Serly, Sevia dan Dara memberikan jempol ke arah Raisa tanda respect kepada teman satunya itu.
"Lo tumben banget nggak terlambat tadi, ada apa emang?" tanya Dara.
"Nanti gue cerita guys, sekarang kita nikmatin dulu hukumannya" jawab Raisa.
Bel tanda istirahat berbunyi, menandakan hukuman untuk geng 'wanita buas' pun telah berakhir.
"Yuk ke kantin gue nggak kuat lagi, gila hampir pingsan gue di tengah lapangan" cerocos Serly.
"Iya benar banget, tuh pak botak tambah kejam aja" ucap Dara.
"Cuss kita serbu bakso mang tatang dengan tambahan cinta dari keringatnya yang bercucuran" teriak Raisa.
"Kuyyy kuyyy kuyyy kuyyy" teriak Sevia, Serly dan Dara dengan kompak.
Sesampainya di kantin.
"Widih mang tatang makin hari makin tambah seksi aja nih kelihatannya" ucap Raisa.
"Iya ya, apalagi pake bajunya yang tanpa lengan ditambah keringatnya yang bercucuran mantap memang" tambah Dara.
"Ah kalian ini bisa aja deh" kata mang Tatang.
Ia menggerakkan kedua lengannya ke depan dan ke belakang sehingga keringatnya bercucuran kemana-mana.
"Psstt guys lihat tuh, micin alami dari mang tatang mulai menyebar ke mangkok dan baksonya". bisik Serly kepada anggota gengnya.
"Itu memang ciri khas dia, terima aja" balas Raisa.
"Ih gue nggak mau, jorok banget" tolak Sevia.
"Yaelah Sev, biasanya juga kita makan baksonya mang tatang lo nggak pernah protes" kata Dara.
"Gue kira itu cuma rumor doang, ternyata beneran?" tanya Sevia.
"Ya iya lah" teriak Dara, Raisa, dan Serly bersamaan.
Hoeeeekk
Seketika Sevia merasa mual mendengarnya.
"Eh ada apa?" tanya mang Tatang yang melihat Sevia mual-mual.
"Biasa mang, masuk angin dia" ucap Serly.
"Pesan baksonya 3 ya mang" kata Raisa.
"Siap, silahkan ditunggu".
Mang tatang sedang menyiapkan bakso dengan ekstra micin alaminya, sedangkan Sevia masih terus merasa mual mengingat perkataan sahabat-sahabatnya itu.
"Sumpah ya, kalau bisa gue tuh pengen banget muntahin semua bakso itu. Bisa-bisanya kalian pada jahat banget nggak ngasih tahu gue" kesal Sevia.
"Alah lo kayak gini juga karena lo baru tahu aja, coba kalau tadi kita nggak kasih tau pasti lo semangat banget makannya" ucap Dara.
"Iya, kan selama ini lo yang paling semangat kalau kita makan baksonya mang Tatang. Katanya enak banget" ejek Raisa.
"Tapi itu kan dulu, kalau gue tahu ternyata jadi enak karena keringatnya gue mah ogah".
"Duh masalah bersih belakangan Sev, yang penting kenyang dan enak" kata Serly.
"Iya kalian bertiga aja yang makan, gue pilih makanan lain. Nggak sanggup gue harus makan itu" ungkap Sevia, membuat ketiga sahabatnya tertawa.
Saat sedang makan, mereka tidak sengaja mendengar percakapan murid lain di bangku sebelah.
"Eh gue dengar-dengar nih si Naufal anak kelas 11 yang dikeluarin dari sekolah itu, katanya dia sekarang pindah sekolah di Adiraksa" kata salah satu murid kepada temannya.
"Wah Adiraksa? itu mah tempat perkumpulan cewek-cewek cantik dan populer".
"Benar banget, dan lo mau tau apa yang lebih mencengangkan lagi?".
"Apa apa?".
"Naufal sekelas sama Sarah, anak paling populer dan terkenal di sekolah itu dan gue dengar lagi ya si Sarah coba deketin Naufal".
"Wah gila sih. Tapi kayaknya mereka cocok deh, cantik dan ganteng gitu, pas kan?".
"Iya iya".
Raisa mendengar setiap perkataan kedua murid itu sambil menahan emosi.
"Kira-kira benar nggak ya apa yang dikatain dua wanita lambe turah itu? gue aja baru tau loh, padahal biasanya gue paling gercep" ucap Dara.
"Bisa gawat tuh kalau beneran, nanti si Sarah itu bisa aja ngerebut Naufal dari lo Sa" kata Serly mencoba memanas-manasi Raisa.
"Awas aja kalau sampai dia tergoda sama perempuan jadi-jadian itu, gue bakal cincang-cincang mereka berdua" ucap Raisa, membanting sendok dan garpunya.
"Wow sabar dong, jangan emosi dulu. Kan bisa dibicarakan secara baik-baik" kata Sevia.
