Aku benar-benar menyukaimu dan hanya kau saja yang aku goda selama ini. Teman-temanku yang lain yang sering menggoda teman mu, aku tidak kok".
Naufal tersenyum tipis. Padahal ia sendiri bilang tidak akan menyukai Raisa, tetapi mendengar Raisa yang menyukainya membuat hatinya entah kenapa merasa senang.
"Aku akan mengantarmu pulang, ayo" ajak Naufal kepada Raisa.
"Kenapa cepat sekali?" tanya Raisa yang masih ingin berlama-lama di taman itu.
"Nanti orang tuamu mencarimu kalau terlalu lama, masuklah" kata Naufal lagi.
Akhirnya Naufal mengantarkan Raisa pulang ke rumahnya.
"Kau ingin mampir?" tanya Raisa kepada Naufal saat sampai di depan rumahnya.
"Tidak, aku akan langsung pulang".
"Baiklah, sampai jumpa besok calon suami" ujar Raisa sambil berlari masuk ke dalam rumahnya.
Naufal tersenyum mendengar kata suami yang dilontarkan oleh Raisa. Ya, besok adalah hari dimana dia akan menjadi suami sah dari Raisa.
"Aku pulang" kata Raisa sambil tersenyum saat memasuki rumah.
"Anak mama udah pulang ternyata. Bagaimana jalan-jalannya?" tanya mama Nia.
"Pasti bahagia lah ma, coba lihat itu senyumnya" sahut papa Adit.
"Ih mama sama papa apaan sih. Raisa ke kamar dulu ya" kata Raisa yang sudah salah tingkah.
"Menikahkan Raisa adalah hal yang benar kan pa?" tanya mama Nia yang khawatir dengan anaknya yang menikah muda.
"Iya ma. Mama jangan khawatir ya" kata papa Adit mencoba menenangkan istrinya.
Di kamar Raisa saat ini, ia sedang video call ketiga sahabatnya yaitu 'geng buas' untuk memberitahu kabar pernikahannya.
Serius lo nikah besok? wah gercep banget. Ujar Dara di seberang telepon.
Benar dong. Kalian datang ya. Kata Raisa.
Pasti lah, nggak mungkin kita nggak datang. Kata Sevia kepada sahabatnya itu.
Jangan lupa malam pertamanya video ya, kita penasaran nih. Sahut Serly, yang mendapat gelak tawa dari sahabat-sahabatnya.
Belum tentu Naufal mau tidurin gue. Dia aja bilang nggak bakal suka gue biarpun udah nikah. Ucap Raisa terlihat sedih.
Tenang aja, dia pasti suka kok. Kalau nggak, dia bakal berhadapan dengan 'geng buas'. Lanjut Serly, yang mendapat persetujuan dari Sevia dan Dara.
Makasih banyak sayang akuhh semua. Jangan lupa besok datang ya, bye.
Bye. Ucap ketiga sahabatnya bersamaan.
.
.
.
Naufal saat ini tengah berkumpul dengan orang tuanya di ruang keluarga.
"Naufal kamu tahu kan besok kau akan menjadi seorang suami?" tanya papa Tio.
"Iya pa" jawab Naufal.
"Tanggung jawab seorang suami itu besar nak. Kamu harus bisa menafkahi dan memberi contoh yang baik pada istrimu" ujar papa Tio mencoba menasehati Naufal.
"Tapi Naufal masih sekolah pa, bahkan Naufal lebih muda dari Raisa. Bagaimana cara Naufal bisa menafkahi dia?".
"Papa berencana ingin kamu kerja di perusahaan papa. Kamu bisa sekolah sambil kerja. Papa akan menggaji kamu seperti karyawan lainnya. Bagaimana?" tawar papa Tio.
"Baik pak, Naufal akan coba".
"Mama dan papa juga sudah menyiapkan rumah untuk kamu dan Raisa, anggaplah hadiah pernikahan untuk kalian dan juga agar kalian bisa belajar mandiri" ucap mama Siva.
"Terima kasih mama, papa" kata Naufal.
"Iya nak" ucap mama Siva dan papa Tio.
.
.
.
Hari yang dinantikan pun akhirnya tiba. Hari ini merupakan hari bersejarah bagi Raisa dan Naufal, dimana mereka akan menjadi sepasang suami istri yang sesungguhnya.
Naufal beserta keluarga besarnya menuju kediaman Raisa.
"Jangan gugup, santai saja" ucap papa Tio.
"Iya pa" jawab Naufal.
Naufal beserta keluarganya memasuki kediaman Raisa. Mereka disambut oleh keluarga Raisa.
