Dering handphone itu benar-benar merusak pagiku. Para GH dari divisi lain menghubungiku. Menyatakan bahwa masih banyak kendala yang terjadi di cabang.
Penyelesaian masalah, saham yang kembali stabil, tidak menjamin akan membawa perubahan yang baik bagi anak cabang perusahaan. Itu terbukti dari banyaknya kendala di cabang. Entah kemampuan SDM yang rendah atau faktor eksternal, yang jelas Aku tidak bisa mentolerir kinerja mereka yang seperti ini!
"Infokan pada seluruh korwil dan jajaran di bawahnya untuk meeting dua puluh menit lagi. Ya, semuanya harus ikut!! Siapkan kendala dan action yang dilakukan cabang. Aku mau, saat meeting semua sudah siap. Paham?!" Aku menutup panggilan itu dan kembali pada Khansa yang tengah menatapku dengan pandangan tertegun.
"Mau makan yang mana lagi sayang? Aku ambilkan..."
"Katanya ada meeting?"
"Iya. Via z*om. Masih dua puluh menit lagi."
"Nggak siap-siap sekarang?"
"Nggak perlu. Mau makan yang mana lagi? Ini nasgornya jadi dimakan nggak?"
"Nggak, udah kenyang..."
"Yakin sudah kenyang? Ketahuan bohong Aku cium."
"Eh, sandwich boleh deh..." Khansa cepat-cepat menutup mulutnya. Wajahnya memerah. Mungkin dia teringat ciuman Kami pagi tadi. Penampakan bibir Khansa yang membengkak karena ciumanku kembali menghiasi kepalaku. Membuatku kembali menginginkannya.
Sepertinya Aku harus kembali bersabar. Meeting s*alan ini benar-benar merusak rencana yang telah kususun. Aku harus menyelesaikan meeting ini secepatnya, agar bisa segera kembali ke sisi Khansa lagi.
Aku menemani Khansa sampai selesai makan. Setelah itu Aku pergi ke ruang kerja untuk bersiap melakukan meeting.
Pekerjaan yang telah kuanggap selesai namun ternyata masih memiliki dampak berkepanjangan. Aku luar biasa kesal dengan kinerja jajaran di bawahku. Mereka sudah mengganggu quality timeku bersama Khansa.
Hari ini dan beberapa hari kedepan Aku berencana untuk menghabiskaan waktuku bersama Khansa. Berusaha untuk mendekatkan diri. Mungkin saja dengan banyak meluangkan waktu bersama, Khansa akan semakin cepat membuka hatinya untukku.
Moodku benar-benar buruk. Aku tidak bisa menahan kata-kataku untuk berkata kasar. Semua jajaran kucari-cari kesalahan. Apalagi ketika Aku melihat wajah si br*ngsek itu.
Oh ya, namanya Andre, bukan si br*ngsek lagi. Melihat Andre membuatku bertanya-tanya mengenai kelanjutan hubungan mereka. Aku tahu hubungan mereka berakhir. Aku hanya ingin tahu, bagaimana berakhirnya? Apa Khansa yang memutuskannya terlebih dulu? Apa Andre tahu Khansa tengah hamil anakku? Bagaimana reaksinya?
Tiba-tiba terbersit sedikit rasa kasihan di hatiku. Bagaimanapun, Aku pihak yang bersalah di sini. Aku memisahkan sepasang kekasih itu. Aku orang ketiga dalam hubungan mereka. Tapi, Aku tidak menyesalinya. Karena dari awal Khansa memang hanya milikku!!
Aku tengah melakukan z*om ketika Aku melihat Khansa tengah melongokkan kepalanya. Hatiku langsung menghangat begitu melihatnya. Aku melambaikan tangan, menyuruhnya untuk mendekat. Khansa tampak ragu-ragu. Aku kembali melambaikan tangan dengan paksaan. Akhirnya Khansa mau mendekat padaku.
Ingin Aku memamerkan pada semua orang, terutama pada Andre bahwa Khansa sudah menjadi milikku. Tapi berhubung sekarang dalam situasi kerja, rasanya tidak etis bila Aku melakukannya.
Aku menutup tampilan video dan juga suara untuk sementara, kemudian menarik tubuh Khansa hingga terjatuh dalam pangkuanku. Aku sangat suka perasaan ketika memeluknya.
Khansa berusaha memberontak dan melepaskan diri. Tentu saja Aku tidak mengijinkannya. Bagaikan seorang predator yang sudah mendapatkan mangsanya, Aku memeluk tubuh Khansa dengan erat dan membombardirnya dengan ciuman bertubi-tubi.
Pada akhirnya Khansa tampak pasrah. Dia membiarkanku bertindak sesuka hati. Melihatnya seperti itu semakin membuatku tak sabar ingin menggeluti dan tenggelam dalam kehangatan tubuhnya.
