Hai hai apa kabarnya semua 😊
Mohon maaf ya author belum bisa up banyak 🙏
Sebagai permintaan maaf author, hari ini author up 2x. Semoga bisa mengobati rindu kalian sama Raisa dan Naufal yang unyu-unyu 😘
Terima kasih 💕
...****************...
Darimana dia bisa tahu aku satu kelompok dengan Sarah? apa dia punya mata-mata disini. Ngeri banget deh kalau sampai ***** aku dipotong. Mana masih perjaka lagi.
Naufal masih melongo membaca pesan yang dikirim Raisa, sampai akhirnya ia tersadar saat Sarah menyapanya.
"Hai Naufal sendirian aja nih makannya, aku temenin ya".
"Eh..apa?" tanya Naufal yang masih tidak fokus.
"Aku bilang aku temenin makan ya".
"Nggak usah, aku udah selesai kok".
"Tapi itu makanannya masih banyak loh. Yakin udah selesai?".
"Iya udah kenyang. Aku pergi dulu".
"Eh tunggu" tahan Sarah, memegangi lengan Naufal.
Naufal yang merasa risih lengannya dipegang, langsung melepaskannya secepat mungkin.
"Ada apa lagi?".
"Begini, kita kan satu kelompok. Nanti kerja kelompoknya dimana?".
"Aku aja yang kerja sendiri, tenang aja".
Naufal masih terbayang dengan ancaman Raisa, ia tidak berani membuat macan itu bangun.
"Nggak bisa dong, nanti guru marah lagi kalau kamu kerjanya sendiri. Pokonya kerjanya harus bareng".
"Baiklah, tapi nanti aku kasih tahu tempat dan jamnya".
"Oke. Nomor kamu berapa?".
"Apa?".
"Katanya mau kasih tahu tempat dan jamnya. Berarti harus ada nomor kamu dong buat hubungin".
"Yaudah, mana hp kamu" kata Naufal dengan terpaksa.
Sarah tampak bahagia, ia kemudian menyodorkan hpnya kepada Naufal.
"Ini".
Naufal segera mengetik nomor teleponnya kemudian berlalu pergi.
"Yes akhirnya aku dapat juga nomornya. Bagus, ada peningkatan juga" ucap Sarah tersenyum puas.
Sepulang sekolah, seperti biasa Naufal pergi bekerja ke kantor ayahnya sedangkan Raisa pulang ke rumah.
Lagi-lagi saat pulang sekolah, Raisa mendapati makanan sudah tersaji di meja makan, tidak lupa dengan surat disampingnya.
Aku buatin nasi goreng spesial buat kamu. Semoga suka ya, dan maaf tentang Sarah, aku satu kelompok dengan dia juga dipilih oleh guru, jadi aku nggak bisa berbuat apa-apa. Aku harap kamu mengerti.
Naufal
"Ya ampun baca surat dari Naufal tiap hari aja udah buat aku meleleh, apalagi kalau disayang sama dia, udah pingsan mungkin".
Raisa bergegas makan makanan buatan Naufal kemudian seperti biasa, ia membersihkan seisi rumah.
Setelah selesai membersihkan, ia memilih untuk mandi kemudian menonton TV sambil menunggu Naufal pulang.
Tidak lama kemudian, pintu diketuk. Raisa dengan cepat bangkit dari sofa dan membuka pintu.
"Suamiku udah pulang. Aku rinduuuu" ucap Raisa langsung memeluk tubuh Naufal.
"Eh berhenti peluk dong" kata Naufal.
"Kenapa?".
"Aku belum mandi".
"Nggak apa-apa, walaupun belum mandi suamiku tetap wangi kok" kata Raisa kembali memeluk tubuh Naufal.
Naufal tersenyum sekilas, ia membiarkan Raisa memeluknya sedikit lebih lama sebelum akhirnya Raisa melepas pelukannya.
"Beb mandi aja dulu. Oh iya beb mau makan apa?".
"Emangnya kamu udah bisa masak?".
