"Jadi gimana? air rebusnya jadi apa nggak?".
"Ya nggak lah, ini mah air gosong bukan air rebus lagi".
"Yah gagal deh" ucap Raisa.
Mereka berdua tertawa bersama melihat kecerobohan yang mereka perbuat.
.
.
.
Pagi ini Raisa tengah menyiapkan sarapan untuknya dengan Naufal. Hanya roti tawar diolesi selai cokelat lah yang bisa dilakukannya setiap pagi, demi mengisi perut kosong mereka.
"Beb kamu sekelas sama Sarah ya?" tanya Raisa di sela makannya.
"Iya. Tahu darimana?".
"Semua orang pada gosipin kamu sama si Sarah itu. Emangnya dia kayak gimana sih? lebih cantik dari aku?".
"Entahlah, mungkin iya" ucap Naufal, masih terus melahap makanannya.
Tiba-tiba Raisa merasa kehilangan nafsu makan karena ucapan Naufal.
"Mana fotonya aku mau lihat".
"Nggak ada lah, ngapain nyimpan fotonya".
"Kalau gitu pulang sekolah nanti aku mau singgah ke sekolah kamu".
"Mau ngapain?".
"Mau lihat yang namanya Sarah itu".
"Jangan mulai deh, nanti kamu berantem lagi. Udah nggak usah, aku juga nggak deketin dia kok, dianya aja yang deketin aku" kata Naufal keceplosan.
"Eh maksud aku itu..".
"Ohh jadi dia deketin kamu? emang gatel ya tuh cewek. Pokoknya sebentar pas pulang sekolah aku datengin tuh orang" sungut Raisa.
"Ya ampun udah dong Raisa jangan mulai lagi deh, kamu kan tahu aku nggak pernah gubris orang kayak gitu".
"Aku takut kamu malah berpaling ke dia. Buktinya sampai sekarang aja kamu nggak mau panggil aku beb, cuma aku doang yang panggil" ujar Raisa merasa sedih.
"Kan kamu tahu aku belum terbiasa, tapi buktinya sekarang kita kan udah panggil aku kamu, jadi ada kemajuan dong".
"Kalau belum terbiasa ya dibiasin dong. Pokoknya mulai sekarang panggil aku beb, kalau nggak aku bakal cari si Sarah itu" ancam Raisa.
"Iya iya beb. Puas?".
Raisa tersenyum kemudian mengangguk.
"Ya sudah ayo ke sekolah" ajak Naufal.
Saat Naufal akan berbalik, tiba-tiba Raisa datang memeluknya begitu erat.
"Makasih udah mencoba menerima sifat bar bar aku ini. Dan juga, aku tahu kok kamu belum bisa suka padaku, tapi tolong biarkan aku menyukaimu dan jangan tinggalin aku. Cuma itu yang aku minta" ucap Raisa begitu tulus.
Naufal yang mendengarnya merasa tersentuh. Baru kali ini ia mendengar keseriusan dari Raisa, tanpa sadar ia membalas pelukan Raisa.
"Aku nggak bakal tinggalin kamu dan makasih sudah mengerti perasaan aku. Ayo kita pergi".
Kali ini Naufal menggandeng tangan Raisa sampai menuju ke dalam bis. Raisa terlihat salah tingkah saat tangannya digenggam oleh Naufal.
Aww so sweet banget deh. Semangat Raisa, kamu pasti bisa mendapatkan hati Naufal. Batinnya di dalam hati.
Bis berhenti terlebih dahulu di depan sekolah Raisa. Saat hendak turun, Raisa tidak lupa menyalami tangan Naufal kemudian ia berbisik "Semangat suamiku. I love you".
Wajah Naufal seketika memerah mendengar perkataan Raisa, ia mencoba berpaling menutupi wajahnya yang sudah seperti kepiting rebus.
"Haha kamu lucu banget deh. Aku pergi ya beb" kata Raisa, kemudian menuruni bis.
Kenapa dia selalu bikin spot jantung sih. Gumam Naufal.
Baru saja Raisa akan memasuki pintu gerbang, tiba-tiba muncul ketiga sahabatnya sedang berlari ke arahnya.
"Wey wey tenang dong, ngapain lari-lari sih" kata Raisa.
"Mana dede Satria? kata lo jatuh kan. Jatuh dimana?" tanya Dara.
"Iya my honey bunny sweetie gue jatuh dimana Sa?" tambah Serly.
"Tunggu, gue tahu Dara dan Serly suka sama Satria, tapi lo Vi, kenapa nih bisa cepat datang juga? khawatir juga ya sama Satria? ayo ngaku" goda Raisa.
"Ih apa sih, nggak ya. Gue datang cepat, karena si Dara dan Serly udah kayak orang gila di grup, nangis-nangis nggak jelas" bela Sevia.
"Iya deh iya" kata Raisa.
"Jadi dede Satrianya jatuh dimana Sa? lo belum jawab pertanyaan kita" ucap Serly.
"Tenang semua, tadi gue cuma becanda doang kok hehehe".
"Apa?" teriak mereka bersamaan.
"Gue sengaja buat alasan kayak gitu, biar kalian cepat datang. Kan udah mau lulus, jadi sekali-sekali lah kita nggak buat guru piket kesal" kata Raisa bijak.