"Kalau memang benar kenyataannya kayak begitu, nggak bisa dibicarain baik-baik lagi. Itu udah keterlaluan" ujar Serly kembali memanasi suasana.
"Lo mah suka banget bikin orang ribut, jangan gitu dong" ucap Sevia.
"Pokoknya Sa, lo harus bicarain baik-baik dulu dengan Naufal, siapa tahu dia memang nggak ngerespon. Kan lo tau sendiri sifatnya Naufal kayak gimana" lanjutnya.
"Kalau pun beneran, mending lo buat dia ngehamilin lo aja biar nggak genit lagi sama cewek lain" saran Dara.
"Lo benar juga ya, kan gue udah sah sama dia jadi wajar dong kalau gue hamil".
30 menit kemudian bel pun kembali berbunyi, tanda jam pelajaran dimulai kembali.
"Mang makasih ya. Baksonya seperti biasa, ngutang dulu" kata Serly.
"Kapan-kapan dibayar ya mang" tambah Raisa.
"Nanti ingetin aja ya mang, siapa tau kita lupa hehe" ucap Dara.
"Permisi mang" kata Sevia canggung semenjak peristiwa bakso dan keringat tadi.
Sesampainya di kelas, masuklah pelajaran pak Retno, guru Matematika musuh geng 'wanita buas".
"Selamat siang anak-anak. Hari ini bapak ingin kalian mengerjakan tugas di papan tulis. Soalnya tentang Trigonometri" kata pak Retno.
"Tentu saja, bapak akan memilih siapa saja yang akan maju mengerjakan soal tersebut" ucap pak Retno penuh dengan penekanan.
"Gawat nih, pak Retno ngeliatin kita, pasti kita berempat yang dia maksud" bisik Sevia pada teman sebangkunya, yaitu Serly.
"Kelihatannya sih gitu" ucap Serly.
"Ya kalian berempat yang dibelakang, silahkan maju" panggil pak Retno.
"Sudah kuduga" kata Sevia memicingkan matanya..
Geng 'wanita buas' maju ke depan dan mulai mengerjakan soal yang diberikan pak Retno.
"Eh ini caranya gimana? gue nggak tahu rumusnya" kata Dara.
"Gue juga nggak tahu, ini aja masih kosong papan tulisnya" balas Sevia.
"Eh..eh lihat tuh, sih Raisa kayaknya ngerti deh. Dia tenang banget ngerjain di papan gitu, malah pake acara disembunyiin lagi tulisannya" sahut Serly.
"Iya nih, Raisa pelit banget" ucap Dara.
"Psst..Raisa ajarin dong, pelit banget sih mana pakai ditutup segala" kata Serly.
Raisa tidak menggubris sahabat-sahabatnya dan terus berfokus pada tulisannya di papan.
"Sudah semua?".
"Belum pak" Serly, Sevia, dan Dara kompak menjawab tidak sedangkan Raisa menjawab sudah.
"Wah wah tumben kalian berempat tidak kompak. Baik sekarang bapak akan lihat jawaban Raisa".
Pak Retno menuju ke arah papan tulis tempat dimana Raisa menulis.
"Kamu jangan halangin papannya dong, kan bapak nggak bisa baca apa yang kamu tulis".
"Tapi pak, kalau salah jangan marah ya".
"Iya tidak akan, yang penting kamu sudah berusaha. Bapak bisa hargai itu, karen bapak tahu otak kalian sangat dibawah rata-rata" ungkap pak Retno, menohok.
Raisa perlahan menggeser tubuhnya agar tidak menghalangi papan, seketika seluruh ruangan tertawa terpingkal-pingkal melihat apa yang ditulis Raisa.
"Raisa apa-apaan ini? kenapa kamu malah nulis doa makan?" sungut pak Retno.
"Ya maaf pak, saya nggak tahu cara kerjanya gimana jadi daripada nggak ada tulisan sama sekali di papan, mending saya tulis aja doa makan pak, siapa tahu bapak lupa" ujar Raisa, membuat pak Retno mulai emosi.
"Kalian berempat keluar dari kelas sekarang juga! bersihkan seluruh lapangan indoor maupun outdoor sampai bersih! kalau tidak bersih, jangan harap kalian bisa pulang!" teriak pak Retno berapi-api.
"Keluar yuk, gunung vulkanik udah mau meletus tuh" celetuk Raisa.
"Apa kamu bilang?" teriak pak Retno semakin tambah emosi.
"Lari guys" teriak Serly kepada sahabat-sahabatnya.
...****************...
Mohon maaf untuk visual cerita ini dihapus, karena takutnya akan melanggar hak cipta. Terima kasih atas pengertiannya 🙏
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
BAGUSLH TANPA VISUAL, DRIPADA OTHOR MASUKAN VISUAL2 KOREA, MALAS BANGET LIATNYA.
2023-06-13
0
Sulaiman Efendy
😂😂😂😂😂😂😂😂
2023-06-13
0
Lastri Gustiani
sumpeh...ngehibur banget cerita loe Thor 🤣🤣🤣
2021-01-04
2