Pagi itu Aku memutuskan untuk tidak bekerja. Aku ingin menghabiskan lebih banyak waktu dengan Khansa. Ingin menebus semua waktu yang telah hilang ketika jauh darinya.
"Sini deh." Aku menarik tubuh Khansa dan membawanya kembali rebahan.
"Le-lepas... Aku mau mandi..."
"Nggak usah mandi. Kita seperti ini aja dulu."
"Tapi Aku bau..."
"Siapa bilang? Diam dulu, jangan bergerak." Aku merengkuh tubuh Khansa. Membuatnya bersandar di dadaku. Berulang kali Aku mengecup keningnya. Khansa diam, tidak menolak sentuhanku.
Kami hanya saling terdiam sembari berpelukan. Entah mengapa keadaan ini lebih membuat hati terasa damai. Tubuh Kami saling bersentuhan. Aroma tubuhnya melekat dengan pekat di indera penciumanku.
"Sampai kapan Kita seperti ini?" tanya Khansa sembari menggerak-gerakkan tubuhnya. Sudah dua puluh menit Kami berpelukan tanpa sepatah kata pun yang keluar.
"Sampai Aku puas."
"Tapi Aku..."
Kruuukkk... Kruuukkk... Kruuukkk...
Khansa menjauhkan tubuhnya dan menutup perutnya rapat-rapat, berharap Aku tidak mendengar suara perutnya yang berisik. Aku tertawa geli melihatnya seperti itu.
"Sudah lapar?"
"Eng-nggak..."
"Perutmu bunyi tuh."
"Tapi bukan Aku yang lapar."
"Masih ngebantah. Jelas-jelas Kamu lapar sayang. Tunggu di sini. Aku ambilkan makanan dulu." Aku mencium keningnya sekilas dan beranjak dari ranjang.
"Aku mau mandi." Khansa ikut-ikutan turun dari ranjang. Mendengarnya mengucapkan kata "mandi" membuat pikiran kotorku berkeliaran. Membayangkan tubuh Khansa polos tanpa sehelai benang pun membuat gairahku gembali menggelora.
"Mau mandi bareng?" Tubuhku otomatis mendekat. Khansa beringsut menjauh sembari melempar guling ke arahku.
"Mesum!!" wanita itu langsung berlari ke arah kamar mandi. Aku tergelak melihatnya. Bibirku memang tertawa, tapi tubuhku tetap menginginkannya. Aku menatap tonjolan tubuhku yang tak kunjung tertidur.
"Sabar, sebentar lagi." Aku menghibur diri sendiri sembari berusaha membuat juniorku kembali tertidur. Aku memutuskan untuk pergi ke lantai bawah dan mengambil beberapa makanan untuk kesayanganku.
Aku tahu porsi makan Khansa meningkat, untuk itu Aku membawa beberapa macam makanan sekaligus. Sesampainya di kamar, kulihat Khansa masih berada di kamar mandi. Aku meletakkan troli berisi makanan itu dan memutuskan untuk mandi di kamar sebelah. Sebenarnya Aku ingin sekali bergabung dengan Khansa, tapi Aku harus bersabar. Istriku itu sangat pemalu dan polos. Butuh kehati-hatian untuk mendekatinya.
Aku mengguyur tubuhku yang menegang dengan air dingin. Berusaha menghilangkan bayangan tubuh Khansa yang polos. Cukup sulit untuk melakukannya, tapi setidaknya Aku sudah berusaha.
Sepuluh menit kemudian, Aku sudah kembali ke kamar. Kulihat Khansa baru keluar dari kamar mandi. Wanita itu memakai bathrobe dengan rambut basah yang menjuntai. Tangannya tampak sibuk mengeringkan rambut itu dengan handuk. Tetesan air masih tampak mengalir di sekitar lehernya. Aku menatap kemana arah aliran air itu akan bermuara.
Tenggorakanku terasa kering. Aku berusaha menelan ludah ketika kulihat aliran air itu menghilang dibalik dada Khansa yang tertutup.
"Lihat apa sih?" Khansa menyilangkan tangan di depan dada. Dia memicingkan mata, menatapku dengan penuh curiga. Bibirnya mengerucut. Ingin kulum*at habis bibir ranumnya itu!!
"Hem..." Mataku masih tak bisa kualihkan. Aku menatap tonjolan indah itu. Mungkin karena sedang hamil, tonjolan itu terlihat lebih besar dari yang terakhir kali kuingat. Sepertinya genggaman tanganku tidak akan cukup untuk menangkupnya. Membayangkan hal itu, membuat tubuhku kembali terbangun.
Aarrghh!! Mungkin benar apa kata Khansa. Aku benar-benar pria mesum!! Aku ingin membersihkan otak kotorku dan meyakinkan diri sendiri bahwa yang kumiliki ini adalah perasaan sayang dan cinta, namun nyatanya tetap tidak bisa. Ada nafsu liar yang ingin kupuaskan dan hanya Khansa yang mampu memenuhinya.
"Ihh, lagi-lagi mesum!!" Khansa melempar handuk basah ke arahku. Kemudian dia berjalan cepat-cepat ke arah ruang ganti sembari menutupi dadanya. Ingin Aku mengejarnya. Menarik tubuhnya dan merebahkannya di ranjang. Kemudian akan ku eksplorasi keseluruhan tubuhnya. Menikmatinya secara perlahan. Menuntaskan hasrat yang terpendam begitu dalam.