Aku benar-benar sudah gila. Memikirkan hal itu membuat tubuhku kembali menegang. Padahal Aku tengah meeting!! Semua jajaran di bawahku tengah menunggu keputusan, tapi tubuhku berpikiran lain.
Aku menatap Khansa. Napasnya mulai terdengar teratur. Untung saja wanita itu tengah tertidur. Dia tidak menyadari ketegangan tubuhku yang tengah di dudukinya. Aku bersyukur dia tertidur.
Tidurlah yang nyenyak sayang. Siapkan tubuhmu dengan baik. Karena malam ini Aku benar-benar akan memakanmu.
***
Meeting itu selesai dua jam kemudian. Kulihat Khansa masih tertidur dengan nyenyak dalam pelukan. Aku mencubit hidungnya dengan gemas dan mengecupi keningnya. Alis Khansa tampak berkerut. Terlihat terganggu dengan keusilanku.
"Ya, tidur yang nyenyak sayangku. Ayo Kita pindah." Dalam sekali gerakan Aku menggendong tubuh Khansa dan membaringkannya dengan lembut di kamar Kami.
Sebenarnya Aku tidak sabar untuk bergelung di kehangatan tubuhnya. Namun melihatnya tertidur nyenyak seperti itu membuatku tidak tega untuk membangunkannya.
Aku menyelimuti tubuh Khansa. Memberikan ciuman sekilas kemudian keluar dari kamar untuk melakukan beberapa panggilan. Setelah selesai, Aku kembali ke dalam kamar dan menatap wajah Khansa yang tengah tertidur pulas. Aku memutuskan untuk ikut berbaring di sebelahnya dan menatapnya lekat-lekat.
Perasaan bersyukur tak henti-hentinya Aku ucapkan. Terkadang masih tidak percaya Khansa benar-benar ada di depan mata. Dan dia berstatus sebagai istriku!! Mimpi yang menjadi nyata.
Ketika tengah asyik melamun, kulihat kelopak mata itu mulai bergerak-gerak. Pertanda sang pemiliknya akan segera terbangun. Sedetik kemudian, mataku sudah bertatapan dengan mata bening dan polos. Membuat detak jantungku kembali berdebar lebih cepat.
"Sudah bangun?"
"Hem..." Khansa menyembunyikan sebagian wajahnya dengan selimut. Kenapa dia harus seimut ini?! Aku benar-benar gemas!! Aku mengecup keningnya sekilas.
"Mandi dulu sana. Baru makan."
"Iya..."
Sembari menunggu Khansa selesai mandi, Aku kembali melakukan beberapa panggilan. Kemudian Aku menelepon ART untuk menyiapkan makan malam lebih awal.
Aku kembali ke kamar dan mendapati Khansa belum selesai mandi. Melihat Khansa seperti itu, entah mengapa menimbulkan ketakutan tersendiri. Aku takut terjadi apa-apa dengan dirinya. Andaikan diijinkan, Aku ingin memandikan dan mengawasinya selama 24 jam.
"Khansa, jangan lama-lama mandinya." teriakku di depan pintu kamar mandi.
"Ehm iya..." beberapa saat kemudian Khansa keluar dari kamar mandi dengan rambut basah yang dibalut dengan handuk. Lagi-lagi jiwa kelelakianku bangkit. Tidak sabar untuk menyambarnya saat ini juga.
Sabar, mari Kita lakukan setelah selesai makan. Tunggu beberapa jam lagi, maka Khansa akan kembali ke pelukanku lagi.
***
Happy Reading 😔
NB : Nggak tau harus ngomong apa. Yang jelas Aku minta maaf karena kemarin nggak bisa nepatin janji untuk UP sesuai dengan jumlah hari Aku libur UP. Aku lagi stuck/writers block sekarang. Ada ide, tapi nggak bisa dituangkan ke dalam bentuk tulisan. Malam ini maksain untuk UP. Keliatan kan, nggak ada feelnya. Hanya sekedar nulis untuk mengobati kerinduan dan melunturkan kewajiban. Sekali lagi Aku minta maaf dan terima kasih buat yang masih setia 🙏🙇♀️
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Erna Yunita
banyak banget stok sabar mu Al.... 😂
2024-08-31
0
Azizah Mehrunnisa
degDegan muLai dr AHF sampe crt ini , takut alex ma kanza gk bersatu . msng2 menilai sendiri tdk ada yg terbuka . Readers dibuat panas dingin ... Crt yg Luar biasa ... penuh tanda tanya
2023-03-21
2
🍭ͪ ͩ𝕸y💞 |ㄚ卂卄 ʰⁱᵃᵗᵘˢ
bukan nggak mau komen. aku penasaran sama semua tentang Alex.. jadi aku baca baca dan baca 🤣 sampe nggak komen tapi like selalu 🙈
2022-11-10
0