Gimana nih. Kalau gue beneran nikah sama dia, hidup gue penuh mimpi buruk dong. Batin Naufal terlihat gusar, memikirkan harus menjadi suami dari salah satu anggota geng 'wanita buas' yang terkenal bar-bar.
Di Rumah Raisa
"Raisa dengar, semua ini sudah terjadi, tidak ada yang bisa diubah lagi. Jadi papa minta sama kamu untuk kali ini saja, ikuti apa perintah papa" ucap papa Adit, ia tahu anaknya ini sangat tidak bisa diatur.
"Tapi pa, masa Raisa harus nikah sama orang yang lebih muda dari Raisa sih? nanti Raisa dikasih makan apa? batu?" sungut Raisa, ia tidak habis pikir orang tuanya ingin menikahkannya dengan Naufal. Ya, walaupun Raisa sering menggoda Naufal tapi bukan berarti ia mau menikah dengan Naufal secepat ini.
"Naufal bisa sekolah sambil kerja. Ini sudah menjadi tanggung jawab kalian berdua karena kalian yang telah berbuat kesalahan. Pokoknya papa dan mama akan memberitahu orang tua Naufal, dan kalian berdua tidak bisa menolaknya" ujar papa Adit.
"Iya sayang itu benar, kamu harus ikut perintah papa dan mama ya" kata mama Nia dengan lembut.
"Terserah lah" kata Raisa sambil berlalu pergi, menuju ke kamarnya.
Raisa menghempaskan badannya di kasur dan menarik napas cukup panjang. Ia tidak tahu apakah keputusan untuk menikah dengan Naufal benar atau tidak. Pasalnya mereka masih sama-sama bersekolah dan sebentar lagi ia akan segera lulus dari SMA.
Raisa memilih untuk tidur karena terlalu lelah memikirkan permintaan kedua orang tuanya.
tok tok tok
"Raisa bangun nak" kata mama Nia mengetuk pintu kamar anak perempuanya itu.
Raisa perlahan terbangun akibat suara ketukan di pintu kamarnya.
"Ada apa ma?" sahut Raisa masih setengah tertidur.
"Mama dan papa mau bicara sesuatu, ini penting" ucap mama Nia.
Dengan terpaksa Raisa bangkit dari kasurnya dan membukakan pintu untuk ibunya.
"Soal apa ma lagi sih ma?"
"Ayo kita bicarakan di bawah, papa sudah menunggu"
Dengan langkah malas Raisa akhirnya mengikuti ibunya turun ke lantai bawah.
"Raisa, papa sudah bicara dengan orang tua Naufal dan kami sudah memutuskan kalian akan kami nikahkan" ujar papa Adit.
"Bukannya tadi papa memang sudah bilang mau nikahin Raisa?".
"Jadi ini yang dibilang penting?" lanjut Raisa lagi.
"Hal yang lebih penting adalah kalian akan menikah 2 hari lagi" ucap ayah Adit.
"Apa? 2 hari lagi? ya ampun ma, pa. Raisa tuh masih sekolah, Naufal juga. Nggak mau nunggu kita berdua lulus dulu apa? masa anak di bawah umur mau dinikahin sih" Raisa sangat terkejut karena ayahnya memutuskan untuk menikahkan mereka secepat itu.
"Kalian itu sudah bersikap tidak senonoh di sekolah. Kalau tidak dinikahkan, orang-orang akan menganggap kalian apa nanti? pokoknya 2 hari lagi kamu harus menikah dengan Naufal" ujar ayah Adit tidak mau mengalah.
"Iya sayang kamu harus mau ya, kamu nggak mau lihat mama dan papa kamu ini sedih kan? besok juga kalian akan fitting baju untuk pernikahan kalian" lanjut mama Nia.
"Terserah, aku menolak pun kalian pasti akan tetap memaksa aku untuk menikah".
Raisa menuju ke dapur, ia mengambil air dan meneguknya sampai habis, tiba-tiba ia merasa sangat haus memikirkan permintaan orang tuanya yang akan menikahkannya 2 hari lagi.
"Ciee ada calon pengantin dadakan nih" kata Raihan, adik Clarisa.
"Apaan sih lo, pergi sana ganggu aja" kata Raisa masih terlihat kesal.
"Nanti jangan sampai gugup untuk malam pertamanya ya kak" bisik Raihan.
"Pergi sana, dasar mesum lo" teriak Raisa kepada adiknya.
"Dih padahal emang itu yang lo tunggu-tunggu" sahut Raihan sambil berlari meninggalkan kakaknya yang masih terdiam di dapur.
Wajah Raisa seketika langsung berwarma merah memikirkan perkataan adiknya.
Benar juga ya, apa gue bakal malam pertama nanti dengan Naufal? duh, kok gue gugup banget sih. Gumam Raisa.
Keesokan harinya, tiba saatnya mereka akan melakukan fitting baju pernikahan.
Raisa dan kedua orang tuanya baru saja sampai di butik tempat mereka janjian untuk bertemu dengan keluarga Naufal.
Saat memasuki butik, Raisa melihat Naufal yang sedang menatap tajam ke arahnya. Raisa tidak memperdulikan tatapan itu dan duduk di samping Naufal dengan santainya.