"Ya enggak, maksudnya biar aku gojek aja hehe".
"Oh kirain udah tahu. Nggak usah pesan, tadi di kantor aku udah makan kok".
"Makan bareng siapa?" tanya Raisa menatap tajam Naufal.
"Dengan papa. Mata kamu jangan kayak gitu, nakutin tau mirip macan".
"Biarin, biar macan ini langsung mencabik-cabik kalau suaminya macam-macam".
Naufal menelan ludah mendengar perkataan Raisa yang mengancam.
"Aku mandi dulu ya".
Raisa mengangguk.
Saat Naufal sedang mandi, Raisa menuju ke pekarangan rumahnya melihat sayuran yang baru ditanamnya beberapa hari lalu.
Ya, Raisa dan Naufal menanam beberapa sayuran untuk menghemat pembelian bahan makanan mereka.
Saat sedang asyik menyiram tanaman, Raisa dikejutkan oleh suara kucing yang tiba-tiba muncul disebelahnya.
Meoww
"Ya ampun kaget. Kucing darimana ini? ih kamu lucu deh" ucap Raisa membelai lembut kucing itu.
Meoww
"Kamu lapar ya? tunggu aku ambilin makanan ya".
Raisa pergi ke dapur, ia mengambil sepotong sosis kemudian diberikannya kepada si kucing.
"Maaf ya cuma ini yang ada, kami miskin nggak ada makanan lain. Semoga kamu suka" ucapnya lagi.
Kucing itu terlihat sangat kelaparan, karena melahap makanannya sangat cepat.
Saat sedang bermain dengan kucing, tiba-tiba Naufal yang baru saja mandi muncul menemui Raisa.
"Kucing darimana ini? lucu banget".
"Iya, lucu kan? kayak aku" kata Raisa bertingkah imut.
Naufal hanya melirik sekilas Raisa, kemudian ia beralih menatap sang kucing yang menarik perhatiannya sejak tadi, lalu ia mengangkat kucing itu kedalam pelukannya.
"Aku pengen deh jadi kucingnya".
"Kenapa begitu?".
"Karena bisa dipeluk dan dielus kamu".
Naufal tertawa sangat kencang, Raisa yang melihat itu menjadi bingung.
"Kok ketawa sih".
"Habisnya kamu lucu".
"Lucu kenapa?".
"Masa mau jadi kucing sih. Dimana-mana kamu lebih beruntung daripada kucing ini".
"Beruntung gimana? kamu kan nggak pernah dekatin aku, liat aku aja kayaknya malas banget".
"Tapi aku udah pernah ci..".
Naufal menghentikan ucapannya, ia teringat kalau Raisa tidak mengetahui ciuman mendadaknya saat dirinya sedang tertidur.
"Pernah apa?".
"Nggak, maksud aku pernah megang tangan kamu juga. Udah lah nggak usah dibahas lagi, ayo masuk".
Naufal segera masuk kedalam rumah setelah menurunkan kucing dalam pelukannya. Ia menghindari pertanyaan lebih dari Raisa.
Iya juga ya, ngapain pengen jadi kucing. Buktinya kucing nggak bisa tidur disebelah dia, sedangkan aku bisa hehe.
Raisa tersenyum puas, kemudian masuk menyusul Naufal.
"Besok malam aku izin ya".
"Izin kemana?".
"Kerja tugas sama Sarah".
"Terus cuma berdua dong?".
"Iya. Tenang aja aku nggak bakal ngapa-ngapain".
"Iya kamu nggak, tapi dia pasti ngapa-ngapain kamu".
"Kamu cemburu?".
"Ya iyalah".
Hening sesaat.
"Jadi mau kerja tugas dimana?".
"Di perpustakaan".
"Apa? di perpustakaan malam-malam? jangan kesana, sunyi banget".
"Nggak bisa kerjanya sore aja?" tanya Raisa lagi.
"Nggak bisa, kan kamu tahu aku kerja" jawab Naufal.
