa Tidak Mungkin?
93
Bab 93: Dia Mengandung Keturunan Kekaisaran
94
Bab 94: Manja
95
Bab 95: Berbagi Kebahagiaan
96
Bab 96: Petunjuk Penting
97
Bab 97: Teguran Halus
98
Bab 98: Minta Orang
99
Bab 99: Rencana Fu Dou
100
Bab 100: Mengikuti Kata Hati
101
Bab 101: Niat Jahat
102
Bab 102: Membebaskan Orang
103
Bab 103: Gelagat Aneh
104
Bab 104: Menyimpan Rencana
105
Bab 105: Menerima Gugatan
106
Bab 106: Bau Konspirasi
107
Bab 107: Aku Tidak Akan Membiarkan Mereka Menahanmu!
108
Bab 108: Orang Lama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!