Bab 16: Kematian Pedagang Gadungan

“Yang Mulia, kau ingin merampok paviliunku?”

Fu Dou mengernyitkan dahinya, tapi kali ini dia tidak mengumpat kesal seperti malam itu. Dia hanya berdiri di ambang pintu, memandangi sosok Wei Shiqi yang duduk di kursi sambil minum teh. Sesekali dia melirik Jin Bao yang sedang mengambil bahan-bahan obat dari lemari dalam jumlah banyak, lalu membungkusnya.

“Paviliunmu diberikan olehku. Tempat ini ada di istana, jadi bukan merampok namanya jika aku ingin mengambilnya beberapa.”

“Tunggu, ada banyak bahan obat di Balai Pengobatan Istana. Untuk apa kau mengambil punyaku?”

“Aku tidak percaya pada Balai Pengobatan Istana.”

Fu Dou menghela napasnya. Dia duduk di kursi, menuangkan teh lalu meminumnya tanpa seni sama sekali. Dia mendengar decihan pelan dari seberangnya, tapi dia tidak peduli. “Tampaknya Yang Mulia mulai meragukan mereka sejak insiden yang menimpa Permaisuri terjadi.”

Sejak kejadian kematian Permaisuri dan kebangkitannya, Wei Shiqi di mata Fu Dou tidak lagi mempercayai balai pengobatan. Kemunculan pembunuh berkedok tabib di Balai Pengobatan Istana membuat kepercayaannya kepada balai tersebut hancur dalam semalam.

Terlebih, Wei Shiqi sebelumnya juga tidak penah menggunakan jasa Balai Pengobatan Istana, setidaknya sejak dia membawa Fu Dou ke istana ini sepuluh tahun lalu.

Selama sepuluh tahun ini, Fu Dou yang bertanggungjawab untuk masalah kesehatan dan rekam medis Wei Shiqi. Balai Pengobatan Istana tidak diperintahkan untuk menangani Kaisar mereka, tapi hanya harus melayani anggota keluarga kekaisaran dan para penghuni harem.

Wajar jika Wei Shiqi tidak lagi percaya. Racun bunga Lanyin Biru dan bunga Wangchuan yang begitu mematikan bisa lolos begitu saja, bahkan sampai hampir merenggut nyawa Permaisuri. Untuk beberapa tahun ke depan, Balai Pengobatan Istana tampaknya akan sedikit mengalami kesulitan.

“Yang Mulia, kau pilih kasih. Mengapa kau tidak sekalian membawakan obat untuk Selir Mu?”

“Selir Mu sudah ditangani Balai Pengobatan Istana, tidak perlu ditangani olehku.”

“Bukankah Permaisuri juga bisa ditangani Balai Pengobatan Istana?”

“Fu Dou, kau sangat berisik.”

Fu Dou hanya mengedikkan bahu. Diam-diam dia tersenyum dalam hatinya melihat perilaku Wei Shiqi belakangan ini.

Tampaknya, setelah Permaisuri tercerahkan, Kaisar ini juga mulai berubah. Orang yang tadinya sangat acuh bahkan menjauh sekarang mulai menunjukkan perhatian diam-diamnya.

“Yang Mulia, kau menyukai Permaisuri?” todong Fu Dou.

Wei Shiqi tersedak tehnya, dia dengan cepat meletakkan cangkirnya. Wei Shiqi memelototi Fu Dou yang memasang tampang menggodanya yang menyebalkan itu. “Omong kosong apa yang kau bicarakan?”

“Apakah itu omong kosong atau tidak, Yang Mulia, hanya kau yang tahu.”

“Aku hanya merasa dia berubah sejak bangun.”

“Berubah menjadi lebih berperasaan dan cerdas maksudnya?”

“Memang sedikit berperasaan dan sedikit cerdas.”

Fu Dou tertawa. “Bukan sedikit, tapi banyak. Permaisuri pada dasarnya memang cerdas, hanya saja perasaannya ditujukan untukmu seorang.”

“Apakah dia benar-benar tercerahkan?”

Fu Dou tertawa lagi. Ia tidak percaya Wei Shiqi akan meyakini omongannya malam itu.

