"Keluar yuk, gunung vulkanik udah mau meletus tuh" celetuk Raisa.
"Apa kamu bilang?" teriak pak Retno semakin tambah emosi.
"Lari guys" teriak Serly kepada sahabat-sahabatnya.
Hosh hosh hosh
"Gila jadi olahraga gue gara-gara lari dari tuh bapak" ucap Dara.
"Lo sih Sa, bilangin dia gunung vulkanik, gimana nggak murka tuh orang" kata Serly.
"Kan kenyataan" balas Raisa.
"Udah lah, yuk bersih-bersih aja. Jangan sampai dia tambah murka lagi" potong Sevia.
"Kita bersih-bersih lapangan yang indoor dulu ya, biar nggak panas ditambah enak gitu ngeliatin dede-dede imutnya" saran Serly.
"Setuju" ucap Sevia dan Dara bersamaan.
"Raisa mah udah nggak bisa lagi godain dede-dede imut. Nanti dede Naufalnya marah sama Raisa" kata Raisa dengan nada seperti anak kecil.
"Dih nggak cocok banget lo ngomong kayak gitu Sa, geli banget sumpah" celetuk Dara.
"Bilang aja iri, dasar jomblo".
"Apa lo bilang?" kata Dara mulai emosi pada Raisa karena dibilang jomblo.
"Eh udah dong. Kenapa malah lo berdua yang mau berkelahi? udah cepat kerja, capek banget nih" lerai Sevia.
Mereka berempat akhirnya mulai mengerjakan hukuman untuk membersihkan lapangan, tidak lupa mereka juga menggoda adik kelas yang sedang berolahrga saat itu.
Saat itu ada adik kelas mereka yang bernama Satria lewat di hadapan mereka. Satria terkenal playboy dan selalu diperebutkan oleh Serly dan Dara.
"Hai dede Satria. Ih ganteng banget deh hari ini, cocok banget sama aku" kata Serly.
"Hari ini doang gantengnya?" tanya Satria sambil tersenyum.
"Gantengnya tiap hari nambah kok. Tolong jangan senyumi aku dengan senyuman mautmu, diri ini rasanya tak mampu" ucap Serly mulai berdrama.
"Ya ampun ya ampun ternyata ada dede Satria. Dih Serly kenapa lo nggak kasih tahu gue sih kalau ada dede tampan ini disini" kata Dara mulai salah tingkah.
"Ngapain gue kasih tau lo. Dede Satria kan cuma milik gue".
"Lo pikir dia mau sama lo. Dede Satria nggak mungkin suka sama perempuan gila disamping aku ini kan?" tanya Dara pada Satria.
Satria yang ditanya hanya tersenyum melihat kelakuan kakak kelasnya itu.
"Eh udah dong berisik banget deh, kerja" sahut Sevia kepada dua sahabatnya yang tengah memperebutkan Satria.
"Hai kak Sevia" sapa Satria.
"Hai. Jangan diladenin ya mereka berdua, emang gini orangnya".
"Iya kak nggak apa-apa kok" ucap Satria sambil terus tersenyum memandangi Sevia.
"Ih dede Satria kenapa senyum-senyum gitu sih liatin Sevia, senyumnya ke aku jangan ke orang lain dong" ucap Dara.
"Liatnya ke aku aja, dede Satria. Kalau Sevia mah nggak suka cowok playboy. Kalau aku biar playboy mau kok" timpal Serly.
"Dih nggak ada harga dirinya. Ckckck" kata Sevia berlalu pergi ke arah Raisa dan meninggalkan kedua sahabatnya yang masih berdebat di depan Satria.
Satria terus menatap kepergian Sevia. Kemudian ia beralih menatap kedua wanita yang masih terus berdebat tentang dirinya.
"Kakak-kakak jangan berdebat lagi ya, aku mau pergi dulu. Sampai jumpa".
"Dadah dede Satria, saranghae" ucap Serly dan Dara kompak membentuk love dengan tangan mereka.
"Udah puas godain Satria?" sahut Raisa dari arah belakang.
"Hehe iya nih. Lo tumben sekarang jadi pendiam ya semenjak nikah" kata Serly.
"Iya dong. Kan selama ini gue juga cuma godain Naufal aja, nggak ada yang lain" ucapnya bangga.
"Iya deh terserah. Oh iya lo belum cerita, kenapa tadi lo nggak datang terlambat? baru kali ini sejarahnya Raisa Nur Azizah datang nggak terlambat. Ayo cerita" kata Serly meminta penjelasan.
"Iya benar banget. Kenapa? gue penasaran" tambah Dara.
Sevia juga terlihat setuju dan menganggukkan kepalanya.
"Jadi gini, tadi tuh suami gue yang tercinta itu bilang mau pergi ke sekolah barengan. Terus gue nolak dong, kan gue biasanya terlambat. Terus lo semua pada mau tahu nggak apa yang dia bilang?" gantung Raisa.
"Apa apa?" tanya mereka kompak.
