Suamiku Adik Kelasku
Halo guys😊 Ini karya ketiga author setelah Dosenku Sahabatku & Stalker Penolong.
Semoga kalian suka ya dengan genre romantis komedi ini😉
Happy Reading❤
.
.
.
Raisa Nur Aziza, gadis berumur 17 tahun, memiliki geng sangat hitz beranggotakan 4 orang yang bernama "Wanita Buas". Geng mereka memiliki visi dan misi yaitu :
Wanita harus berkuasa.
Menggoda pria sold out (biasanya guru di sekolahan atau pak satpam) dan dede-dede imut (adik kelas).
Berhutang ke ibu kantin, dibayar kalau ingat.
Jika 1 orang mengalami kesusahan (dihukum), semuanya juga harus ikut.
Serly, Sevia, dan Dara, itulah anggota geng 'Wanita Buas' yang juga merupakan sahabat Raisa sejak SD sampai SMA saat ini.
Raisa merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Ia memiliki adik laki-laki yang sifatnya sangat berbanding terbalik dengannya. Jika adiknya sangat lembut dan ramah kepada orang-orang, beda halnya dengan Raisa yang selalu bar-bar, pemberontak dan pecicilan. Ya, mereka memiliki sifat yang berbeda. Adiknya selalu di puji sedangkan Raisa, dihina pun sepertinya tidak cukup karena kelakuannya yang suka kebebasan.
Hari ini adalah hari senin. Hari dimana geng 'wanita buas' semua bisa berkumpul dalam satu tempat di tengah lapangan. Ya, apalagi namanya kalau bukan terlambat.
Sesuai dengan visi dan misi mereka di poin ke 4, mereka memutuskan seluruh anggota gengnya untuk dihukum jika ada satu orang yang terlambat.
"Kalian lagi kalian lagi, sudah 3 tahun kalian disini, nggak bisa apa 1 kali aja nggak di hukum tiap senin? bosan ibu ngeliat kalian terus" kata Ibu Guru yang sedang piket saat itu.
"Yah Ibu, jangan bosan dong, nanti kangen loh kalau kita sudah lulus nanti" ujar Raisa.
"Emang yakin kalian lulus? nilai aja semua anjlok begitu" kata Ibu piket.
"Wah Ibu doanya jelek. Seharusnya sebagai guru tuh doain yang bagus jangan jelek gini lah" ujar Dara.
"Bener tuh Bu. Nanti tambah tua lo" timpal Sevia.
"Cepat sana berdiri di tengah lapangan!" perintah Ibu piket yang kesal dengan perkataan geng 'wanita buas'.
"Selama 3 tahun gue sekolah disini, kayaknya tuh Ibu emang tambah tua ya" ucap Serly
Dara, Raisa dan Sevia mengangguk bersamaan tanda setuju.
"Gue capek banget sumpah di hukum terus tiap senin, lo sih Ra pake acara lambat datang segala" cerocos Serly kepada Dara.
"Ya maaf ser. Gue kan lagi boker tadi, mana keras lagi keluarnya" kata Dara.
"Iya parah lo Serly, lo pikir boker tuh nggak butuh perjuangan apa?" timpal Sevia.
"Eh kenapa lo semua pada ngomongin boker sih? yuk ah ke kelas" ajak Raisa.
Ini adalah tahun terakhir mereka berada di SMA, tahun ini adalah saat yang tepat untuk berkuasa sebelum menjadi babu di tahun depan, begitu pikir Raisa.
Di koridor saat menuju ke kelas, semua orang tunduk tanpa menatap kepada geng 'wanita buas'
"Wih kayak di drama korea ya, semua orang tunduk saat orang yang berkuasa lewat" ujar Dara dengan bangganya.
Raisa, Serly dan Sevia tertawa mendengar perkataan Dara. Tiba-tiba mereka melihat ada dua wanita yang tengah menatap ke arah mereka.
"Heh kenapa lo berdua natap kita kayak gitu? mau cari masalah?" tanya Raisa.
"Dih siapa juga yang mau cari masalah sama geng bodoh kayak lain" ucap salah satu wanita yang menatap mereka.
"Wah anak kelas mana lo? sini lo maju berantem" tantang Dara.
"Mau cari mati nih orang berdua kayaknya" sahut Serly.
"Ayo guys kita mulai peperangan ini. 1, 2, 3 serang" teriak Raisa memberi aba-aba.
Geng 'wanita buas' mulai bergulat dengan kedua wanita tadi. Semua murid bersorak-sorak mendukung geng 'wanita buas'.
