Author up 2x lagi guys 😋
...****************...
Menarik juga. Katanya mereka berdua kakak adik, tapi kenapa aku lihat adiknya sangat kesal ya. Apa mereka beneran kakak beradik.
Raisa bergegas menuju ke tempat teman-temannya yang di lantai 3.
"Eh Sa, kok lama banget sih?" tanya Dara.
"Iya, habisnya tadi gue ketemu Naufal sama si Sarah".
"Apa? mereka ke mall sini juga? ngapain?" tanya Serly.
"Kata Naufal tadi sih buat tugas sekolahnya".
"Terus lo percaya?" selidik Sevia.
"Nggak tahu deh. Eh tapi Naufal gue lihat agak aneh tadi".
"Aneh gimana?" tanya Serly penasaran.
"Masa tadi kan aku nggak sengaja ketemu kak Nathan, nah kak Nathan itu kakaknya si Sarah jadi..".
"Ganteng nggak?" potong Dara.
"Lo mah kalau yang ganteng aja laju banget. Tunggu dulu sampai Raisa selesai ngomong dong" sungut Sevia.
"Iya maaf hehe" kata Dara sambil cengengesan.
"Mau gue lanjutin nih apa nggak?" tanya Raisa.
Ketiganya mengangguk.
"Jadi kak Nathan itu kan kakaknya si Sarah. Nah gue kenal dia pas beberapa hari lalu gue ngintai Naufal yang lagi kerja kelompok sama Sarah. Terus pas kakaknya ngajak gue makan, Naufal kelihatan kesal. Terus dia pergi dong dari situ. Dan ini yang kalian tunggu-tunggu, orangnya ganteng".
"Wah fix kalau gitu, gue harus deketin kakaknya si Sarah itu" ucap Dara.
"Lo mau gitu punya saudara tiri modelan kek Sarah yang pelakor?" tanya Serly.
"Nggak masalah. Dia kan nggak mungkin melakorin kakaknya sendiri, jadi aman" jawab Dara tersenyum puas.
"Iya lo aman, tapi gue sengsara. Pengen gue bejek-bejek dia tuh kalau bukan gue lagi akting jadi kakaknya Naufal" ujar Raisa, emosi.
"Itu tandanya Naufal cemburu karena lo deket sama kak Nathan itu" ucap Sevia.
"Beneran? kok gue dari tadi nggak kepikiran ya".
"Iya benar banget. Gue sih mikirnya kayak gitu" kata Serly.
"Lucu kali ya kalau gue tes deketin kak Nathan sekali lagi. Gue mau mastiin apa benar Naufal cemburu atau nggak" ide Raisa tiba-tiba muncul.
"Boleh juga tuh. Habis itu lo kasih ke gue kak Nathannya ya, jangan lo jadi terlanjur nyaman. Kan kasihan Naufal" celetuk Dara.
"Nah bagus itu, jadinya kan nggak ada yang gangguin gue dengan dede Satria lagi" ucap Serly.
"Iya ambil aja dede Satria lo, udah nggak butuh" kata Dara.
"Bagus kalau gitu. Sisa si Sevia aja tuh yang jomblo" sahut Serly lagi.
"Gimana kalau jodohin aja sama mang Tatang?" saran Dara.
"Gila lo semua. Mending gue jomblo seumur hidup daripada harus hidup dengan bau badan mang Tatang iuwww" tolak Sevia.
"Wah parah lo Vi, mang Tatang tuh gitu-gitu banyak yang ngantri loh" ungkap Raisa.
"Iya, antri bakso" celetuk Serly.
"Wahahahaha" ketiga sahabat Sevia menertawakannya.
"Udah pada gila emang semua. Tau ah gue mau pulang" kesal Sevia.
"Wah jangan marah dong, becanda Vi. Nanti gue pulangnya naik apa kalau lo marah? selama ini gue kan nebeng sama elo" kata Serly memohon.
"Jalan kaki biar kurus tuh paha lu".
"Jangan marah dong. Guys kita duluan ya, bye semua geng 'wanita buas' semakin di depan muaahh" ucap Serly mengatakan slogan geng mereka.
"Yuk kita pulang juga. Nggak seru kalau udah nggak ada mereka berdua itu" ajak Raisa.
"Oke yuk" ucap Dara.
Dara mengantarkan Raisa pulang ke rumahnya.
Seampainya di rumah, seperti biasa Raisa langsung mandi dan membersihkan seisi ruangan. Tapi ada yang berbeda, yaitu Naufal tidak memasak untuknya.
Apa dia memang cemburu ya? entahlah. Mungkin dia juga asyik belanja sama si Sarah itu makanya lupa masak buat aku, untung aja tadi udah makan.
Setelah selesai merapikan rumah, Raisa menuju ke perkebunan kecilnya yang ditanamnya beberapa hari lalu.
Saat sedang asyik menyiram, muncul Naufal yang baru saja pulang dari kantor.
"Oh kamu udah pulang beb" sambut Raisa.
"Iya".
"Ya sudah mandi aja dulu".
"Iya".