"Suami gue bilang, kenapa lo malas gitu? gue nggak mau istri gue malas. Aaaahhhh gue senang banget. Dia perhatian nggak sih? duh tambah cinta kan".
"Beruntung banget lo. Udah dapat suami ganteng, pintar, perhatian lagi. Gue kira-kira bisa nggak ya kayak gitu sama dede Satria" iri Dara.
"Omongan lo dijaga ya, dede Satria milik gue" ucap Serly.
"Kayak dia suka aja sama lo. Dia tuh sukanya sama gue, bukan lo".
"Mimpi aja lo. Nggak mungkin".
"Udah berhenti dong. Kalian tuh nggak sadar apa, Satria tuh sukanya sama Sevia, masih aja pada rebutin dia. Cari yang lain" kata Raisa.
"Sevia terlalu baik untuk playboy seperti Satria. Cukup kita yang bar bar aja sama dia, lo jangan Vi, nanti lo diselingkuhin. Kalau kita yang diselingkuhin mah biasa, bisa selingkuh balik" ujar Serly yang mendapat anggukkan dari Dara.
"Siapa juga yang mau sama dia, bukan tipe gue. Udah cepat beres-beresnya" kata Sevia menghentikan obrolan mereka semua.
.
.
.
Usai pulang sekolah, Raisa memutuskan untuk segera pulang ke rumah dan tidak ikut jalan-jalan bersama gengnya. Ia sadar saat ini sudah menjadi seorang istri, tidak pantas jika harus berpergian menghabiskan uang.
Sesampainya di rumah, Raisa mencium bau wangi dari arah dapur. Ia menuju ke sumber bau itu dan menemukan makanan telah tersaji di meja makan.
Siapa yang buat makanan ini? perasaan Naufal lanjut kerja deh setelah pulang sekolah. Gumamnya.
Dibukanya tudung saji dan menemukan sepucuk surat di atas meja dekat makanan. Diambilnya surat itu dan mulai dibacanya.
*Pulang sekolah gue sempetin buat pulang bikinin lo makanan, karena gue ingat lo nggak bisa masak. Maaf lauknya cuma tempe dan tahu doang. Nanti kalau gajian, baru gue traktir makanan enak ya. Gue pergi kerja dulu.
Naufal*.
Begitulah isi dari surat itu yang ternyata adalah dari suaminya. Raisa tersenyum senang melihat Naufal yang masih mengingatnya.
"Ulu ulu suamiku ternyata perhatian banget deh. Jadi tambah cinta kan gimana nih" kata Raisa mulai salah tingkah.
"Gue harus bersih-bersih rumah, biar dia pulang nanti rumah jadi bersih dan nggak bikin stres. Oke semangat Raisa demi suamimu yang bekerja keras di luar sana" teriaknya menyemangati dirinya.
Setelah berganti pakaian, Raisa makan kemudian mulai bekerja membersihkan seisi rumah tanpa debu yang tersisa sedikit pun. Karena kelelahan membersihkan, tanpa sadar ia tertidur di sofa ruang tamu.
Tidak lama kemudian, Naufal terlihat sudah pulang dari tempat kerjanya. Dibukanya pintu rumahnya dan mendapati rumah yang sudah bersih ditambah Raisa yang tengah tertidur pulas di ruang tamu.
Naufal mendekati Raisa dan mengusap peluh di dahi istrinya.
Pasti kelelahan banget.
Digendongnya Raisa dengan perlahan agar tidak membangunkannya untuk dipindahkan ke dalam kamar.
Baru saja Naufal membaringkan Raisa di ranjang, tiba-tiba tangannya ditarik oleh Raisa dan mulai mengigau.
"Aku cinta kamu. Jangan tinggalin aku"
Dasar bodoh, walaupun gue belum bisa mencintai lo tapi nggak mungkin gue tinggalin lo sendiri. Gumam Naufal sambil tersenyum menatap Raisa yang tertidur.
"Lee Min Ho, jangan tinggalkan aku. Kamu sangat tampan, aku mencintaimu".
Ternyata bukan gue yang dimaksud tapi oppa-oppa koreanya? dasar. Kenapa gue jadi geer ya. Gumamnya lagi sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Naufal kembali menatap Raisa begitu lekat, tiba-tiba tubuhnya bergerak mendekati Raisa kemudian mengecup pelan bibir istrinya.
"Eungg" Raisa bergerak akibat ciuman yang diberikan Naufal, namun tidak membuatnya terbangun.
Naufal spontan bergerak mundur karena pergerakan Raisa. Ia kemudian kembali memandang wajah istrinya yang masih belum bangun juga.
Sejak ciuman di sekolah itu, kenapa sekarang jadi candu ya? lo emang luar biasa Raisa Nur Azizah, lo bisa buat gue candu seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
A.0122
wah² naufal curi² ciuman saat orangnya ga sadar
2021-03-11
1
🌹🌺gemini🌺🌹
gemes
2020-12-08
0
Ismi Kawai
like like likd
2020-10-08
3