Bab 14: Citra Diri

Setelah terdiam sekian lama, Yun Lin akhirnya bicara.

“Yang Mulia, ini salah paham.”

Yun Lin lalu melirik Selir Pang yang berdiri tepat di belakangnya. Selir Pang terkejut, tubuhnya mendadak menggigil.

“Aku mengira Yang Mulia menindas Selir Mu lagi. Sungguh, aku tidak tahu kalau Yang Mulia telah menyelamatkannya dari kematian.”

“Salah paham?”

Siapa yang akan percaya? Han Ziqing tidak bodoh. Alasan yang dikemukakan oleh Yun Lin terlalu tidak masuk akal. Seandainya dia sedikit bijak, dia bisa mengarang alasan yang lebih bisa diterima. Han Ziqing mungkin bisa pura-pura memaklumi, tapi Yun Lin benar-benar sangat klise.

“Benar, Yang Mulia. Aku mendapat kabar kalau Selir Mu melompat ke danau dan bergegas ingin tahu kondisinya.”

“Apakah seorang selir agung sepertimu begitu mudah percaya omongan orang?”

Yun Lin membisu. Dia memang sudah ceroboh. Semangat tingginya dalam menjebak Han Ziqing sudah membuatnya terjebak dalam situasi yang tidak menguntungkan. Sekarang dia harus mencari jalan untuk menjelaskan diri sendiri agar tidak terlihat seperti sedang memanfaatkan kesempatan.

Dia menyunggingkan senyumnya, lalu berkata dengan tenang, “Aku sudah ceroboh. Tetapi, aku melakukannya karena khawatir, Yang Mulia.”

“Siapa yang kau khawatirkan, Selir Agung Yun?”

Han Ziqing berdiri, berjalan hingga berhenti tepat di depan Yun Lin. Jubahnya tanggal, jatuh di lantai. Han Ziqing mencondongkan tubuhnya hingga sedikit membungkuk ke arah Yun Lin. Karena dia lebih tinggi dari Yun Lin, sisi yang ia tampilkan jadi lebih dalam dan berkesan.

“Kau begitu perhatian. Lalu mengapa kau membawa sekelompok orang dan berteriak padaku?” Han Ziqing berkata dengan nada yang menyindir, “Apakah kau sedang ingin memfitnahku?”

“Tidak sama sekali, Yang Mulia. Yang Mulia benar-benar salah paham.”

“Lalu bisakah kau menjelaskan mengapa kau begitu bersemangat? Aku seorang Permaisuri, apakah mudah dibodohi dengan alasan bodoh yang kau ungkapkan?”

Yun Lin mendadak seperti bisu. Tidak, ini tidak seperti Permaisuri.

Mereka memang tidak pernah berhenti berselisih, tapi Permaisuri yang ia kenal mudah sekali terjebak omongan dan terprovokasi. Sekarang, situasinya seperti terbalik. Orang yang mendominasi dan memprovokasi adalah Permaisuri, bukan dia.

“Selir Agung Yun, kau bersalah jika kau tidak dapat menjelaskannya padaku.”

Han Ziqing lalu berjalan ke belakang. Plak! Dia menampar pipi Selir Pang dengan sangat keras. Selir Pang terhuyung, untung saja ada selir lain yang refleks menahan tubuhnya.

“Sebagai sesama selir, kau memanfaatkan situasi tanpa mengetahui kebenarannya. Selir Pang, kau pikir harem ini hanya dipenuhi dengan kelicikan dan kebusukan?”

Selir Pang langsung berlutut. Wajahnya berubah pucat dalam sesaat. Pipinya yang memerah dengan bekas tamparan yang jelas serasa berdenyut sakit. Seluruh tubuhnya gemetaran, dia bahkan tidak mampu mendongakkan kepala untuk menatap mata Han Ziqing yang tajam seperti pisau.

Ini… adalah tamparan pertama yang ia dapat sepanjang hidupnya. Meski Han Ziqing sering marah pada selir-selir suaminya, namun ia jarang melakukan kekerasan fisik secara langsung seperti ini. Kalau bukan karena kemarahannya memuncak, paling banyak ia hanya akan menyuruh orang untuk melampiaskan amarahnya.