"****!!" Aku memaki diri sendiri. Terlalu malu pada pikiran kotorku sendiri.
Aku berusaha mengalihkan pikiranku dari Khansa dan fokus pada makanan yang tersaji di depan mata. Khansa dan bayi Kami sedang kelaparan. Aku harus memprioritaskan hal itu sebelum benar-benar akan memakannya.
Aku duduk di sofa sembari menunggu kekasihku datang. Lima menit kemudian Khansa keluar dari ruang ganti. Dia memakai daster sederhana, tapi entah mengapa pesonanya semakin menguar.
"Duduk sini." Aku menepuk-nepuk sofa di sampingku. Khansa menatapku dengan curiga. "Aku nggak akan ngapa-ngapain. Katanya lapar? Ini makanannya sudah siap." Aku menunjuk makanan di depanku. Khansa menatapku dan makanan secara bersamaan. Kemudian dia mulai berjalan ke arahku, sepertinya benar-benar percaya bahwa Aku tidak akan melakukan apa-apa. Untuk saat ini Aku memang hanya ingin melayaninya makan, tapi tunggu saja nanti. Aku akan mencari waktu yang tepat untuk memenuhi fantasiku.
Khansa duduk di sebelahku dengan ragu-ragu. Aku mulai membuka penutup satu persatu dari makanan itu. Ada sandwich, roti bakar isi telur dan daging, nasi goreng, soto daging, sayur bening dan beberapa jenis makanan lainnya.
Aku melihat raut wajah antusias di wajah Khansa. Pupil matanya membesar. Sangat terlihat bahwa dia menyukai apa yang dilihatnya.
"Mau makan yang mana dulu?" tanyaku sembari berusaha menyembunyikan senyum.
"Ehm... Yang mana ya... Ini enak... Yang itu juga enak..."
"Satu-satu makannya. Yang mana dulu?"
"Ehm... Yang ini deh..." Khansa menunjuk soto daging. Aku mengambilkan makanan itu. "Aku bisa ambil sendiri..."
"Nggak apa-apa. Pakai nasi?"
"Iya, sedikit. Aku bisa ambil sendiri..." Khansa berusaha meraih tanganku, tapi Aku menghindar. Aku mengambil soto dan setengah porsi nasi. Kemudian Aku mulai menyendok nasi soto tersebut.
"Aaaa... Buka mulutmu."
"Ish, Aku bisa makan sendiri..."
"Khansa, buka mulutmu." Aku menggunakan nada tegas. Seperti dugaanku, Khansa mulai patuh. Dia membuka mulutnya dan menerima suapan demi suapan makanan yang kuberikan padanya.
Sesekali Aku mengecup pipinya. Ketika Aku melakukan hal seperti itu, wajah Khansa akan bersemu merah. Dia tidak tampak seperti seorang wanita yang akan segera menjadi seorang ibu, melainkan seperti remaja yang tengah berbunga-bunga. Betapa polosnya Khansaku. Aku benar-benar tidak sabar untuk memakannya. Melahap habis seluruh tubuhnya. Dan menyatukan tubuh Kami bersama. Memikirkan hal itu selalu berhasil membuat tubuhku kembali membara.
"Enak?" tanyaku, berusaha mengalihkan pikiranku.
"Hu'um."
"Mau makan yang mana lagi?"
"Itu." Khansa menunjuk sayur bening. Aku mengambilkan apa yang dia mau, kemudian mulai menyuapinya lagi. Aku menatap Khansa lekat-lekat. Wanita itu tampak sibuk mengunyah dan menghindari mata Kami untuk bertatapan. Sepertinya dia masih malu.
Aku menyentuh helai rambut yang menutupi sebagian wajahnya dan menyampirkan ke belakang telinganya. Kemudian Aku membelai-belai rambutnya dan beralih mengusap pipinya dengan lembut. Khansa menengadahkan wajahnya. Mata Kami bertatapan. Hah, lagi-lagi Aku terbius oleh pesonanya. Aku menatap hal yang sama pada raut wajah Khansa. Mata itu seolah-olah menyatakan ketertarikan yang sama. Aku begitu terhipnotis. Tanpa sadar tubuhku bergerak mendekati Khansa. Mata Kami masih saling bertatapan tanpa terputus. Pandangan Kami sama-sama menghangat. Aku menatap bibir Khansa lamat-lamat. Bibir sensual yang sangat menggodaku untuk mereguk manisnya. Ingin Aku mel*matnya. Aku sudah hampir mencapai tujuanku ketika suara dering handphone mengganggu aktivitasku.
****!! Sepertinya Aku harus kembali bersabar.
***
Happy Reading 😚
NB : Supeeerrr-dupeeeerr makasih buat yang masih sabar nungguin. Aku terharu atas banyaknya support yang Aku terima 🤧 Aku sayang kalian ALL 🤧😭🤧
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Erna Yunita
Gagal maning.... gagal maning 😁
2024-08-31
0
Ray
Ikut terhanyut suasana cerita Outhor🙏😘Lanjut 😍
2022-11-05
1
EndRu
sampai kapan sabar mu alex
2022-09-06
0