"Al... Tumben ke sini?" Aku menoleh dan melihat wanita berperut buncit itu tengah berjalan ke arahku. Wajahnya sangat ceria. Dia tampak baik-baik saja. Apa yang perlu dikhawatirkan dari dirinya?
"Mama menyuruhku untuk melihat keadaanmu. Kenapa Mama telepon nggak diangkat? Mama sangat khawatir Di."
"Eh, eh, sorry-sorry. Aku tadi habis check up, sepulang itu Aku langsung istirahat. Sorenya Aku senam. Aku lupa kalau ponselku baterainya habis. Sorry ya. Bentar lagi Aku telepon Mama sendiri deh..."
"Jangan bikin Mama khawatir Di."
"Iya, iya... Sorry Al... Ngomongin masalah check up, Kamu tahu nggak Al tadi Aku ketemu siapa?" Mata Diana tampak berbinar-binar.
"Siapa?" tanyaku dengan malas. Melihat Diana baik-baik saja seperti ini sedikit membuatku kesal. Aku memilih untuk menemui Diana terlebih dahulu hanya untuk memenuhi permintaan Mama. Ternyata tidak ada yang perlu dikhawatirkan dari wanita itu.
"Al, Aku ketemu sama Khansa lho. Khansa!! Dia tinggal di sebelah. Aku benar-benar nggak nyangka lho. Baru minggu kemarin ketemu di Malang, hari ini malah ketemu di sini. Jadi tetangga dekat lagi. Kamu kaget kan Al?"
"Biasa aja." jawabku dengan bosan.
"Aku penasaran dengan suami Khansa. Kira-kira seperti apa ya? Kenapa bisa beli rumah di sini?" Diana tidak mengindahkan nada bosanku. Dia tetap antusias.
"Baik-baik sama dia Di. Dia sekarang adik iparmu."
"Hah? Apa? Ngomong apa Al?" Diana memutar bola matanya, tampak bingung dengan ucapanku. "Adik ipar? Apa maksudnya?" tanyanya masih dengan nada bingung. Aku tersenyum kecil. Sepertinya Diana akan menjadi orang pertama yang tahu mengenai pernikahanku dengan Khansa.
"Kamu penasaran sama suami Khansa kan? Kenalin, Aku suami Khansa. Namaku Yohan Alexander." Aku mengulurkan tangan, berakting seolah-olah tengah mengajak berkenalan. Diana menatapku dengan pandangan datar. Dia menepis tanganku dengan kuat.
"Jangan bercanda dong Al. Aku serius nih. Besok Aku mau main-main ke rumah Khansa. Aku seneng deh bisa ketemu orang yang kukenal di lingkungan ini..."
"Aku serius Di." Diana langsung memutar lehernya dengan cepat. Dia seperti bisa membaca nada serius dalam setiap ucapanku. Dia menatapku lekat-lekat. Aku balas menatapnya. Diana tampak mencari-cari kebohongan di mataku. Tentu saja dia tidak akan pernah menemukannya, karena Aku serius dengan kata-kataku.
"Aaakhhhhpp!!" Diana menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Dia memandangku dengan tatapan tidak percaya. Dua bola matanya tampak membulat. Menunjukkan keterkejutan yang sangat nyata.
"Ini, ini gila!! Kamu bohong kan Al? Kamu bercanda kan?! Gila, gila, gila!!" Aku menggelengkan kepalaku untuk menjawab pertanyaannya. Diana semakin menutup mulutnya. Dari raut wajahnya dia benar-benar tidak percaya. Aku membiarkannya untuk berspekulasi sendiri.
"Ba-bagaimana bisa terjadi?! Ka-kapan kalian berhubungan lagi? Aku benar-benar nggak nyangka Al!!" Mata Diana masih melotot, dia masih belum mau percaya. Aku hanya menanggapinya dengan tersenyum tipis.
"Aaakhhhh!!" Tiba-tiba Diana berteriak dan menghambur ke arahku. Dia menabrak tubuhku dan merangkul bahuku. Entahlah, Aku tidak bisa membaca ekspresinya. Aku tidak tahu dia ikut senang melihatku bersama Khansa, atau justru sebaliknya?
"Al, Kamu benar-benar nikah sama Khansa?" tanyanya.
"Yup." Aku menganggukan kepalaku. Diana menarik tubuhnya dan menatapku dalam-dalam. Mencari-cari setitik kebohongan di wajahku.
"Bagaimana perasaanmu Al? Apa Kamu bahagia? Atau justru se-sedih?"
"Menurutmu bagaimana Di? Apa wajah ini wajah sedih?" Diana menatapku lekat-lekat. Senyum merekah tersungging di bibirnya. Matanya tampak berkaca-kaca.
"Wajah bahagia Al. Kamu tampak bahagia. Kamu benar-benar bahagia Al?" Aku menganggukkan wajahku dengan yakin. Diana sekali lagi merangkul bahuku.
"Aku benar-benar ikut bahagia untukmu Al. Selama ini Aku merasa berdosa. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Melihat kalian kembali bersama membuatku benar-benar bahagia. Bagaimana kalian bisa bersama? Sejak kapan? Ceritakan semuanya padaku Al."
Diana mendesakku untuk bercerita dengan tidak meninggalkan detail sekecil apapun. Dia mendengarkan ceritaku dengan bersungguh-sungguh.