Kalau memang Permaisuri tercerahkan seperti yang ia katakan, lalu mengapa dia masih bersikap agak kejam kepada para selir? Sekarang Permaisuri menyiksa mereka dengan rasa penasaran yang begitu tinggi, yang tidak seorang pun dapat menjawabnya.

“Aku tidak menyangka kau percaya omong kosongku, Yang Mulia.”

Wei Shiqi berdecak malas. Perubahan pada diri Han Ziqing turut mengubah sudut pandang dan perasaan Wei Shiqi terhadapnya.

Rasa jijik yang ditumbuhkan dalam lima tahun ini, entah kenapa rasanya hilang sudah. Meski Wei Shiqi enggan mengakui kalau dia lebih menyukai Han Ziqing yang sekarang, tapi dia jelas sudah tidak lagi menganggap wanita itu sebagai pengganggu.

Pintu paviliun tiba-tiba terbuka. Xiao Hui, salah satu pengawal bayangan yang diutus Wei Shiqi untuk mengawasi pedagang gadungan dari Beiqi datang. Bagian lengan kiri atasnya terluka seperti tersabet sebuah benda tajam. Napasnya ngos-ngosan.

“Yang Mulia, terjadi masalah!”

Wei Shiqi menatapnya dengan sudut mata. “Bisakah kau sedikit tenang dan katakan dengan jelas?”

“Yang Mulia, Restoran Tongxiu diserang pembunuh. Pedagang yang Yang Mulia perintahkan untuk diawasi, sudah tewas.”

Cangkir keramik di tangan Wei Shiqi langsung pecah berkeping-keping. Telapak tangan Wei Shiqi terluka, tapi pria itu sama sekali tidak bergeming. Fu Dou menatapnya, menebak suasana hati Wei Shiqi yang memburuk dalam sepersekian detik.

“Siapa pembunuhnya?” tanya Wei Shiqi dengan nada dingin.

“Be-belum diketahui, Yang Mulia, Xiao Cui sedang mengejar bersama beberapa pengawal bayangan,” jawab Xiao Hui agak gagap pada awalnya.

Mereka bisa dianggap lalai dalam menjalankan tugas. Dia melihat perubahan ekspresi sang Kaisar menjadi sangat menakutkan.

“Cari sampai dapat! Jika tidak dapat ditemukan, tidak usah kembali!”

Dengan kemarahan terpendam, dia meninggalkan paviliun dan langsung bergegas ke Kuil Dali. Wei Shiqi langsung memasuki ruang mayat di bagian barat Kuil Dali.

Seorang koroner sedang melakukan autopsi pada mayat pedagang gadungan Beiqi. Begitu melihat Wei Shiqi, koroner tersebut langsung membungkuk memberi hormat.

“Apa senjata pembunuhnya?” tanya Wei Shiqi.

“Menjawab, Yang Mulia. Penyebab utama pembunuhnya adalah sayatan di bagian leher yang merobek pembuluh darah besar. Setelah diperiksa, kemudian ditemukan sembilan sayatan lain di bagian perut, tangan, kaki, punggung, dan pinggangnya,” si koroner menjawab dengan rinci. Meski terlihat tenang, koroner itu sebenarnya sangat ketakutan karena Kaisar tiba-tiba datang.

“Bagaimana mungkin seorang ahli bela diri tidak dapat melawan dan membiarkan dirinya dibunuh dengan kejam?”

Si koroner jadi kebingungan. Wei Shiqi jelas tahu kalau orang ini adalah salah satu pengawal elit Beiqi yang menyamar sebagai pedagang dan masuk Kekaisaran Wei Agung untuk menciptakan kekacauan internal di kekaisaran Kekaisaran Wei Agung. Karena dia adalah pasukan elit, tidak mungkin tidak dapat melawan ketika seseorang atau sekelompok orang menyerangnya.

Ada tanda-tanda perkelahian dalam waktu singkat. Fu Dou yang mengikuti Wei Shiqi dari belakang kemudian memperhatikan mayat tersebut dengan saksama.

Melihat Fu Dou, si koroner seketika mundur karena takut. Di istana ini, siapa yang tidak mengenal Fu Dou, si tabib dan ahli racun milik Kaisar?

Fu Dou kemudian memeriksa mayat tersebut dengan caranya sendiri. Ia mengambil sampel darah dari dalam tubuh si mayat, lalu mencampurkannya dengan suatu cairan yang ia ambil dari paviliunnya. Warna darah tersebut berubah menjadi hitam saat cairan Fu Dou bercampur di mangkuk.