“Y-Yang Mulia Permaisuri….” ucap Selir Pang gagap, “Sa-saya…”

“Bicara yang jelas!”

Selir Pang membisu. Tidak, dia tidak mampu menghadapi Permaisuri Han. Tahun-tahun penuh keributan di istana harem tidak akan berakhir hari ini.

Sosok Permaisuri memalukan yang payah dan hanya mengejar cinta Kaisar, yang hanya tahu memanfaatkan kasih sayang Ibu Suri Agung dan kekuasaaan keluarga adipati untuk berbuat semena-mena telah berubah. Mereka menyaksikannya sendiri, bukan hanya Yun Lin dan Selir Pang.

“Kau menggunakan kesempatan kejatuhan Selir Mu untuk mengadu kepada selir lain. Selir Pang, apakah kau mengira aku adalah permaisuri bodoh yang bisa kau fitnah sesuka hati? Di mana rasa hormatmu terhadapku?”

Han Ziqing menatap Selir Pang yang masih berlutut dengan dingin. Oh, wanita-wanita ini merepotkan sekali. Jika Han Ziqing tidak menyelesaikannya dengan menunjukkan bahwa dia bukanlah orang bodoh yang memalukan dan payah itu, wanita-wanita ini pasti akan kembali mencari masalah dengannya di masa depan.

“Kau ingin mati?”

Selir Pang menggeleng cepat sambil gemetaran. Han Ziqing kemudian beralih menatap Yun Lin, lalu menamparnya satu kali. Yun Lin membelalak, pipinya memerah.

“Han Ziqing apa yang kau lakukan?” tanya Yun Lin dengan nada tinggi.

Plak… tamparan kedua mendarat di pipinya yang satu lagi.

“Apakah namaku bisa kau teriakkan begitu saja? Yun Lin, sebagai selir agung, kau mudah terprovokasi oleh selir yang lebih kecil darimu. Apakah kau yang telah lama menjadi anggota harem juga bodoh? Kau menganggap dirimu mulia dan tinggi, tapi kau bahkan tidak bisa melihat dengan benar. Matamu itu jika sudah tidak berguna, sebaiknya dikeluarkan saja dan berikan pada orang lain!”

Yun Lin seperti disambar petir di siang bolong. Bukan hanya dua tamparan di pipinya, kata-kata menusuk Han Ziqing juga telah merobek harga dirinya yang tinggi.

Dia berdiri kukuh di harem lebih dari lima tahun, dia punya  posisi tinggi. Keangkuhan dan kesombongannya tidak ditumbuhkan dalam waktu singkat, meski tahu dia tidak akan akur dengan Han Ziqing, namun dia tidak pernah menyangka wanita itu akan berani menamparnya di depan banyak orang seperti ini.

Para selir di belakangnya menunduk. Permaisuri mengatakan Selir Agung Yun tidak perlu lagi sepasang mata, apakah Permaisuri mengisyaratkan untuk mengambil kedua mata Selir Agung Yun? Jika itu benar, maka Permaisuri benar-benar sangat mengerikan.

“Siapa di sini yang masih mau mengatakan ini adalah salah paham?”

Han Ziqing mengedarkan pandangan, menatap satu persatu selir-selir yang berdiri di belakang Yun Lin. Mereka ini juga sama bodohnya.

Hanya karena terdorong oleh rasa penasaran, mereka secara sukarela melibatkan diri dalam masalah. Selama ini, selain teman-teman dekatnya, orang yang menyinggung Han Ziqing tidak selalu berakhir baik.

“Kalian juga bisu?”

“Y-Yang Mulia, kami hanya melihat Selir Agung Yun pergi terburu-buru, kami berpikir telah terjadi masalah besar, jadi kami mengikutinya. Kami tidak tahu kalau itu akan membuat Yang Mulia Permaisuri merasa difitnah,” Selir Hu mencoba menjelaskan. Han Ziqing tiba-tiba sudah berdiri di depannya, membuat Selir Hu terkejut setengah mati.

