"Bilang aja kalau mau dicium".
Raisa mengangguk cepat dan tersenyum.
Naufal mengangkat tubuh Raisa ke atas ranjang dan mereka pun berciuman.
.
.
.
Seperti kisah cinta anak muda lainnya, kali ini Raisa dan Naufal semakin lengket setelah tadi malam mereka telah mengungkapkan perasaan masing-masing.
"Beb, ayo bangun" ucap Naufal mengguncang pelan tubuh Raisa.
"Eungg..masih ngantuk" kata Raisa.
"Nanti kamu terlambat. Ayo cepat bangun".
"Bangunin" ucap Raisa, manja.
"Ya sudah, sini tangannya diangkat".
"Nih".
Raisa mengangkat tangannya seperti anak kecil yang ingin digendong papanya.
Naufal cukup memaklumi sifat istrinya itu, kemudian mengangkatnya.
"Ayo cepat kamu mandi, aku yang siapin sarapan".
"Loh memangnya kamu udah mandi beb?" tanya Raisa sambil mengucek matanya.
"Iya udah".
"Kok nggak bilang-bilang sih, aku kan pengen kita mandi bareng".
Kenapa jadi dia yang kepengen. Harusnya kan aku yang ngomong gitu, bukan dia. Batin Naufal.
"Jangan ngaco. Udah dibilang aku nggak mau khilaf nantinya. Udah bangun sana mandi".
"Ciuman selamat paginya mana?".
"Mandi dulu, baru dicium".
"Nggak mau. Pokoknya aku nggak mau mandi, sampai kamu cium aku dulu" kata Raisa, memanyunkan bibirnya.
"Kenapa jadi manja gini sih? sini, mana bibirnya" ucap Naufal.
Dengan cepat Raisa memonyongkan bibirnya, lalu Naufal mengecupnya dengan singkat.
"Kok dikecup doang?".
"Terus maunya gimana?".
"Dimasukin gitu lidahnya, biar lamaan dikit".
Ya ampun nggak ada polos-polosnya nih cewek. Tapi lucu juga.
"Udah sana cepat mandi, nanti terlambat aku tinggalin lo".
"Tapi kan..".
"Raisa" potong Naufal, mulai hilang kesabaran.
"Siap suami. Istrimu mandi dulu bye. Kalau udah nggak tahan masuk aja ya, nggak dikunci kok kamar mandinya" goda Raisa, membuat wajah Naufal bersemu merah.
Bisa jantungan tiap hari kalau dia senekat itu. Tahan Naufal. Tunggu setahun lagi.
Selesai mandi dan berganti pakaian, Raisa keluar kamar menuju ke dapur setelah mencium wangi masakan yang dimasak Naufal.
"Wah harum banget. Ini nasi goreng buatan suamiku yang ganteng ini ya?".
"Iya dong. Ayo makan, nanti keburu dingin".
Raisa mengangguk dan mulai menyantap masakan buatan Naufal.
Mereka pun pergi ke sekolah setelah menyelesaikan sarapan.
Hari ini adalah hari olahraga Raisa. Pelajaran yang lebih disukainya daripada harus belajar di dalam kelas. Permainan voli adalah kegemarannya. Saat tengah bermain dengan anggota gengnya yang lain yaitu Serly, Sevia, dan Dara, tiba-tiba permainan mereka terhenti karena ada pengumuman dari sang guru olahraga.
"Jadi bapak mau menyampaikan sesuatu untuk kalian. Hari ini adalah hari terakhir bapak mengajar disini, karena bapak akan dipindah tugaskan. Dan untuk mengganti posisi bapak, sudah ada guru olahraga baru untuk kalian".
"Ganteng nggak pak?" sahut Dara.
"Ganteng dong, masih muda lagi".
"Yess. Fix guru itu punya gue, kalian semua jangan macam-macam" ucap Dara, yang mendapat sorakan dari teman-temannya.
"Sudah sudah jangan ribut lagi. Hari ini bapak akan perkenalkan guru baru kalian. Silahkan kemari pak Nathan".
Nama yang tidak asing itu, sontak membuat Raisa mendongak. Ternyata guru olahraga mereka yang baru adalah Nathan, kakak dari Sarah.
"Jadi pak Nathan ini selain tampan dan pintar, dia juga seorang donatur tetap di sekolah ini. Beliau akan menjadi guru sementara disini sampai guru yang baru dipilih. Tepuk tangan untuk pak Nathan".
Para murid bertepuk tangan sambil memandangi wajah tampan pak Nathan.
"Terima kasih pak, karena sudah repot-repot mau mengajar disini".
"Tidak masalah pak, saya juga suka olahraga. Jadi tidak ada salahnya untuk mengajar mereka semua" ucap Nathan sambil melihat ke arah Raisa.
"Wah Sa, dia natap lo itu. Apa itu Nathan yang lo maksud?" tanya Dara.