Naufal segera duduk di tempat ia akan melaksanakan ijab kabul. Di depannya sudah ada penghulu, tinggal menunggu pengantin wanita yaitu Raisa ke lantai bawah.
Di lantai atas, Raisa tengah bersiap ditemani oleh sahabatnya yaitu anggota 'geng buas'.
"Gue gugup banget nih, gimana dong" ujar Raisa kepada sahabat-sahabatnya.
"Tarik napas pelan-pelan, kemudian buang. Ikuti gue" kata Sevia. Raisa mengikuti perkataan Sevia.
"Gimana? baikan kan?" tanya Sevia
"Lumayanlah" jawab Raisa.
"Ingat, lo nggak boleh nangis Sa. Nanti make up lo luntur lagi, kan sayang udah make up dari subuh terus luntur" ujar Serly.
"Iya benar tuh" tambah Dara.
"Siap, gue usahain nggak bakal nangis kok".
Tiba-tiba mama Nia terlihat masuk ke dalam kamar.
"Ayo turun sayang, keluarga Naufal sudah datang".
"Iya ma".
Raisa terlihat menuruni tangga ditemani oleh mama Nia dan geng 'wanita buas'. Raisa untuk pertama kalinya menggunakan kebaya serta makeup yang natural, membuat seluruh orang yang hadir terpesona akan kecantikannya, tak terkecuali Naufal yang sedari tadi memperhatikan Raisa.
Raisa kini sudah berada di samping Naufal dan ijab kabul pun dimulai. Penghulu mulai menjabat tangan Naufal.
"Saudara Naufal Rahka bin Satrio, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Raisa Nur Aziza binti Adit dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat dan uang 50 juta dibayar tunai" ucap bapak penghulu.
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Raisa.." belum selesai Naufal mengucapkan ijab kabul, terdengar suara menangis yang sangat kencang.
Naufal menoleh ke arah Raisa, ternyata bukan Raisa yang menangis, bahkan Raisa juga terlihat sedang mencari sumber suara yang sedang menangis itu.
Setelah dicari, ternyata Serly lah yang sedang menangis sesegukan di sudut ruangan ditemani oleh Sevia yang mencoba menenangkannya.
Raisa menggelengkan kepalanya, sahabatnya yang satu itu mungkin terlihat paling menakutkan di luar, tetapi sebenarnya dia adalah orang yang paling cengeng diantara anggota geng mereka yang lainnya.
"Baik saya ulangi ijab kabulnya" kata bapak penghulu.
Bapak penghulu segera mengucapkan kata-katanya lagi, dan tiba saatnya Naufal untuk menjawab, kali ini ia bertekad untuk menyelesaikannya sampai tuntas tanpa halangan.
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Raisa Nur Aziza binti Adit dengan maskawinnya..." kali ini Naufal kembali berhenti karena teriakan Sevia.
"Ada apa lagi sih?" tanya Naufal yang sudah geregetan sejak tadi.
"Serly nih nangis terus ingusnya nempel di baju aku" kata Sevia yang merasa jijik.
"Maaf ya Naufal, Raisa, maaf semuanya. Silahkan dilanjutkan, Serly nanti urusan kami" ucap Dara tersenyum canggung, melihat kelakuan kedua sahabatnya itu.
"Baiklah kita ulangi sekali lagi ya" ucap bapak penghulu berusaha sabar.
"Saudara Naufal Rahka bin Satrio, saya nikahkan dan saya kawinkan engkau dengan Raisa Nur Aziza binti Adit dengan maskawinnya berupa seperangkat alat sholat dan uang 50 juta dibayar tunai".
"Saya terima nikahnya dan kawinnya Raisa binti Adit dengan maskawinnya yang tersebut dibayar tunai" ucap Naufal. Kini ia mengucapkannya dengan lancar tanpa ada halangan.
"Bagaimana bapak ibu? sah?" tanya penghulu kepada orang yang hadir.
"SAH"
"Alhamdu lillahi rabbil 'alamin. Sekarang silahkan pengantin wanita untuk mencium tangan suaminya" ujar pak penghulu.
Raisa mengambil tangan Naufal dan mulai mencium telapak tangan suaminya. Setelah itu, Naufal terlihat mendekat ke arah Raisa dan mencium dahi Raisa.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Mencium punggung tangan bukan telapak tangan ya..😂😜
2025-01-07
0
Rizki
naik bukan masuk
2022-11-03
1
Efvi Ulyaniek
wkwkwkwkwk...rusuh temennya ganggu acara ijab qobul aja😀😀😀
2022-08-27
0