“Kau juga ikut menonton keramaian? Selir Hu, apakah hukumanku padamu terakhir kali belum membuatmu jera?”

Sebelum mati, Han Ziqing pernah menghukum Selir Hu karena dia membicarakannya di belakang. Han Ziqing membuatnya berlutut di aula Istana Ningxi selama sehari semalam tanpa diberi makan dan minum.

Lalu, dia dikirim kembali ke kediamannya dan dipersulit lebih dari satu minggu. Hari-hari itu adalah hari yang sangat menyengsarakan bagi Selir Hu.

“Ti-tidak, Yang Mulia. Mohon Yang Mulia memaafkan,” Selir Hu menunduk takut.

Selir Mu yang baik dan rendah hati hendak turun dari tempat tidur untuk memohon agar Han Ziqing tidak memperpanjang masalah ini. Sebelum kakinya menyentuh lantai, Han Ziqing sudah lebih dulu mengancamnya dengan berkata, “Jika kau turun meminta pengampunan untuk mereka, maka kau juga akan ikut dihukum bersama mereka.”

Selir Mu jadi dilema. Masalah ini timbul akibat perbuatannya. Permaisuri Han berbaik hati menolongnya, menyelamatkannya dari kematian. Tapi siapa yang bisa menerka kalau itu akan disalahpahami sebagai tindakan percobaan pembunuhan dan mendorong Permaisuri ke dalam masalah?

Permaisuri memang kuat, tapi Selir Agung Yun juga tidak mudah dihadapi. Kedua wanita itu adalah orang yang paling dihindari di harem. Kalau keduanya berselisih parah, akibatnya bisa fatal. Selain itu, nasib selir-selir yang ikut terlibat dalam masalah itu juga akan sial.

Tapi, apa daya? Permaisuri bahkan tidak membiarkannya turun untuk memohon.

Tidak ada yang berbicara untuk beberapa saat. Saat ini, selir-selir diam-diam berpikir bahwa sifat kejam Permaisuri memang belum berubah, akan tetapi mereka telah menemukan sisi lain yang tidak pernah ditunjukkan olehnya sebelumnya. Mereka menyadari bahwa sejak bangkit dari kematiannya, Permaisuri memang telah banyak berubah.

Dia setidaknya seperti lebih memiliki hati nurani dan keberaniannya jauh lebih besar. Dulu ketika bertengkar dengan Selir Agung Yun, Permaisuri biasanya hanya melontarkan kata-kata kotor untuk memukulnya sampai bisu. Tapi, sekarang, dia bahkan berani melakukan tindakan fisik yang membuat mereka terkejut.

Tamparan di pipi Selir Agung Yun dan Selir Pang pasti sangat sakit rasanya. Raut wajah Permaisuri Han Ziqing begitu dingin, mereka secara alami menggigil. Jika mereka bicara, itu hanya akan menambah masalah, tetapi jika mereka terus diam tanpa menjelaskan sampai Permaisuri puas, mereka juga akan celaka.

“Berlaku tidak pantas dan berkata tidak sopan padaku, bahkan memfitnahku, apakah kalian masih memandangku sebagai seorang Permaisuri? Apakah menurut kalian menonton keramaian seperti ini sangat menyenangkan?”

Saat kalimat terakhirnya diucapkan, Han Ziqing meninggikan suaranya. Seketika semua selir berlutut mengikuti Selir Pang, menunduk takut dengan tubuh gemetaran.

Mereka tahu persis hukuman yang akan diterima jika menyinggung Permaisuri. Orang yang dengan sengaja mempermalukan Permaisuri tidak pernah memiliki akhir yang baik.

Hanya Yun Lin yang tidak berlutut. Hatinya tidak terima jika harus kalah pada detik ini. Di matanya, Han Ziqing hanyalah Permaisuri mainan yang tidak berharga.

Kaisar mana mungkin menganggapnya sebagai orang penting. Han Ziqing adalah wanita yang tidak seharusnya ada di sini. Posisi itu, seharusnya menjadi miliknya lima tahun lalu!

