Naufal memang terkenal sangat pintar di sekolahnya dan juga sangat dingin dan cuek kepada siapa pun. Maka dari itu, Raisa suka menggodanya.
"Berhenti ngeliatin si Naufal, iler lo udah keluar tuh" ujar Sevia kepada Raisa.
"Duh habis cakep banget sih dede naufal, apalagi kalau habis olahraga, keringatnya itu loh" kata Raisa masih terus menatap Naufal.
"Otak lo mesum" kata Sevia.
Tiba-tiba bola basket terjatuh tepat di depan Raisa. Naufal datang menghampiri Raisa untuk mengambil bola basketnya, melihat hal itu Raisa berinisiatif untuk mengambil bola basket itu lebih dulu dan memeluknya erat.
"Sini bolanya" kata Naufal dengan ekspresi datar.
"Dede mau bola nya? bola yang mana nih?" tanya Raisa dengan nada menggoda.
"Apaan sih. Cepetan kasih" pintah Naufal mulai kesal.
"Dede jangan marah gitu dong, nanti gantengnya nambah" ujar Raisa masih terus menggoda Naufal.
Naufal kebetulan melihat ada pak Retno yang sedang lewat di depan lapangan basket. Naufal tahu geng 'wanita buas' bermusuhan dengan Pak Retno si guru matematika. Ia pun berteriak memanggil pak Retno.
"Pak Retno, Pak" panggil Naufal.
"Iya ada apa nak Naufal?" tanya Pak Retno menghampiri Naufal.
"****** lu Sa, Pak Botak muncul lagi" bisik Dara kepada Raisa.
"Wah kenapa dede Naufal ini manggil Pak Botak itu" kesal Raisa.
"Begini Pak, wanita ini tidak mau memberikan bola basketnya" tunjuk Naufal kepada Raisa.
Pak Retno menoleh dan mendapati Raisa tengah memeluk bola basket itu.
"Kalian bukannya lagi dihukum disini? kenapa malah mengganggu adik kelas kalian?" bentak Pak Retno.
"Ma..maf Pak, sesekali bercanda lah pak, jangan dianggap serius ya" ucap Raisa gugup.
"Ini bolanya dede Naufal, semangat mainnya" lanjut Raisa sambil memberikan bola basketnya kepada Naufal.
Naufal mengambil bola itu dari tangan Raisa
"Terima kasih Pak Retno, saya permisi dulu" kata Naufal tanpa melihat Raisa.
"Iya nak" kata Pak Retno sambil tersenyum kepada Naufal.
Saat Pak Retno menoleh ke anggota geng 'wanita buas' wajahnya kembali menatap sinis geng itu.
"Kerjakan hukumannya, jangan godain cowok terus kerjanya" kata Pak Retno sambil berlalu pergi.
"Tuh Pak Botak lama-lama tambah ngeselin ya" ujar Serly saat Pak Retno sudah pergi.
"Bener banget. Gimana mau dapat jodoh kalo gitu kelakuannya" timpal Raisa.
"Guys cepetan kita selesain hukumannya, udah mau masuk pelajaran Bu Susi nih, mana killer banget lagi" ujar Sevia kepada teman-temannya.
"Bu Susi emang cocok ya sama Pak Retno, sama-sama jomblo, sama-sama ngeselin juga. Klop banget deh. Coba pikir gimana tuh kalau mereka nikah" tambah Dara.
Mereka semua tertawa membayangkan Pak Retno dan Bu Susi jika menikah.
'
Geng 'wanita buas' baru selesai dengan hukuman mereka. Mereka terlambat masuk ke pelajaran Bu Susi karena asyik bergosip tentang gurunya itu.
tok tok tok
"Maaf Bu kami terlambat, kami baru selesai kerja" ucap Raisa mewakili sahabat-sahabatnya.
"Bilang aja kalau kalian habis dihukum lagi. Ibu bingung sama kalian, kalian tuh di sekolah 40 persen di kelas 60 persen di hukum ya" ujar Ibu Susi.
"Maaf Bu, jangan marah-marah dong. Ibu tuh sekarang tambah cantik loh, pasti pake skincare xx kan bu? Aku juga pakai loh bu, ih tapi nggak ada yang bisa menandingi kecantikan Ibu beneran" ujar Serly mencoba memuji Bu Susi agar mereka tidak dikeluarkan dari kelas.
"Beneran ya? masa sih?" tanya Ibu Susi sambil berkaca.
"Beneran Bu, kayak artis korea Song Hye Kyo Ibu mah" ucap Dara.
"Kalian ini bisa aja deh. Yaudah masuk sekarang, lain kali jangan terlambat lagi" kata Bu Susi salah tingkah.
"Emang nih guru harus di puji dulu ya" bisik Raisa ke Dara.
