Halo guys
Mohon maaf author sudah lama tidak up cerita ini 🙏
Mudah-mudahan author akan semakin rajin up nya. Jadi jangan lupa like, vote, dan rate kalau kalian suka cerita ini supaya author tambah semangat lagi 😊
Happy Reading
.
.
.
Raisa membuka matanya, mendorong tubuh Naufal yang menidih tubuhnya dan segera berlari ke kamar mandi karena merasa malu.
"Naufal kurang ajar" teriaknya dari dalam kamar mandi.
Naufal tertawa sangat keras melihat tingkah Raisa.
Di dalam kamar mandi, Raisa tidak habis-habisnya memaki dirinya sendiri karena merasa terlalu bodoh.
"Gila ya, kenapa pikiran gue sekotor ini sih? pake nutup mata segala tadi malu-maluin banget sumpah" teriak Raisa dibawah shower yang membasahi tubuhnya.
Setelah mandi, Raisa baru sadar kalau ia tadi lupa membawa handuk karena terburu-buru masuk ke dalam kamar mandi. Kini ia memaki dirinya kembali untuk kesekian kalinya.
Gue harus gimana nih, masa harus panggil Naufal sih. Tapi itu satu-satunya cara, nggak mungkin gue nunggu disini, bisa-bisa gue mati kedinginan. Gumam Raisa.
Raisa membuka pintu kamar mandinya sedikit, kemudian menolehkan kepalanya.
"Naufal" panggil Raisa.
"Ada apa?" tanya Naufal ketus sambil memainkan hp nya di atas kasur.
"Tolong ambilin handuk sama baju tidur gue dong, gue lupa ini".
"Dih ambil sendiri lah. Punya tangan dan kaki kan?" ucap Naufal.
Kurang ajar nih anak nggak ada sopan-sopannya sama yang lebih tua. Untung sayang. Batin Raisa.
"Ambilin dulu lah Fal. Gue telanjang bulat ini. Lo mau apa gue keluar kamar mandi terus telanjang? lo mau mata lo yang suci itu jadi kotor karena gue? kalo mau, ayolah. Gue juga udah nunggu lama" ujar Raisa hendak keluar dari kamar mandi.
"Eh..eh..tunggu. Gila apa lo mau keluar telanjang? walaupun lo udah sah jadi istri gue, gue tetap nggak mau kesucian mata gue ternodai. Tunggu disitu, gue ambilin handuk sama bajunya".
"Nah gitu dong. Dari tadi kek kayak gitu"
"Ini" kata Naufal menyodorkan handuk pada Raisa.
"Terima kasih suami" ucap Raisa sebelum menutup pintu kamar mandinya.
Naufal kembali ke kasur dan memainkan hp nya. Beberapa saat kemudian, Raisa terlihat keluar dari kamar mandi dengan baju tidur merah muda serta rambut basah yang tergerai sehabis keramas.
Cantik juga ternyata. Kok selama ini gue baru sadar ya. Batin Naufal di dalam hati.
"Kenapa lo liat-liat? gue cantik ya? tanya Raisa seperti membaca pikiran Naufal.
"Nggak tuh. Gue liat lo jelek banget, apalagi rambut basah ditambah baju merah muda itu. Sumpah jelek banget" jawab Naufal berbohong.
"Masa sih? menurut gue biasa aja. Ih parah banget deh suami sendiri malah jelekin istrinya" cerocos Raisa.
"Ngapain lo kesini?" tanya Naufal saat Raisa berjalan ke arah kasur.
"Ya mau tidur lah masa mau salto".
"Nggak bisa dong. Ini tempat tidur gue. Masa kita tidur berdua" kata Naufal tidak terima.
"Jadi maksud lo apa? gue tidur di sofa gitu? nggak mau lah. Lo aja sana" kekeh Raisa yang tidak ingin pindah.
"Ini kan rumah gue, jadi hak gue dong"
"Nggak. Pokonya kalau lo nggak mau pindah, kita tidur bareng titik" kata Raisa penuh penekanan.
Naufal akhirnya menyerah. Dengan terpaksa ia menerima untuk tidur satu ranjang dengan Raisa.
"Mana guling lo? kasih pembatas di tengah sini" ucap Naufal.
"Gue nggak bisa kalau nggak peluk guling. Punya lo aja kan bisa".
"Gue juga nggak bisa kalau nggak ada guling. Punya lo aja sini" Naufal berusaha menarik guling yang sedang dipeluk Raisa, tapi Raisa tetap menahannya.
Sampai akhirnya, Naufal menarik kuat guling yang dipeluk Raisa, hingga tanpa sadar Raisa juga ikut tertarik dan bibirnya menyentuh bibir Naufal.