“Kami memang bersalah karena telah salah paham pada Permaisuri. Tetapi jika Yang Mulia ingin menghukum, bukankah harus menunggu keputusan Kaisar terlebih dahulu?” ucap Yun Lin.

Dia diam-diam tersenyum dengan angkuh. Kaisar tidak pernah peduli pada Han Ziqing, jadi mustahil baginya mengurusi hal seperti ini.

“Aku adalah kepala istana harem, tidak memerlukan Kaisar untuk mengurusinya. Dia sudah repot mengurusi negara, apakah perlu repot mengurusi wanita juga? Selir Agung Yun, apakah otakmu sudah rusak karena tidak puas padaku?”

Yun Lin mengepalkan tangannya. Sial, Permaisuri sekarang jadi lebih pandai bicara!

Dia menatapnya dengan sengit dan penuh permusuhan, namun Han Ziqing justru menatapnya biasa saja. Seolah-olah, kemarahan dan ketidakpuasan Yun Lin bukan hal penting yang harus dipikirkan.

Para selir sudah menemui jalan buntu. Mereka tidak tahu harus melakukan apa agar Permaisuri merasa puas, tidak marah, tidak meneruskan masalah ini.

“Oh? Permaisuri sepertinya sangat peduli padaku,” suara pria yang berat nan khas, menguarkan wibawa kemudian terdengar.

Semua orang sontak menoleh. Wei Shiqi tiba-tiba sudah berdiri di ambang pintu, menatap sekumpulan istrinya yang sedang berlutut. Terakhir, dia menatap Han Ziqing dan Yun Lin bergantian sebelum akhirnya berjalan masuk ke dalam ruangan.

“Salam kepada Yang Mulia Kaisar,” ucap para selir serentak.

“Tidak perlu sungkan.”

Para selir bangkit, tapi Han Ziqing kemudian berkata, “Siapa yang mengizinkan kalian berdiri?”

Para selir kebingungan, menatap Wei Shiqi untuk memohon. Namun, Wei Shiqi mengabaikan mereka sehingga mereka terpaksa berlutut kembali.

Wei Shiqi memandangi penampilan Han Ziqing yang berantakan. Rambutnya sudah kusut, riasan tipisnya luntur. Gaunnya basah kuyup, membuat beberapa bagian tubuh yang seharusnya menonjol jadi terlihat lebih jelas.

“Menghadapi masalah seperti ini, apakah perlu membuat keributan sampai seperti ini?” tanya Wei Shiqi pada Han Ziqing.

“Lalu apakah aku harus diam seperti orang idiot menyaksikan mereka memfitnahku tanpa bukti?”

“Cukup tangani dengan caramu seperti biasa, apakah tidak bisa? Kau seorang Permaisuri, apakah tidak bisa menjaga penampilanmu sendiri?”

“Memangnya ada apa dengan penampilanku?”

Wei Shiqi menghela napas untuk yang kedua kalinya. Dia melepas jubahnya, kemudian memakaikannya kepada Han Ziqing secara tiba-tiba.

Sontak para selir membelalak, tidak menyangka akan tindakan Kaisar yang sangat tidak biasa. Kaisar tidak pernah menganggap Permaisuri, selalu mengabaikannya. Lalu mengapa hari ini berbeda? Bahkan Kaisar terkesan seperti sedang membelanya.

“Menceburkan diri tanpa peduli konsekuensi. Apa kau pikir nyawamu ada sembilan?”

Han Ziqing berdecih. “Jika nyawaku ada sembilan, aku mana mungkin mati dalam percobaan mesin waktu dan datang kemari,” gumamnya.

Wei Shiqi berbalik untuk menatap selir-selirnya yang berlutut. Auranya yang menakjubkan membuat para selir semakin tidak berani bertindak lagi.

Permaisuri saja sudah sulit dihadapi, sekarang malah datang Kaisar. Hidup mereka mungkin benar-benar berakhir hari ini.

“Mengabaikan etiket dan menjebak Permaisuri, kalian sungguh berani!”