Kok singkat banget ya. Apa benar dia cemburu? mending tanya langsung nanti.
Selesai mandi, Naufal duduk di depan TV menonton acara basket kesukaannya. Raisa yang melihat itu langsung duduk di sampingnya.
"Kamu cemburu ya?" tanya Raisa to the point.
"Nggak kok, siapa yang cemburu".
"Terus kalau nggak cemburu kenapa singkat banget jawabnya dari tadi?".
"Kan emang gini biasanya".
"Tapi kali ini kayak beda tau. Kamu nggak penasaran aku kenal kak Nathan dimana?".
"Nggak".
"Ya sudah kalau begitu" ucap Raisa kesal, dan langsung menuju ke kamar.
Dibantingnya pintu kamar, dan dihempaskannya tubuhnya di atas kasur.
"Nyebelin banget sih. Ternyata dia nggak cemburu. Jahat banget emang. Benci banget gue" teriak Raisa sambil menutup wajahnya dengan bantal, agar teriakannya tidak terdengar.
Tiba-tiba Naufal masuk ke dalam kamar, membuat Raisa kelabakan dengan posisinya yang aneh saat ini, yaitu kaki di atas kasur dan kepala tergantung di ujung kasur.
Raisa masih dengan posisi yang sama dengan wajah yang masih ditutupi oleh bantal.
Naufal membuka bantal yang menutupi wajah Raisa, membuat Raisa terkejut.
Perlahan Naufal mendekat ke arah Raisa yang masih dengan posisi kepala menggantung. Sontak saja Raisa menutup matanya saat bibir mereka semakin dekat. Hingga dirasanya sebuah benda kenyal menempel dibibirnya.
Entah siapa yang memulai duluan, mereka tidak lagi hanya saling mengecup. Tapi sudah saling ******* dengan posisi yang masih sama.
Adegan semakin panas. Diangkatnya Raisa dengan posisi duduk, kemudian disandarkannya ke sandaran ranjang.
Mereka terus berciuman dengan deru panas yang semakin tidak terkendali. Di tengah ciuman panas mereka, Naufal terlihat mulai membuka satu per satu kancing milik Raisa, namun saat kancing terakhir ingin dibuka, ia menghentikan aktivitasnya.
"Kenapa berhenti?" tanya Raisa.
"Cukup sampai sini. Jangan sampai kelewatan" jawab Naufal, mengancingkan kembali baju Raisa yang sudah dilepasnya.
"Kenapa kalau kelewatan? kita kan udah sah" kesal Raisa karena harus terhenti.
"Tapi kita masih sekolah".
"Kan udah mau lulus".
"Iya kamu udah mau lulus, tapi aku belum".
"Aku nggak mungkin hamilin kamu disaat ekonomi kita masih sesulit ini".
"Kan bisa kita minta sama orang tua. Mereka pasti ngerti kok".
"Aku nggak mau membebani mereka. Kamu harus mengerti ya" ucap Naufal sambil mengelus lembut kepala Raisa.
"Iya deh" kata Raisa terlihat sedih.
"Jangan sedih dong beb" ucapnya sambil mencuci pelan pipi Raisa.
"Kamu kenapa tiba-tiba kayak gini beb? aku kaget loh".
"Hmm..soal cemburu tadi, sepertinya kamu benar. Aku mungkin memang cemburu. Aku nggak tahu apa ini karena mulai cinta sama kamu atau nggak, tapi itulah yang aku rasakan".
"Terus kenapa tiba-tiba nyium aku?".
"Nggak tahu juga. Tiba-tiba liat bibir kamu, langsung pengen nyium".
"Seksi ya?" goda Raisa, menggigit bibir bawahnya.
"Jangan mulai deh. Nanti kalau aku nggak tahan bisa bahaya" ucap Naufal.
"Itu memang yang aku mau beb. Rasanya udah nggak tahan gitu pengen kamu masukin" kata Raisa sambil memeluk tubuh Naufal.
"Kenapa istri aku ini mesum banget sih, pikirannya kotor aja".
"Kan cuma sama kamu".
Naufal gemas mendengar perkataan Raisa dan memeluknya sangat erat hingga mereka terjatuh dari tempat tidur.
"Aww beb sakit, kamu kebanyakan gaya sih".
"Maaf sayang. Mana yang sakit?" tanya Naufal, merasa bersalah.
"Ini" tunjuk Raisa ke arah bibirnya.
"Loh kan yang jatuh di belakang bukan bibir".
"Tapi sembuhnya kalau dicium disini" kata Raisa memanyunkan bibirnya.
"Bilang aja kalau mau dicium".
Raisa mengangguk cepat dan tersenyum.
Naufal mengangkat tubuh Raisa ke atas ranjang dan mereka pun berciuman.
(NOTE : tidak sampai wikwik ya hehehe. Naufal masih tahan kok 😂 )
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Dede Nurmala
pembaca nya yg gk tahan Thor 🤭
2023-02-12
0
Efvi Ulyaniek
uwu bgt sih mereka
2022-08-27
0
A.0122
cemburu membawa berkah buat raisa nie karna dpt ciuman
2021-03-11
2