Dara mengangguk sambil tertawa kecil. Mereka akhirnya bisa mengikuti pelajaran Bu Susi, walaupun sebenarnya otak mereka tidak menyerap pelajaran hari ini.
Bel sekolah berbunyi, tanda pelajaran telah usai. Diperjalanan pulang geng 'wanita buas', Raisa terlihat sibuk mencari sesuatu di tas nya.
"Lo lagi nyariin apa sih Sa?" tanya Sevia pada Raisa.
"Kayaknya lipstik gue ketinggalan di kelas deh" jawab Raisa sambil terus mencari lipstiknya di tas.
"Coba cek tas lo Serly, lo kan sering ngambil barang orang" ujar Dara.
"Sorry ya, gue tuh nggak pernah ngambil barang lain kecuali pensil atau pulpen" kata Serly.
"Ohh jadi lo yang selama ini ngambil pensil dan pulpen gue? pantesan hilang terus" sungut Sevia pada Serly.
"Hehe sorry Vi" kata Serly cengegesan.
"Yaudah tunggu disini ya, gue cek ke kelas dulu" ucap Raisa.
Serly, Sevia, dan Dara mengangguk.
Raisa segera menuju ke kelasnya. Saat sedang melewati koridor, ia tidak sengaja melihat Naufal di salah satu kelas kosong, seperti sedang menahan sakit.
"Naufal lo kenapa? lo sakit?" tanya Raisa mencoba menghampiri Naufal.
"Nggak tahu. Tiba-tiba badan gue panas banget" jawab Naufal.
"Hah? kenapa bisa? kita ke UKS yuk" ajak Raisa sambil menarik lengan Naufal.
Naufal yang merasa sentuhan Raisa di tangannya, tiba-tiba membuat tubuhnya semakin tidak terkendali. Ia segera mendorong Raisa di meja kelas, dan mulai mencium Raisa.
Raisa yang mendapat perlakuan seperti itu, sontak saja mencoba memberontak. Tapi percuma saja tenaga Naufal sangat kuat.
Naufal semakin ganas mencium bibir Raisa, ia menurunkan ciuman di leher Raisa sambil mencoba membuka baju Raisa.
Tanpa mereka sadari, ada orang yang merekam aksi mereka itu.
Raisa bingung tidak tahu harus berbuat apa, ini semua pertama kali buatnya. Ya, walaupun Raisa dikenal sebagai anak yang suka kebebasan, tapi bukan berarti ia suka minum, merokok atau tidur dengan pria.
Saat bajunya ingin dibuka Naufal, kesadaran Raisa akhirnya mulai terkumpul. Ia segera menendang Naufal agar ia bisa terlepas dari cengkeraman pria itu. Kemudian ia mulai menampar bahkan menjambak rambut Naufal.
"Akhh..akhh..sakit woy, lepasin nggak" kata Naufal mencoba melepas tangan Raisa di rambutnya.
"Kenapa lo ngambil ciuman pertama gue? gila lo ya" ujar Raisa sambil terus menjambak rambut Naufal.
"Maaf, maaf. Gue juga nggak tahu kenapa tubuh gue kayak gini, ini juga bukan kemauan gue" kata Naufal lagi.
Raisa segera melepas cengkeraman di rambut Naufal, ia mulai merasa ada yang aneh.
"Jangan-jangan lo di kasih obat perangsang. Lo tadi ada minum sesuatu nggak?" kata Raisa.
"Iya tadi gue dikasih minuman sama Dani, tapi mana mungkin dia sih" kata Naufal masih tidak percaya, karena Dani adalah temannya.
"Pasti dia itu. Nggak mungkin tiba-tiba lo jadi kayak gini. Kecuali lo emang suka gue sih"
"Dih nggak banget. Udah lah gue pergi dulu"
"Lo udah nggak terangsang lagi?" tanya Raisa.
"Nggak, setelah lo tampar dan jambak gue" ujar Naufal sambil berlalu pergi.
"Manjur juga ya, eh tungguin gue" teriak Raisa mengikuti Naufal.
Bagus. Video ini akan tersebar ke seluruh murid dan guru-guru besok. Gumam seorang pria yang telah mereka kejadian tadi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Lha obat perangsang apaan tuh cepat banget kelarnya? Lagian Dani mau menjebak Naufal dengan siapa? Kan Dani gak tau kalo Raisa akan balik lagi ke kelas..🤔
2025-01-07
0
Qaisaa Nazarudin
Waahh siapa nih yg punya kerjaan?? di sekolah lagi..🤔🤔
Mampir thor🙋🙋
2025-01-07
0
Qaisaa Nazarudin
Lagian dendam apa nih cowok sama Naufal?
2025-01-07
0