“Kami tidak berani, Yang Mulia mohon maafkan kami,” ucap mereka serentak.

“Tidak berani? Aku lihat kalian sangat berani!”

“Yang Mulia, mohon maafkan kami,” ucap mereka lagi.

Wei Shiqi menutup matanya sejenak. Urusan harem yang rumit ini biasanya dikelola oleh Ibu Suri Agung karena Han Ziqing tidak bisa diandalkan, tapi neneknya itu sudah berangkat untuk bersembahyang dan berdoa kemarin.

Neneknya tidak akan kembali dalam tiga bulan mendatang, sehingga urusan harem akan dikelola lagi oleh Han Ziqing. Tapi, Han Ziqing bahkan tidak bisa menghadapi situasi semacam ini dan terus bertele-tele.

Bagaimana dia bisa percaya?

“Kembali ke kediaman dan renungkan baik-baik kesalahan kalian! Tanpa perintahku, siapapun tidak diizinkan keluar. Selir Agung Yun, kau juga sama.”

Yun Lin tidak senang, dia tidak terima dihukum seperti sekumpulan selir tingkat rendah lainnya. Posisinya jauh di atas mereka, dia merasa tidak pantas disamakan dengan mereka. “Yang Mulia, mohon jangan-”

“Tidak ada bantahan.”

Yun Lin langsung mengurungkan niatnya untuk bicara.

“Permaisuri, jika kau sudah selesai mengurus Selir Mu, kembalilah ke istanamu,” tegas Wei Shiqi. Wei Shiqi kemudian pergi begitu saja, meninggalkan kecanggungan dan suasana tidak jelas di dalam ruangan.

Diam-diam Han Ziqing berkata dalam hatinya: untuk apa aku menurutimu?

