Wah dipanggil ke kamar. Gimana kalau gue hukumannya harus tidur dengan dia? aww gue suka, harus cepat-cepat susul ke kamar nih.
Naufal masuk ke dalam kamar disusul oleh raisa dibelakangnya.
"Kenapa dipanggil ke kamar ya Fal? lo udah siap nih ngelakuin hubungan suami istri?" tanya Raisa dengan semangat 45.
"Lo gila apa? nggak mungkin lah, kita tuh masih sekolah" ucap Naufal jengkel.
"Jadi kalau nanti udah lulus boleh kan?" tanya Raisa lagi.
"Tau lah, ini bukan saatnya membahas masalah itu. Masalahnya sekarang ini, kenapa lo ajak semua teman lo ke rumah ini terus rumah jadi berantakan dengan sampah-sampah makanan kalian? nggak bisa apa dibersihin? gue tuh pulang kerja capek-capek liat kondisi rumah kayak gini, gimana nggak emosi" kata Naufal panjang lebar mengeluarkan segala kekesalan yang dirasakannya.
Raisa hanya diam, menatap wajah Naufal dengan datar.
"Kenapa diam doang? jawab dong. Orang udah capek-capek ngejelasin malah dikacangin".
"Jadi gue udah bisa bicara sekarang?" tanya Raisa.
Naufal mengangguk.
"Gue tuh ngajak mereka karena gue udah kangendan juga gue bosan sendirian di rumah. Lo kan tau gue anaknya nggak bisa diam, jadi gue butuh teman cerita. Terus soal sampah itu, memang gue salah gue minta maaf tapi lo tenang aja gue tetap bersihin nanti, gue nggak sejorok itu untuk ngebiarin sampah-sampah itu".
Raisa berbicara dengan nada serius, tidak seperti biasanya yang suka bercanda. Ia memang sangat serius kalau menyangkut sahabat-sahabatnya itu.
Raisa berbalik badan dan beranjak pergi dari kamar, namun baru beberapa langkah ia berjalan, ia berhenti kembali dan membalikkan tubuhnya menghadap Naufal. "Oh iya dan satu lagi, jangan pernah lo marah sama teman-teman gue, cukup di gue aja kalau mau marah. Karena siapa pun yang marahin mereka, bakal berurusan dengan gue" lanjut Raisa.
Naufal yang baru pertama kali mendengar Raisa berbicara serius langsung tertegun. Ia tidak percaya istrinya akan seserius itu kalau berhubungan dengan sahabat-sahabatnya.
Tidak lama kemudian, Raisa kembali ke dalam kamar mengambil bantal dan gulingnya lalu kembali ke luar kamar lagi. Naufal yang masih tertegun karena perkataan Raisa tadi, seketika heran karena Raisa hanya mengambil bantal dari kamar lalu kembali ke luar.
Naufal mencoba menyusul Raisa ke arah ruang tengah tempat istrinya itu berada.
"Lo kenapa bawa keluar bantal sama guling?".
"Gue mau tidur disini".
"Kenapa nggak tidur di dalam kamar? nanti leher lo sakit tuh kalau tidur di sofa" kata Naufal.
"Biarin. Udah sana gue mau tidur".
Raisa membalikkan badannya membelakangi Naufal, kemudian menutup badannya dengan selimut.
Naufal menatap sesaat punggung Raisa yang tertidur di sofa, kemudian masuk ke dalam kamar.
Di dalam kamar, Naufal mencoba untuk tidur dan tidak mempedulikan Raisa yang tidur di sofa. Namun baru beberapa menit memejamkan mata, ia kembali membuka matanya dan menjadi tidak nyaman untuk tidur karena memikirkan Raisa.
Kok gue jadi kepikiran gini sih. Nggak bisa dibiarin. Gumam Naufal.
Ia beranjak dari tempat tidur dan menghampiri Raisa yang tengah tertidur di sofa. Diangkatnya pelan-pelan istrinya itu agar tidak terbangun dan mulai menggendongnya menuju kamar mereka.
Raisa yang sebenarnya tidak benar-benar tertidur merasa dirinya digendong oleh Naufal, menjadi sangat bahagia. Ia menyandarkan kepalanya ke dada Naufal lalu tersenyum senang.
Naufal sedikit terkejut melihat Raisa yang menyandarkan kepala ke dadanya. Namun ia tetap melanjutkan langkahnya kemudian membaringkan Raisa ke atas kasur.