“Sudah aku duga. Yang Mulia, orang ini sudah dilumpuhkan dengan bubuk pelemas otot,” tutur Fu Dou sambil memperlihatkan hasil analisisnya.

Ekspresi Wei Shiqi jadi semakin gelap. Ruang mayat yang suram jadi tambah suram karena aura hitam sang Kaisar. Si koroner gemetaran, merasa takut kalau Kaisar akan melampiaskan amarahnya kepadanya. Namun, prasangkanya meleset.

Wei Shiqi memejamkan matanya ketika urat-urat hijau di keningnya menonjol. Setelah menarik napas untuk menenangkan diri, dia mendapatkan kembali ketenangannya. Wei Shiqi menatap mayat tersebut sebentar, lalu keluar dari ruang mayat diikuti Fu Dou.

“Yang Mulia,” panggil Fu Dou. “Tenangkan diri.”

Wei Shiqi tetap berjalan di depannya.

“Fu Dou, petunjuknya terputus lagi.”

“Tidak apa-apa, Yang Mulia. Aku menyarankan agar kau membawa Permaisuri kali ini.”

“Oh? Mengapa?”

“Orang yang paling dirugikan adalah Permaisuri.”

Pemilik racun bunga Lanyin Biru sudah mati. Pengintaian yang dilakukan Wei Shiqi dan Han Ziqing berakhir sia-sia.

Pada akhirnya, mereka tidak dapat mengetahui apapun dari orang itu, dan orangnya sekarang mati begitu saja. Jika menghitung untung dan rugi, Han Ziqing memang paling dirugikan.

“Aku malas melibatkannya. Biarkan orang-orang tidak berguna itu menyelesaikannya untukku,” ujar Wei Shiqi.

Fu Dou hanya tertawa. Ia tahu kata ‘tidak berguna’ yang dimaksud Wei Shiqi merujuk pada orang-orang di Kuil Dali, yang dalam beberapa waktu ini mengalami penurunan dalam hal penyelesaian kasus.

Diam-diam Fu Dou merasa kasihan, karena setelah Wei Shiqi menurunkan perintahnya, tidak ada seorang pun yang dapat menyelamatkan orang-orang Kuil Dali dari kemarahannya jika tidak dapat memecahkan kasusnya.

Terpopuler

Comments

Biyan Narendra

Biyan Narendra

Apakah ada orang dalam yg terlibat?