Sampai akhirnya muncul guru yang mencoba melerai mereka.
"Heh ada apa ini ribut-ribut? siapa yang berkelahi?" tanya Pak Retno si guru Matematika.
"Heh kalian berempat geng 'wanita buas' berhenti!" ucap Pak Retno berusaha melerai.
"Alah kenapa si botak ini nongol sih" ujar Serly masih berkelahi.
"Apa kamu bilang?" Pak Retno mulai emosi.
"Mending cari pacar sana Pak, jangan ganggu kita lah. Udah tua masih jomblo" sahut Raisa.
"Kurang ajar! hei kalian semua berhenti!" teriak Pak Retno.
Tidak ada yang mendengarkan satu pun perintah Pak Retno walaupun sudah berteriak, mereka semua malah semakin giat berkelahi.
"Berhenti kalian semua! Pak botak mau bicara!" teriak Pak Retno kali ini sudah kehilangan kesabarannya.
"Eh..eh berhenti, Pak botak mau bicara tuh" ujar Sevia, kepada gengnya.
Mereka akhirnya berhenti dan memperbaiki baju dan rambutnya yang kusut.
Nanti dibilang gitu baru berhenti, anak-anak kurang ajar. Batin Pak Retno.
"Kalian semua ikut saya ke ruang BK, sekarang!" perintah Pak Retno.
Di ruang BK
"Wah..wah liat ini siapa yang datang. Geng 'wanita buas' berkelahi dengan siapa lagi sekarang?" tanya Ibu Tri si guru BK.
"Dengan 2 orang anak, dari kelas 11" ucap Pak Retno.
"Baiklah Pak Retno, saya akan mengurus mereka sekarang" kata Ibu Tri.
"Silahkan Ibu Tri. Rambut saya tidak mau tumbuh gara-gara mengurus mereka setiap hari" ucap Pak Retno sambil menatap sinis geng 'wanita buas'.
"Ih masa Pak Botak natap sinis ke kita sih, cari masalah tuh orang" ujar Serly.
"Tahan Ser, lo mau apa nilai Matematika anjlok lagi tahun ini?" tanya Raisa mencoba menenangkan Serly.
"Oh iya ya, untung lo ingetin" jawab Serly.
"Sudah, sudah berhenti mengobrol" kata Ibu Tri.
"Jadi siapa yang mulai perkelahian lebih dulu?" tanya Ibu Tri.
"Mereka duluan Bu" jawab kedua wanita itu.
"Wah play vikim loh emang" ujar Dara.
"Heh play victim bukan vikim, lo bikin malu aja sih" senggol Sevia berbisik kepada Dara.
"Bahasa inggris aja ngaco gitu, emang beneran bodoh" ucap salah satu wanita sambil tertawa sinis.
"Lo mau berkelahi ronde kedua ya?" sungut Raisa.
Brak!
Ibu Tri memukul meja karena mereka mulai adu mulut.
"Kalian berempat bersihkan lapangan basket sekarang juga, dan kalian berdua bersihkan taman di depan" kata Ibu Tri memberi perintah.
"Bu kok nggak adil sih, taman kan kecil, sedangkan lapangan basket tuh luas banget bu" keluh Serly.
"Kalian mau membersihkan lapangan basket atau kamar mandi?" tanya Ibu Tri dengan wajah sangar.
"Lapangan aja Bu lapangan, nggak kuat saya kalau di kamar mandi" ujar Raisa.
Geng 'wanita buas' akhirnya menuju ke lapangan basket. Mereka melihat kumpulan dede-dede imut sedang berkumpul di lapangan itu.
"Hai dede Naufal. Ganteng banget sih hari ini" ucap Raisa kepada adik kelasnya yang bernama Naufal.
Naufal hanya melihat Raisa sekilas dan langsung pergi.
"Wah cuek banget tuh anak, tidak salah emang gue godain dia" kata Raisa terkekeh.
Naufal memang terkenal sangat pintar di sekolahnya dan juga sangat dingin dan cuek kepada siapa pun. Maka dari itu, Raisa suka menggodanya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Rafanda 2018
karakter author sendiri pasti ni di ceritain,,ga malu thorr aib di umbar
2022-08-28
0
atmaranii
mnarik..lucu...aku ska thorr...tulisan n bhsa jg ok...aku dh mampir ni thorr
2021-10-26
0
Sevi Hartanti
mampir lg,kangen Dede Naufal🤭😁
2021-08-27
0