Raisa hanya mengangguk dan menatap kosong ke arah Nathan yang tengah menatapnya juga.
"Gila ganteng banget ya ternyata. Jadi pengen deh" celetuk Serly.
"Jangan macam-macam lo. Dia punya gue, lo ambil aja sana dede Satria" kata Dara.
"Dih iya gue tahu. Nyebelin banget sih" kesal Serly.
"Oke jadi anak-anak, sekarang kalian akan diajar langsung oleh pak Nathan. Bapak pamit dulu ya. Dengerin perkataan pak Nathan, jangan bandel".
"Baik pak" ucap semua murid serempak.
"Baik anak-anak. Hari ini bapak ingin menunjukkan cara main basket yang baik dan benar. Perhatikan ya" kata Nathan sambil tersenyum.
"Gila senyumnya manis banget" ucap Dara.
"Iya ya ganteng banget" tambah Sevia yang sedari tadi diam.
"Lo jangan coba-coba ambil dia ya Vi".
"Dih siapa juga yang ngambil, orang kenyataan ganteng kok".
Nathan menunjukkan permainan basketnya yang sangat lihai. Semua murid tertuju ke arahnya. Entah mereka mengagumi cara mainnya atau pun karena wajahnya.
"Sudah mengerti semua? bapak panggil sesuai absen ya. Kita mulai dari absen paling bawah lalu ke atas".
Nathan mulai mengabsen satu per satu para murid. Dan tiba saatnya nama Raisa dipanggil.
"Raisa Nur Aziza" panggil Nathan.
Raisa maju ke depan dan mulai mengambil bola basket.
"Kita ketemu lagi".
"Eh iya pak, nggak nyangka ya" ucap Raisa tersenyum canggung.
"Silahkan dimulai".
Raisa yang memang tidak memperhatikan teknik bermain Nathan tadi, menjadi bingung saat melemparkan bola. Ia melempar asal karena tidak tahu.
"Bukan begitu caranya. Jadi begini".
Nathan mulai mengajari Raisa dengan menggenggam tangan gadis itu.
Sontak saja Raisa terkejut, karena Nathan memegangi tangannya cukup lama.
"Sudah bisa Raisa?".
"Eh..iya pak bisa".
"Ayo coba".
Setelah diajari Nathan, akhirnya Raisa mencobanya kembali. Ternyata bolanya masuk ke dalam ring, membuat Raisa senang.
"Wah masuk pak".
"Nah begitu. Sekarang udah bisa ya".
"Iya pak" jawab Raisa girang.
Akhirnya selesai juga bagian Raisa, dan tiba lah nama Dara dipanggil.
"Ini saatnya guys" ucap Dara pada sahabat-sahabatnya.
Dara maju ke depan dan mulai melemparkan bola dengan asal seperti Raisa.
"Bukan begitu caranya. Kamu nggak lihat cara temanmu bermain tadi?".
"Aduh maaf pak, saya tuh nggak bisa kalau cuma lihat orang lain main. Harus diajarin langsung sama bapak baru bisa".
Nathan mencoba menahan emosinya dan mulai mengajarkan Dara.
"Gimana pak tangannya? kayaknya saya salah deh ini".
Dara sengaja berbuat salah supaya tangannya bisa dipegang oleh Nathan.
Ketiga sahabatnya menatapnya dengan malas kareana sudah mengetahui taktik Dara.
"Gini caranya" ucap Nathan berusaha sabar dengan memegang tangan Dara.
"Ya ampun pak rasanya saya pengen pingsan deh".
"Kenapa begitu? terlalu susah?" tanya Nathan bingung.
"Nggak bukan itu. Tapi bapak terlalu tampan, terus genggam tangan saya lagi, jadi tambah deg-degan hati ini" goda Dara.
Nathan segera melepas tangannya dari tangan Dara dan mulai menjauhkan dirinya.
"Oke anak-anak pelajaran sampai disini dulu. Kita lanjut minggu depan. Permisi".
"Yah pak kok pergi sih. Pak makasih loh, saya nggak bakal cuci tangan kok, makasih udah dipegang tadi" teriak Dara.
"Ih diam dong. Malu-maluin aja" kata Raisa.
"Iya nih parah banget lo Dara" tambah Sevia.
"Kambuh gilanya" celetuk Serly.
"I love you pak Nathan, Saranghae, aku cinta kamu".
Ketiga sahabat itu segera menyeret Dara, yang terus memonyongkan bibirnya menatap ke arah pak Nathan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Kakaknya Sarah kan? 😂
2025-01-08
0
Sulaiman Efendy
FIX, TU NATHAN PSTI NAKSIR RAISA, SEMOGA RAISA GK LADENIN, DN GK TRGODA, DN GK BRKHIANAT, SCARA RAISA BUCIN SAMA NAUFAL..
2023-06-14
1
🌹🌺gemini🌺🌹
astga
2020-12-08
2