Setelah membaringkan Raisa, ia kemudian tidur di sebelah istrinya itu. Tiba-tiba saja Raisa memeluk Naufal seakan-akan tubuhnya adalah guling, tentu saja itu hanya tipu muslihat Raisa saja. Ia berpura-pura memeluk Naufal seperti guling.
Naufal hanya bisa terdiam tanpa berbuat apa-apa. Malam itu, mereka tertidur dengan posisi Raisa memeluk Naufal.
Pagi harinya, Naufal bersiap untuk berangkat ke sekolah sedangkan Raisa mencoba membantu segala keperluan yang dibutuhkan Naufal.
Raisa baru akan ke sekolah esok hari, karena hari ini adalah hari terakhirnya diskors.
"Semuanya udah siap kan? nggak ada yang lo lupain lagi?" tanya Raisa.
"Kayaknya nggak ada deh" jawab Naufal melihat-lihat ke dalam tasnya kalau saja ada yang dilupanya.
"Ya sudah hati-hati ya. Jangan caper dan genit sama cewek lain. Ingat, udah punya istri" ucap Raisa penuh dengan penekanan disetiap katanya.
"Iya tau kok, nggak usah diingetin terus. Lo juga jaga baik-baik nih rumah jangan sampe rumah ini kebakar cuma karena eksperimen lo yang nggak mendasar di dapur".
"Dih siapa juga yang mau nyentuh dapur, nggak bakalan kok kalau nggak ada lo".
"Bagus, jangan sampe lo buat kita berdua tidur di jalanan karena nggak ada rumah".
"Iya nggak bakal. Udah pergi sana ke sekolah, nanti telat loh. Kalo gue yang telat mah udah biasa" kata Raisa.
"Iya yah, lo kan ratunya terlambat" ucap Naufal sambil menjulurkan lidahnya mencoba mengusili Raisa.
"Lo bicara sekali lagi gue cium beneran nih".
"Coba mana? gue nggak takut tuh sama gertakan lo" tantang Naufal.
Raisa segera memajukan wajahnya dan mencium bibir Naufal sekilas.
Naufal terkejut dengan aksi yang dilakukan Raisa, padahal ia tadi hanya bercanda tapi ternyata Raisa benar-benar melakukannya. Ia bengong sambil memegang bibirnya.
"Kenapa bibirnya dipegang? masih mau lagi? sini" ucap Raisa hendak mencium kembali Naufal, tapi dengan cepat Naufal segera menghindar.
"Lo beneran menakutkan ya. Gue pergi dulu, bye".
Raisa hanya mengangguk tanpa menjawab perkataan Naufal. Saat Naufal sudah pergi menjauh dari rumah, Raisa segera menghembuskan napasnya dengan nafas tersengal-sengal.
Gila, kok gue berani banget ya. Mana dari tadi tahan napas lagi pas nyium dia saking gugupnya.
Di sekolah baru Naufal, ia menjadi sosok yang sangat disukai banyak kaum hawa. Sejak pertama kali mendaftar di sekolah itu sampai akhirnya ia menjadi siswa disana, ia selalu menjadi idola.
Banyak yang suka maupun kagum padanya karena kepintarannya dan ketampanannya. Orang-orang memang tidak ada yang tahu tentang skandalnya di sekolah sebelumnya.
Saat bel istirahat berbunyi, tiba-tiba ada cewek yang datang menghampiri Naufal di mejanya.
"Hai Naufal, kenalin aku Sarah" ucap cewek yang ternyata bernama Sarah. Ia merupakan gadis yang cukup populer di sekolah itu.
"Oh iya, aku Naufal" kata Naufal menatap sekilas ke arah Sarah.
"Kamu mau ke kantin bareng nggak?".
"Kayaknya nggak deh, aku ada urusan lain. Permisi" ucap Naufal berlalu pergi meninggalkan Sarah sendirian.
Cowok yang menarik. Baru kali ini ada yang tidak menatapku sama sekali. Aku harus mendapatkannya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
SI SARAH CALON PELAKOR CABE2AN.. 😁😁😁😁😁
2023-06-13
0
A.0122
etdah blm apa² udh ada aja pelakor
2021-03-11
1
Auliya Anis
seperti nya pelakor muncul atu
2021-02-02
0