2025-02-01

1

ika yanti naibaho

ika yanti naibaho

next kak semangat ya kak

2025-01-18

2

lihat semua
Episodes
1 Bab 1: Peti Mati Permaisuri
2 Bab 2: Berkelahi
3 Bab 3: Ibu Suri Agung
4 Bab 4: Orang yang Tercerahkan
5 Bab 5: Ada Orang yang Meracunimu!
6 Bab 6: Wangchuan dan Lanyin
7 Bab 7: Anggur
8 Bab 8: Kunjungan Para Selir
9 Bab 9: Tertangkap Basah
10 Bab 10: Mengintai Target
11 Bab 11: Diam-Diam
12 Bab 12: Menolong Orang
13 Bab 13: Melabrak Permaisuri
14 Bab 14: Citra Diri
15 Bab 15: Pertimbangan
16 Bab 16: Kematian Pedagang Gadungan
17 Bab 17: Cari Masalah
18 Bab 18: Keterlibatan Selir Mu
19 Bab 19: Kaki Tangan
20 Bab 20: Melepaskan Satu Orang
21 Bab 21: Lepas Satu Lagi
22 Bab 22: Ruang Rahasia
23 Bab 23: Hadiah Pertama
24 Bab 24: Fragmen Sejarah
25 Bab 25: Memainkan Peran
26 Bab 26: Memancing Kemarahan
27 Bab 27: Reuni Keluarga
28 Bab 28: Malam
29 Bab 29: Berkas Pengakuan
30 Bab 30: Berita Baru
31 Bab 31: Menjadi Orang Sibuk
32 Bab 32: Menanyakan Pendapat
33 Bab 33: Terkejut
34 Bab 34: Mencari Tahu
35 Bab 35: Arsip Kekaisaran
36 Bab 36: Ada yang Terbakar
37 Bab 37: Marah Besar
38 Bab 38: Melanjutkan Tugas
39 Bab 39: Cara Membujuk Orang
40 Bab 40: Mengorek Informasi
41 Bab 41: Hidangan dan Bujukan
42 Bab 42: Kedatangan Utusan
43 Bab 43: Malam Perjamuan
44 Bab 44: Terpukau
45 Bab 45: Pengacau
46 Bab 46: Bantu Aku!
47 Bab 47: Bantuan Darurat
48 Bab 48: Rencana Kerja Sama
49 Bab 49: Imbalan Jasa
50 Bab 50: Mengajari
51 Bab 51: Wajah Damai
52 Bab 52: Merasa Tidak Adil
53 Bab 53: Mengapa Permaisuri Datang dari Luar?
54 Bab 54: Jangan Terlalu Dekat
55 Bab 55: Menunggu Orang
56 Bab 56: Orang yang Iri Hati
57 Bab 57: Setelah Urusan Resmi
58 Bab 58: Tak Tahu Diri
59 Bab 59: Tenang
60 Bab 60: Memikirkan Hal yang Sama
61 Bab 61: Memberikan Petunjuk
62 Bab 62: Putusan
63 Bab 63: Memulai dari Awal
64 Bab 64: Saling Memiliki
65 Bab 65: Mengganggu Orang
66 Bab 66: Menemui Mata-Mata
67 Bab 67: Motif
68 Bab 68: Ingin Istirahat
69 Bab 69: Mencari Perhatian
70 Bab 70: Mengusir Pengganggu
71 Bab 71: Tidak Fokus
72 Bab 72: Mengubah Tradisi
73 Bab 73: Menarik Diri
74 Bab 74: Orang yang Tidak Sopan
75 Bab 75: Kehilangan Martabat
76 Bab 76: Panen Besar
77 Bab 77: Menyerah
78 Bab 78: Kenalan Lama
79 Bab 79: Melihat Orang
80 Bab 80: Masa Lalu Selir Rou
81 Bab 81: Para Cinta Pertama
82 Bab 82: Dua Kendi Cuka
83 Bab 83: Memberikan Anugerah
84 Bab 84: Kelinci Liar, Tak Bisa Lari!
85 Bab 85: Tidak Beres
86 Bab 86: Memberi Mandat
87 Bab 87: Percaya Saja
88 Bab 88: Akulah Ratumu!
89 Bab 89: Bagian yang Hilang
90 Bab 90: Mulai Curiga
91 Bab 91: Membuat Rencana
92 Bab 92: Mengapa Tidak Mungkin?
93 Bab 93: Dia Mengandung Keturunan Kekaisaran
94 Bab 94: Manja
95 Bab 95: Berbagi Kebahagiaan
96 Bab 96: Petunjuk Penting
97 Bab 97: Teguran Halus
98 Bab 98: Minta Orang
99 Bab 99: Rencana Fu Dou
100 Bab 100: Mengikuti Kata Hati
101 Bab 101: Niat Jahat
102 Bab 102: Membebaskan Orang
103 Bab 103: Gelagat Aneh
104 Bab 104: Menyimpan Rencana
105 Bab 105: Menerima Gugatan
106 Bab 106: Bau Konspirasi
107 Bab 107: Aku Tidak Akan Membiarkan Mereka Menahanmu!
108 Bab 108: Orang Lama
Episodes