"Astaga lo kena benturan dimana? kenapa jadi kayak gini?" tanya Dara tidak percaya.
"Pasti ini ulah Naufal, ayo kita serbu dia" ucap Serly.
"Eh..eh..eh ngapain pada serbu dia sih? udah lah ayo masuk. Kita buat seluruh sekolah ini jadi tercengang melihat kita berempat geng 'wanita buas' jadi rajin".
"Setuju, ayo lah" ajak Sevia.
Keempat anggota geng 'wanita buas' memasuki sekolah dengan bangganya, namun baru beberapa langkah mereka berjalan, mereka sudah diberhentikan oleh petugas piket.
"Berhenti".
"Kenapa pak? kok berhenti sih. Kita kan nggak terlambat" ucap Raisa, mendapat anggukan dari ketiga sahabatnya.
"Siapa bilang kalian tidak terlambat? lihat itu semua orang sudah pada baris" tunjuk sang guru piket.
"Loh tapi kan ini masih jam 7 lewat 15 pak" kata Sevia.
"Iya memang, tapi hari ini ada apel pagi jadi kalian terlambat. Sudah sana kalian berdiri di depan tiang bendera".
"Apa? kok ada apel pagi nggak bilang-bilang sih" kata Raisa.
"Kalian aja yang nggak peduli. Tiap hari selasa dan sabtu kan memang ada apel pagi".
"Oh iya juga ya, keseringan terlambat sih jadi mana tahu ada apel pagi atau nggak" ucap Raisa menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
"Sudah sana pergi".
Keempat geng 'wanita buas' akhirnya berjalan lesuh ke arah tiang bendera.
"Lo sih Sa nggak lihat-lihat jadwal dulu, udah datang cepat malah dihukum lagi, mending terlambat datang aja, sama-sama dihukum juga" ucap Serly.
"Ya mana gue tahu Serly. Sorry ya teman-teman hehe".
"Niatnya mau rajin jadinya malah dihukum. Emang ya kita tuh ditakdirkan untuk selalu di hukum ckckck" celetuk Sevia.
"Benar banget. Nasib-nasib" ucap Dara.
Keempat sahabat itu tertawa bersama meratapi kebodohan mereka.
Saat jam istirahat tiba, seperti biasa geng 'wanita buas' makan di warung kegemaran mereka yaitu bakso mang tatang.
"Mang, baksonya 3 ya" sahut Dara.
"Si neng yang satunya lagi nggak?" tanya mang Tatang pada Sevia.
"Eh nggak mang, udah nggak bisa makan bakso lagi. Kata dokter alergi" ucap Sevia berbohong.
"Oke kalau begitu, nanti mang akan coba buka makanan lain ya biar beragam".
"Wah setuju mang, pasti Sevia semangat tuh makannya, apalagi kalau mang jualan nasi goreng, beuhh kesukaan dia itu" goda Dara.
"Wah oke nanti mang buat deh".
"Eh nggak usah mang" ucap Sevia tergagap.
"Gimana sih kalian, gue nggak mau makan makanannya" lanjut Sevia merasa tersiksa.
Serly, Sevia dan Raisa tertawa setelah berhasil menggoda Sevia.
Di tengah makan, lagi-lagi mereka mendengar gosip dari kedua wanita yang kemarin.
"Eh..eh udah dengar nggak, katanya si Sarah deketin lagi Naufal"
"Beneran?".
"Iya. Apalagi ya gue dengar-dengar mereka tuh satu kelompok, pasti bakal sering ketemu kan".
"Iya juga ya. Beruntung banget tuh si Sarah. Gue juga mau kalau jadi dia".
"Iya benar banget".
Raisa tidak dapat menahan kekesalannya lagi, ia langsung mengambil hp nya kemudian mengirimkan video kepada Naufal.
Naufal yang sedang menikmati makan siangnya, tiba-tiba mendapati hp nya berbunyi tanda pesan masuk.
Saat ia membuka hp nya terdapat video yang dikirim Raisa.
"Video apa ini?".
Naufal yang tidak tahu menahu, mulai membuka isi video itu. Nafasnya tercekat saat menonton video. Di dalam video terlihat Raisa mengarahkan tangannya ke arah lehernya seakan-akan berkata ingin membunuh Naufal.
Kemudian yang membuat Naufal semakin takut adalah pesan teks yang dikirimi Raisa padanya.
Hai suami. Dengar-dengar kamu satu kelompok ya sama si Sarah. Kalau kamu berani macam-macam sama dia sekalipun dia yang goda kamu duluan, aku nggak segan-segan potong ***** kamu itu kemudian aku mutilasi lalu aku lemparkan ke kandang harimau. Ingat itu ya beb. I love you.
Setelah membaca pesan teks dari Raisa, seketika bagian bawah tubuh Naufal menjadi ngilu.
Darimana dia bisa tahu aku satu kelompok dengan Sarah? apa dia punya mata-mata disini. Ngeri banget deh kalau sampai ***** aku dipotong. Mana masih perjaka lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-06-14
0
Sevi Hartanti
bengek🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2021-03-14
0
A.0122
bnr² ya klau istri bar² jd dpt ancaman ngeri gitu
2021-03-11
0