"I love you pak Nathan, Saranghae, aku cinta kamu".
Ketiga sahabat itu segera menyeret Dara, yang terus memonyongkan bibirnya menatap ke arah pak Nathan.
"Kenapa kalian semua pada jahat banget sih, gue kan pengen berlama-lama dengan pak Nathan" kesal Dara.
"Tapi pak Nathan nggak mau berlama-lama sama lo" timpal Serly.
"Eh gue lihat-lihat tuh bapak suka Raisa lo. Buktinya dari tadi dia perhatiin Raisa mulu" ujar Sevia.
"Nggak boleh dibiarin tuh. Nanti Naufal gue kemanain? tetap di mata gue, Naufal yang paling ganteng deh" ucap Raisa.
"Dasar bucin" celetuk Serly.
"Biarin wle, daripada jomblo" ledek Raisa
Teng Teng Teng
"Udah bel masuk tuh. Usahakan kali ini kita nggak dikeluarin dari kelas lagi guys, capek gue jadi pembantu di sekolah ini kerjanya bersih-bersih mulu" ucap Dara.
"Iya benar banget. Kan disini kita juga bayar ya, malah dijadiin kayak pembantu" tambah Raisa.
"Itu karena kalian semua pada bandel jadi dihukum" sahut pak Retno dari belakang.
"Eh bapak, kok tiba-tiba nongol, kayak hantu aja hehe" kata Serly.
"Masuk ke kelas sekarang!" teriak pak Retno, membuat keempat gadis itu berlarian masuk ke dalam kelas.
Sepulang sekolah, Raisa dan Dara berpisah dengan Serly dan Sevia karena arah rumah mereka yang memang berlawanan.
"Ya ampun Sa, gue barusan dapat sms nih kata nyokap disuruh jemput dia di bandara. Lo gimana dong pulangnya? atau ikut gue aja dulu ke bandara?".
"Nggak usah, lo pergi aja jemput nyokap lo. Gue naik bis aja".
"Serius nih?" tanya Dara.
"Iya" jawab Raisa.
"Ya sudah gue pergi dulu ya, bye Raisa".
"Bye" kata Raisa sambil melambaikan tangannya.
Raisa duduk sendirian di halte. Sambil menunggu bis lewat ia mendengarkan musik melalui earphonenya.
Tiba-tiba ada mobil yang berhenti di depan halte, tempat Raisa duduk.
Raisa bingung melihat mobil berhenti di depannya, ia mencoba melihat siapa orang yang ada di dalam mobil itu.
Kaca mobil perlahan turun, memperlihatkan sosok pengemudinya.
Raisa terkejut karena ternyata yang ada di dalam mobil itu adalah Nathan.
"Pak Nathan".
"Jangan panggil bapak, panggil kakak saja. Ini kan diluar sekolah" ucapnya.
"Oh iya pak, eh kak. Kakak lagi apa disini?".
"Kamu lagi nunggu apa? kakak anterin pulang aja gimana?" tawar Nathan.
"Nggak usah kak, nanti ngerepotin" tolak Raisa.
"Nggak ngerepotin kok, ayo masuk".
Gimana nih, kalau diantar kak Nathan terus Naufal lihat bisa berabe kan. Tapi, nggak ada salahnya sih, bisa hemat uang.
"Gimana Raisa? mau diantar nggak?" tanyanya memecah lamunan Raisa.
"Eh, iya kak boleh" kata Raisa yang tersadar dari lamunannya.
Raisa akhirnya memutuskan untuk diantar pulang oleh Nathan.
"Kamu mau singgah makan dulu nggak?" tanya Nathan.
Biasanya kan Naufal udah masak jam segini. Masa aku lebih pilih makan sama cowok lain daripada makan masakan suami sendiri sih.
"Nggak usah kak, aku makan di rumah aja" jawab Raisa.
"Oh gitu. Ya sudah. Dibagian mana rumahnya?".
"Terus aja kak, nanti mentok belok kiri".
"Oke siap".
Nathan membawa mobilnya dengan Raisa yang menunjukkan jalan pulang ke arah rumahnya.
"Disini kak".
"Rumah warna biru di depan ini?" tunjuk Nathan.
"Iya".
"Kamu tinggal sendirian disini?".
"Nggak kok, bareng sama adik aku. Orang tua aku rumahnya agak jauh soalnya" kata Raisa, berbohong.
"Adik kamu yang laki-laki itu?".
"Iya benar. Oh iya, makasih ya kak udah anterin".
"Iya sama-sama".
Raisa turun dari mobil dan ingin masuk ke dalam rumah. Saat akan masuk, ia berpapasan dengan Naufal yang baru saja akan keluar.