"Jangan pernah bermimpi bahwa aku akan menyukaimu saat menikah nanti, karena itu tidak akan pernah terjadi" bisik Naufal kepada Raisa yang sedang fokus memilih baju pernikahan mereka.
"Ya..ya kita lihat saja nanti" kata Raisa yang masih fokus memilih baju pernikahan.
Naufal mendengus kesal karena respon Raisa yang sangat santai.
Selesai memilih baju, papa Tio menyuruh Naufal untuk mengajak Raisa jalan-jalan. Setelah perdebatan cukup panjang antara ayah dan anak itu, akhirnya Naufal pun mengalah dan mengajak Raisa naik motor bersamanya.
"Kamu nggak ada mobil? kok pakai motor gini sih" kata Raisa yang memang tidak terbiasa naik motor.
"Ada, tapi aku lebih suka naik motor. Udah naik aja, cerewet banget sih" kata Naufal sambil menyodorkan helm cadangan yang memang sering dibawa Naufal.
Raisa mengambil helm yang diberikan Naufal dan segera memakai nya. Raisa kesusahan mengaitkan tali di helm karena memang dia hampir tidak pernah naik motor kemana pun ia pergi.
Naufal yang sudah tidak sabaran, akhirnya mengaitkan tali helm Raisa. Wajah mereka terlihat sangat dekat, membuat jantung Raisa berdegup sangat kencang.
Klik
"Sudah" kata Naufal membuyarkan lamunan Raisa.
"Oh..iya..makasih" ucap Raisa mencoba menghilangkan rasa gugup nya.
"Naik cepat"
Raisa segera naik ke atas motor.
Naufal mulai melajukan motornya, tiba-tiba Naufal mengerem motornya karena ternyata lampu merah, membuat Raisa terkejut dan spontan memeluk pinggang Naufal.
"Kamu gimana sih, kok rem mendadak, sengaja pengen dipeluk ya" ujar Raisa kesal.
"Kamu nggak lihat apa, ada lampu merah tuh" tunjuk Naufal.
"Ohh gitu" Raisa hanya ber oh ria setelah Naufal menunjuk lampu merah.
"Lepasin tangan kamu, kenapa tetap meluk?" tanya Naufal lagi.
"Nggak mau, aku takut kamu rem mendadak lagi" kata Raisa tetap memeluk pinggang Naufal.
Naufal hanya menghela napas melihat kelakuan calon istrinya yang besok akan sah menjadi istrinya.
Lampu telah berganti menjadi hijau, Naufal segera melajukan motornya lagi. Ia membawa Raisa ke sebuah taman yang dekat dengan danau.
"Kenapa kamu bawa aku kesini?
"Kan papa ku suruh aku mengajakmu jalan-jalan, jadi aku membawamu kesini"
"Kamu sering kesini? aku tidak pernah melihat tempat sebagus ini sebelumnya" ujar Raisa sambil memandangi pemandangan di depannya yang sangat asri.
"Bagaimana kamu mau tahu tempat seperti ini, kalau kerjaanmu setiap hari hanya berkumpul tidak jelas dengan geng mu itu" ejek Naufal.
"Enak aja, mereka itu semua sahabatku dan memang tempat nongkrong kami bukan di tempat sesunyi ini" bela Raisa.
"Iya terserah lah".
"Kamu tahu kan pernikahan ini tidak seharusnya terjadi?" lanjut Naufal.
Raisa mengangguk, ia paham kalau pernikahan ini salah.
"Aku minta maaf karena perbuatanku kamu jadi ikut dalam masalah ini, dan membuat kamu harus menikah denganku"
"Tidak apa-apa kok, aku malah bersyukur karena disaat kamu diberi obat perangsang itu kamu bertemu denganku"
"Kenapa begitu?" tanya Naufal bingung.
"Aku bersyukur karena kejadian ini kau menikah denganku, bayangkan kalau kau melakukan itu dengan orang lain, mungkin kau akan menikahi orang lain dan bukan aku. Walaupun sebenarnya aku kurang siap dengan pernikahan mendadak seperti ini, karena kita berdua masih terlalu muda" ujar Raisa panjang lebar.
"Memangnya kau benar-benar menyukaiku? aku pikir selama ini kau melakukan itu karena memang sering menggoda adik kelas".
"Aku benar-benar menyukaimu dan hanya kau saja yang aku goda selama ini. Teman-temanku yang lain yang sering menggoda teman mu, aku tidak kok"
Naufal tersenyum tipis. Padahal ia sendiri bilang tidak akan menyukai Raisa, tetapi mendengar Raisa yang menyukainya membuat hatinya entah kenapa merasa bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 73 Episodes
Comments
Qaisaa Nazarudin
Di mana-mana novel di AWAL PERNIKAHAN TERPAKSA PASTI NGOMONGNYA KEK GINI,padahal hujung2 nya nanti Bucin..🤣🤣🤣
2025-01-07
0
Santi Nur
sukaaa
2022-03-28
0
Ismi Kawai
sukaaaaa
2020-10-04
2