"Akhhh" teriak Naufal, hingga terjungkal ke lantai.
"Lo nggak apa-apa?" tanya Raisa yang terkejut melihat Naufal jatuh ke lantai.
"Nggak apa-apa gimana? bantuin".
"Iya, bawel banget sih" Raisa mengulurkan tangannya untuk membantu Naufal berdiri.
"Udah tidur aja nggak usah ribet. Gue nggak bakal ngapa-ngapain lo kok. Ya kalau ngapain-ngapain juga, itu khilaf aja" ujar Raisa, membuat Naufal bergidik ngeri.
Mereka akhirnya tertidur tanpa ada pembatas yang membatasi tubuh mereka.
Pagi harinya, Raisa terbangun dari tidurnya. Ia merasa ada sesuatu yang berat berada di atas perutnya. Saat ia melihat, ternyata itu adalah tangan Naufal yang sedang memeluknya.
Raisa tersenyum bahagia, ia membiarkan tangan Naufal tetap di perutnya kemudian ia menatap wajah suaminya itu yang tengah tertidur pulas.
Saat sedang asyik menatap, perlahan Naufal mulai mengerjapkan matanya untuk bangun.
"Aaakkkhhhh" lagi-lagi Naufal berteriak, kali ini ia berteriak karena terkejut mendapati Raisa yang tengah menatapnya dengan tatapan mesum.
"Kenapa pagi-pagi udah teriak sih" kesal Raisa.
"Lo aja kenapa pagi-pagi udah liatin gue? mau mesum ya?".
"Kalau iya kenapa? udah sana mandi, katanya udah mau kerja sama cari sekolah baru".
"Oh iya ya. Lo nggak sekolah juga?".
"Nggak. Kan gue masih di skors".
"Ya udah. Gue mandi dulu. Siapin sarapan sana, lo kan istri".
"Sarapan apa? lo mau dapur lo jadi terbakar?".
"Ya ampun gue lupa lo nggak bisa masak" ucap Naufal.
"Gini aja, lo temenin gue daftar di sekolah baru sekalian kita mampir untuk sarapan. Gimana?" usul Naufal.
Raisa mengangguk setuju dengan usul Naufal. Mereka akhirnya mandi kemudian bersiap untuk keluar.
Raisa dan Naufal menggunakan kendaraan umum, karena tidak memiliki kendaraan pribadi. Satu-satunya yang diberikan oleh orang tua Naufal hanya lah rumah.
"Lo rencana mau sekolah dimana?" tanya Raisa memecah keheningan di dalam bis.
"Di sekolah Adiraksa" jawab Naufal.
"Apa? kenapa di sekolah itu?".
"Memangnya kenapa?" Naufal balik bertanya.
"Kan disitu banyak banget cewek-cewek cantik dan populer. Pasti lo pilih sekolah itu karena mau liat mereka kan? ayo ngaku. Ingat dong, lo itu udah punya istri" tekan Raisa.
"Cerewet banget deh lo. Gue pilih sekolah itu karena hanya sekolah itu yang paling bagus dan mau menerima gue" ujar Naufal.
"Ya terserah lah" kata Raisa dengan malas.
Raisa dan Naufal telah sampai di restoran cepat saji untuk sarapan mereka.
"Jangan mahal-mahal pesannya, harus irit" kata Naufal mengingatkan Raisa yang matanya sudah jelajatan kemana-mana.
"Iya tau" ucap Raisa sinis.
"Gue pesan roti panggang sama jus jeruk" lanjut Raisa.
"Mbak roti panggang 2, sama air mineral botol 1 ya" ucap Naufal kepada pelayan restoran.
"Loh kok minumnya air mineral sih? cuma 1 lagi" kesal Raisa.
"Gue kan udah bilang, harus irit. Airnya 1 aja nanti berbagi".
"Apa? jadi lo mau kita ciuman secara tidak langsung lewat botol air minum? baiklah, aku suka itu" kata Raisa dengan genitnya.
Naufal menarik napasnya panjang kemudian ia memanggil pelayan restoran lagi.
"Mbak pesan air mineral botol nya 1 lagi".
Raisa tertawa terbahak-bahak melihat tingkah Naufal yang semakin hari semakin membuatnya menyukai pria yang merupakan suaminya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Lha bukannya Naufal punya motor ya?? Masa iya motor gak di kasih kenderaan Naufal ke sekolah dan kerja pake apa?? 🤔
2025-01-07
0
Sulaiman Efendy
JIAAAAAA TERBALIK, BIASANYA SI ISTRI YG TERIAK, INI MALAH SUAMI...😂😂😂😂😂😂😂😂😂😂
2023-06-13
0
Efvi Ulyaniek
wkwkwkwkwk...uwu bgt sih mereka
2022-08-27
0