Naufal menarik napasnya panjang kemudian ia memanggil pelayan restoran lagi.
"Mbak pesan air mineral botol nya 1 lagi".
Raisa tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Naufal yang semakin hari semakin membuatnya menyukai pria yang merupakan suaminya itu.
Setelah sarapan, Raisa dan Naufal pergi ke sekolah tempat Naufal akan melanjutkan sekolahnya.
Sesampainya disana, semua mata tertuju kepada Naufal karena melihat wajah tampannya. Tentu saja Raisa yang melihat itu menjadi sangat kesal.
"Dih lo liat nggak tuh? wajah mereka kayak mesum banget ngeliatin lo, parah deh" ujar Raisa.
"Lo juga dulu kayak gitu kok".
"Apa? kapan?".
"Jangan pura-pura nggak tahu deh".
"Iya deh iya" kata Raisa dengan malas.
Mereka telah sampai di ruang kepala sekolah, dan masuk ke dalam ruangan.
"Jadi ini ya, yang namanya nak Naufal?" tanya ibu Tuti, kepala sekolah berumur 40 tahun yang masih jomblo.
"Namanya Naufal bu, bukan nak Naufal" celetuk Raisa yang mendapat tatapan tajam dari sang kepala sekolah.
"Ehem, maaf Naufal, perempuan ini siapa ya? apa dia juga mau masuk di sekolah ini?".
"Saya.." belum selesai Raisa berbicara, Naufal langsung memotongnya.
"Dia kakak saya bu. Dia cuma nganterin saya saja untuk mendaftar di sekolah ini kok".
Raisa menatap ke arah Naufal tidak terima, sedangkan yang ditatap malah cuek tidak peduli.
"Baiklah saya akan mengurus semua keperluan Naufal. Mulai besok Naufal bisa mulai bersekolah, nanti seragam batik sekolah ini nanti akan diberikan. Oh iya nomornya berapa? biar nanti saya telfon kalau baju batiknya sudah tersedia".
Saat Naufal akan menyebut nomornya, tiba-tiba Raisa mulai menyebutkan nomor terlebih dahulu. Tapi nomor yang disebut ternyata bukanlah milik Naufal, melainkan miliknya.
"Jadi nanti saya hubungi ya di nomor ini. Jangan lupa nanti simpan nomor ibu, kalau ada perlu apa-apa wa aja atau telfon" ujar ibu Tuti genit.
"Ba..baik bu".
"Kami pamit ya bu" lanjut Naufal.
"Iya. Terima kasih sudah mau masuk di sekolah ini ya Naufal" ibu Tuti menjulurkan tangannya, berjabat tangan dengan Naufal.
Saat Naufal ingin melepaskan tangannya, ibu Tuti menahannya. Naufal bingung harus berbuat apa, ia menatap Raisa ingin meminta pertolongan.
Seolah mengerti dengan tatapan Naufal, Raisa segera bertindak dengan melepaskan tangan Naufal dari genggaman ibu Tuti dan pamit keluar dari ruangan itu.
"Lo yakin mau sekolah disini? lo nggak lihat apa kepala sekolahnya aja model genit kayak gitu, apalagi murid-murid disini, pasti lebih genit lagi nantinya" cerocos Raisa.
"Memangnya kenapa? biarin aja mereka" kata Naufal dengan santainya.
"Biarin aja? gue nggak salah dengar nih? ingat lo udah punya istri".
"Huss..jangan keras-keras dong nanti kalo orang lain dengar gimana?".
"Biarin biar mereka tahu" Raisa berjalan mendahului Naufal saking kesalnya, kemudian ia memberhentikan langkahnya.
"Atau gue pindah disini juga?".
"Lo udah gila? sebentar lagi mau lulus, jangan aneh-aneh deh".
"Nanti lo genit lagi sama mereka".
"Nggak bakal, lo kan tahu gue orangnya gimana".
"Udah lah, mending kita ke supermarket dulu untuk belanja kebutuhan kita yang udah habis. Setelah itu lo pulang, terus gue pergi ke kantor papa" ujar Naufal.
"Ya udah. Ayo" Raisa mengaitkan lengannya ke lengan Naufal, dan mereka akhirnya pergi ke supermarket terdekat.
Mereka mulai berbelanja kebutuhan bahan makanan mereka dengan sangat irit. Tentu saja yang berbelanja adalah Naufal, karena Raisa tidak tahu sama sekali.
"Fal, beli cokelat itu ya, enak banget sumpah" tunjuk Raisa pada cokelat kesukaannya.
"Nggak" jawab Naufal, masih memilih-milih bahan makanan.
"Plis lah, sekali ini aja. Gue janji nggak beli yang lain deh" rengek Raisa.
"Kamu lihat harganya? itu mahal banget Raisa. 1 batang cokelat itu bisa beli bumbu makanan untuk 1 bulan kedepan, jadi jangan aneh-aneh. Kita harus irit harusnya kamu tahu itu" ucap Naufal dengan tegas.