Updated 108 Episodes

1
Bab 1: Peti Mati Permaisuri
2
Bab 2: Berkelahi
3
Bab 3: Ibu Suri Agung
4
Bab 4: Orang yang Tercerahkan
5
Bab 5: Ada Orang yang Meracunimu!
6
Bab 6: Wangchuan dan Lanyin
7
Bab 7: Anggur
8
Bab 8: Kunjungan Para Selir
9
Bab 9: Tertangkap Basah
10
Bab 10: Mengintai Target
11
Bab 11: Diam-Diam
12
Bab 12: Menolong Orang
13
Bab 13: Melabrak Permaisuri
14
Bab 14: Citra Diri
15
Bab 15: Pertimbangan
16
Bab 16: Kematian Pedagang Gadungan
17
Bab 17: Cari Masalah
18
Bab 18: Keterlibatan Selir Mu
19
Bab 19: Kaki Tangan
20
Bab 20: Melepaskan Satu Orang
21
Bab 21: Lepas Satu Lagi
22
Bab 22: Ruang Rahasia
23
Bab 23: Hadiah Pertama
24
Bab 24: Fragmen Sejarah
25
Bab 25: Memainkan Peran
26
Bab 26: Memancing Kemarahan
27
Bab 27: Reuni Keluarga
28
Bab 28: Malam
29
Bab 29: Berkas Pengakuan
30
Bab 30: Berita Baru
31
Bab 31: Menjadi Orang Sibuk
32
Bab 32: Menanyakan Pendapat
33
Bab 33: Terkejut
34
Bab 34: Mencari Tahu
35
Bab 35: Arsip Kekaisaran
36
Bab 36: Ada yang Terbakar
37
Bab 37: Marah Besar
38
Bab 38: Melanjutkan Tugas
39
Bab 39: Cara Membujuk Orang
40
Bab 40: Mengorek Informasi
41
Bab 41: Hidangan dan Bujukan
42
Bab 42: Kedatangan Utusan
43
Bab 43: Malam Perjamuan
44
Bab 44: Terpukau
45
Bab 45: Pengacau
46
Bab 46: Bantu Aku!
47
Bab 47: Bantuan Darurat
48
Bab 48: Rencana Kerja Sama
49
Bab 49: Imbalan Jasa
50
Bab 50: Mengajari
51
Bab 51: Wajah Damai
52
Bab 52: Merasa Tidak Adil
53
Bab 53: Mengapa Permaisuri Datang dari Luar?
54
Bab 54: Jangan Terlalu Dekat
55
Bab 55: Menunggu Orang
56
Bab 56: Orang yang Iri Hati
57
Bab 57: Setelah Urusan Resmi
58
Bab 58: Tak Tahu Diri
59
Bab 59: Tenang
60
Bab 60: Memikirkan Hal yang Sama
61
Bab 61: Memberikan Petunjuk
62
Bab 62: Putusan
63
Bab 63: Memulai dari Awal
64
Bab 64: Saling Memiliki
65
Bab 65: Mengganggu Orang
66
Bab 66: Menemui Mata-Mata
67
Bab 67: Motif
68
Bab 68: Ingin Istirahat
69
Bab 69: Mencari Perhatian
70
Bab 70: Mengusir Pengganggu
71
Bab 71: Tidak Fokus
72
Bab 72: Mengubah Tradisi
73
Bab 73: Menarik Diri
74
Bab 74: Orang yang Tidak Sopan
75
Bab 75: Kehilangan Martabat
76
Bab 76: Panen Besar
77
Bab 77: Menyerah
78
Bab 78: Kenalan Lama
79
Bab 79: Melihat Orang
80
Bab 80: Masa Lalu Selir Rou
81
Bab 81: Para Cinta Pertama
82
Bab 82: Dua Kendi Cuka
83
Bab 83: Memberikan Anugerah
84
Bab 84: Kelinci Liar, Tak Bisa Lari!
85
Bab 85: Tidak Beres
86
Bab 86: Memberi Mandat
87
Bab 87: Percaya Saja
88
Bab 88: Akulah Ratumu!
89
Bab 89: Bagian yang Hilang
90
Bab 90: Mulai Curiga
91
Bab 91: Membuat Rencana
92
Bab 92: Mengapa Tidak Mungkin?
93
Bab 93: Dia Mengandung Keturunan Kekaisaran
94
Bab 94: Manja
95
Bab 95: Berbagi Kebahagiaan
96
Bab 96: Petunjuk Penting
97
Bab 97: Teguran Halus
98
Bab 98: Minta Orang
99
Bab 99: Rencana Fu Dou
100
Bab 100: Mengikuti Kata Hati
101
Bab 101: Niat Jahat
102
Bab 102: Membebaskan Orang
103
Bab 103: Gelagat Aneh
104
Bab 104: Menyimpan Rencana
105
Bab 105: Menerima Gugatan
106
Bab 106: Bau Konspirasi
107
Bab 107: Aku Tidak Akan Membiarkan Mereka Menahanmu!
108
Bab 108: Orang Lama

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!