"Pokoknya jangan ke tempat sepi, harus tempat ramai kalau mau pergi".
"Yaudah di restoran aja".
"Apa?" lagi-lagi Raisa terkejut.
"Kan katanya rame, ya di restoran rame".
"Yaudah boleh, tapi awas aja kalau macam-macam. Nggak bakal aku maafin" ucap Raisa.
"Iya beb".
"Apa? ulangin coba, aku nggak salah dengar kan".
"Dengar apa sih, nggak jelas".
"Ih yang tadi kamu bilang, kamu bilang beb kan?".
"Nggak tahu, aku mau tidur".
"Beb ulangin. Aku mau dengar lagi" mohon Raisa.
"Nggak mau, siapa suruh nggak dengar".
"Jahat" teriak Raisa.
"Hahahaha".
Keesokan harinya sesuai perkataan Naufal, malam ini ia akan pergi ke restoran untuk mengerjakan tugas kelompok bersama Sarah.
Raisa yang penasaran setengah mati dengan wajah Sarah itu, akhirnya memutuskan untuk mengintai suaminya diam-diam.
Sesampainya di restoran yang dituju Naufal, ia diam-diam mengintip tidak jauh dari tempat Naufal dan Sarah duduk.
Saat sedang sibuk mengintip, tiba-tiba ia dikejutkan oleh sebuah suara dari belakang.
"Lagi ngintip siapa mbak?".
Raisa membalikkan badannya dan melihat seorang pria tampan tepat di belakangnya.
Kok ganteng ya. Ya ampun sadar Raisa, udah punya suami masih aja ganjen.
"Eh nggak kok, lagi liatin tanaman ini" tunjuk Raisa pada tanaman dihadapannya.
"Yakin? bukannya liatin dua orang yang lagi duduk disana?" ucap sang pria.
"Eh, tahu darimana?".
"Karena aku juga lagi liatin mereka".
"Kenapa bisa?".
"Perempuan itu adalah adik aku".
Oh jadi ini kakaknya si Sarah itu. Batin Raisa.
"Kalau kamu, siapa laki-laki itu?" tanyanya lagi.
Raisa terlihat bingung, ia dan Naufal sudah berjanji untuk merahasiakan pernikahan mereka.
"Engg..itu..itu juga adik laki-laki aku" ucap Raisa tergagap.
"Wah yang benar? jadi kita para kakak lagi mengintai adik sendiri? luar biasa ya bisa sehati".
"Hehe iya ya" kata Raisa dengan canggung.
"Oh iya kenalin namaku Jonathan, panggil aja Nathan. Kamu siapa?" tanya Nathan sambil mengulurkan tangannya.
"Eh..aku Raisa" ucapnya, menyambut uluran tangan Nathan.
"Nama yang cantik, sesuai dengan orangnya".
"Ma..makasih".
Kalau biasanya Raisa sering menggoda pria, kali ini ia tiba-tiba menjadi tidak berkutik. Ia juga risih diperhatikan oleh Nathan. Akhirnya, ia pun memutuskan untuk pulang.
"Eh aku pulang dulu ya".
"Nggak jadi ngintainya?".
"Nggak, udah malam juga".
"Bawa kendaraan? atau mau dianterin?".
"Ada kok kendaraan. Oke duluan ya, bye" ucap Raisa terburu-buru".
"Bye, hati-hati".
Menarik juga ya, lucu lagi.
Naufal yang sedang mengerjakan tugasnya, sekilas seperti melihat sosok istrinya.
Kok aku kayak liat Raisa bareng cowok ya, apa perasaan aku aja? mungkin perasaan aja. Nih otak jadi nggak konsen deh, karena isinya dia semua. Batin Naufal menepis ucapannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
RossyNara
sainganmu muncul Fal.hati2 harus extra jaga Raisa.
2024-05-06
0
TiraMishu™
wah Raisa👏👏
2022-08-31
0
Siti Dewi Mutmainah
kapan sih bucin nya Thor!?
2022-01-28
0