Terpopuler

Comments

Abel_alone

Abel_alone

permaisuri hrs menurut karna dia suami mu

2025-01-17

3

Biyan Narendra

Biyan Narendra

Setuju dah ma permaisuri...
Ga usah di turuti
Biar rame terus ma kaisar...
🤣🤣🤣🤣🤣

2025-02-01

1

Azila💚

Azila💚

ganti baju dulu loh Ziqing...
flu nantinya

2025-03-14

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Peti Mati Permaisuri
2 Bab 2: Berkelahi
3 Bab 3: Ibu Suri Agung
4 Bab 4: Orang yang Tercerahkan
5 Bab 5: Ada Orang yang Meracunimu!
6 Bab 6: Wangchuan dan Lanyin
7 Bab 7: Anggur
8 Bab 8: Kunjungan Para Selir
9 Bab 9: Tertangkap Basah
10 Bab 10: Mengintai Target
11 Bab 11: Diam-Diam
12 Bab 12: Menolong Orang
13 Bab 13: Melabrak Permaisuri
14 Bab 14: Citra Diri
15 Bab 15: Pertimbangan
16 Bab 16: Kematian Pedagang Gadungan
17 Bab 17: Cari Masalah
18 Bab 18: Keterlibatan Selir Mu
19 Bab 19: Kaki Tangan
20 Bab 20: Melepaskan Satu Orang
21 Bab 21: Lepas Satu Lagi
22 Bab 22: Ruang Rahasia
23 Bab 23: Hadiah Pertama
24 Bab 24: Fragmen Sejarah
25 Bab 25: Memainkan Peran
26 Bab 26: Memancing Kemarahan
27 Bab 27: Reuni Keluarga
28 Bab 28: Malam
29 Bab 29: Berkas Pengakuan
30 Bab 30: Berita Baru
31 Bab 31: Menjadi Orang Sibuk
32 Bab 32: Menanyakan Pendapat
33 Bab 33: Terkejut
34 Bab 34: Mencari Tahu
35 Bab 35: Arsip Kekaisaran
36 Bab 36: Ada yang Terbakar
37 Bab 37: Marah Besar
38 Bab 38: Melanjutkan Tugas
39 Bab 39: Cara Membujuk Orang
40 Bab 40: Mengorek Informasi
41 Bab 41: Hidangan dan Bujukan
42 Bab 42: Kedatangan Utusan
43 Bab 43: Malam Perjamuan
44 Bab 44: Terpukau
45 Bab 45: Pengacau
46 Bab 46: Bantu Aku!
47 Bab 47: Bantuan Darurat
48 Bab 48: Rencana Kerja Sama
49 Bab 49: Imbalan Jasa
50 Bab 50: Mengajari
51 Bab 51: Wajah Damai
52 Bab 52: Merasa Tidak Adil
53 Bab 53: Mengapa Permaisuri Datang dari Luar?
54 Bab 54: Jangan Terlalu Dekat
55 Bab 55: Menunggu Orang
56 Bab 56: Orang yang Iri Hati
57 Bab 57: Setelah Urusan Resmi
58 Bab 58: Tak Tahu Diri
59 Bab 59: Tenang
60 Bab 60: Memikirkan Hal yang Sama
61 Bab 61: Memberikan Petunjuk
62 Bab 62: Putusan
63 Bab 63: Memulai dari Awal
64 Bab 64: Saling Memiliki
65 Bab 65: Mengganggu Orang
66 Bab 66: Menemui Mata-Mata
67 Bab 67: Motif
68 Bab 68: Ingin Istirahat
69 Bab 69: Mencari Perhatian
70 Bab 70: Mengusir Pengganggu
71 Bab 71: Tidak Fokus
72 Bab 72: Mengubah Tradisi
73 Bab 73: Menarik Diri
74 Bab 74: Orang yang Tidak Sopan
75 Bab 75: Kehilangan Martabat
76 Bab 76: Panen Besar
77 Bab 77: Menyerah
78 Bab 78: Kenalan Lama
79 Bab 79: Melihat Orang
80 Bab 80: Masa Lalu Selir Rou
81 Bab 81: Para Cinta Pertama
82 Bab 82: Dua Kendi Cuka
83 Bab 83: Memberikan Anugerah
84 Bab 84: Kelinci Liar, Tak Bisa Lari!
85 Bab 85: Tidak Beres
86 Bab 86: Memberi Mandat
87 Bab 87: Percaya Saja
88 Bab 88: Akulah Ratumu!
89 Bab 89: Bagian yang Hilang
90 Bab 90: Mulai Curiga
91 Bab 91: Membuat Rencana
92 Bab 92: Mengapa Tidak Mungkin?
93 Bab 93: Dia Mengandung Keturunan Kekaisaran
94 Bab 94: Manja
95 Bab 95: Berbagi Kebahagiaan
96 Bab 96: Petunjuk Penting
97 Bab 97: Teguran Halus
98 Bab 98: Minta Orang
99 Bab 99: Rencana Fu Dou
100 Bab 100: Mengikuti Kata Hati
101 Bab 101: Niat Jahat
102 Bab 102: Membebaskan Orang
103 Bab 103: Gelagat Aneh
104 Bab 104: Menyimpan Rencana