Naufal melihat mobil Nathan di depan rumah, dengan Nathan yang sedang menatap ke arahnya dan juga Raisa.
Karena tatapan tajam Naufal ke arah Nathan, akhirnya Nathan pun pergi.
Naufal kembali melihat ke arah Raisa yang saat ini terlihat gugup.
"Eh, itu beb, tadi aku dianterin pulang sama kak Nathan karena Dara disuruh nyokapnya untuk jemput di bandara" jelas Raisa.
"Terus kenapa bisa pulang bareng dia? memangnya dia ngikutin kamu terus?" tanya Naufal, dengan tatapan sulit diartikan.
"Nggak bukan gitu. Tapi dia guru olahraga sementara di sekolah aku".
"Oh jadi dia guru olahraga sekarang? hebat juga ya demi liat kamu dia mau jadi guru olahraga".
"Maksud kamu apa beb?".
"Nggak ada. Aku pergi dulu ya, aku udah siapin makanan untuk kamu di dalam" kata Naufal.
"Tunggu" tahan Raisa.
"Ada apa?".
"Ciumannya mana?".
"Nggak ada".
"Kok nggak ada?".
"Kamu dihukum karena berani diantar pulang cowok lain".
"Yaah jadi hukumannya nggak bisa cium nih?".
"Iya" jawab Naufal singkat.
Raisa menundukkan kepalanya dan memanyunkan bibirnya karena tidak mendapat ciuman dari Naufal.
Naufal yang melihat ekspresi Raisa, tertawa geli. Padahal tadi, ia hanya bercanda.
Diangkatnya wajah Raisa menghadap ke arahnya, kemudian diciumnya bibir lembut istrinya itu.
Raisa yang tiba-tiba dicium menjadi terkejut sekaligus bercampur senang.
Setelah cukup lama berciuman, Naufal akhirnya melepas ciuman mereka saat keduanya mulai kehabisan napas.
"Katanya tadi aku dihukum".
"Hukumannya diganti".
"Diganti jadi apa?".
"Nggak boleh pelukan kalau tidur".
"Ahhh itu susah banget beb" ucap Raisa.
"Ya itu hukuman buat istri yang nakal kayak kamu".
"Kalau pelukan saat tidur nggak boleh, berarti ciuman saat tidur boleh dong?".
"Banyak banget sih ide kamu beb. Udah aku mau pergi kerja dulu, nanti telat lagi. Jangan lupa bersih-bersih rumah ya".
"Iya dadah".
Raisa melambaikan tangannya kemudian memperagakan seakan-akan menembak hati Naufal.
Naufal yang melihat itu, ikut bermain di dalamnya dengan memperagakan seakan-akan tertembak dan memegang jantungnya.
Mereka tidak sadar, sejak tadi dari kejauhan Nathan melihat semua yang mereka lakukan.
"Apa benar mereka itu saudara? kenapa aku nggak yakin ya? mana ada saudara berciuman kayak gitu. Aku aja nggak pernah ciuman di bibir dengan Sarah. Aku haru mencari tahu hubungan mereka yang sebenarnya nanti".
Nathan segera pergi dari tempat persembunyiannya itu.
Di dalam rumah, Raisa terlihat sangat bahagia. Ia mulai bernyanyi lagu-lagu romantis, tidak mempedulikan suaranya yang fals dan seperti akan memecah gendang telinga.
Saat sedang bersih-bersih rumah, Raisa teringat satu ide. Diambilnya hp nya, kemudian ia mulai berselfi secantik mungkin. Kemudian ia mengirimkan fotonya kepada Naufal.
Tidak lama kemudian, hp nya berbunyi tanda satu chat masuk.
Dilihatnya Naufal yang sudah membalas chatnya dengan memberikan emoticon cium dan love.
"Ya ampun mau gila, kok so sweet banget sih suami aku ini" teriak Raisa kegirangan.
Saat akan membalas lagi chat dari Naufal, hp nya tiba-tiba mati.
"Dasar hp nggak ada akhlak. Orang mau romantis-romantisan sama suami, malah pake acara mati karena lobet".
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Duh Sa jangan hanya karena mau berhemat,Ntar hubungan kamu dengan Suami berantakan, Sekurang-kurangnya izin Naufal dulu lah,Biar gak ada salah paham nantinya..
2025-01-08
0
Qaisaa Nazarudin
Aku paling demen baca novel Alurnya pasangan guru dan murid,Tapi sayangnya di sini Raisa udah nikah,Jadi aku gak dukung Pebinor,sorry ya pak Nathan 🙏🙏😄😄
2025-01-08
0
Qaisaa Nazarudin
Untung aja Nathan melihatnya..👏👏👍👍
2025-01-08
0