"Jadi kalian kembali bertemu pada saat reuni? La-lalu bagaimana dengan kehamilan Khansa? Anak siapa di dalam perutnya?"
"Tentu saja anakku Di. Anak siapa lagi?"
"Tapi kalian baru bertemu di Malang. Aku lihat kalian sangat canggung waktu. Kalau itu anakmu, kapan kalian melakukannya?" pertanyaan yang konyol. Tapi tetap saja Aku menjawabnya. Aku kembali menceritakan detailnya. Pertemuan di reuni, malam saat reuni, Khansa yang menghilang, kecelakaan Aaron dan keterlambatan mencari Khansa.
"Aku, Aku benar-benar merasa bersalah padamu Al. Karena Aaron Kamu terlambat mencari Khansa. Maafkan Aku dan Aaron Al. Kami menjadi penghalang hubungan kalian..."
"Bukan salah kalian berdua. Ini salahku karena tidak segera mencarinya."
"Lalu kapan kalian menikah? Mengapa tidak mengabariku? Apa Mama Papa tahu hal ini?" Aku menggeleng-gelengkan kepala untuk menjawab pertanyaan Diana.
"Begitu menemukan Khansa, Aku langsung menikahinya. Aku takut dia akan pergi lagi. Aku belum memberitahu Mama Papa. Kamu tahu kondisinya seperti ini."
"Tapi Kamu harus segera memberitahu keluarga besar Al..."
"Iya. Tunggu sampai kondisi Aaron dan emosi Mama benar-benar stabil. Memberitahu kabar ini ketika keluarga Kita tengah ditimpa musibah seperti ini akan semakin menambah beban pikiran Mama Di. Aku tidak ingin hal itu terjadi. Tunggu saat yang tepat."
Diana tampak terdiam. Dia terlihat sedang berpikir. Kemudian dia kembali bertanya, "Bagaimana perasaan Khansa? Apa dia baik-baik saja?"
"Maksudnya?" tanyaku dengan bingung.
"Apa dia tidak apa-apa kalian menikah tanpa dihadiri keluarga?" Aku terdiam, merenungi pertanyaan Diana dalam-dalam. Aku cukup sedih ketika menemukan garis besarnya.
"Sepertinya tidak apa-apa. Dia tidak pernah menanyakan keberadaan keluargaku. Mungkin dia lebih senang bila keluargaku tidak mengetahui masalah ini..."
"Apa sih maksudmu Al? Wanita mana yang tidak senang bila diperkenalkan dengan keluarga suami? Pikiranmu aneh."
Wanita seperti Khansa. Selama ini Khansa tidak pernah bertanya apapun padaku. Terutama masalah keluargaku. Mungkin Khansa tidak ingin berhubungan dengan keluargaku. Khansa juga tidak bertanya mengapa Kami harus menikah siri. Apa keluarganya sudah memberitahu alasannya? Kalau benar seperti itu, mengapa Khansa tidak menanyakan apapun tentang keluargaku. Aku sangat sungkan untuk bercerita terlebih dulu bila Khansa tidak menanyakan. Aku takut Khansa akan kembali mengecapku sebagai pria cengeng yang lemah. Aku ingat Khansa tidak menyukai tipe pria seperti itu.
"Di, Aku minta tolong..."
"Minta tolong apa Al?"
"Berpura-puralah Kamu tidak mengetahui pernikahan Kami. Bersikaplah biasa saja."
"Kenapa harus seperti itu?"
Karena Khansa belum mencintaiku. Mungkin nantinya dia akan malu!!
"Kamu orang pertama yang tahu bahwa Kami sudah menikah. Aku merasa bersalah belum memberitahu Mama Papa masalah ini. Cukup berpura-puralah Kamu tidak tahu mengenai pernikahan Kami sampai Aku memberitahu keluarga besar. Oke?"
"Nggak oke."
"Di!!"
"Oke, oke!! Aneh Kamu Al." Diana tampak cemberut. "Aku boleh main-main ke rumah kalian nggak? Aku pengen dekat dengan iparku. Toh Kita berdua sama-sama hamil kan..."
"Terserah Kamu saja. Bersikaplah biasa saja Di."
"Iya sih. Cerewet Kamu Al. Bayangin reaksi Mama Papa ngeliat anak-anaknya buntingin anak orang sebelum nikah. Dasar kalian ini!!" Diana mengomel.
Bila dipikir-pikir, benar juga kata-kata Diana. Bagaimana perasaan Mama dan Papa bila tahu dua anak mereka menghamili wanita di luar nikah semua? Pasti keduanya akan terkejut. Aku berharap, keluargaku bisa menerima Khansa dengan tulus dan mencintainya seperti mereka mencintai Diana.
***
Happy Reading 😑
Update pukul 02.51 WIB. Tidur dulu semua. 😴
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 82 Episodes
Comments
Be snowman
lah dii kau sendiri hamil diluar nikah /Drowsy/
2024-11-24
0
Ningke Endengi
waw seru ini ceritanya
2024-06-15
0
Siti Mujimah
di sini letak kesalahan Alex gk jujur sm Khanza..padahal dia beranggapan kalau diana dan Alex nikah...hadeeeeh..Khansa jug Napa gk tnya .
yws ruwet jadi nya
2023-07-25
2