Raisa diam, ia tidak bisa membantah perkataan suaminya. Padahal ia sangat menyukai cokelat itu, setiap orang tuanya pergi belanja pasti ia selalu titip cokelat itu.
Naufal melirik ke arah Raisa yang hanya diam, ia merasa sedikit bersalah karena sedikit membentak Raisa tadi.
"Maaf tadi gue udah bentak lo. Nanti kalo gue udah gajian, gue bakal beliin cokelat itu".
"Nggak apa-apa kok. Gue aja yang pikirannya masih kayak anak-anak" kata Raisa.
Mereka akhirnya menyelesaikan belanjaan, kemudian memutuskan untuk berpisah di supermarket itu.
"Lo pulang duluan ya. Gue mau lanjut ke kantor papa".
"Iya, hati-hati ya".
Naufal mengangguk dan segera pergi ke kantor papanya menggunakan angkutan umum.
Raisa juga memutuskan untuk pulang ke rumah menggunakan angkutan umum yang lain. Setelah sampai, ia mulai menata semua bahan-bahan makanan yang dibeli tadi di dapur. Ya, meskipun Raisa tidak tahu memasak, tapi ia merupakan anak yang suka kebersihan dan suka menata barang.
Setelah selesai menata seluruh bahan makanan, ia memutuskan mengirim pesan kepada sahabat-sahabatnya yaitu geng 'wanita buas'.
(R \= Raisa)
(Sv \= Sevia)
(Sr \= Serly)
(D \= Dara)
R : Hai babu-babu apa kabar kalian semua? tuan putri kangen banget nih😭
D : Babu mu ini juga kangen tuan putri buruk rupa😭💕
Sv : Gimana kabar lo Ra? kapan lo masuk sekolah? nggak seru kalau nggak ada loh nih.
Sr : Iya, pak botak udah rindu banget ngehukum kita berempat lagi.
R : 2 hari lagi gue masuk guys. Sabar ya, jangan rindu, berat. Biar pak botak saja.
Sr : Wah parah lo, gue bilangin pak botak🤣
R : Bilangin gue rindu banget wkwk
D : eh gimana malam pertama lo? enak nggak?
Sr : Iya gimana gue udah penasaran banget ini
Sv : kepo banget sih kalian
D : Dih Sevia, bilang aja kalo lo juga penasaran
R : Apaan, nggak ada tuh namanya malam pertama. Kita cuma tidur doang, miris banget kan? padahal gue juga udah berharap ditidurin Naufal.
Sr : Wah ada yang udah nggak tahan nih🤣
Sv : Gini aja untuk menghibur Raisa, mending kita ke rumahnya gimana?
D : Gue setuju
Sr : Setuju banget
R : Iya dateng aja, jangan lupa bawa makanan yang banyak ya, gue nggak bisa makan enak disini karena harus irit :(
D : Siap bos
Setelah selesai bertukar pesan di grup. Akhirnya pada siang hari, anggota geng 'wanita buas' telah sampai ke rumah Raisa.
"Silahkan masuk semua, akhirnya kalian datang juga. Gue rindu banget sama kalian" ucap Raisa memeluk sahabat-sahabatnya.
"Nih makanan buat lo, kita beliin banyak khusus untuk menghibur lo" ujar Serly.
"Terima kasih semuanya. Ayo masuk" ajak Raisa.
Mereka akhirnya makan sambil mengobrol, saking serunya mengobrol mereka tidak sadar hari sudah mulai hampir gelap, dan Naufal baru saja kembali dari kantor.
Saat Naufal masuk ke dalam rumah, alangkah terkejutnya ia melihat sampah berserakan dimana-mana, dan keempat wanita itu tertawa-tawa di ruang tv.
Naufal menghela napasnya kasar kemudian membanting pintu dengan keras, membuat keempat wanita yang tadinya sedang tertawa menjadi diam.
"Ups suaminya marah nih kayaknya. Yuk pulang" bisik Dara.
"Eh tunggu dong, masa gue aja yang dimarahin kalian juga harus dong, ingat pasal 4" kata Raisa terlihat panik.
"Sorry Ra, kita lupain dulu pasal-pasalnya, ini menyangkut rumah tangga lo, kita nggak mau ikut campur. Bye" ucap Serly.
"Maaf ya Ra, daah" tambah Sevia.
Mereka akhirnya pamit pulang, dan menyisahkan Raisa sendirian yang sedang ditatap tajam oleh Naufal.
"Naufal gue bisa jelasin, jadi ini.."
"Ke kamar sekarang" kata Naufal dengan dinginnya dan berlalu pergi lebih dahulu ke kamar.
Wah dipanggil ke kamar. Gimana kalau gue hukumannya harus tidur dengan dia? aww gue suka, harus cepat-cepat susul ke kamar nih.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
azril arviansyah
lanjut
2022-08-28
0
Hendra Yenni
Noufal.. kyknya lebih dewasa disini.. disbanding raisa
2022-06-13
0
Emma_ku
hahah gesreknya raisa🤣🤣
2021-11-16
0