105 Bab 105: Menerima Gugatan
106 Bab 106: Bau Konspirasi
107 Bab 107: Aku Tidak Akan Membiarkan Mereka Menahanmu!
108 Bab 108: Orang Lama
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1: Peti Mati Permaisuri
2
Bab 2: Berkelahi
3
Bab 3: Ibu Suri Agung
4
Bab 4: Orang yang Tercerahkan
5
Bab 5: Ada Orang yang Meracunimu!
6
Bab 6: Wangchuan dan Lanyin
7
Bab 7: Anggur
8
Bab 8: Kunjungan Para Selir
9
Bab 9: Tertangkap Basah
10
Bab 10: Mengintai Target
11
Bab 11: Diam-Diam
12
Bab 12: Menolong Orang
13
Bab 13: Melabrak Permaisuri
14
Bab 14: Citra Diri
15
Bab 15: Pertimbangan
16
Bab 16: Kematian Pedagang Gadungan
17
Bab 17: Cari Masalah
18
Bab 18: Keterlibatan Selir Mu
19
Bab 19: Kaki Tangan
20
Bab 20: Melepaskan Satu Orang
21
Bab 21: Lepas Satu Lagi
22
Bab 22: Ruang Rahasia
23
Bab 23: Hadiah Pertama
24
Bab 24: Fragmen Sejarah
25
Bab 25: Memainkan Peran
26
Bab 26: Memancing Kemarahan
27
Bab 27: Reuni Keluarga
28
Bab 28: Malam
29
Bab 29: Berkas Pengakuan
30
Bab 30: Berita Baru
31
Bab 31: Menjadi Orang Sibuk
32
Bab 32: Menanyakan Pendapat
33
Bab 33: Terkejut
34
Bab 34: Mencari Tahu
35
Bab 35: Arsip Kekaisaran
36
Bab 36: Ada yang Terbakar
37
Bab 37: Marah Besar
38
Bab 38: Melanjutkan Tugas
39
Bab 39: Cara Membujuk Orang
40
Bab 40: Mengorek Informasi
41
Bab 41: Hidangan dan Bujukan
42
Bab 42: Kedatangan Utusan
43
Bab 43: Malam Perjamuan
44
Bab 44: Terpukau
45
Bab 45: Pengacau
46
Bab 46: Bantu Aku!
47
Bab 47: Bantuan Darurat
48
Bab 48: Rencana Kerja Sama
49
Bab 49: Imbalan Jasa
50
Bab 50: Mengajari
51
Bab 51: Wajah Damai
52
Bab 52: Merasa Tidak Adil
53
Bab 53: Mengapa Permaisuri Datang dari Luar?
54
Bab 54: Jangan Terlalu Dekat
55
Bab 55: Menunggu Orang
56
Bab 56: Orang yang Iri Hati
57
Bab 57: Setelah Urusan Resmi
58
Bab 58: Tak Tahu Diri
59
Bab 59: Tenang
60
Bab 60: Memikirkan Hal yang Sama
61
Bab 61: Memberikan Petunjuk
62
Bab 62: Putusan
63
Bab 63: Memulai dari Awal
64
Bab 64: Saling Memiliki
65
Bab 65: Mengganggu Orang
66
Bab 66: Menemui Mata-Mata
67
Bab 67: Motif
68
Bab 68: Ingin Istirahat
69
Bab 69: Mencari Perhatian
70
Bab 70: Mengusir Pengganggu
71
Bab 71: Tidak Fokus
72
Bab 72: Mengubah Tradisi
73
Bab 73: Menarik Diri
74
Bab 74: Orang yang Tidak Sopan
75
Bab 75: Kehilangan Martabat
76
Bab 76: Panen Besar
77
Bab 77: Menyerah
78
Bab 78: Kenalan Lama
79
Bab 79: Melihat Orang
80
Bab 80: Masa Lalu Selir Rou
81
Bab 81: Para Cinta Pertama
82
Bab 82: Dua Kendi Cuka
83
Bab 83: Memberikan Anugerah
84
Bab 84: Kelinci Liar, Tak Bisa Lari!
85
Bab 85: Tidak Beres
86
Bab 86: Memberi Mandat
87
Bab 87: Percaya Saja
88
Bab 88: Akulah Ratumu!
89
Bab 89: Bagian yang Hilang
90
Bab 90: Mulai Curiga
91
Bab 91: Membuat Rencana
92
Bab 92: Mengapa Tidak Mungkin?
93
Bab 93: Dia Mengandung Keturunan Kekaisaran
94
Bab 94: Manja
95
Bab 95: Berbagi Kebahagiaan
96
Bab 96: Petunjuk Penting
97
Bab 97: Teguran Halus
98
Bab 98: Minta Orang
99
Bab 99: Rencana Fu Dou
100
Bab 100: Mengikuti Kata Hati
101
Bab 101: Niat Jahat
102
Bab 102: Membebaskan Orang
103
Bab 103: Gelagat Aneh
104
Bab 104: Menyimpan Rencana
105
Bab 105: Menerima Gugatan
106
Bab 106: Bau Konspirasi
107
Bab 107: Aku Tidak Akan Membiarkan Mereka Menahanmu!
108
Bab 108: Orang Lama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!